1
2 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PENERAPAN AZAS KERAHASIAAN OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN (Studi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti) By: * Student ** lectures Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of the research was the students less believed to guidance and counseling counselor in confidential foundation. Purpose of the study was to describe : 1) Student perception about applying of confidential foundation by BK counselor in personal counseling from student problem at SMA N 1 Linggo Sari Baganti. 2) Student perception about applying of confidential foundation by BK counselorin personal counseling fromsaving personal data of student SMA N 1 Linggo Sari Baganti. This research was done in SMA N 1 Linggo Sari Baganti, and kind of the research was quantative desriptive with populations 30 students taking a simple was used total sampling technique the instrument. This research was guestionnaire.while to data analysis was used percentage technique. The result of the research can be seen that 1) Student perception about applying of confidential foundation by BK counselor in personal counseling from student problem to categoriad not good. 2) Student perception about applying of confidential foundation by BK counselor in personal counseling fromsaving personal data of student to categorized not good. Based on the result of the research can be recommanded to BK counselor to increasing of applying confidential foundation in personal counseling, it makes the students which counsul will not have perception not good. Keyword: Perception, Individual Counseling, Confidential Pendahuluan Peserta didik di Sekolah Menengah Atas sangat membutuhkan seorang guru BK untuk menceritakan segala sesuatu yang mengganggu beban pikirannya, terutama kelas XI IPS karena peserta didik kelas XI IPS ini banyak mengalami masalah salah satunya tentang pelanggaran sekolah yang sudah melampaui batas, sedangkan kelas XI IPA pada umumnya disiplin terhadap pelanggaran sekolah dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik kelas XI IPS disini memiliki rasa ragu-ragu untuk konseling perorangan dengan guru BK, ini dikarenakan pelaksanaan konseling perorangan dengan guru BK dilaksanakan di dalam ruangan majelis guru kerena ruangan tempat konseling perorangannya belum ada. Tangapan awal yang diperlihatkan peserta didik terhadap guru akan memberikan warna atau corak pada prilaku mereka. Tanggapan itu disebut dengan persepsi. Menurut Walgito (2003: 53) Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah 1
3 merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterprestasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia. Selain itu, diharapkan dengan layanan-layanan yang diberikan oleh guru BK, peserta didik dapat memperoleh pemahaman atau pengetahuan yang baru, dapat mengubah pandangan peserta didik serta mampu mengahadapi segala sesuatu yang dialaminya secara mandiri. Menurut Prayitno (2012: 105) Konseling perorangan (KP) merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien. Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi penyangkut rahasia pribadi klien); bersifat meluas meliputi berbagai sisi yang menyangkut permasalahan klien; namun juga bersifat spesifik menuju kearah pengentasan masalah. Layanan KP adalah jantung hatinya pelayanan konseling secara menyeluruh. Menurut Munro (Prayitno 2012: 114) Kerahasiaan yang merupakan hubungan interpersonal yang amat intens sanggup membongkar berbagai isi pribadi yang paling dalam sekalipun, terutama pada sisi klien. Untuk ini azas kerahasiaan menjadi jaminannya. Segenap rahasia pribadi klien yang terbongkar menjadi tanggung jawab penuh konselor untuk melindunginya. Menurut Prayitno (Syahril, dkk 2009: 62-63) Azas kerahasiaan kegiatan bimbingan dan konseling seharusnya memahami azas kerahasiaan ini. Dengan arti kata bila seorang peserta didik telah mengungkapkan masalahnya kepada guru BK maka guru BK harus menjaga akan kerahasiaan informasi dan data yang didapat dari peserta didik, sehingga dengan demikian diharapkan terbentuknya suatu kepercayaan dari diri peserta didik untuk mengemukakan permasalahannya secara jelas. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa azas kerahasiaan merupakan kunci dari konseling perorangan, jika azas kerahasiaan itu benar dilaksanakan oleh guru BK di sekolah maka peserta didik tidak ragu-ragu lagi untuk melaksanakan konseling perorangan dengan guru BK yang ada di sekolah. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk melihat: 1. Persepsi peserta didik tentang penerapan dari masalah yang dialami peserta didik 2. Persepsi peserta didik tentang penerapan dari menyimpan data pribadi peserta didik Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selama Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah (PPLBKS) di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti yang dilakukan pada empat (4) bulan terakhir ini tepatnya dari bulan Agustus 2015, adanya peserta didik menganggap guru BK akan membeberkan rahasianya kepada orang lain, adanya peserta didik menganggap konseling perorangan dengan guru BK bukan orang yang tepat, adanya peserta didik menganggap guru BK tidak akan menerimanya dengan senang hati untuk melakukan konseling perorangan, adanya peserta didik menganggap konseling perorangan dengan guru BK tambah menimbulkan banyak masalah, adanya peserta didik menganggap guru BK milih-milih saat melakukan konseling perorangan. Tempat pelaksanaan konseling perorangan dilaksanakan di ruangan majelis guru dan hal ini menyebabkan peserta didik menjadi kurang terbuka dalam pelaksanaan konseling perorangan yang dilaksanakan oleh guru BK tersebut. Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan dengan guru BK yang mengajar di sana pada tanggal 2 November sampai 5 Desember 2015, bahwa banyaknya peserta didik yang mengalami masalah salah satunya tentang pelanggaran peraturan sekolah yang sudah melampaui batas, namun peserta didik
4 disini kurang terbuka untuk menceritakan masalahnya kepada guru BK. Dari fenomena di atas maka peneliti sebagai calon guru BK tertarik untuk meneliti tentang Persepsi Peserta Didik tentang Penerapan Azas Kerahasiaan oleh Guru BK dalam Pelaksanaan Konseling Perorangan di SMA N 1 Linggo Sari Baganti. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2010: 27) Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Selanjutnya menurut Yusuf (2005: 83) Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data saja, namun dapat melihat, meninjau, dan menggambarkan objek yang diteliti sebagaimana adanya kemudian dilanjutkan menarik kesimpulan setelah menemukan analisis terhadap data yang telah ditetapkan. Kemudian penelitian ini untuk mendeskripsikan persepsi peserta didik terhadap penerapan asas kerahasiaan oleh guru. Penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku. Penelitian ini tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendekripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian adalahdi SMA N 1 Linggo Sari Baganti. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di Sekolah ini karena berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan banyaknya peserta didik yang kurang percaya terhadap guru BK dalam penerapan azaz kerahasiaan. Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu Peserta didik kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti. Populasi dari penelitian ini sebanyak 30orang dan sampel penelitian yaitu sebanyak 30 orang dengan semua populasi dijadikan sampel. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan ialah jenis data interval. Menurut Yusuf (2005:133) data interval adalah antara kategori dalam variabel ini dapat diketahui selisih atau jumlahnya dan satuan ukuran mempunyai unit sama.jadi data yang di intervalkan dalam penelitian ini adalah Persepsi Peserta Didik di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti melalui penelitian. Sumber data yang dalam penelitian ini adalah dari mana data diperoleh atau didapatkan sejalan dengan pendapat Bungin (2011: 132) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari pesrta didik yang menjadi sampel. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian. b) Membuat table pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden. c) Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ketabel pengolahan. d) Mencari presentase untuk setiap data atau total skor pernyataan sabyek penelitian dengan rumus presentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2007:224) sebagai berikut: F P 100 N Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi n = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap
5 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa persepsi peserta didik (Studi di Kelas XI IPS SMA N 1 Linggo Sari Baganti)dapat diungkapkan sebagai berikut: 1. Persepsi Peserta Didik tentang Penerapan Azas Kerahasiaan oleh Guru BK dalam Pelaksanaan Konseling Perorangan (Studi di Kelas XI IPS SMA N 1 Linggo Sari Baganti) Dilihat dari Permasalahan yang Dialami a. Indikator Merahasiakan Permasalahan Peserta Didik dilihat dari aspek merahasiakan permasalahan peserta didik termasuk kategori kurang baik. Menurut Prayitno (Syahril, dkk 2009: 62-65) Kegiatan bimbingan dan konseling seharusnya memahami azas kerahasiaan ini. Dengan arti kata bila seorang siswa telah mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing maka guru pembimbing harus menjaga akan kerahasiaan informasi dan data yang didapat dari siswa, sehingga dengan demikian diharapkan terbentuknya suatu kepercayaan dari diri siswa untuk mengemukakan permasalahannya secara jelas. b. Indikator Menjaga Permasalahan Peserta Didik dilihat dari aspek menjaga permasalahan peserta didik termasuk kategori kurang baik, tidak terdapat peserta didik berada pada kategori sangat baik dan kategori sangat kurang baik. Menurut Prayitno (Syahril, dkk 2009: 62-65) Kegiatan bimbingan dan konseling seharusnya memahami azas kerahasiaan ini. Dengan arti kata bila seorang siswa telah mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing maka guru pembimbing harus menjaga akan kerahasiaan informasi dan data yang didapat dari siswa, sehingga dengan demikian diharapkan terbentuknya suatu kepercayaan dari diri siswa untuk mengemukakan permasalahannya secara jelas. 2. Persepsi Peserta Didik tentang Penerapan Azas Kerahasiaan oleh Guru BK dalam Pelaksanaan Konseling Perorangan (Studi di Kelas XI IPS SMA N 1 Linggo Sari Baganti) Dilihat dari Data Pribadi a. Indikator Merahasiakan Nama Peserta Didik dilihat dari aspek merahsiakan nama peserta didik termasuk kategori kurang baik, tidak terdapat peserta didik berada pada kategori sangat baik dan kategori sangat kurang baik. Menurut Hamdani (2012: 110) Azas kerahasiaan yaitu azas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan. Guru BK berkewajiban menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benarbenar terjamin. b. Indikator Merahasiakan Alamat Peserta Didik dilihat dari aspek merhasikan alamat peserta didik termasuk kategori kurang baik, tidak terdapat peserta didik berada pada kategori sangat baik dan kategori sangat kurang baik. Menurut Hamdani (2012: 110) Azas kerahasiaan yaitu azas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan. Guru BK berkewajiban menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benarbenar terjamin.
6 c. Indikator Merahasiakan Dimana Kelas Peserta Didik Berada dilihat dari aspek merahasikan dimana kelas peserta didik termasuk kategori kurang baik, tidak terdapat peserta didik berada pada kategori sangat baik dan kategori sangat kurang baik. Menurut Hamdani (2012: 110) Azas kerahasiaan yaitu azas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan. Guru BK berkewajiban menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benarbenar terjamin. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang penerapan azas kerahasiaan oleh guru BK dalam pelaksanaan konseling perorang. Temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Persepsi peserta didik tentang penerapan dari permasalahan yang dialami berada pada kategori kurang baik. 2. Persepsi peserta didik tentang penerapan dari data pribadi berada pada kategori kurang baik. A. Saran telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk: 1. Guru BK, diharapakan untuk dapat meningkatkan lagi tentang penerapan azas kerahasiaan dalam pelaksanaan konseling perorangan agar dapat merahasiakan, menjaga permasalahan peserta didik, data dan keterangan agar peserta didik tidak berpersepsi kurang baik lagi tentang penerapan azas kerahasiaan oleh guru BK dalam pelaksanaan koneling perorangan di Sekolah SMA N 1 Linggo Sari Baganti. 2. Peserta didik, diharapkan peserta didik untuk lebih percaya, menilai dan memperhatikan lagi betapa pentingnya pelaksanaan konseling perorangan dan supaya kedepannya peserta didik tidak berpersepsi kurang baik lagi tentang penerapan azas kerahasiaan dalam merahasiakan, menjaga masalah peserta didik, data dan keterangan yang disamapaikan oleh peserta didik kepada guru BK di SMA N 1 Linggo Sari Baganti. 3. Pimpinan Program Studi BK, hendaknya meningkatkan mutu dan mengembangkan, meningkatkan kualitas calon guru BK yang akan mamasuki dunia kerja baik di lapangan maupun di sekolah secara profesional. 4. Peneliti sendiri, sebagai bahan pedoman atau panduan kedepannya agar peneliti lebih bisa lagi dalam menerapakan azas kerahasiaan dalam pelaksanaan konseling perorangan. 5. Peneliti selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai persepsi peserta didik tentang penerapan azas kerahasiaan oleh guru BK dalam pelaksanaan konseling perorangan. Kepustakaan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, d an Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Lainnya (Edisi kedua). Jakarta: Kencana. Hamdani. 2012. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV Pustaka Setia. Prayitno, 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. UNP
7 Syahril, dkk. 2009. Profesi Kependidikan. Padang: UNP Press.. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi. Yusuf, A Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.