Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

dokumen-dokumen yang mirip
II. TUJUAN DAN MANFAAT

Metode Tambang Batubara

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

BAB II TINJAUAN UMUM

Artikel Pendidikan 23

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu :

Penambangan Bijih Nikel di Pomalaa

BAB VI POLA EKSTRAKSI AKTUAL DAN ANALISA EKONOMI PENAMBANGAN PASIR BESI

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012


BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE.

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

BAB I PENDAHULUAN. pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan

Metode Tambang Batubara

TEMPAT PENIMBUNAN STOCK PILE AND WASTE DUMP

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

BAB III LANDASAN TEORI

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN UMUM

Makalah. Pengantar Teknologi Mineral Alat Gali dan Alat Muat. Disusun Oleh : MUSTARI NUR ALAM DBD TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.5 November 2017 ISSN

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

CATERPILLAR PRODUCT LINE

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118

PASCA TAMBANG. IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI NOMOR: 545 / Kep. 417 BPMPPT / 2014

1. Tambang terbuka. Untuk

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

BAB III LANDASAN TEORI

RINTA ANGGRAINI

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 37

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

KONSEP DASAR PERENCANAAN TAMBANG 3.1 PENGERTIAN

1. PERANCANGAN PIT DAN PUSHBACK

Tambang Terbuka (013)

PENJADWALAN PRODUKSI PENAMBANGAN BATUBARA SANGA SANGA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Pertanyaan Peserta. harga. siantar, rantau prapat mohon pencerahannya? Penjelasan Panitia/Pokja ULP. Dokumen Bab Uraian

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

Bab iv Pelaksanaan dan proses pekerjaan Pengerukan

Disampaikan pada acara:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB II TINJAUAN UMUM

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

BAB III TEORI DASAR 3.1 Penambangan Terbuka Batubara Contour mining

Transkripsi:

A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya sumber daya mineral. Dalam pekembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan oleh manusia untuk mengelolahnya semaksimal mungkin. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Dalam pemanfaatannya tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi yang relatif kecil serta ramah lingkungan. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang paling dinamis dan kompleks. Hal ini terlihat dari usaha manusia dari waktu ke waktu untuk menanggapi lingkungannya dan mempertahankan eksistensinya. Manusia merupakan suatu subyek pengguna teknologi yang utama. Oleh karena itu, perlu adanya suatu usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemampuan manusia sebagai pengguna serta keberadaan sumber daya alam sebagai objek yang dimanfaatkan. Melihat potensi perkembangan perusahaan pertambangan di Sulawesi Tenggara terkhusus di Buton yang sebagian besar mengolah bahan galian industri aspal, maka sangatlah memungkinkan bagi Mahasiswa mendapatkan suatu peluang untuk menambah pengetahuan di bidang pertambangan serta memberi pengalaman kerja di sebuah perusahaan pertambangan yang pada akhirnya dapat menjadi penunjang pengetahuan sebagai calon sarjana pertambangan.

Oleh karena itu maka perlu dilakukannya suatu kegiatan Kerja Praktek pada perusahaan yang bergerak dan berkaitan dengan bidang pertambangan. Kerja praktek ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menimba pengalaman kerja serta dapat terjun langsung ke lapangan melihat bagaimana mekanisme kerja dalam perusahaan pertambangan yang professional. Disamping itu, kurikulum pendiddikan yang berlaku pada Program Studi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, dimana kegiatan kerja praktek merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi setiap mahasiswanya pada suatu perusahaan pertambangan ataupun industri, kemudian hasil dari kerja praktek tersebut dapat digunakan sebagai suatu studi kasus khusus (spesifikasi), yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program pendiddikan Strata-I dalam bidang pertambangan. B. Maksud dan Tujuan Maksud dari Kerja Praktek ini adalah merupakan bentuk partisispasi mahasiswa dalam pendidikan non formal dalam penyelesaian program strata I (S1) pada Program Studi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah: 1. Diharapkan dengan melakukan Kerja Praktek ini, mahasiswa dapat melihat langsung aplikasi berbagai teori yang didapatkan pada bangku kuliah. 2. Mengetahui dan memahami secara langsung proses kegiatan pengupasan lapisan penutup (over burden) pada PT. Wijaya Karya Bitumen. 3. Menambah wawasan, kemampuan dan percaya diri bagi mahasiswa dalam pengoptimalan pengetahuan serta pengalaman kerja di lapangan yang mampu bersaing di dunia kerja.

4. Menciptakan suatu kerjasama yang baik antara pihak perusahaan, lingkungan pendidikan, dan masyarakat umum. C. Nama Kegiatan KERJA PRAKTEK (KP) yang dilaksanakan pada PT. WIJAYA KARYA BITUMEN, yang berhubungan dengan disiplin ilmu pertambangan. D. Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dikerjakan adalah mengenai Kajian Teknis Pengupasan Lapisan Penutup (Overburden) pada PT. Wijaya Karya Bitumen, yang disesuaikan dengan persetujuan dan kesepakatan dengan pihak perusahaan. E. Landasan Teori Penambangan Aspal di PT. Wijaya Karya Bitumen terletak di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Dimana perusahaan tersebut menerapkan sistem tambang terbuka/surface mining. Kegiatan utamanya terdiri dari kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (top soil), pengupasan overburden serta kegiatan pemuatan dan pengangkutan material dari lokasi penambangan ke lokasi pengolahan bahan galian aspal selanjutnya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membongkar batuan atau mengupas lapisan penutup (overburden), namun hal itu tergantung dari mudah atau tidaknya batuan itu untuk digali, mulai dari peralatan non mekanik seperti cangkul dan sekop, sampai peralatan mekanik seperti backhoe, shovel, dragline dan bulldozer-ripper. Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama kali dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang berfungsi sebagai alat pemecah bebatuan (proses

ripping dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur tersebut selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat angkut. Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan kapasitas muat/angkut maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari loading point di front tambang menuju ke areal disposal yang berjarak 4 km (pulang pergi). Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal (luas maksimal) yang telah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke atas secara bertahap atau berjenjang dengan luasan semakin mengecil, hingga membentuk sebuah bukit atau gunung yang berterasering.<br />Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan). Bila material tanah penutup merupakan material lunak (soft rock) maka tanah penutup tersebut akan dilakukan penggalian bebas. Namun bila materialnya merupakan material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan pembongkaran dengan peledakan (blasting) kemudian dilakukan kegiatan penggalian. Peledakan yang akan dilakukan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sesuai dengan produksi yang diinginkan. Tanah penutup dapat ditimbun dengan dua cara yaitu backfilling dan penimbunan langsung. Tanah penutup yang akan dijadikan material

backfilling biasanya akan ditimbun ke penimbunan sementara pada saat taambang baru dibuka. Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu : a. Back filling digging method Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat sudah digali. b. Benching System Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus sambil membuat jenjang. c. Multi Bucket Exavator System Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE. d. Drag Scraper System Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas (loose). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup : Ø Material Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau

penggalian suatu lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya. Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped ) digali (dug) atau dikupas ( stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan alat Ripper Mater atau Seismic Test dan satuannya adalah meter per detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat untuk menutupi tempat penimbunan ( reklamasi ). Ø Alat mekanis yang digunakan. Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional, sehingga perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup terselesaikan. Ø Effisiensi kerja. Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis. Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian mengenai effesiensi kerja, sering mengalami

kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja. F. Mata Kuliah Penunjang Materi kerja praktek ini ditunjang oleh mata kuliah yang telah diambil sebelumnya oleh mahasiswa yang bersangkutan, yaitu Sistem Penambangan. G. Waktu Pelaksanaan Adapun waktu Kerja Praktek (KP) ini baik mengenai lamanya maupun waktu dimulainya bergantung kepada kewenangan Pihak Perusahaan (PT. WIJAYA KARYA BITUMEN), berdasarkan lowongan KP yang tersedia. Kami mengharapkan waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini pada bulan Juni Juli, seperti yang dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.3 Rencana Kegiatan Kegiatan Persiapan Kajian pustaka Kegiatan lapangan Pengolahan data Penyusunan laporan Seminar Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7

H. Lokasi Kerja Praktek Lokasi Kerja Praktek direncanakan pada PT. Wijaya Karya Bitumen. Kec. Pasarwajo, Kab. Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penempatannya diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan perusahaan. I. Peserta Kerja Praktek Peserta kerja praktek terdiri dari 1 (satu) orang mahasiswa dengan Curriculum Vitae (CV) peserta terlampir. J. Penutup Dengan adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek akan lebih mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa pada lingkungan kerja yang nyata, sehingga keterkaitan antara lembaga pendidikan tinggi dengan dunia kerja dapat ditingkatkan. Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu pertimbangan bagi Pimpinan PT. Wijaya Karya Bitumen. Besar harapan kami agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA Blogspot, Tahapan Kegiatan Penambangan Aspal (http://kampungminers.blogspot.co.id/2013/08/tahapankegiatan-penambangan-aspal.html, diakses 02 Juni 2016) Scribd, Striping Ratio (https://en.wikipedia.org/wiki/stripping_ratio, diakses 02 Juni 2016) Scribd, Surface Mining (https://en.wikipedia.org/wiki/surface_mining, diakses 02 Juni 2016) Scribd, Overburden Stripping (http://www.hsa.ie/eng/your_industry/quarrying/quarry_and_sa nd_pit_faces/overburden_stripping/, diakses 02 Juni 2016)

Rio Tinto, Overburden Removal Costs (http://www.riotinto.com/annualreport2008/financialreview/critical _accounting/overburden_removal_costs/, diakses 02 Juni 2016)