BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan tentang analisa pengendalian bahan baku frozen food, memastikan ketersediaan dan tidak over stock dengan metode EOQ dan ROP. Data-data berupa angka-angka mengenai jumlah bahan baku yang efektif dan efisien untuk pemesanan untuk melakukan produksi sesuai dengan pesanan dan bisa tepat waktu dan kualitas yang baik dengan biaya yang lebih efisien. Menganalisa kapasitas ruang pengimpanan, tempat produksi apakah sudah sesuai atau cukup untuk bisa mengimpan dan memproduksi sesuai dengan jumlah produksi. Perhitungan biaya pesan, biaya simpan dan Lead time harus dilakukan untuk melakukan penelitian ini, dan bisa mengetahui berapa kebutuhan yang diharapkan untuk melakukan produksi agar oprasional tetap berjalan dan lebih ffektif dan effisien. Desain peneitian ini bisa dilihat lebih detail dalam gambar 4.1 berikut: 52
Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi masalah yaitu Ketidak tersediaan bahan baku menjadi penyebab tidak terpenuhinya PO sesuai jumlah yang di pesan. Menentukan Tujuan penelitian yaitu Pengendalian bahan baku yang dilakukan perusahaan untuk menghindari kekurangan bahan baku dengan Metode EOQ-ROP Pengumpulan data Perencanaan persediaan bahan baku Teori : Pengendalian bahan baku : EOQ - Biaya Simpan - Biaya Pesan Reorder Point - Lead time Biaya Simpan Biaya Pesan Data Kebutuhan Lead Time Kapasitas Cool Room Metode EOQ Reorder Point Pengendalian Persediaan yang optimal dan effisien Selesai Gambar 4.1. Desain Penelitian Sumber : Data Penelitian (2016) 53
4.2. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2012:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah, segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini membahas tentang teori pengendalian bahan baku untuk frozen food dalam penelian ini yang menjadi variable yaitu : Pemakaian bahan baku yang sesungguhnya EOQ (economic Order Quantity) meliputi : - Biaya simpan - Biaya Pesan - Data kebutuhan ROP (Reorder Point) meliputi: - Data kebutuhan - Lead time pemesanan Kapasitas tempat penyimpanan (cool room) - Ukuran cool room dan jumlah barang yang bisa tersimpan dalam cool room. 4.2.1. Definisi Konsep 54
Menurut Heizer dan Render (2010) Berdasarkan pada pembahasan teori didefinisikan Pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali. Pengendalian persediaan merupakan faktor yang cukup kuat dalam menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan yang telah terencana, pengendalian juga merupakan salah satu fungsi manajemen. 4.2.2. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah penjabaran masing-masing variable terhadap indicator-indikator yang membentuknya. Dalam penelitian ini, indicatorindkator variabelnya antara lain sebagai berikut : 1) Waktu tunggu (lead time) adalah selang antara pemesanan bahan baku dengan saat dating dan diterimanya bahan baku di gudang persediaan. Waktu tunggu ini diukur dalam satuan hari, minggu atau bulan, tergantung dan sifat dan kebutuhan bahan yang diperlukan perusahaan. 2) Frekuensi pembelian adalah banyaknya (kali) pembelian yang dilakukan perusahaan. 3) Biaya Pemesanan bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan setiap kali melakukan pemesanan dan penerimaan pesanan. Biaya pemesanan diukur 55
dalam rupiah per pesanan (Rp/pesanan). Besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. 4) Biaya Penyimpanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan karena penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya penyimpanan bahan baku diukur dalam satuan rupiah. 5) Kapasitas tempat penyimpanan yaitu mengukur kemampuan simpan atau kapasitas dari tempat penyimpanan yang berpendingin (cool room) untuk menyimpan bahan baku frozen food. Heizer dan Render (2010) Tabel 4.1 Operasional Variabel Variable Dimensi Indikator Skala 1. Pengendalian Economic Order - Biaya pesan Ratio Persediaan Quantity Biaya pesanan Bahan Baku ( EOQ ) bahan baku Reoder Point ( ROP ) - Biaya Simpan Biaya penyimpanan bahan baku - Data kebutuhan - Waktu tunggu (Lead Time) Frekuensi pembelian (kali) - Data kebutuhan Ratio 56
Tabel 4.1 Operasional Variabel (lanjutan) Variable Dimensi Indikator Skala Kapasitas tempat Kapasitas efektif Ratio penyimpanan Sumber : Data sekunder yang diolah.(2016) 4.3. Jenis dan Sumber Data Sumber data berasal dari sumber internal perusahaan. Sedangkan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder perusahaan tempat penelitian dilakukan. Data-data tersebut meliputi: a. Data Sekunder, berupa : - Bahan baku frozen food - Aliran proses produksi - Biaya pesan, - Biaya simpan - Waktu tunggu (lead time) pemesanan bahan baku - Data permintaan produk frozen food - Data aktual persediaan bahan baku. 57
4.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data adalah: 1) Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berwenang dalam perusahaan yaitu divisi purchasing 6 orang, divisi Procurement 2 orang dan Divisi Finance dan Accounting 2 orang. 2) Dokumentasi perusahaan, mencatat data dari arsip atau dokumen-dokumen dari perusahaan. 4.5. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari perusahaan, yaitu data penjualan, data pemenuhan bahan baku, data harga bahan baku, data lead time pemesanan dan data biaya pemesanan. Data sampel yang dipakai untuk penelitian yaitu Periode Januari 2014 sampai dengan September 2015. Sampel yang dipakai adalah data kebutuhan terbanyak dari bahan baku yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan produksi, bahan baku yang akan dianalisa adalah daging sapi dan daging ayam, kedua bahan baku tersebut adalah bahan baku yang terpenting dan terbanyak dibutuhkan dalam produksi Frozen Food di perusahaan tersebut. 58
4.6. Teknik Analisa Data Dalam melakukan perencanan persediaan bahan baku di PT. Pangansari Utama, ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam pengadaan bahan baku yang digunakan mencakup biaya pesan dan biaya penyimpanan. Informasi tentang biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam pengadaan persediaan bahan baku akan diuraikan sebagai berikut: 4.6.1. EOQ EOQ merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Menurut Heizer dan Render (2010: 92) model kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity EOQ) adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi: 1. Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen 2. Waktu tunggu yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan konstan 3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada satu waktu 4. Tidak tersedia diskon kuantitas 59
5. Biaya variabel hanya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan (biaya penyetelan) dan biaya penyimpanan persediaan dalam waktu tertentu (biaya penyimpanan atau membawa) 6. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat a) Biaya Pesan Biaya pesan adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan setiap kali melakukan pemesanan, sehingga jumlah bahan baku yang dibeli tidak akan mempengaruhi biaya pemesanan. Biaya pemesanan untuk bahan baku lokal mencakup biaya administrasi, biaya telepon, biaya fax dan biaya transportasi. Biaya telepon diperlukan saat pemesanan barang dan pada saat memonitor jadwal penerimaan barang, sedangkan biaya fax untuk mengirimkan PO kepada pemasok. Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan dokumen pemesanan dan penerimaan barang. b) Biaya Simpan Biaya simpan adalah biaya yang harus dikeluarkan karena perusahaan menyimpan bahan baku digudang. Cakupan biaya untuk bahan baku terdiri dari biaya material handling dan biaya fasilitas penyimpanan. Besarnya biaya simpan untuk semua jenis bahan baku frozen food adalah 60
sama, Besarnya biaya simpan bahan baku frozen food karena menggnakan ruangan berpendingin (cold storage) selama 24 jam mesin harus bekerja, sehingga perusahaan menetapkan biaya penyimpanan adalah 10% dari harga beli bahan baku. 4.6.2. ROP Menurut Heizer dan Render (2010: 99) model-model persediaan sederhana mengasumsikan sebuah pesanan akan diterima saat itu juga. Dengan kata lain, mereka mengasumsikan sebuah perusahaan akan menempatkan sebuah pesanan ketika tingkat persediaannya untuk barang tertentu tersebut mencapai nol dan perusahaan akan menerima barang yang dipesan secara langsung. Bagaimanapun juga, waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu (lead time) atau waktu pengantaran, bisa jadi hanya beberapa jam atau bisa juga mencapai beberapa bulan. Jadi, keputusan kapan harus memesan biasanya dinyatakan dengan menggunakan sebuah titik pemesanan ulang (reorder point ROP). Titik pemesanan ulang adalah tingkat (titik) persediaan dimana tindakan harus diambil untuk mengisi kembali persediaan barang. a) Waktu Tunggu (Lead Time) Menurut Heizer dan Render (2010:73), Penjaminan kelancaran proses produksi perusahaan perlu memperhatikan jangka waktu antara saat mengadakan 61
pemesanan dengan pada saat penerimaan barang-barang yang dipesan dan kemudian dimasukkan ke dalam gudang. Lama waktu antara mulai pemesanan bahan-bahan sampai dengan datangnya bahan-bahan yang dipesan dinamakan lead time. Bahan baku yang datangnya terlambat mengakibatkan kekurangan bahan baku, sedangkan bahan baku yang datang lebih awal dari waktu yang ditentukan akan memaksa perusahaan untuk memperbesar biaya penyimpanan bahan baku. b) Persediaan bahan pengaman (Safety Stock) Persediaan bahan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out), dan untuk mengantisipasiterjadinya keterlambatan datangnya bahan baku. Adanya persediaan bahan pengaman ini diharapkan agar proses produksi tidak terganggu oleh adanya ketidakpastian bahan nantinya. Persediaan bahan pengaman ini akan tetap dipertahankan, walaupun bahan bakunya dapat terganti dangan yang baru. 62