PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau

ANALISIS KARAKTERISTIK PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS OLI MENGGUNAKAN ROTARY VISCOMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015.

PENGARUH SUHU TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS (OLI) Parmin Lumbantoruan 1, Erislah Yulianti 2

Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

5. Viscositas. A. Tujuan. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes. B. Alat dan Bahan

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

Lembar Kegiatan Siswa

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR

PERBAIKAN KUALITAS MINYAK PELUMAS DENGAN ADDITIVE

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

II. TINJAUAN PUSTAKA

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

kekentalan terhadap perubahan temperatur disebut dengan indeks viskositas

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

Analisis Penurunan Kualitas Minyak Pelumas Pada Kendaraan Bermotor Berdasarkan Nilai Viskositas, Warna dan Banyaknya Bahan Pengotor

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN. INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH. Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

BAB III. Universitas Sumatera Utara MULAI PENGISIAN MINYAK PELUMAS PENGUJIAN SELESAI STUDI LITERATUR MINYAK PELUMAS SAEE 20 / 0 SAE 15W/40 TIDAK

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

BAB IV HASIL DAN ANALISA KAJI BANDING DATA PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

SIMULASI PENGUKURAN NILAI VISKOSITAS OLI MESRAN SAE DENGAN PENAMPIL LCD

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP PELUMAS MESIN PADA MESIN DIESEL ISUZU PANTHER 2300 CC TIPE C-223

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN VISKOSIMETER DIGITAL UNTUK MENGUKUR VISKOSITAS MINYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT8535 DENGAN TAMPILAN PC

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA OLI SCOOTER MATIC TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR DALAM PEMANASAN MESIN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Viskositas yang ada pada Bab II persamaan (2.3). Prosedur pengambilan. Tabel 4.1 waktu jatuh bola (detik)

PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP ANGKA VISKOSITAS OLI SEPEDA MOTOR MATIC SKRIPSI

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

Pembuatan Prototipe Viskometer Bola Jatuh Menggunakan Sensor Magnet dan Bola Magnet

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

Dasar Pengukuran Mekanik

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada di

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

KARAKTERISTIK DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIJEN PADA MOTOR DIESEL

MEDIA PEMBELAJARAN ALAT UJI KEKENTALAN MINYAK PELUMAS BOLA BAJA JATUH BEBAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM HUKUM ARCHIMEDES

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI SURFAKTAN Na 2 EDTA TERHADAP TEGANGAN PERMUKAAN DAN VISKOSITAS OLI PERTAMINA ENDURO 4 STROKE

P E T A K O N S E P. Zat dan Wujudnya. Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat. Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat

ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

Transkripsi:

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS Daniel Parenden dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Pelumas merupakan sarana pokok dari mesin untuk dapat bekerja secara optimal, dan memberikan pelumas yang salah dapat mengakibatkan mesin mengalami kerusakan. Sedangkan Viskositas (Viscosity), adalah suatu angka yang menyatakan besarnya perlawanan/hambatan dari suatu bahan cair untuk mengalir atau ukuran besarnya tahanan geser dar ibahan cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap nilai viscositas dari masing-masing pelumas (meditran, castrol dan penzoil). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai viscositas dari masing masing minyak pelumas selalu menurun apabila temperatur dinaikkan. Viscositas minyak pelumas akan menurun apabila temperatur dinaikkan. Minyak pelumas merk Penzoil pada temperatur 28 0 C (6,513 dyne.s/cm 3 ) ke temperatur 100 0 C (1,065 dyne.s/cm 3 ) terjadi penurunan sebesar 83.11%, untuk merk Meditran pada temperatur 28 0 C (6,173 dyne.s/cm 3 ) ke temperatur 100 0 C (1,039 dyne.s/cm 3 ), penurunan sebesar 83.17 % dan untuk merk Castrol pada temperatur 28 0 C (5,475 dyne.s/cm 3 ) ke temperatur 100 0 C (1,034 dyne.s/cm 3 ), penurunan sebesar 81.11%. Jadi hasil pengujian menunjukkan bahwa minyak pelumas merk Castrol lebih baik dari ketiga merk yang digunakan. Kata kunci: Temperatur, Viscositas, Minyak Pelumas PENDAHULUAN a. Latar Belakang Efisiensi dan efektifitas kinerja mesin kendaraan bermotor, dalam industri otomotif, sangat dipengaruhi oleh kondisi minyak pelumas yang digunakan.salah satu parameter penting yang digunakan untuk mengetahui kualitas minyak pelumas adalah viskositas. Salah satu hal yang perlu diperhatikan tentang pelumasa dalah viskositasnya (kekentalan), sifat ini dimiliki oleh setiap zat cair.viskositas dari pelumas bervariasi dengan adanya perubahan temperatur, dalam kenyataannya suatu fluida umumnya akan mengalami penurunan nilai viskositas dengan adanya kenaikan temperatur. Setelah temperatur kembali seperti semula atau 161

dingin,viskositas tidak kembali naik seperti semula, tetapi turun sedikit demi sedikit, sehingga pada akhirnyaviskositasnya tidak memenuhi syarat lagi. Perubahan nilai viskositas terhadap kenaikan suhu merupakan suatu hal yang penting untuk dipertimbangkan di dalam berbagai jenis penerapan minyak pelumas (oli). Oli yang ideal adalah oli yang nilai viskositasnya cukup untuk menghidupkan mesin secara mudah serta memiliki nilai yang tidak banyak berubah pada saat suhu operasi mesin naik. Dalam kaitannya dengan perubahan nilai viskositas karena pengaruh suhu atau temperatur pada minyak pelumas, dikenal dengan istilah index viskositasya itu untuk mengetahui apakah minyak pelumas tersebut mudah atau tidak dipengaruhi oleh temperatur. Untuk mengetahui harga index viskositas minyak pelumas haruslah dicari terlebih dahulu viskositas dari minyak pelumas itu sendiri. Sifat dari minyak pelumas yang perlu kita perhatikan adalah kekentalan (viscositas). Biasanya kekentalan minyak pelumas diuji pada temperatur 210 0 F dan dinyatakan dalam bilangan SAE (society of automobile engineer), misalnya SAE 30, SAE 40 dan seterusnya. Dan untuk pengujian yang dilakukan pada 0 0 F, menggunakan kode SAE 20 W dan seterusnya. Kekentalan (viscositas) minyak pelumas selalu berubah menurut perubahan temperatur, sehingga minyak pelumas yang baik adalah minyak pelumas yang tidak terlalu peka terhadap perubahan temperatur. Minyak pelumas harus mempunyai sifat melumasi yang cukup baik yakni dengan membasahi permukaan logam, hal ini berarti dalam segala keadaan akan selalu terdapat lapisan minyak pelumas pada permukaan bagian mesin yang bersentuhan. b. Tinjauan Pustaka 1. Viskositas Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida.viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda, dan zat cair pada umumnya jauh lebih kentaldari gas. 2. Minyak Pelumas (Oli) Oli merupakan media pendingin yang digunakan berdasarkan angka 162

viscositasnya (μ). Minyak pelumas sangat berkaitan erat dengan bahan yang akan dilumasi. 3. Karakteristik Minyak Pelumas - Viscositas dan index viscositas. Viscositas atau kekentalan dapat dianggap sebagai gesekan dibagian dalam suatu fluida. Dalam pemilihan viscositas minyak pelumas untuk mesin harus disesuaikan, untuk mencapai sirkulasi pelumas yang lancar dari kedua permukaan yang dilumasi dapat bergerak dengan bebas. Index viscositas (VI) adalah angka yang menunjukkan kemampuan minyka pelumas untuk bertahan atau mempertahankan kekentalannya terhadap perubahan temperatur, dimana makin tinggi angka VI suatu minyak pelumas maka makin stabil tingkat kekentalannya terhadap perubahan temperatur. dimana : VI = L U L H 100% L = viscositas pelumas standart U = Viscositas dari pelumas yang diukur VI-nya dengan pemanasan sampai 100 0 C H = Viscositas pada 40 0 C Atau dengan perhitungan sederhana dengan membagi angka viscositas pada 40 0 C dengan angka viscositas pada 100 0 C dan apabila hasilnya 6 sampai 8 maka VI-nya dapat dikategorikan baik. - Berat jenis (spesifik gravity) Berat jenis (ϒ) adalah berat benda tiap satuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu - Flash point (titik nyala) dan pour point (titik beku) Flash point adalah suatu angka yang menyatakan temperatur terendah dari bahan bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada permukaan tersebut didekatkan pada nyala api. Sedangkan pour pint adalah suatu angka yang menyatakan temperatur terendah dari minyak pelumas sehingga minyak tersebut masih dapat mengalir karena gaya gravitasi. - Total base number (TBN) TBN merupakan angka kadar basa atau ukuran kemampuan minyak pelumas menetralisir asam kuat (sulfat) yang terjadi dari proses pembakaran dalam silinder. - Total acid number (TAN) TAN menunjukkan tingkat keasaman organik yang dimiliki minyak pelumas, atau ukuran tingkat oksidasi dari minyak pelumas 163

- Detergancy dan dispersan Detergancy merupakan kemampuan minyak pelumas untuk membersihkan dinding atau permukaan dari kotoran yang timbul dari hasil pembakaran, sedangkan dispersan merupakan kemampuan minyak pelumas untuk mengurai atau memisahkan kotoran dari hasil pembakaran. 4. ViskositasMinyak Pelumas (Oli) Salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki oleh minyak pelumas adalah vikositasnya.jika viskositas minyak pelumas rendah maka minyak pelumas tersebut akan mudah terlepas akibat besarnya tekanan dan kecepatan dari bagian-bagian yang bergerak dan saling bergesekan tersebut. Dan jika minyak pelumas menjadi terlepas karenanya, maka akan menimbulkan gesekan antara logam dengan logam secara langsung yang berarti memperbesar gesekan dan mempercepat keausan dari bagian bagian yang bergerak tersebut (Hidayat, 2008). 5. Pengaruh Suhu terhadapviskositas Sifat yang disebut viskositas fluidaini merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk.viskositas suatu gas bertambah dengan naiknya temperatur, karena makin besarnya aktivitas molekul erketika temperatur meningkat. Sedangkan pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil di banding pada gas, sehingga kohesi moleculer disitu kuat sekali. Peningkatan temperature mengurangi kohesi molekuler dan ini diwujudkan berupa berkurangnya viskositas fluida (Olson, 1993: 21). METODE PENELITIAN Dalam penelitian inipengukuran viskositas menggunakan metode viskometer bola jatuh yang peralatannya cukup sederhana. Penelitian ini di laksanakan pada Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus. a. Alat dan Bahan : Alat : 1. Gelas ukur 2. Electronik balance 3. Stop Watch 4. Jangka Sorong 5. Mistar Baja 6. Thermometer 7. Bola Baja. Bahan : 1. Minyak pelumas merk Mediteran SAE 40 2. Minyak pelumas merk Penzoil SAE 40 3. Minyak pelumas merk Castrol SAE 40 164

tabel berikut : Bola Baja Tabel 1. Waktu tempuh bola baja Minyak Pelumas Kompor Gelas Ukur penyangga Gambar 1. Skema Peralatan Pengujian No. Temp Waktu (t) (dtk) ( o C) Penzoil Meditran Castrol 1. 28 0.95 0.90 0.80 2. 40 0.70 0.75 0.60 3. 60 0.50 0.44 0.45 4. 80 0.31 0.30 0.35 5. 100 0.15 0.15 0.15 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh bahwa nilai viscostas dari ketiga merk minyak pelumas yang diuji menunjukkan perubahan sering dengan bertambahnya temperatur. Data Awal : a. Massa bola : 2.0 gr b. Percepatan Gravitasi : 981 cm/det 2 c. Temperatur Ruangan : 28 0 C d. Diameter Bola : 0.89 cm e. Volume Bola : 0.369 cm 3 f. Berat jenis Bola :7.78708 gr/cm 2 g. Tinggi Tabung : 34.8 cm h. Berat jenis pelumas pada To : 1. Penzoil : 0.8795 gr/cm 3 2. meditran : 0.8752 gr/cm 3 3. Castrol : 0.8909 gr/cm 3 i. Berat bola : 2819.76 dyne Hasil pengamatan dan hasil perhitungan dari masing masing merk minyak pelumas yang diujikan, seperti yang disajikan dalam tabel- Untuk menghitung Berat Jenis minyak pelumas pada temperatur tertentu : γ t = γ to 0,00063 (t t0) Gaya apung (B): Kecepatan bola : Viscositas : No B = 4 3 (π. r3. γ). g V = μ = tinggi Tabung waktu W B 6. π. r. V. f Tabel 2. Hasil perhitungan untuk minyak T ( o C) pelumas merk Penzoil SAE 40. Berat Jenis (y) (gr/cm 3 ) Gaya Apung (B) (dyne) Kecepatan Bola (V) (cm/det) Viscositas (µ) (dyne.s/cm 2 ) 1. 28 0.8795 318.312 36.63 6.513 2. 40 0.8714 315.381 49.71 4.805 3. 60 0.8587 310.784 69.6 3.438 4. 80 0.8450 307.09 112.25 2.134 5. 100 0.6315 228.55 232 1.065 165

No Tabel 3. Hasil perhitungan untuk minyak T ( o C) pelumas merk Meditran SAE 40. Berat Jenis (y) (gr/cm 3 ) Gaya Apung (B) (dyne) Kecepatan Bola (V) (cm/det) Viscositas (µ) (dyne.s/cm 2 ) 1. 28 0.8752 316.756 36.67 6.173 2. 40 0.8674 313.933 46.6 5.128 3. 60 0.8547 309.336 79.09 3.027 4. 80 0.8415 304.559 116 2.068 5. 100 0.8286 299.890 323 1.039 No Tabel 4. Hasil perhitungan untuk minyak T ( o C) pelumas merk Castrol SAE 40. Berat Jenis (y) (gr/cm 3 ) Gaya Apung (B) (dyne) Kecepatan Bola (V) (cm/det) Viscositas (µ) (dyne.s/cm 2 ) 1. 28 0.8909 322.438 43.5 5.475 2. 40 0.88334 319.723 58 4.11 3. 60 0.87074 315.141 77.33 3.089 4. 80 0.85814 310.581 99.42 2.406 5. 100 0.84554 306.021 232 1.034 Berdasarkan tabel perhitungan dan grafik diatas terlihat bahwa nilai viskositas dari masing masing merk minyak pelumas mengalami penurunan sering dengan peningkatan temperatur, atau dengan kata lain viskositas berbanding terbalik dengan temperatur. Hal ini disebabkan oleh semakin merenggangnya molekul molekul dalam minyak pelumas yang mengakibatkan ikatan antara molekul semakin kecil yang membuat viscositanya menurun (semakin encer). Dengan viscositas yang semakin menurun menyebabkan kecepatan bola baja turun ke dasar gelas ukur semakin cepat atau kecepatan bola baja yang dijatuhkan kedalam minyak pelumas akan berbanding lurus dengan peningkatan temperatur. Dan untuk berat jenis minyak pelumas juga mengalami penurunan seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan untuk gaya apa dari masing masing merk minyak pelumas yang di uji juga mengalami penurunan seiring peningkatan temperatur atau berat jenis dan gaya apung berbandig terbalik dengan temperatur. Grafik 1. Hubungan antara Viskositas dengan temperatur KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dari hasil perhitungan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 166

1. Viscositas minyak pelumas akan menurun apabila temperatur dinaikkan. Minyak pelumas merk Penzoil pada temperatur 28 0 C (6,513 dyne.s/cm 3 ) ke temperatur 100 0 C (1,065 dyne.s/cm 3 ) terjadi penurunan sebesar 83.11%, untuk merk Meditran pada temperatur 28 0 C (6,173 dyne.s/cm 3 ) ke temperatur 100 0 C (1,039 dyne.s/cm 3 ), penurunan sebesar 83.17 % dan untuk merk Castrol pada temperatur 28 0 C (5,475 dyne.s/cm 3 ) ke temperatur 100 0 C (1,034 dyne.s/cm 3 ), penurunan sebesar 81.11%. 2. Dari hasil pengujian terlihat bahwa minyak pelumas merk Castrol paling baik karena penurunan viscositasnya paling rendah. DAFTAR PUSTAKA 1. Brujin. 1979, Motor Bakar. Bhratara Karya Aksara, Jakarta 2. Hidayat, B. 2008. Teknik Perawatan, Pemeliharaan dan Reparasi Sepeda Motor. Yogyakarta 3. L. Maleev, 1991, Operasi dan Pemeliharaan Motor Diesel, Erlangga 4. Olson,R. 1993. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik; edisi Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta: 5. Searz Zemansky, 1994 : Fisika Untuk Universitas I, Bina Cipta, Jakarta. 6. Streeter Victor, 1999 : Mekanika Fluida. Erlangga, Jakarta. 7. Wiranto Aris Munandar. 1994, Motor Bakar Penggerak Mula. 1991 : Lekuk liuk liku Pelumas. Andi Offest. Yogyakarta. 167