I. PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh merambat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman melon merupakan famili Cucurbitaceae, tumbuh merambat dan

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

Pupuk Organik Cair AGRITECH

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

PENDAHULUAN. bumbu masakan, untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Tanaman

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman merambat termasuk dalam famili

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

I. PENDAHULUAN. Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) Botani

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh merambat dan bersifat herbacious (Ashari, 2008). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2012 b ), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237.556.363 jiwa, sedangkan konsumsi buah melon Indonesia mencapai ± 332.698 ton/ tahun. Pada tahun 2010, produksi melon di Indonesia hanya sebesar 85.161 ton sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan melon di dalam negeri. Akibatnya 247.537 ton buah melon harus diimpor dari luar negeri. Konsumsi buah melon yang terus bertambah dari tahun ke tahun sangat mendukung perkembangan melon di Indonesia ( BPS, 2012 a ). Melon (Cucumis melo L.) termasuk komoditas hortikultura yang memiliki nilai jual tinggi (Tjahjadi, 1992). Budidaya melon tidak mudah dan perlu penanganan intensif karena melon peka terhadap perubahan lingkungan dan mudah sekali terserang penyakit. Hal ini dapat menurunkan nilai jual buah melon bahkan menyebabkan gagal panen (Lingga, 1984). Produktivitas tanaman buah di daerah tropika umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan di daerah subtropis. Berbagai kendala dalam peningkatan produktivitas tanaman telah banyak diteliti baik yang berkaitan dengan potensi

2 produksi tanaman, manajemen budidaya terkait dengan faktor lingkungan yang tidak mudah dikontrol, maupun masalah kebutuhan unsur hara (Marschner, 1986; dalam Rohmawati, 2007). Peningkatan pertumbuhan dan produksi buah dapat dilakukan dengan pengelolaan dan penanganan yang baik. Solusi penanganan yang dianggap efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah melon adalah membudidayakan melon dengan metode hidroponik yang dilakukan di dalam rumah kaca atau plastik. Selain dapat mengurangi ancaman hama, juga dapat mengefisienkan penggunaan pupuk (Lingga, 1984). Bertanam melon dengan metode hidroponik cukup pupuler dan banyak diminati oleh masyarakat beberapa tahun belakangan ini. Keunggulan bertanam melon di dalam rumah kaca adalah kualitas buah yang dihasilkan lebih tinggi sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi pula. Keunggulan lainnya adalah produksi buah yang dihasilkan tanaman meningkat dan memungkinkan bagi petani untuk melakukan pembibitan di luar musim. Studi percobaan CSIRO (Organisasi/ lembaga penelitian ilmu pengetahuan negara-negara persemakmuran) di Griffith, New South Wales Australia, selama periode tahun 1960 1970 menunjukkan bahwa produktivitas dari sebuah rumah kaca meningkat delapan kali lipat dibandingkan dengan pengolahan di lahan terbuka (Elviza et al., 1999). Varietas tanaman melon yang digunakan dalam penelitian ini adalah Varietas Action dan Aramis. Varietas ini merupakan varietas yang banyak dikembangkan di Indonesia. Menurut Setiadi dan Parimin (2000), produktivitas melon varietas Action 30 40 ton. Sedangkan untuk produktivitas varietas Aramis, yang

3 diterangkan dalam Berita Resmi PVT No. 004/BR/PVHP/04/2012 tentang Pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan sebagai varietas unggul, adalah sebesar 49 58 ton. Pada budidaya tanaman melon, unsur hara boron dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil. Boron memiliki fungsi penting terhadap sintesis dan transport karbohidrat, pertumbuhan dan perkembangan polen dan aktivitas sel (Jones, 2005). Selain itu boron juga berperan dalam respirasi atau pernapasan (Sutiyoso, 2004). Pemberian boron pada tanaman diharapkan dapat memperkuat dinding sel dan meningkatkan pertumbuhan secara optimal. Menurut Yuste dan Gostincar (1999), dalam Jones (2005) konsentrasi larutan nutrisi kandungan boron yang digunakan dalam hidroponik berkisar antara 0,1 1,0 ppm. Kebutuhan boron oleh tanaman tergantung pada kondisi lingkungan dan varietas tanaman. Pada dataran rendah seperti di Lampung, belum ada data mengenai konsentrasi boron terbaik untuk melon. Sehingga pada penelitian ini, konsentrasi boron yang digunakan yaitu 0,1 ppm; 0,4 ppm; 0,7 ppm; 1,0 ppm dan 1,3 ppm. Sedangkan dosis boron yang dibutuhkan tanaman melon sebesar 0,2 g/ tanaman (Resh, 2001). Konsentrasi dipakai untuk mengetahui kebutuhan unsur hara B terbaik terhadap tanaman pada konsentrasi rendah sampai tinggi. Berdasarkan latar belakang dan masalah sehingga mendorong untuk dilakukannya penelitian untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam pernyataan, sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan respons pada pertumbuhan dan produksi dua varietas tanaman melon melalui metode hidroponik?

4 2. Berapa konsentrasi boron (B) terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman melon? 3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara konsentrasi boron (B) dengan varietas melon terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon? 1.2 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perbedaan respons pada pertumbuhan dan produksi dua varietas tanaman melon melalui metode hidroponik. 2. Mengetahui konsentrasi boron (B) terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman melon. 3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi boron (B) dengan dua varietas melon terhadap pertumbuhan dan produksi buah. 1.3 Landasan Teori Dalam menyusun penjelasan teori terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan, landasan teori yang digunakan antara lain pemilihan varietas dan pemberian nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan produktivitas. Melon memiliki banyak varietas sehingga harus dilakukan pemilihan varietas yang memiliki daya saing tinggi baik secara produktivitas, mutu, dan penampilan buah yang dihasilkan, ketahanan tanaman terhadap penyakit, daya simpan buah lama dan adaptif terhadap kondisi cuaca yang lembap. Kriteria-kriteria tersebut dapat ditemui pada melon varietas hibrida sehingga budidaya melon sebaiknya menggunakan benih melon varietas hibrida (Sobir dan Firmansyah, 2010).

5 Varietas Action memiliki bentuk buah bulat dengan bobot 2,1 4,0 kg dan umur panen 60 65 hari (PT Bisi, 2008). Varietas Aramis memiliki bentuk buah bulat dengan bobot 2,2 2,8 kg dan umur panen 60 65 hari (Rokhman, 2013). Persyaratan kebutuhan iklim tanaman melon mencapai suhu rata-rata berkisar antara 18 35 0 C dan suhu yang optimum sekitar 22 30 0 C. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Lama penyinaran untuk tanaman melon berkisar antara 10 12 jam per hari (Wirahma, 2008). Tanaman melon membutuhkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pemupukan yang efektif melibatkan persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Persyaratan kuantitatif adalah dosis pupuk yang diberikan, sedangkan syarat kualitatif yaitu (1) unsur hara yang diberikan dalam pemupukan relevan dengan nutrisi yang ada, (2) ketepatan waktu pemupukan dan penempatan pupuk, (3) unsur hara yang berada pada waktu dan tempat yang tepat dapat diserap oleh tanaman, dan (4) unsur hara yang diserap digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya (Indranada, 1994). Hidroponik didefinisikan secara ilmiah sebagai suatu cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, akan tetapi menggunakan media inert seperti gravel, pasir, peat, vermikulit, pumice atau sawdust, yang diberikan larutan hara mengandung semua elemen essensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tanaman (Resh, 2001). Budidaya tanaman secara hidroponik memungkinkan petani mengontrol pertumbuhan tanaman, namun juga memerlukan kemampuan manajemen yang

6 tepat untuk mencapai keberhasilan. Petani hidroponik tidak hanya harus memberikan 6 hara makro ( N, P, K, Ca, Mg, S) saja, tetapi juga perlu memberikan 7 hara mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B) untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Susila, 2013). Tanaman memerlukan unsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhan dan perkembangan. Tanpa pemberian unsur hara makro dan mikro yang cukup maka tanaman akan memperlihatkan gejala defisiensi atau kahat dan bentuknya berubah dari biasanya atau disebut malformasi. Namun kelebihan unsur hara juga harus dihindari karena akan menurunkan kualitas hasil sehingga menjadi tidak layak jual (Sutiyoso, 2003). Boron berperan dalam perkecambahan tabung polen. Tanaman yang tidak cukup disuplai boron memperlihatkan kegagalan perkecambahan dan pembentukan buah terganggu. Perkembangan buah tetap kecil dan kualitasnya rendah. Boron mempengaruhi pengecambahan dan pertumbuhan polen serta meningkatkan stabilitas tabung polen. Boron relatif tidak mobil dalam tanaman dan ditranslokasikan terutama dalam xylem. Kekurangan boron menyebabkan kerusakan sel pada bagian dimana pembelahan sel berlangsung cepat (tunas apikal dan kambium), gangguan pada sistem akar dan batang sehingga pergerakan air menjadi terganggu, menurunkan kandungan karbohidrat di akar dan organ penyimpanan lainnya, tunas mati dan daun muda bentuknya abnormal (Kurniasari, 1994).

7 Menurut Wijayani dan Widodo (2009), boron diserap oleh tanaman dalam bentuk BO 3. Unsur boron mempunyai dua fungsi fisiologis utama : 1. Membentuk ester dengan sukrosa sehingga sukrosa yang merupakan bentuk gula terlarut dalam tubuh tanaman lebih mudah diangkut dari tempat fotosintesis ke tempat pengisian buah. 2. Boron juga memudahkan pengikatan molekul glukosa dan fruktosa menjadi selulosa untuk mempertebal dinding sel sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 1.4 Kerangka pemikiran Budidaya melon bukan merupakan hal yang mudah dilakukan karena tanaman melon memerlukan perawatan yang intensif. Melon hibrida merupakan tanaman yang memiliki banyak varietas, setiap varietas memiliki genotype yang berbedabeda sehingga terdapat perbedaan pada buah yang dihasilkan. Perbedaan dapat terlihat dari umur panen, kemampuan menghasilkan buah (bentuk, ukuran, warna, aroma, rasa, dan bentuk permukaan kulit), adaptasi dengan lingkungan tempat hidup, maupun ketahanan terhadap hama dan penyakit. Semua menjadi pertimbangan dalam budidaya varietas melon hibrida yang akan ditanam. Meskipun penggunaan benih melon hibrida dengan sistem hidroponik dalam rumah kaca/plastik sudah memperbesar kemungkinan buah yang dihasilkan maksimal, namun unsur hara yang diberikan harus sesuai. Seperti yang kita ketahui unsur hara boron merupakan salah satu unsur hara mikro esensial bagi tanaman. Unsur hara mikro ini akan menjadi masalah besar apabila dalam budidaya melon tidak tersedia bagi tanaman selama proses budidaya.

8 Unsur boron penting tersedia bagi tanaman melon yang dibudidayakan. Apabila unsur ini kurang tersedia bagi tanaman maka akan menyebabkan pertumbuhan titik tumbuh (meristem) abnormal. Titik tumbuh di pucuk akan mengerdil dan sehingga cabang tanaman berhenti memanjangkan diri, pada ujung akar membengkak, warna akan berubah dan akhirnya mati. Daun memperlihatkan beberapa macam gejala, seperti menebal, regas, keriting, bercak klorosis dan kemudian layu. Pemilihan varietas melon yang sesuai dengan lingkungan hidupnya ditambah dengan pemberian formulasi nutrisi yang tepat dan perawatan tanaman dengan sistem hidroponik dalam rumah kaca/ plastik, maka diharapkan mampu meningkatkan produksi buah melon. 1.5 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan maka didapat hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan respons dari dua varietas tanaman melon (Cucumis melo L.) terbaik pada pertumbuhan dan produksi melalui metode hidroponik. 2. Terdapat konsentrasi Boron (B) terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman melon. 3. Interaksi antara konsentrasi Boron (B) dengan varietas melon menghasilkan pertumbuhan dan produksi buah melon yang berbeda.