PR. MUSTIKA TOBACCO INDONESIA Desa Gempolsari No. 15 RT 04 RW 01 Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Indonesia Telp. (031) 8958566 SEKILAS MUSTIKA PR. Mustika Tobacco Indonesia (MTI) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Mustika Cerutu, Kencana, Mustika Original, Mutiara 99, Mustika King Size dan Pelita Classic. Misi kami adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Kami bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan. Tahun 2016 Mustika tepat berusia 12 tahun, yang merupakan sebuah tonggak penting bagi Mustika sebagai salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Mustika bangga pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih gemilang. SEJARAH MUSTIKA Pada tanggal 15 Agustus 2005, Nur Muhammad Zen mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di desa Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek tangan (SKT). Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat sejalan dengan berkembangnya perusahaan rokok Mustika Tobacco Indonesia, dengan struktur usaha modern Mustika berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan rokok kretek terkemuka di Indonesia. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang professional, telah menciptakan sinergi operasional perusahaan yang berkembang dan bertumbuh dengan pesat.
STRUKTUR ORGANISASI
9 PRINSIP DASAR PERUSAHAAN 1. Membangun Bangsa dan Negara Melalui Industri Rokok 2. Jujur dan Adil 3. Peduli dan Bekerjasama 4. Tanggungjawab 5. Visioner 6. Disiplin 7. Kreatif dan Inovatif 8. Berjuang untuk Perbaikan 9. Bersyukur dan Berterima kasih PRODUK KAMI
PRODUKTIFITAS DISTRIBUSI PRODUK
SEJARAH KRETEK Kretek adalah rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh. Kata "kretek" sendiri berasal dari bunyi gemeretak cengkeh yang timbul ketika rokok dibakar. Tembakau telah hadir di Indonesia sejak 1600-an ketika tembakau dibawa ke pulau Jawa oleh pedagang dari Portugis. Tembakau (tembako dalam bahasa Jawa) secara fonologis lebih dekat dengan kata tumbaco dalam bahasa Portugis. Pada awalnya, rokok di Indonesia hanya dibuat di rumah, dilinting dan dibungkus dengan kulit jagung. Tidak sampai akhir abad ke-19 orang-orang mulai menambahkan cengkeh untuk rokok mereka. Tren ini berlangsung cepat dalam beberapa tahun kemudian dimana rokok kretek mulai diproduksi secara komersial. Orang yang diyakini pertama kali mencampurkan cengkeh ke dalam rokok adalah Haji Jamhari, seorang warga Kudus. Beliau mulai memproduksi dan memasarkan penemuannya. Dengan meningkatnya popularitas kretek, berbagai industri rumahan turut menjamur memproduksi rokok kretek. Haji Jamhari wafat sebelum era produksi massal dari rokok kretek. Hal ini justru diteruskan oleh seorang warga Kudus yang lain, yaitu Nitisemito. Ia mengubah industri rumahan tersebut menjadi produksi massal melalui dua cara. Pertama, ia menciptakan mereknya sendiri, yaitu Bal Tiga, dan membangun citra merek tersebut. Pengembangan label-label produknya dicetaknya di Jepang dan berbagai hadiah diberikan secara cuma-cuma kepada perokok setianya bila mereka menyerahkan bungkus kosong produknya. Kedua, ia mulai mengerjakan berbagai tugas melalui subkontrak. Misalnya ada pihak yang menangani para pekerja, sedangkan Nitisemito menyediakan tembakau, cengkeh dan sausnya. Praktik bisnis seperti ini cepat diadopsi oleh pabrik rokok kretek yang lain dan berlanjut hingga pertengahan abad ke-20, ketika perusahaan-perusahaan mulai merekrut para karyawan sendiri untuk menjamin kualitas dan loyalitas. Pada era 1960-an, konsumsi kretek mandek dibandingkan rokok putih, karena dianggap memberikan para perokoknya citra yang lebih prestisius. Namun pada era 70-an, industri kretek mengalami revolusi, sehingga kretek dapat berjaya hingga hari ini. Pada pertengahan 70-an, kondisi ekonomi yang meningkat menarik investasi luar negeri ke Indonesia. Pemerintah menginvestasikan arus masuk uang ini untuk mengembangkan industri pribumi, dan menawarkan pinjaman berbunga rendah kepada produsen rokok kretek. Rokok kretek buatan mesin juga pertama kali muncul pada era ini, sehingga pembuatan kretek dapat diotomatisasi. Bentuk dan ukuran rokok kretek jenis baru yang seragam ini menjadi kesukaan kalangan atas, dan pada akhir 70-an, rokok kretek telah bersaing langsung dengan merek luar negeri. Akhirnya, kebijakan transmigrasi pemerintah pada era 70-an turut memastikan bahwa rokok kretek tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Transmigrasi yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dengan memindahkan masyarakat ke pulau-pulau lain ini mendorong perusahaan kretek untuk memperluas distribusinya secara nasional.
PRODUKSI ROKOK DARI LAHAN PERTANIAN HINGGA PABRIK Mustika tidak memiliki pertanian tembakau sendiri. Kami membeli tembakau dari perusahaan pemasok daun tembakau. Bersama para pemasok, kami bekerja sama dalam berbagi dan mempromosikan praktik terbaik pertanian tembakau. Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa kami memiliki cukup pasokan tembakau berkualitas bagi produk kami, sekaligus memastikan bahwa masyarakat petani yang menyediakannya dapat berkembang secara berkelanjutan. Setelah dipanen dan dikeringkan, tembakau dan cengkeh dibawa ke lokasi pabrik. Tembakau biasanya disimpan hingga selama 3 tahun dalam lingkungan terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga melewati proses penyimpanan serupa hingga selama satu tahun sebelum diproses menjadi cengkeh rajang (cut clove). Tembakau yang telah disimpan akan diproses terlebih dahulu sebelum dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian dijadikan racikan rokok yang akan dilinting menjadi rokok. Racikan yang telah selesai, yang biasa disebut cut filler, disimpan dalam tempat berukuran besar sebelum memasuki proses produksi rokok. Rokok kretek dapat berupa sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret kretek mesin (SKM). Salah satu keunikan industri kretek Indonesia ialah masih digunakannya metode pelintingan secara manual dengan tangan, dimana para pekerja melinting produk rokok kretek dengan sangat cepat. Produksi sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin terdiri dari tiga tahapan: Proses daun tembakau Produksi rokok Pengemasan serta persiapan distribusi Dalam tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat cermat memegang peranan penting untuk memastikan bahwa setiap batang rokok dibuat dengan standar tertinggi. Setelah siap, rokok kemudian dikemas dan dikirimkan untuk proses distribusi.
APA YANG TERKANDUNG DALAM ASAP ROKOK? Asap rokok mengandung ribuan zat kimia, atau 'komponen asap,' juga disebut sebagai 'emisi asap.' Komponen asap yang paling luas dikenal adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain zatzat ini, hingga saat ini lebih dari 7,000 zat kimia telah diketahui terkandung dalam asap rokok. Dinas kesehatan masyarakat telah menggolongkan sekitar 70 komponen asap sebagai kemungkinan penyebab penyakit yang terkait dengan merokok, seperti kanker paru, penyakit jantung, dan emfisema. Komponen asap diukur menggunakan mesin laboratorium. Pada saat ini metode pengujian yang berstandar dan tervalidasi secara internasional hanya tersedia untuk beberapa komponen asap saja, yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Kebanyakan perokok sudah mengenal tar, nikotin, dan karbon monoksida karena banyak pemerintah yang mengharuskan produsen untuk mengukur komponen-komponen ini untuk setiap merek rokok dan mencantumkan hasilnya pada kemasan rokok. Tar bukanlah komponen asap yang spesifik, melainkan mengacu kepada partikel-partikel asap yang terukur dalam metode pengujian mesin. Partikel-partikel ini terbuat dari banyak komponen asap, termasuk beberapa komponen yang diyakini oleh otoritas kesehatan masyarakat sebagai kemungkinan penyebab penyakit terkait-merokok seperti kanker paru. Nikotin adalah zat kimia yang terkandung secara alami dalam tanaman tembakau. Apabila tembakau dibakar, nikotin berpindah ke dalam asap. Nikotin dikenal oleh otoritas kesehatan masyarakat sebagai zat yang menimbulkan kecanduan dalam asap tembakau. Karbon monoksida adalah gas yang terbentuk dalam asap rokok. Karbon monoksida dikenal sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung) pada perokok. Ribuan komponen asap lainnya telah diketahui terkandung dalam asap rokok. Selain nikotin dan karbon monoksida, otoritas kesehatan masyarakat telah menggolongkan sekitar 70 di antaranya sebagai kemungkinan penyebab penyakit terkait-merokok. Sebagian dari komponen ini adalah arsenik, benzena, benzo[a]pirena, logam berat (timbel, kadmium), hidrogen sianida, dan nitrosamina khusus tembakau. Bahan Kandungan Komponen utama rokok kami adalah tembakau dan cengkeh. Selain tembakau, kami menambahkan bahan baku lain pada merek-merek kami untuk menjaga tembakau tetap lembab dan membantu memudahkan proses manufaktur. Banyak merek kami yang juga ditambahi bahan pemberi cita rasa untuk memberikan rasa dan aroma tembakau yang khas. Kami juga menggunakan bahan nontembakau seperti kertas rokok, yang juga mengandung bahan baku tambahan.
COMPANY PROFILE Nama Perusahaan : PR Mustika Tobacco Indonesia Nama Penanggung Jawab : Nur Muhammad Zen Jabatan : Pemilik/ Direktur Utama Alamat Penanggung Jawab : Jl. Mojopahit 105 RT.11 RW.04 Desa Celep, Sidoarjo, Indonesia Jenis Usaha : Pabrik Rokok Alamat Usaha : Desa Gempolsari No. 15 RT.04 RW.01 Tanggulangin, Sidoarjo No. Telp : 031 8958566 Tanggal Berdiri : 15 Agustus 2005 NPWP : 06.888.426.1-617.000 NPPBKC : 0715.1.3.3242 NIK : 01.026232 API-P : 131501894-P
PR. MUSTIKA TOBACCO INDONESIA Desa Gempolsari No. 15 RT 04 RW 01 Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Indonesia Telp. (031) 8958566 Syarat Distributor Rokok MTI : Dengan sunguh-sungguh dan optimal berusaha untuk memasarkan produk tersebut di atas di wilayah yang telah disepakati yang ditandai dengan semakin berkembang dan lancarnya penjualan seperti yang ditentukan Pihak MTI. Tidak melakukan tindakan atau kebijakan yang dapat merusak sistem pemasaran dan reputasi Pihak MTI dan produknya. Tidak melakukan penjualan produk tersebut di atas di luar wilayah yang telah disepakati dan disetujui oleh Pihak MTI. Senantiasa menjaga hubungan baik dengan Pihak MTI. Rosalina Direktur Keuangan