BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan melahirkan bayi yang sehat (Sarwono, 2009) dengan. harapan dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di

BAB I PENDAHULUAN. Mortalitas dan morbilitas wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan hcg mempunyai peranan penting dalam perubahan tersebut, yang salah

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

Hubungan Primigravida Terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRI MESTER I DI BPS NY. SAYIDAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan nidasi atau implantasi ( Prawirohardjo, 2009:213).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

MAKALAH MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH. Teknologi Informasi dalam Kebidanan. yang dibina oleh

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

HUBUNGAN PARITAS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Pengetahuan ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

PENGALAMAN IBU HAMIL YANG MENGALAMI HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I DI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan. menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir,

JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015:

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU DAN GRAVIDA DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2013 OLEH

BAB I PENDAHULUAN. sering buang air kecil, dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009). Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima semua

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa

Ns.Hj.Sri Rejeki, M.Kep, SP.Mat : Dosen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Unimus

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi wanita, dimana seorang wanita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tempat sel telur dari juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama

HUBUNGAN PARITAS DAN STATUS NUTRISI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RB NH KUWARON GUBUG KABUPATEN PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

LEMBAR PEN JELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. pada Trimester I di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan".

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental, dan social yang dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta ekonomi. Pada masa kehamilan terdapat berbagai komplikasi atau masalahmasalah yang terjadi, seperti halnya mual dan muntah yang sering dialami pada ibu hamil yang merupakan salah satu gejala paling awal kehamilannya (Tiran,2009). Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormone dalam tubuh, seperti peningkatan hormone estrogen, dan dikeluarkannya Human Chorionic Gonodothropine dalam serum (Wiknjosastro,2007). Pola makan yang buruk sebelum maupun pada mingguminggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stress dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan (Neil, 2010). 1

2 Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat (Wiknjosastro, 2007). Mual dan muntah yang terjadi pada wanita hamil trimester 1 dan trimester 2 dalam waktu lama yang dapat berlangsung sampai 4 bulan yang dapat menggangu keadaan umum ibu hamil sehari-hari disebut emesis gravidarum (Proverawati, 2009). Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2007). Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat danfrekuensi buang air kecil menurun derastis sehingga cairan tubuh semakin berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan kejaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan dan oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009).

3 Salah satu faktor terjadinya emesis gravidarum adalah stress dimana stress ini merupakan bentuk psikologik yang memegang peranan penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya emesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Kondisi rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup (Mitayani, 2009). Sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim. Dari hasil penelitian dalam jurnal Aril tahun 2012 emesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilandi Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5%, di California, 0,8% di Canada, 0,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, 1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat prevalensi emesis gravidarum adalah 0,5%-2% (Helper, 2008) Berdasarkan data Kemenkes (2015) ditemukan bahwa AKI di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 8.606 kasus. Angka ini jelas masih jauh dari yang diharapkan, dengan angka persalinan tenaga kesehatan sebanyak 1.671.193 kasus. Dari data tersebut Provinsi dengan AKI terbanyak yaitu berada didaerah Bengkulu (6.899 kasus) disusul dengan Jawa Tengah, Jawa Barat, JawaTimur, Banten dan lainya.

4 Berdasarkan data diatas Jawa Tengah juga masuk dalam Provinsi dengan AKI terbesar, menurut data buku saku kesehatan triwulan ketiga tahun 2015 AKI dijawa tengah mencapai 437 kasus. Disebutkan bahwa AKI terbesar berada di Kabupaten Brebes, di ikutikota Semarang, Tegal, Grobogan dan Banyumas (Dinkes Jateng, 2015). Salah satu usaha yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah memberi pelayanan pada ibu hamil dan ibu bersalin secara cermat dan tepat. Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, pemerintah menerapkan strategi Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pengganti Millennium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari 17 tujuan dan 169 target, salah satu taget dari SDGs adalah menurunkan angka kematian ibu yaitu sekitar 306/ 100.000 pada tahun 2019, dan salah satu tujuan dari SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (Dinkes Jateng, 2015). Angka Kematian Ibu (AKI) salah satu penyebabnya ada mual muntah (Emesis Gravidarum) yang biasa terjadi pada ibu hamil. Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar terjadi pada ibu hamil tetapi gejala itu menjadi sangat membahayakan jika Emesis Gravidarum akan bertambah berat menjadi Hyperemesis Gravidarum atau mual muntah terus menerus yang bisa mengakibatkan kematian pada ibu dan janin dikandungannya (Rachmaningtyas, 2013). Berdasarkan Survay Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000

5 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup (Rachmaningtyas, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok diperoleh bahwa jumlah ibu hamil trimester 1 sebanyak 40 orang. Setelah dilakukan wawancara dengan 10 ibu hamil pada trimester 1 didapatkan 8 orang ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum. Dari 8 ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum 5 diantaranya mengatakan tentang mual dan muntah yang terjadi pada pagi hari dan 3 orang mengatakan bahwa kehamilannya tidak direncanakan dan marah tanpa sebab. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi, peneliti melakukan penelitian tentang Hubungan tingkat stress dengan kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hubungan tingkat stress dengan kejadian emesis gravidarum pada ibu trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan sudah diketahui hubungan tingkat stress dengan kejadian emesis gravidarum pada ibu trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas.

6 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu hamil trimester I yang mengalami kejadian emesis gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas. b. Mengetahui tingkat stress pada ibu hamil trimester 1 di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas. c. Mengetahui kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas. d. Mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian emesis gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Untuk memberikan masukan ataupun informasi bagi Puskesamas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas dalam ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum. 2. Bagi pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan untuk menangani tingkat stress pada ibu hamil dengan emesis gravidarum. 3. Bagi peneliti

7 Untuk menambah wawasan bagi penulis dan berpikir kritis dan melatih untuk memecahkan masalah dalam bidang kesehatan khususnya tentang emesis gravidarum. untuk melengkapi salah satu persyaratan akademik tingkat sarjana Program Studi Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. E. Penelitian Terkait 1. Yunia, dkk. (2014) Penelitian ini meneliti tentang Hubungan Dukungan Suami, Usia Ibu, Dan Gravida Terhadap Kejadian Emesis Gravidarum.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional study. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui tidak ada hubungan dukungan suami terhadap kejadian emesis gravidarum. Analisa mengenai hubungan usia ibu terhadap kejadian emesis gravidarum didapatkan p value 0,23 dimana p-value > 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara usia ibu terhadap kejadian emesis gravidarum. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui ada hubungan gravida terhadap kejadian emesis gravidarum. Persamaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian yaitu dengan menggunakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dalam penelitian ini adalah tahun penelitian dan tempat penelitian. 2. Sulistyowati, dkk (2015)

8 Penelitian ini meneliti tentang Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Bps Ny. Sayidah Kendal. Metode penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan longitudinal. Hasil dari penelitian ini adalah Sebagian besar tingkat stress yang dialami oleh responden adalah stress tingkat ringan (79,7%), Sebagian besar responden tidak terjadi hiperemesis (78,5%), Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stress dengan kejadian hiperemesis pada ibu hamil trimester I di BPS Ny.Sayidah Kendal (p value 0,000 ). Persamaan dalam penelitian ini adalah menganalisis factor emesis gravidarum seperti stress. Perbedaan dalam penelitian ini adalah metode penelitian (metode yang dipakai menggunakan longitudinal sedangkan metode yang digunakan peneliti menggunakan cross sectional), kuesioner yang dipakai, pengambilan sampel, tahun penelitian dan tempat penelitian. 3. Novi (2016) Penelitian ini meneliti tentang Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di Puskesmas Kembaran 1 Kabupaten Kabupaten. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar ibu hamil memperoleh dukungan social yang tinggi sebanyak 26 responden dan yang tidak mengalami emesis gravidarum sebanyak 24 responden. Ada hubungan antara hubungan social dengan

9 emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di Puskesmas Kembaran 1 Kabupaten Banyumas (p value sebesar 0,004). Persamaan dengan penelitian ini adalah desain dengan menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tahun penelitian dan waktu penelitian, variabel penelitian. 4. Joan, dkk (2012) Penelitian ini meneliti tentang Posttraumatic stress symptoms following pregnancy complicated by hyperemesis gravidarum (gejala stres pasca trauma setelah komplikasi kehamilan oleh hyperemesis gravidarum). Metode ini menggunakan analisis χ-square digunakan untuk membandingkan HG dan kelompok kontrol pada berbagai kehidupan variabel hasil. Hasil dari penelitian ini adalah delapan belas persen wanita dengan HG dilaporkan kriteria penuh PTSS (n = 68). kehidupan negatif hasil mengenai status keuangan dan perkawinan, karir, serta psikologis dan fisik kesejahteraan berbeda secara signifikan untuk kelompok HG dibandingkan dengan kelompok kontrol (0,001 <p <0,05). Perbedaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian, tahun penelitian dan waktu penelitian. 5. Fergus P, dkk (2011) Penelitian ini meneliti tentang A Prospective Cohort Study Investigating Associations between Hyperemesis Gravidarum and Cognitive, Behavioural and Emotional Well-Being in Pregnancy Prospective (Cohort

10 Study meneliti gabungan antara hyperemesis gravidarum dan pengetahuan, perilaku dan kesejahteraan emosional dalam kehamilan). Metode ini menggunakan study kohort. Hasil dari penelitian ini adalah selama masa penelitian 164 wanita menderita HG sebelum wawancara 15 minggu mereka. Wanita dengan HG memiliki secara signifikan lebih tinggi berarti STAI, PSS, EPDS dan membatasi respon skor kehamilan dibandingkan dengan wanita tanpa HG. Perbedaan ini diamati di kedua 1561 dan 2061 minggu kehamilan. Besarnya perbedaan ini adalah lebih besar pada wanita dengan HG parah dibandingkan dengan semua wanita dengan HG. Wanita dengan HG berat memiliki peningkatan risiko mengalami kelahiran prematur spontan dibandingkan dengan wanita tanpa HG (OR 2,6 [95% C.I. 1.2, 5.7]). Perbedaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian, tahun penelitian dan waktu penelitian.