PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KAYEN KABUPATEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE KALKULATOR JARIMATIKA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD NEGERI NOGOSARI 3

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS IV

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

: DENTA FITRIANA RAHAYU NIM. A54B

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE

: AHMAD FATKHUL HUDA A

ENDAH SULISTYAWATI A.510

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI METODE THE. LEARNING CELL PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOL 1 KECAMATAN KARANGGEDE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: SUMBER TRI UTAMI A PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: NOFIKA ALFIANI A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGTALUN TAHUN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TRUE OR FALSE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15-21) merupakan upaya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar DESSY HARDIYANTI A

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh : SEPTIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: QODRIAH SITI FATMAWATI NIM: A

BAB III METODE PENELITIAN

QUICK ON. Disusun Oleh:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI METODE OUTDOOR STUDY PADA SISWA KELAS IV DI MI AL ISLAM SURUPAN NGUNTORONADI

NOVI NUR ENDAH RAHAYU A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BARUKAN MANISRENGGO KLATEN

Pendidikan Akuntansi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar SUTINI NIM A54E090112

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SD N GAWANAN II COLOMADU TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS IV YANG ORANG TUANYA BEKERJA SEBAGAI BURUH ROKOK DI SD NEGERI 5 TEMULUS Kec. MEJOBO, Kab. KUDUS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI STRATEGI SCRAMBLE KELAS V SD N DUKUH 03 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode. Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA. Kelas IV SDN Gawanan 02.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SOAL-SOAL LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA SMA KELAS XI IPS SEMESTER GASAL TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

SUTARTI NIM. A54A100046

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGTALUN 1

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENERAPAN STRATEGI TEAM QUIZ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN TEKNIK AKROSTIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI TRUE OR FALSE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 MENDURAN KEC. BRATI KAB. GROBOGAN TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI Guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun oleh : ARIYANI A53C090015

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN. HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 2 BUGISAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Transkripsi:

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh: YUNITA RAHMAWATI A. 510 090 137 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama : YUNITA RAHMAWATI NIM : A. 510 090 137 Fakultas/jurusan : FKIP / PGSD Jenis : Skripsi Judul : PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan, 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta, 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan dengan sebagaimana semestinya Surakarta, 6 Februari 2013 Yang Menyatakan (YUNITA RAHMAWATI)

1 PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA Yunita Rahmawati, A.510090137, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 74 halaman. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pajang III Laweyan Surakarta dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode belajar tuntas (mastery learning). Jenis penelitian ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penelitian adalah Guru dan yang menerima tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Pajang III berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 21 perempuan dan 20 laki-laki. Sedangkan obyek penelitian dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Data dikumpulkan melalui metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu tahap reduksi data, paparan/ penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hasil ini dapat dilihat dari presentase keberhasilan belajar siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70, yaitu sebelum tindakan sebanyak 56,09% (23 siswa), siklus I sebanyak 65,85% (27 siswa), dan siklus II sebanyak 87,80% (36 siswa). Serta dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas, yaitu sebelum tindakan 72,90 meningkat menjadi 75,73 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 80,31 pada siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode belajar tuntas (mastery learning) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA SD Negeri Pajang III Laweyan Surakarta. Kata Kunci: Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning), Hasil Belajar IPA.

2 A. PENDAHULUAN IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sains (science) diambil dari kata sciantia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus ilmu pengetahuan alam atau sains. lmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari- hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru merupakan penentu dalam proses belajar mengajar. Apabila metode yang digunakan tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka pembelajaran akan menjadi menarik dan dapat memotivasi siswa untuk membangkitkan minat terhadap pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, apabila suatu metode yang digunakan tersebut kurang sesuai dengan materi yang diajarkan, maka proses belajar mengajar tidak akan menarik dan membuat siswa bosan sehingga minat terhadap pelajaran tersebut menjadi rendah. Dalam kenyataan yang ada, metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA masih banyak menggunakan metode lama dan sedikit yang menggunakan metode yang bervariasi. Tentunya hal ini juga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar IPA siswa di sekolah. Dengan menggunakan metode lama, siswa kurang dapat mengoptimalkan kemampuan mereka dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi keresahan tersebut, maka peneliti mengambil langkah dalam mengatasi kesulitan siswa melalui penerapan metode belajar tuntas.

3 Melalui metode ini siswa akan dilatih untuk memecahkan permasalahan IPA yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari secara nyata. Dengan metode tersebut, siswa dioptimalkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dimulai dari pemberian materi hingga adanya proses pengayaan sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa dibiasakan belajar mandiri, dan dalam kelompok kecil di kelas bersama dengan teman sebaya. Belajar tuntas (Mastery Learning) adalah pendekatan pembelajaran berdasar pandangan filosofis bahwa seluruh peserta didik dapat belajar jika mereka mendapat dukungan kondisi yang tepat. Dalam pelaksanaannya peserta didik memulai belajar dari topik yang sama pada waktu yang sama pula. Perlakuan awal belajar terhadap siswa juga sama. Siswa yang tidak dapat menguasai seluruh materi pada topik yang dipelajarinya mendapat pelajaran tambahan sehingga mencapai hasil yang sama dengan kelompoknya. Siswa yang telah tuntas mendapat pengayaan sehingga mereka pun memulai mempelajari topik baru bersama- sama dengan kelompoknya dalam kelas. Model pembelajaran tuntas menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan peserta didik secara individual, peran guru harus intensif dalam hal- hal berikut: 1) Menjabarkan/ memecah KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuansatuan (unit- unit) yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasyaratnya. 2) Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi 3) Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik 4) Menilai perkalam perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor). 5) Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang mengalami kesulitan. Sedangkan peran siswa dalam model pembelajaran tuntas sesuai dengan Kurilkulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memiliki pendekatan berbasis kompetensi sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta

4 didik sebagai subyek didik. Fokus program pembelajaran bukan pada Guru dan yang akan dikerjakannya melainkan pada Peserta didik dan yang akan dikerjakannya. Oleh karena itu, pembelajaran tuntas memungkinkan peserta didik lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu belajar yang diperlukan. Artinya, peserta didik diberi kebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensinya. Kemajuan peserta didik sangat bertumpu pada usaha serta ketekunannya secara individual. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pajang III, Kecamatan Laweyan, Kabupaten Surakarta. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada awal semester genap tahun ajaran 2013/2014 sekitar tanggal 7 s/d 19 Januari 2013. Jenis penelitian yang dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Pajang III Laweyan Surakarta dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa, terdiri dari 21 perempuan dan 20 siswa laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu: 1. Tes (tertulils) Tes adalah sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/ atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar Saifuddin, 1987:2). 2. Observasi (Pengamatan) Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat suatu penelitian (KusumahWijaya, 2012:66).

5 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Pada penelitian ini, data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, paparan/ penyajian data, dan penarikan kesimpulan. a) Tahap Reduksi Pada tahap reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokkan, dan pengorganisasian data mentah menjadi informasi bermakna. b) Tahap Pemaparan/ Penyajian Data Tahap pemaparan/ penyajian data adalah suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, grafik, atau perwujudan lainnya. c) Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap penarikan kesimpulan merupakan tahap pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat, dan bermakna. C. HASIL PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Penelitian Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yang masingmasing terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Peneliti mengawali penelitian dengan melaksanakan perencanaan tindakan berupa penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA yang akan dilaksanakan dengan penerapan metode belajar tuntas (mastery learning) pada siswa kelas V, persiapan sumber dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran IPA, dan penyusunan instrumen penelitian.

6 b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran IPA materi gaya dengan penerapan metode belajar tuntas (mastery learning) dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Januari 2013 dalam dua kali pertemuan di ruang kelas V SD Negeri Pajang III yang terdiri dari 41 siswa. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 11 Januari 2013 sekitar 2 jam pelajaran atau 70 menit. Pada pertemuan pertama ini pelaku tindakan adalah peneliti yang dibantu guru kelas V. Dalam pertemuan pertama ini jumlah siswa yang hadir ada 41. Pertemuan dimulai dengan mengucapkan salam, memimpin do a, melakukan presensi, menyiapkan materi, dan media pembelajaran. Guru mengecek kesiapan belajar siswa dengan melakukan apersepsi untuk menggawali pengetahuan awal siswa. Dalam kegiatan pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran belajar tuntas (mastery learning). Guru mencoba melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan. Guru terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran dan menanyakan tentang pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan materi gaya yaitu gaya magnet. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru, guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut. Pada kegagiatan berikutnya guru membagi kelas menjadi 10 kelompok, masing-masing kelompok diberanggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok diminta mendiskusikan permasalahan dan melakukan percobaan dengan media yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah selesai berdiskusi perwakilan dari masingmasing kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas, sementara kelompok lain memperhatikan penjelasan dan pembahasan dari kelompok yang maju di depan kelas. Guru mendampingi dan

7 membenarkan apabila terjadi kesalahan dan terakhir guru memberikan evaluasi dan memberi motivasi kepada siswa untuk belajar lebih rajin di rumah. Bagi siswa yang nilainya kurang, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan remidial dengan mengerjakan soal yang sudah disiapkan guru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan yang terakhir guru memberikan penguatan yang berupa penjelasan. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua untuk Siklus I ini hampir sama dengan pembelajaran pertemuan pertama. Perbedaanya pada pertemuan kedua ini guru memberikan pengayaan mengenai materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah memberikan pengayaan guru melanjutkan materi berikutnya. c. Observasi Pada Siklus I 1) Pertemuan Pertama Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap observasi, yang bertugas untuk mengamati adalah guru kelas V. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode belajar tuntas (mastery learning). Hal yang diamati dalam observasi ialah kegiatan guru selama mengajar. Kegiatan guru yang diamati adalah pelaksanaan kegiatan awal seperti memberikan salam dan berdo a bersama, pengkondisian kelas, apersepsi, dan menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode mastery learning, dan kegiatan penutup dimana guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan pedoman pengamatan dinilai sudah cukup baik walaupun masih ada beberapa kekurangan. Jalannya kegiatan belajar mengajar cukup lancar dan kondisi kelas juga cukup kondusif. Guru cukup berhasil dalam

8 mengelola kelas tetapi perlu ditingkatkan lagi agar tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat tercapai. 2) Pertemuan Kedua Hasil observasi kegiatan siswa siklus I pertemuan kedua ini sudah ada peningkatan dalam kedisiplinan siswa, kesiapan siswa menerima pelajaran, keaktifan siswa, dan keadaan siswa dengan lingkungan belajar. Hasil observasi kegiatan guru juga ada peningkatan seperti pada persiapan guru dalam pra pembelajaran, kemampuan guru membuka pelajaran dan penguasaan kelas karena siswa senantiasa memperhatikan penjelasan guru. Guru memberikan penjelaskan dengan memanfaatkan media pembelajaran dengan baik. Dalam memberikan penjelasan guru terlalu cepat dan belum adanya motivasi yang diberikan kepada siswa. d. Refleksi Refleksi tindakan siklus I ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan siklus selanjutnya. Bagi siswa yaitu siswa kurang fokus selama pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara sempurna dansiswa masih kurang percaya diri/ragu dalam m enjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Bagi guru yaitu memberi motivasi siswa agar lebih memperhatikan pelajaran, memperhatikan seluruh aktivitas siswa sehingga tidak ada kesempatan bagi siswa untuk membuat kegaduhan, dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan terhadap tindakan kelas pada siklus I. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada siklus I, adapun solusinya yaitu Guru diharapkan mampu memberi penjelasan yang lebih mendalam dalam penyampaian materi, sehingga siswa mampu menyerapnya dengan baik, guru harus mampu mengendalikan kelas dan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan pada siswa tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, guru harus memeriksa setiap

9 pekerjaan siswa sehingga mengetahui letak kesulitan siswa dalam menerima pelajaran. 2. Deskripsi Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan guru untuk meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahannya terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus dalam pembelajaran. Tahap perencanaan dari kegiatan siklus II meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang sudah dikembangkan dari RPP siklus dan menyiapkan pedoman observasi. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Pelaksanaannya tetap mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Januari 2013 sekitar 2 jam pelajaran atau 70 menit. Pada pertemuan pertama ini pelaku tindakan atau pengajar adalah peneliti yang dibantu guru kelas V. Dalam pertemuan 1 ini jumlah siswa yang hadir lengkap yaitu ada 41 siswa. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, memimpin do a, melakukan presensi, menyiapkan materi, dan media pembelajaran. Sebelum membahas materi guru dan siswa membahas pelajaran sebelumnya untuk meninjau ulang materi yang telah disampaikan dengan memberikan beberapa pertanyaan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pesawat sederhana yang meliputi pengungkit dan bidang miring. Guru melibatkan siswa secara aktif dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mendapat permasalahan dan mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. Setiap anggota kelompok memegang nomor yang sudah dibagikan. Setelah selesai berdiskusi guru

10 memanggil salah satu nomor siswa dan nomoe yang dipanggil maju kedepan untukmembacakan hasil diskusi, sementara kelompok lain memperhatikan. Guru mendampingi dan membenarkan apabila terjadi kesalahan dan terakhir guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk belajar lebih rajin di rumah. Guru memeriksa setiap pekerjaan untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menerima pelajaran. Bagi siswa yang nilainya kurang, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan remidial dengan mengerjakan soal yang sudah disiapkan guru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan yang terakhir guru memberikan penguatan yang berupa penjelasan. Pada kegiatan akhir siswa dibimbing guru dalam membuat rangkuman pelajaran dan memberikan refleksi jalannya pembelajaran. Guru memberikan PR dan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 15 Januari 2013 selama sekitar 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada pertemuan kedua ini melanjutkan materi sebelumnya. Langkah awal yang dilakukan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, membaca doa bersama, mengecek presensi siswa. Sebelum masuk ke materi guru mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi sebelumnya. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi dan siswa memperhatikan dengan seksama. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. Guru mengadakan kuis bagi siswa yang bisa menjawab akan diberikan reward. Pada kegiatan akhir guru bersamasama dengan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan evaluasi test tertulis untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menrima pelajaran. Bagi siswa yang nilainya kurang diberikan kesempatan untuk melakukan remidial. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

11 c. Observasi pada Siklus II 1) Pertemuan Pertama Kegiatan guru yang diamati adalah pelaksanaan kegiatan awal seperti memberikan salam dan berdo a bersama, pengkondisian kelas, apersepsi, dan menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode mastery learning, dan kegiatan penutup dimana guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran siklus I. Guru mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa serta membuat kondisi kelas siswa yang aktif. Guru mampu memberi penjelasan yang lebih mendalam dalam menyampaikan materi, dan memeriksa setiap pekerjaan siswa. Guru dinilai cukup berhasil dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA. 2) Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua guru dalam mengajar mengalami peningkatan lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Guru mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa serta terciptanya suasana kelas yang kondusif, memberikan penjelasan lebih mendalam sehingga dapat dimengerti siswa, dan memeriksa pekerjaan siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam menerima pelajaran. Pada pertemuan kedua ini guru sudah cukup berhasil dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode belajar tuntas (mastery learning) hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat. d. Refleksi Kekurangan yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran IPA. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh positif yang muncul saat ditetapkan metode belajar tuntas (mastery learning). Dalam

12 kegiatan pada siklus II, didapatkan hasil refleksi yaitu perhatian siswa sudah terfokus kedalam kegiatan pembelajaran dan penjelasan guru, saat mengerjakan tugas, siswa terlihat tenang dan berkonsentrasi dengan tugas masing-masing dan guru cukup mampu mengkondisikan kelas dengan baik dibandingkan siklus I. 3. Hasil Pelaksanaan Tindakan 1) Pelaksanaan Tindakan I Hasil dari observasi yang telah dilakukan pada tindakan siklus I, siswa belum bisa mendapat nilai KKM sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun hasil capaian nilai tugas individu siswa dijadikan tolak ukur hasil penerapan metode belajar tuntas (mastery learning) pada siklus I. Berdasarkan nilai hasil pembelajaran IPA pada siklus I diperoleh hasil 27 siswa telah memenuhi KKM 70 sehingga dapat didapat presentase pencapaian KKM hasil belajar 65,85%, namun masih ada 14 siswa atau 34,14% siswa belum mencapai KKM. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai hasil pembelajaran IPA tetapi belum mampu memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian. Sehingga penelitian pada siklus I harus dilanjutkan kesiklus berikutnya (siklus II) untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70 dengan presentsase ketuntasan KKM sebesar 75%. 2) Pelaksanaan Tindakan II Pada siklus II suasana belajar mengajar di kelas sudah membaik, komunikasi antara guru dan siswa juga terjalin dengan baik. Hasil dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat dikatakan mengalami peningkatan dibanding dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Dengan adanya motivasi yang diberikan guru, siswa terlihat lebih aktif di kelas dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Karena bimbingan dari guru serta sudah belajar di rumah sebelumnya, sehingga hasil belajar yang dicapai lebih baik daripada tindakan sebelumnya. Pada tindakan siklus II ini siswa yang memperoleh nilai > 70 sebanyak 36 siswa.

13 D. SIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas V SD Negeri Pajang III dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode belajar tuntas (mastery learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA SD Negeri Pajang III tahun ajaran 2013/ 2014. Keberhasilan ini terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa yang semula sebelum pelaksanaan tindakan memenuhi KKM sebesar 56,09 %, kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I siswa yang memenuhi KKM sebesar 65,85 %, dan setelah dilakukan tindakan siklus II siswa yang memenuhi KKM menjadi sebesar 87,80 %. Selain itu dapat dilihat juga pada peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 72,92 menjadi 75,73 pada siklus I, dan meningkat menjadi 80,31 pada siklus II. E. DAFTAR PUSTAKA Anzwar Saifuddin. 1987.Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Dwitagama Dedi, Kusuma W. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta : Fairuz Media