PEMENTASAN TARI RATU BAKSAN DI PURATAMPURYANG DESA PAKRAMAN SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

dokumen-dokumen yang mirip
RITUAL MEKRAB DALAM PEMUJAAN BARONG LANDUNG DI PURA DESA BANJAR PACUNG KELURAHAN BITERA KECAMATAN GIANYAR

UPACARA WAYONAN DALAM NGEBEKIN DI DESA PAKRAMAN BANYUNING KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

EKSISTENSI PURA TELEDU NGINYAH PADA ERA POSMODERN DI DESA GUMBRIH KECAMATAN PEKUTATAN KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

OLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

EKSISTENSI PELINGGIH GAJAH MINA DI PURA DALEM PENATARAN PED DI DUSUN NUSASAKTI DESA NUSASARI KECAMATAN MELAYA JEMBARANA

ARTIKEL KARYA SENI NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI SANGHYANG PENYALIN DI SANGGAR KERTHI BHUANA SARI PANCASARI BULELENG. Oleh : LUH PUTU AYU KARUNI

SASOLAHAN SANGHYANG DELING

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

UPACARA BAYUH OTON UDA YADNYA DI DESA PAKRAMAN SIDAKARYA KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)

KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM TRADISI CARU PALGUNA DI DESA PAKRAMAN KUBU KECAMATAN BANGLI KABUPATEN BANGLI

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri

UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

TRADISI NYAKAN DI RURUNG DALAM PERAYAAN HARI RAYA NYEPI DI DESA PAKRAMAN BENGKEL KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG (Kajian Teologi Hindu)

ARTIKEL KARYA SENI KAJIAN ESTETIS DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI TELEK DI DESA JUMPAI KABUPATEN KLUNGKUNG

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

Oleh Pande Wayan Setiawati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Tari Pendet Bali Pergeseran Tarian Sakral Menjadi Tarian Balih-Balihan

UPACARA NGEREBEG DI DESA PAKRAMAN MANDUANG KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

EKSISTENSI PURA KAWITAN DI DESAYEH SUMBUL KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TARI BARIS KATEKOK JAGO DI SESA DARMASABA, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

Oleh Ni Komang Sri Adnyani Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

PEMENTASAN WAYANG LEMAH PADA UPACARA CARU BALIK SUMPAH DI DESA PAKRAMAN KENGETAN KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

PROFIL DESA PAKRAMAN BULIAN. Oleh: I Wayan Rai, dkk Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 68

REALISASI TOLERANSI ANTAR UMAT HINDU DAN BUDDHA DI PURA PUSERING JAGAT PANCA TIRTA DESA PAKARAMAN

BAB I PENDAHULUAN. secara lahir dan batin, yang oleh masyarakat disebut soroh. Soroh merupakan

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. hari suci tersebut seperti yang dikemukakan Oka (2009:171), yaitu. Hal ini didukung oleh penjelasan Ghazali (2011:63) bahwa dalam

Kata Kunci: Lingga Yoni., Sarana Pemujaan., Dewi Danu

KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM UPACARA BULU GELES DI PURA PENGATURAN DESA PAKRAMAN BULIAN KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

ANGKLUNG TIRTHANIN TAMBLINGAN DI DESA PAKRAMAN SELAT KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

IMPLEMENTASI AJARAN ATHARVAVEDA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

IDENTIFIKASI KEUNIKAN PURA GUNUNG KAWI DI DESA PEKRAMAN KELIKI, GIANYAR, BALI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS. oleh

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

(Perspektif Teologi Hindu)

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh Ni Putu Ayu Putri Suryantari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM GENDING TARI JANGER SRI KESARI SWARNA BHUMI DI SANGGAR RATU KINASIH DESA LEMBONGAN KLUNGKUNG

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 19

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA

KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM PEMENTASAN TARI REJANG SRI TUMPUK

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

SKRIPSI TARI REJANG MUANI DI PURA PUSEH DESA PAKRAMAN LUMBUAN KABUPATEN BANGLI

SENI BUDAYA BALI. Tradisi Omed Omedan Banjar Kaja Sesetan Bali. Oleh (Kelompok 3) :

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Sudirga, 2005 : 1). Tentunya hal tersebut merupakan suatu bentuk pernyataan

TAMAN NARMADA BALI RAJA TEMPLE IN PAKRAMAN TAMANBALI VILLAGE, BANGLI, BALI (History, Structure and Potential Resource For Local History) ABSTRACT

TARI BARIS RASA CINA Oleh I Nyoman Payuyasa Dosen Prodi Film dan Televisi FSRD ISI DENPASAR

PATULANGAN BAWI SRENGGI DALAM PROSESI NGABEN WARGA TUTUAN DI DESA GUNAKSA, KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Estetika Hindu)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

PERSOALANSAKRALISASI TARI ANDIR DI DESA TISTA, KERAMBITAN,KABUPATEN TABANAN

Seni Pertunjukan Gambuh Kajian Makna Dan Nilai Budaya (1) Oleh: Wardizal, S.Sen., M.Si. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

FUNGSI WALI TARI REJANG SUTRI Oleh: I Wayan Budiarsa Dosen PS Seni Tari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 89

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 13

TRANSFORMASI NILAI RELIGIUSITAS DAN ESTETIKA DALAM PEMENTASAN BARONG DAN RANGDA DI DESA MOTI. I Nyoman Suparman * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah suatu konsep yang secara formal didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

Transkripsi:

PEMENTASAN TARI RATU BAKSAN DI PURATAMPURYANG DESA PAKRAMAN SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh I Gede Ari Duarsa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstrak Desa Pakraman Songan merupakan Desa Bali Aga (Bali Asli). Di Desa Pakraman Songan terdapat pura kawitan Maha Gotra Catur Sanak bernama Pura Tampuryang. Pura tampuryang memiliki tradisi unik yang bernama Tari Ratu Baksan.Tarian ini sangat unik dan belum dipahami secara jelas oleh masyarakat maka perlu dikaji dalam penelitian dengan judul Pementasan tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa pakraman Songankecamatan Kintamani kabupaten Bangli (Perspektif Pendidikan Agama Hindu). Adapun permasalahan yang akan dibahas antara lain : 1. Bagaimana prosesi pementasan Tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa pakraman Songankecamatan Kintamani kabupaten Bangli. 2. Apakah fungsi pementasan Tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa pakraman Songankecamatan Kintamani kabupaten Bangli. 3. Nilai-nilai pendidikan agama Hindu apa yang terkandung dalam pementasan tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa pakraman Songankecamatan Kintamani kabupaten Bangli. Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah adalah teori religi, teori fungsional strukturaldan teori nilai. Subjek penelitian ini adalah penglingsir pura tampuryang, jero mangku dan beberapa orang yang terlibat dalam pementasa tari Ratu Baksan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : teknik observasi partisipan, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi, display data, dan penarikan simpulan. Dari hasil analisisdata yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) prosesi pementasan tari Ratu Baksan dipentaskan pada saat piodalan di pura tampuryang desa pakraman Songan yang jatuh pada purnamaning sasih kalima. Sarana yang digunakan dalam tarian ini berupa bakti salaran, biu baan tileh, segehan agung sambleh ayam ireng. Tarian ini diawali dengan ngaturang bakti pamendak, nuntun, nudus para penari sehingga penari mengalami trance. (2)Fungsi tari Ratu Baksan di pura tampuryang yaitu: (a) fungsi meningkatkan sradha bakti masyarakat desa pakraman Songan, (b) fungsi pelestarian budaya, (3) fungsi religius. (3) Nilai yang terkandung dalam pementasan tari Ratu Baksan adalah: (a) nilai pendidikan Sradha, (b) nilai pendidikan etika/susila, (c) nilai pendidikan estetika, (d) nilai religius Kata kunci : Tari Ratu Baksan, Nilai-nilai pendidikan agama Hindu. I. PENDAHULUAN Agama Hindu merupakan agama tertua di antara agama-agama yang ada di dunia. Agama Hindu ada sebelum adanya agama lain di dunia. Agama Hindu disebut tanpa permulaan.keberadaan agama Hindu membawa pengaruh besar bagi kebudayaan masyarakat Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya. Pulau Bali adalah pulau budaya karena masyarakat pulau Bali memiliki kebudayaan yang sangat unik, yang merupakan budaya mereka yang tetap dilestarikan secara turun- 402

temurun.kebudayaan dan agama yang dimiliki oleh masyarakat di Bali tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainya, oleh karena itu agama merupakan inti sari dari nilai budaya. Dalam setiap aktivitas keagamaan umat Hindu di Bali selalu dikaitkan dengan berbagai sarana Upakara Yadnya dalam berbagai bentuk jejahitan, dan sarana penunjang upacara lainnya. Hal ini dilakukan oleh umat Hindu dalam menyelenggarakan upacara keagamaan, mengingat aktivitas keagamaan Hindu identik dengan budaya warisan para leluhur yang Adi Luhung, sehingga dalam aktivitas keagamaan Hindu khususnya di Bali selalu dilengkapi dengan berbagai sarana upakara keagamaan yang sangat indah dan mengagumkan. Di Bali Yadnya ini dikelompokan menjadi lima yaitu : - Bhuta Yadnya. Manusa Yadnya.Rsi Yadnya.danPitra Yadnya. Setiap pelaksanaan upacara yadnya yang dilaksanakan selalu berlandaskan Sradha (kepercayaan). Umat Hindu mengenal lima keyakinan yaitu Panca Sradha sebagai dasar pokok keyakinan dipilih karena angka lima rupanya telah menjadi pilihan dari semua agama dalam menetapkan pokok-pokok sradha-nya seperti Panca Sila dari Buddha, lima rukun dari islam dan lain-lainnya. Adapun bagiannya yaitu - Sradha tentang adanya Brahman atau Tuhan, - Sradha tentang adanya avatara, kitab suci dan para rsi, - Sradha tentang adanya hukum karma (hukum sebab akibat), - Sradha tentang adanya samsara (punarbhawa), - Sradha tentang adanya moksa (pembebasan akhir).yadnya yang berdasarkan Sraddha ini biasanya dilengkapi dengan pementasan seni tari atau budaya yang lainnya. Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Karena seni tari dapat digolongkan menjadi tiga yaitu tari wali, tari bebali dan tari bali-balihan. Seni tari wali adalah seni tari yang berfungsi sebagai pengiring atau pelengkap upacara keagamaan yang pementasannya tidak menampilkan lakon atau cerita.seni tari bebali adalah seni tari yang berfungsi sebagai pengiring upacara keagamaan, yang pementasannya disertai dengan lakon atau cerita.sedangkan seni tari bali-balihan merupakan tarian yang berfungsi sebagai tari hiburan. Suamba (2003:3) yang dikutip dari Granoka yang menyatakan bahwa agama adalah seni dan seni adalah agama. Kreativitas seni adalah Nyolahang Sastra. Dengan demikian diasumsikan bahwa antara seni, budaya dan agama Hindu sudah begitu menyatu, sehingga jika tidak dicermati tentang pelaksanaan agama yang didukkung oleh seni budaya akan sangat sulit dibedakan mana pelaksanaan agama dan mana pelaksanaan seni.sesuai dengan cara pengembangan seni sakral seperti di atas, maka kegiatan upacara melahirkan spontanitas dinamika kreativitas seni dan budaya dalam bentuk visualisasinya terdapat banyak ragam corak menurut tradisi lokal. Seperti halnya Tari Ratu Baksan yang terdapat pada Pura Tampuryang Desa PakramanSongan. Tari Ratu Baksan ini merupakan tari trance (tidak sadar) yang diiringi gamelan atau tetabuhan.dalam tarian ini tidak sembarang orang dapat menariknnya melainkan hanya orang-orang khusus yang sudah menjadi jero dasaran tertentu yang dapat menarikanya.tarian ini dilaksanakan pada hari pertama piodalan dimulai di pura tampuryang.tarian ini dipentaskan dari pura payogaan Ida Bhatara Kawitan dan berakhir di pura penataran tampuryang itu sendiri.pakaian penari yang digunakan yaitu memakai gelungan, badong, gelang kana, kamen dan ampok-ampok. Hal tersebut telah terjadi secara turun-temurun masyarakat dan prajuru adat tidak berani meniadakan tarian sakral tersebut Berdasarkan fenomena yang ada, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam agar generasi penerus dapat melanjutkan Tari Ratu Baksan dengan penuh kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai pendidikan agama Hindu yang terkandung didalamnya. Peneliti akan mengkaji dan meneliti hal tersebut melalui penelitian dengan judul Pementasan Tari Ratu Baksan di PuraTampuryang Desa Pakraman Songan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli (Perspektif Pendidikan Agama Hindu 403

II. PEMBAHASAN Adapun hasil penelitian dari pementasan tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa Pakraman Songan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. pementasan tari Ratu Baksan di Pura Tampuryang akan dibahas beberapa hal yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan tahap akhir pelaksanaan tari Ratu Baksan. 1. Prosesi Pementasan Tari Ratu Baksan di Pura Tampuryang pementasan tari Ratu Baksan di Pura Tampuryang akan dibahas beberapa hal yaitu: (1) tahap persiapan meliputi tempat pelaksanaan pementasan tari Ratu Baksan dimulai dari pura Payogaan dan berakhir di pura Penataran Tampuryang, waktu pelaksanaan pementasan tari Ratu Baksan adalah pada purnamaning sasih kalima, sarana pementasan tari Ratu Baksan adalahdaksina linggih, banten salaran, biu baan tileh dansegahan agungbanten sambleh ayam ireng. (2) Tahap Inti Pementasan Tari Ratu Baksan.Pementasan tari Ratu Baksan ditarikan dalam keadaan kerauhan/trance yang menggambarkan ancangan Ida Bhatara dan difungsikan sebagai pamendak. Prosesi upacara Tari Ratu Baksan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a. tahap awal yakni mengumpulkan Jro Dasaran atau tapakan WidhiRatu Ayu Gunung Sari, Ratu Bagus, Ratu Sakti Bhujangga. Ratu Nengah Gunung Lebah, Ratu Bagus Dalem Celagi. Selanjutnya pemimpin upacara akan melantunkan doa-doa sebagai pamendak Ida Bhatara Kawitan. Para calon penari kemudian didudus sekaligus dituntun agar ancangan Ida Bhatara Kawitan memasuki tubuh calon penari sampai penari benar benar keselap atau trance b. Tahap Pertengahan Pada tahap ini penari akan mengalami trance, kemudian salah satu penari akan dipasangkan busana Ratu Ayu berupa gelungan, ampok-ampok, gelang kana dan badong. Penari akan menari dari pura payogaan menuju pura penataran tampuryang diikuti dengan daksina linggih dan gamelan pengiringnya. c. Tahap Akhir Saat penari sudah memasuki halaman jaba tengah pura Penataran Tampuryang penari akan tetap menari diiringi gamelan pependetan, selanjutnya akan disiapkan banten segehan agungsambleh ayam ireng yang dihaturkan kepada Ida Bhatara Kawitan beserta ancanganya, setelah penyamblehan selesai maka penari dipersilakan untuk memasuki jeroan. Selanjutnya kesadaran penari akan dipulihkan dengan menuntun kembali para penari dan memercikan titra ke penari 2. Fungsi Pementasan Tari Ratu Baksan Pementasan tari Ratu Baksan di pura Tampuryang Desa Pakraman Songan banyak mengandung fungsi dalam setiap tahap dan gerak tarinya sebagai perwujudan rasa bakti umat kepada Idha Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya yang berstana di pura Tampuryang. (1) Fungsi Meningkatkan Sradha Bakti Masyarakat Desa Pakraman Songan dalam pementasan tari Ratu Baksanyaitubertujuan untuk mendak dan mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan Tuhan, selain itu juga memberikan suatu pemahaman mengenai kesakralan pementasan tari Ratu Baksan dan untuk memberikan suatu kesadaran diri bagi masyarakat Desa Pakraman Songan dengan tujuan meningkatkan sradha bakti dalam melakukan upacara yadnya. (2) Fungsi Pelestarian Budaya Denganmemelihara tradisi keberagamaan yang mengandung nilai lokal merupakan suatu upaya untuk memelihara dan mengembangkan suatu budaya lokal. (3) Fungsi Religius dalam pementasan tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa pakraman Songan merupakan bentuk keyakinan masyarakat dengan tarian tersebut 404

3. Nilai Yang Terkandung Dalam Pementasan Tari Ratu Baksan. Nilai Yang Terkandung Dalam Pementasan Tari Ratu Baksan yaitu : (1) Nilai Pendidikan Sradhadalam pementasan Tari Ratu Baksan di desa Pakraman Songan yaitu mengajarkan kita dalam melakukan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi, tidak akan lepas dari yang namanya keyakinan dalam diri sendiri yaitu yang berdasarkan ajaran Panca Sradha (Lima Keyakinan Umat Hindu). (2) Nilai Pendidikan Etika/Susilayang terkandung pada pementasan tari Ratu Baksan yaitu kita sebagai umat Hindu diajarkan untuk selalu melakukan hal yang baik sesuai dengan ajaran Agama yaitu Tri Kaya Parisudha dan bertingkah laku, berbicara dan berpikir yang baik di pura ataupun di dalam kehidupan seharihari. (3) Nilai Pendidikan Estetika dalam pementasan tari Ratu Baksan yaitu pastinya memiliki keindahan tersendiri dalam gerak tarian ataupun pakaiannya, karena setiap hasil karya seni manusia apapun itu sudah pasti memiliki nilai keindahan masing-masing yang difungsikan sebagai hasil karya seni, yaitu sebagai tempat untuk menuangkan kreatif, inovatif dan inspirasi manusia yang berkesenian. (4) Nilai Religius dalam pementasan tari Ratu Baksan di pura tampuryang terlihat pada bentuk keyakinan masyarakat pangempon pura tampuryang terhadap tarian tersebut. Masyarakat pangempon pura tampuryang sangat mempercayai bahwa tarian tersebut memang ditarikan oleh ancangan Ida Bhatara Kawitan yang memasuki tubuh penari. Hal ini dibuktikan dengan rasa hormat masyarakat pangempon pura tampuryang saat tarian tersebut ditarikan, saat penari mulai menari maka masyarakat pangempon akan duduk guna menghormati penari yang menari. III. SIMPULAN Prosesi Pementasan Tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa pakramansongan Kecamaan KintamanKabupaten Bangli yaitu bahwa tari Ratu Baksan merupakan salah satu tarian sakral yang hanya dilaksanakan pada saat piodalan di pura Tampuryang.Tari Ratu Baksan ini ditarikan pada saat mendakin Ida Bhatara, tarian ini menggambarkan ancangan atau iringan Ida Bharata pada saat tedun atau turun dari pura payogan menuju pura Tampuryang. Tari Ratu Baksan dilaksanakan pada acara pujawali atau piodalan yang dilaksanakan di Pura Tampuryang Desa Pakraman Songan yang jatuh pada purnamaning sasih kalima yang jatuh pada setiap setahun sekali. Fungsi Pelaksanaan Tari Ratu Baksan di pura tampuryang desa PakramanSongan kecamatan Kintamani kabupaten Bangli adalahuntuk Meningkatkan Sradha Bakti Masyarakat Desa Pakraman Songan.Untuk Pelestarian Budaya, karena ini adalah warisan dari leluhur kita dulu, selama tidak ada halangan apapun itu pelaksanaan tari Ratu Baksanakan tetap dilaksanakan. Fungsi religius yaitu menjaga hawa-hawa mistis sebab Ida Bhatara beserta ancangannyaakan rauh atau turun jika dilakukan prosesi nuntun dan nudus tersebut. Nilai Yang Terkandung Dalam Pementasan Tari Ratu Baksandiantaranya :Nilai Pendidikan Sradhaatau keyakinan yang menjadi dasar pandangan hidup manusia adalah sebuah pemikiran yang mendasar dan mendalam terhadap suatu hal yang kemudian dianut untuk menjasi pedoman hidup. Nilai Pendidikan Etika/Susila untuk selalu melakukan hal yang baik sesuai dengan ajaran Agama yaitu Tri Kaya Parisudha dan bertingkah laku, berbicara dan berpikir yang baik di pura ataupun di dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Pendidikan Estetika gerak tarian ataupun pakaiannya, karena setiap hasil karya seni manusia apapun itu sudah pasti memiliki nilai keindahan masing-masing yang difungsikan sebagai hasil karya seni, yaitu sebagai tempat untuk menuangkan kreatif, inovatif dan inspirasi manusia yang berkesenian. DAFTAR PUSTAKA Darmadi, Hamid, Prof.Dr. 2013. Dimensi-DimensiMetodePenelitianPendidikandan Sosial. Bandung: Alfabeta 405

Juniari, kris I Putu (2014).PementasanTarirejangKeraman dalamupacarangusabaagung Di DesaKedis, KecamatanBusungbiu, KabupatenBuleleng, Skripsi Fakultas Dharma Acharya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Koentjaraningrat.1997. PengantarAntropologiPokok-pokokEtnografi II. Jakarta: RinekaCipta. Lestari, Dina Denita Ni Komang (2015). Eksistensi Tari Sang Hyang Dedari dan Sang Hyang Jaran di Pura Ped, Desa Pakraman Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Skripsi Fakultas Dharma Acharya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Putra, Agus Sandhi I Kadek (2015). Kajian Nilai Nilai Pendidikan Afama hindu dalam Pementasan Tari Rejang Ngunda di Desa Pakraman Cempaga Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng, Skripsi Fakultas Dharma Acharya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Redana, 2006.PanduanPraktisPenulisanKaryaIlmiahdanProposal Riset, Denpasar: Diktat KuliaPenulisanKaryaIlmiah Suamba, I B Pt, 2003. Siwa Nataraja, Simbol, Filsafat, dan Signifikansinya dalam kesenian Bali. Dalam Estetika Hindu dan Pembangunan Bali. Program Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan UNHI Denpasar. Sudarsana, I. K. (2016, October). The Importance Of Morals Teaching In Shaping The Students Characters In School. In Dharma Acarya Faculty International Seminar (DAFIS) (No. ISBN : 978-602-71567-5-3, pp. 367-376). Dharma Acarya Faculty Hindu Dharma State Institute (IHDN) Denpasar in Association with Jayapangus Press. Sudarsana, I. K. (2016, June). Praksis Teori Sosial Kognitif dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Agama. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-74659-3-0, pp. 82-87). Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Sudarsana, I. K. (2016, May). Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Alam Terbuka. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-6-2, pp. 214-221). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Hindu Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Titib, I Made. 2003.TeologidanSimbol-SimbolDalam Agama Hindu. Surabaya. Surabaya: Paramita Watra. I Wayan, 2006. Filsafat wayang dalam Panca Yadnya, Surabaya : Paramita 406