ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Soal pada Materi Virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA LINTAS MINAT PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X IIS SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI KABUPATEN MUARO JAMBI

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

KESESUAIAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MATERI PLANTAE YANG DIAJARKAN GURU DI SMA BANDUNG. Dosen Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau 2

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA. (Artikel) Oleh SUSANTI AGUSTA

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA SMP ISLAM 4-5 TAMBAKBOYO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI


Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

MODEL GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2015 DALAM PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

Ivana Margaretta Simanjuntak* Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan *

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 8 (2), 2016,

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

ANALISIS PENGEMBANGAN ASESMEN UNJUK KERJA GURU BIOLOGI UNTUK MENILAI SISWA PADA KEGIATAN PRAKTIKUM DI SMA NEGERI KABUPATEN BATANGHARI

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI BEBERAPA SMA NEGERI KOTA JAMBI

INJAUAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPTIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Indra Sahfriana 46, Wachju Subchan 47, Suratno 48

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Transkripsi:

1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Adek Fujika, Evita Anggereini, Retni S. Budiarti Program Studi Biologi, FKIP Universitas Jambi Email: adek.fujika@yahoo.co.id ABSTRACT. The purpose of this study was to analyze the students' critical thinking skills through problem-based learning on the concept of an environmental pollution in the city of Jambi SMAN 5 academic year 2015/2016. This research is a descriptive study. The study was conducted on 2 January to 25 February 2015. The research subjects were selected using random sampling techniques as many as 40 students from class X MIA 7. Data is collected using observation sheets, sheet questionnaires, and interviews. This study describes the results of observation sheets, the results of the questionnaire and interview sheet. Overall average high school students' critical thinking skills N 5 Jambi through problem-based learning on the concept of environmental pollution is high. The results obtained from the five indicators critical thinking skills which gives a simple explanation was obtained by 77% of the analytical results of observation, and 83% of the results of questionnaire analysis. Indicators build basic skills gained as much as 77% of the analytical results of observation and 81% of the results of questionnaire analysis, concluded indicator gained as much as 81% of the analytical results of observation and 82% of the results of questionnaire analysis. Indicators provide further explanation was obtained by 82%, from the analysis of observation, and 83% of the results of questionnaire analysis. Indicators set the strategy and tactics gained as much as 81% of the analytical results of observation and 84% of the results of questionnaire analysis. Results of interviews with teachers show that the learning process biology students have used critical thinking skills. Conclusions from this research is the critical thinking skills of students during learning activities in this study in the category of high ability. Key words: Analysis capability, critical thinking, problem-based learning PENDAHULUAN Salah satu upaya dalam bidang pendidikan yang dapat dilakukan untuk mencetak SDM yang berkualitas yaitu dengan membiasakan membentuk budaya berpikir kritis pada siswa dalam proses pembelajarannya. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan berpikir dengan tujuan membuat keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Siswa dituntut untuk dapat menganalisis, mensintesis dan menyimpulkan informasi-informasi yang didapatkan dengan kemampuan berpikir kritisnya, sehingga siswa mampu membedakan antara informasi yang baik dan buruk serta dapat mengambil keputusan terhadap informasi yang didapatkannya melalui berpikir kritis.

2 Johnson (2007:183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Demikian halnya menurut Cogan (1998:39) yang menyatakan ada banyak manfaat serta pentingnya seseorang berpikir kritis nilai berpikir kritis seseorang khususnya bagaimana cara mengenali dan mengevaluasi, yaitu dapat membantu seseorang untuk sampai pada kesimpulan yang benar, meningkatkan pengetahuan, dapat membuat keputusan yang lebih baik, dapat membujuk orang lain, mampu menjelaskan kebenaran kepada orang lain, dan berkontribusi untuk hidup yang lebih baik. Menurut Eggen dan Kauchak, 2012:126) mengembangkan pemikiran kritis yakni menuntut latihan menemukan pola, menyusun penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisas, dan mendokumentasikan temuan-temuan dengan bukti. Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas mental yang berguna untuk merumuskan jawaban atau mencari solusi dalam memecahkan suatu masalah. Marzano dalam Slavin (2011:37) menyatakan bahwa salah satu tujuan utama bersekolah adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut Syamsu dan Nani (2012:91) siswa sebagai remaja merupakan masa transisi yang sangat penting untuk mengembangkan berpikir kritis. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 5 kota Jambi pada tanggal 12 Oktober 2014, guru menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang dalam kegiatan pembelajaran, dan perlu diadakannya pengembangan mengenai berpikir kritis siswa, karena menurut guru berpikir kritis merupakan suatu hal yang penting dan harus dimilki oleh setiap siswa, dengan berpikir kritis dapat membantu siswa dalam memahami konsep pembelajaran maupun memecahkan suatu masalah atau soal dengan baik. Namun kemampuan berpikir kritis bukan merupakan suatu kemampuan yang dapat berkembang dengan sendirinya sering dengan perkembangan fisik manusia. Kemampuan ini harus di dilatih melalui pemberian stimulus yang menuntut seseorang untuk berpikir kritis (Desmita, 2009: 156). Untuk menghadapi hal tersebut guru mencoba membuat kelompok belajar atau kelompok diskusi dan menggunakan model-model pembelajaran. Untuk materi pencemaran lingkungan guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, guru

3 berpendapat masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan dengan memberikan contoh-contoh permasalahan lingkungan tersebut melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat termotivasi dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Arends, 2008:43) menyatakan kolaborasi siswa dalam PBM mendorong penyelidikan dan dialog bersama pengembangan keterampilan berpikir serta keterampilan sosial Tujuan utama PBM bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri. Menurut Sutirman (2013:42), model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah. Model ini memiliki ciri yakni penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Begitu juga dengan pendapat Helpen dalam Susanto (2012:122) yang menyatakan pembelajaran berbasis masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi pelajar yang mandiri. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik random sampling dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 7 yang berjumlah 40 siswa. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 7 sebagai data primer dan guru biologi SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai data sekunder. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, angket, serta wawancara. Analisis data penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Observasi

4 Data penelitian hasil observasi diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Riduwan, 2011:41): Keterangan: p = persentase ƩF = Skor jawaban responden ƩN = Skor total Tabel 3.3 Kriteria Penafsiran Lembar Observasi No. Persentase Kategori/Aspek (%) Kualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali 2. Angket Jenis angket adalah angket tertutup yang berbentuk checklist berisi 20 pernyataan. Data penelitian diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Riduwan, 2011:41) Keterangan: p = persentase ƩF = Skor jawaban responden ƩN = Skor total Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Lembar Angket No. Persentase Kategori/Aspek (%) Kualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali 4. Wawancara Hasil wawancara selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk digunakan sebagai bahan acuan pembahasan dalam data hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap indikatornya diperoleh dari beberapa instrumen diantaranya dari lembar observasi, lembar angket dan wawancara guru. Hasil yang diperoleh dari setiap indikator menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan berada pada kategori tinggi. Berikut Persentase observasi kemampuan berpikir kritis siswa pada gambar 4.1

Persentase angket kemampuan berpikir kritis siswa Persentase observasi kemampuan berpikir kritis siswa 5 Gambar 4.1 Distribusi hasil observasi kemampuan kritis siswa pada pembelajaran biologi Keterangan: Indikator 1: memberikan penjelasan sederhana Indikator 2 : membangun keterampilan dasar Indikator 3 : menyimpulkan Indikator 4 : memberikan penjelasan lanjut Indikator 5 : mengatur strategi dan taktik berpikir Hasil persentase lembar angket kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada gambar 4.2 Gambar 4.2 Distribusi hasil angket kemampuan siswa pada pembelajaran biologi Keterangan: Indikator 1: memberikan penjelasan sederhana berpikir kritis Indikator 2 : membangun keterampilan dasar Indikator 3 : menyimpulkan Indikator 4 : memberikan penjelasan lanjut Indikator 5 : mengatur strategi dan taktik 1. Indikator memberikan penjelasan sederhana Hasil lembar observasi kemampuan memberikan penjelasan sederhana menunjukkan kategori tinggi, hal ini di buktikan dari hasil perolehan lembar observasi dengan persentase 77% dalam kategori tinggi. Selama kegiatan pembelajaran siswa mampu membuat suatu jawaban sederhana dari suatu permasalahan yang diberikan. Seperti siswa mampu menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan, limbah, polusi dan sebagainya. Siswa mampu menyebutkan berbagai jenis dan contoh dari suatu permasalahan yang diberikan. Misalnya siswa mampu menyebutkan berbagai contoh-contoh pencemaran, jenis-jenis limbah, jenis-jenis sampah dan sebagainya. Sesuai pernyataan Surya (2013:169) bahwa berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk menganalisis, menilai, menjelaskan, dan merestrukturisasi pemikirannya. Selaanjutnya siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami dan juga mengajukan pertanyaan pada kelompok

6 yang persentasi. Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan jawaban yang akan diharapakan dan siswa sudah terlebih dahulu mengidentifikasi suatu permasalahan tersebut sehingga muncul pertanyaan. Hasil lembar observasi kemampuan membangun keterampilan dasar menunjukkan kategori tinggi, hal ini di buktikan dari hasil perolehan lembar observasi dengan persentase 77% dalam kategori tinggi. Sesuai dengan pendapat Surya (2013:167), salah satu ciri pemikir kritis adalah dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan. 2. Membangun keterampilan dasar Dari lembar observasi kemampuan membangun keterampilan dasar menunjukkan kategori tinggi, hal ini di buktikan dari hasil perolehan lembar observasi dengan persentase 77% dalam kategori tinggi. Sesuai dengan pendapat Surya (2013:167), salah satu ciri pemikir kritis adalah dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan. Hasil dari lembar angket kemampuan membangun keterampilan dasar menunjukkan kategori sangat tinggi, hal ini di ditunjukkan dari hasil perolehan lembar angket dengan persentase 81% dalam kategori sangat tinggi. Surya (2013: 165) bahwa orang yang kritis adalah orang yang cepat mengidentifikasi informasi yang relevan dan memisahkannya dari informasi yang tidak relevan. 3. Menyimpulkan Dari lembar observasi kemampuan menyimpulkan menunjukkan kategori tinggi, hal ini di buktikan dari hasil perolehan lembar observasi dengan persentase 81% dengan kategori tinggi. Menurut Susanto (2012: 129-128) salah satu tahapan untuk mengajarkan atau melatih siswa agar mampu berpikir kritis adalah keterampilan menyimpulkan, pembaca dituntut untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Hasil dari lembar angket kemampuan menyimpulkan menunjukkan kategori

7 sangat tinggi, hal ini di ditunjukkan dari hasil perolehan lembar angket dengan persentase 82% dalam kategori sangat tinggi. Surya (2013:167), salah satu ciri pemikir kritis adalah dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan. 4. Memberikan penjelasan lanjut Dari lembar observasi kemampuan menyimpulkan menunjukkan kategori sangat tinggi, hal ini di buktikan dari hasil perolehan lembar observasi dengan persentase 82% dengan kategori sangat tinggi. Menurut Seifert dan Hoffnung dalam Desmita (2012:154) berpikir kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benarbenar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru, dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. Hasil dari lembar angket kemampuan memberikan penjelasan lanjut menunjukkan kategori sangat tinggi, hal ini di ditunjukkan dari hasil perolehan lembar angket dengan persentase 83% dalam kategori sangat tinggi. Surya (2013:167), salah satu ciri pemikir kritis adalah dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan. 5. Mengatur strategi dan taktik Hasil lembar observasi kemampuan mengatur strategi dan taktik menunjukkan kategori tinggi, hal ini di buktikan dari hasil perolehan lembar observasi dengan persentase 81% dengan kategori tinggi. Surya (2013:167) berpendapat bahwa pemikir kritis memiliki open minded (mendengarkan dengan pikiran terbuka) pada pandangan atau pendapat yang berlawanan dan menerima kritik terhadap keyakinan dan asumsi-asumsi mereka. Disini siswa berdiskusi bersama dalam memecahkan permasalahan saling mengeluarkan pendapat. Hasil dari lembar angket kemampuan mengatur strategi dan taktik menunjukkan kategori sangat tinggi, hal ini di ditunjukkan dari hasil perolehan lembar angket dengan persentase 84% dalam kategori sangat tinggi. Sesuai dengan pendapat pendapat Susanto (2012: 129-128) pada keterampilan mengevaluasi atau menilai yang menuntut pembaca agar memberikan penilaian tentang

8 nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran biologi siswa telah menggunakan kemampuan berpikir kritis seperti dalam menjawab soal atau mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran biologi pada materi pencemaran lingkungan. PENUTUP Simpulan. Secara keseluruhan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa SMA N 5 Kota Jambi melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan tergolong tinggi. Yakni diperoleh dari beberapa Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari lima indikator yaitu memberi penjelasan sederhana diperoleh sebesar 77% dari hasil analisis lembar observasi, dan 83% dari hasil analisis lembar angket. Indikator membangun keterampilan dasar diperoleh sebanyak 77% dari hasil analisis lembar observasi dan 81% dari hasil analisis lembar angket, indikator menyimpulkan diperoleh sebanyak 81% dari hasil analisis lembar observasi dan 82% dari hasil analisis lembar angket. Indikator memberikan penjelasan lanjut diperoleh sebanyak 82%, dari hasil analisis lembar observasi, dan 83% dari hasil analisis angket. Indikator mengatur strategi dan taktik diperoleh sebanyak 83% dari hasil analisis observasi dan 84% dari hasil analisis angket. Saran. Guru diharapkan agar dapat membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan berpikir kritis dalam kegaiatan pembelajaran dan dapat mengetahui lebih banyak tentang kemampuan berpikir kritis. DAFTAR RUJUKAN Arends, R I. 2008. Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar), Edisi ke Tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cogan, R. 1998. Critical Thinking: Step by Step. United States of America: University Press of America. Desmita. 2009. Piskologi Perkembangan Peserta Didik (Mengajarkan Konten dan Keterampilan berpikir). Edisi ke enam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Eggen, P dan Kauchak, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media. Johnson, B.E. 2007. Contextual Teaching and Learning (Terjemahan). Bandung: MLC. Riduwan, 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Slavin,E. R. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. Surya, H. 2013. Belajar Orang Genius. Jakarta: PT. Gramedia

9 Susanto, A. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sutirman. 2013. Media & Model-model pembelajaran Invoatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syamsu, Y. dan Nani M. S. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Pt. Raja Grafido Persada

10