PENGARUH FERMENTASI KULIT PISANG DENGAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) PADA LAMA PEMERAMAN DAN SUMBER MOL YANG BERBEDA TF'RIIADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT SEBAGAI PAKAN TERNAK Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkurnaini Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini adalah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universltas Muara Bungo dan Politani Universitas Andalas Fayakumbuh. ABSTRAK Mikro organisme lokat (MOL) mempunyai potensi sebagai sumber bakteri dan jamur perombak bahan organik, dan MOL itu sendiri bisa di dapatkan dari bahanbahan yang sudah terbuang yang merupakan limbah dan merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lama pemeraman danienis sumber (MOL) pada kutit pisang terhadap kandungan fral<si serat sebagai pakan ternak" Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, 2 x 3 dengan 3 kali ulangan untuk setiap perlakuan. Dimana faktor A adalah lama inkubasi pada kulit pisang (7 hari dan 14 hari), dan faktor B adalah Jenis MOL (Mot limbah sayur; isi rumen, dan kulit pisang). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interalrsi antara lama inkubasi dan dengan ienis mol Q>0.05) terhadap kandungan ADF kulit pisang fermentasi, akan tetapi terjadi interalcsi yang sangat nyata (p<0,05) antara lama pemeraman dan jenis inokulum terhadap kandungan NDE Setutosa dan hemiselulosa, serta terjadi peningkatan kandungan fraksi serat dibandingkan kontrol. Hasil terbaik terdapat pada.termentasi mol dengan isi rumen pada lama pemeraman 7 hari. Key word : milvoorganisme lokal, kulit pisang,fral<si serat PENDAHULUAN Pengembangan usaha peternakan perlu memperhatikan tiga komponen --i.ma yang saling terkait, yaitu "breeding", "feeding" dan "management". Pemilihan bahan pakan yang murah, mudah didapat, berkualitas serta kontinyu :erupakan faktor yang penting dalam upaya peningkatan produktivitas ternak. 3"uah pisang merupakan produksi hortikultura yang terbanyak dibandingkan
20PTNGAR'HFERMu\TASIKuuT;I;itrit^1tfl,ffi,t-11$ffi ffi,tftrl$flllt#,ilffi dengan produksi buah-buahan lainnya di Indonesia. Pada tahun 2010 produksi pi.*g di,rrdorr.ria mencapat 5'755'073 ton dan di provinsi Jambi mencapai 48.443 ton (BPS Indonesia, 20ll). Dari total buah pisang utuh ll3 bagian merupakan kulitnya (Sumarsih, 2009). Sehingga dapat diprediksi produksi kulit pisang sekitar I.9 1 8. 3 5 8 di Indonesi a dan 6.1 48 ton di provinsi Jambi' Kulitpisangdapatdigunakansebagaibahanpakansumberenergibagi ternak. Hasil penelitian Kumiati (2011) komposisi nilai gizi kulit pisang batu yaitu TDN 5g, o^, BK lg,4o/,o' PK 10,91o/o, serat kasar 0'60vo, abu 24,10o/o, BETN 34,50,lemak lg,g0o,lignin 2g,42oh dan silika 3,810 ' Dilihat dari potensi dan nilai giziyangterkandung didalamnya maka kulitpisang batu Yto brachyarpa) merupakan bahan yang cukup potensial digunakan sebagai bahan makanan ternak tetapi pemanfaatannya masih sangat terbatas, hal ini disebabkan karenakandunganligninyangtinggisehinggaharusdilakukanpengolahan terlebih dahulu. PengolahanlimbahpertaniandapatdilakukanSecarafisikdengan pemotongan, steaming, dan dengan perlakuan kimia dengan menggunakan larutan alkali untuk merenggangkan ikatan lignoselulosa, ataupun dengan perlakuan biologi dengan menggunakan mikroorganisme dari jenis fungi ataupun bakteri yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi dari bahan pakan tersebut. Kurniati (2011) telah melakukan penelitian dengan melakukan metode pengolahan kulit pisang batu (Musa brachyarpa)_tt":t: steam, amoniasi, fermentasi dan silase dapat menurunkan kandungan NDF, ADF Selulosa, Hemiselulosa, Lignin dan Silika. Metodepengolahankulitpisangbatu (Musa brachyarpa) secara fermentasi lebih baik dibanding pengolahan dengan metode steam, arnoniasi, fermentasi dan silase' Fennentasimerupakanprosesbiokimiayangdapatmenyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan sebagai akibat dari pemecatran t<andu1qa1 uiur,,"rr"urr,. Dalam pelaksanaan fermentasi vang.harus diperhatikan adalah substrat sebagai media fermentasi, mikroorganisme dan kondisi fisik pertumbuhan,dosisinokulum,lamafermentasi,suhu,phdanjugakandungan gula (Frazier dan Westhoff, 198 l)' Mikroorganismelokal(MoL)merupakanhasilfermentasiyang
Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini 2l berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yatrg tersedia dan.mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik- Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah biaya produksinya dan mudah dalam proses pembuatannya. karena memanfaatkan bahan-bahan dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah busuk dan terbuang' Menurut Amalia (200s) membuat MoL itu mudah semua yang ada disekitar kita bisa dipakai, semua bahan dicampur dengan larutan yang mengandung glukosa seperti nira, air gula dan air kelapa. Lalu ditutp dengan kertas dan dibiarkan selama 7 hari. Menurut Hadinata (2003) bahan utama untuk membuat MOL terdiri dari 3 komponen yaitu : a. Karbohidrat : terdiri dari air cucian beras, nasi bekas, kentang,singkong, gandum b. Glukosa : gula merah diencerkan dengan air, larutan gula pasir, gulabatu, airkelapa c. Sumber bakteri : keong mas, kulit buah-buahan (pepaya, tomat, dsb), urin ternak, dan apapun yang mengandung bakteri Mikroorganisme lokal (MOL) berupa larutan merupakan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdeyayangtersedia. Larutan MoL ini mengandung bakteri dan jamur yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya karena memanfaatkan bahan-bahan dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah busuk dan terbuang, limbah temak ataupun limbah rumah tangga, serta mudah dalam proses pembuatannya dan bersifat aplikatif. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh fermentasi MOL pada kulit pisang terhadap kandungan fraksi serat (ADF, NDF, Selul osa, hemiselulosa) menj adi pakan ternak' METODE PENELITIAN Materi penelitian ini menggunakan kulit pisang, limbah pemotongan hewan, dan limbah sayuran pasar. Prosedur penelitian dilakukan dalam 3 tahap penelitian:
,,,) PENGARUH FIRMINTASI KTILIT PISANGj_ENGN,\,IIKR0 0RGANISMI tokat (M0t) PADALAMAPEmRAMAN DANSUMBERM0TYANGBIRBIDImTmIpKANDUNGANFRAKSISERATSIBAGAIPAKANTERNAK 1;Kulitpisangsebagaibahanpenelitiandiambildarilimbahindustrirumah tangga, dipotong dan dijemur' 2. Media Mol (isi rumen, kulit pisang' limbah sayuran)' Bahan Yang diperlukan adalah : -AirkelaPa5 Liter - Gula 1000 gram Caranya:Bahan_bahanMol(isirumen'kulitpisang,limbahsayuran), masing-masingditumbuksampaihalus,kemudiandimasukkankedalam ember plastik lang berisi air kelapa, kemudian ditambahkan gula. Aduk denganme.utut"*,,oianemberditutup.inkubasiselamal0hari,setelah itumasing-masinglarutansiapdigunakanuntukfermentasipadakulit pisang. 3. Kulit pisang yang sudah dikeringkan pada no 1' difermentasi dengan masing-masing larutan mol yang di dapatkan pada proses no 2' lalu di inkubasikanselamatharidanl4hari,setelahitusiapuntukdianalisa. PenelitianinimenggunakanmetodeeksperimendenganRancangan Acak lengkap pola faktorial, 2 x 3 dengan 3 kali ulangan untuk setiap kombinasi perlakuan(steelandtorrie,lggl).perlakuandalampenelitianiniadalah: FaktorA = Lama Pemeraman Al:7hari(l minggu) ' A2:14 hari (2 minggu) FaktorB =JenisMol B1:IsiRumen 82: KulitPisang 83 = Limbah SaYuranpasar PEUBAII YANGDIAMATI Peubah yang diamati dan diukur pada peneltut 1lt 1outu1 serat(adf,ndf,selulosadanhemiselulosa)kulitpisanghasilfermentasi dengan MOL
Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Data kandungan fraksi sertat (ADF,NDF, Selulosa dan hemiselulosa) sebelum fermentasi dengan Mol terdap atpadatabel l, sedangkan kandungan fraksi serat setelah difermentasi dengan Mol terdapatpadatabel2. Tabel l.data Kandungan Fraksi Serat Kulit Pisang sebelum Bioproses dengan Mikroorganisme Lokal (MOL) T,atNIakanan ADF NDF Hemiselulosa Selulosa 39.56 43.t6 3.60 14.51 Ka Tabel 2. Rataan Kandungan Fraksi Serat Kulit Pisang Setelah BioProses dengan MOL Lama Pemeraman ADF AI BI FAKTOR B 82 A2 40.82 36.82 4t.45 40.89 43.15 N.75 RATAAN 38.82 A 4L.L7^ 41.95 A NDF 54.65 b B 53.40 b B 50.76 "A A1 A2 47.93u^ 49.24"^ B3 49.76"4 RATAAN Hemiselulosa AI A2 13,83 M 11.10 ha bs 11.96 735 "A 7.61 "A g.01"a RATAAN 72.47 9.65 7.87 Rataan 4181A 39.49 A 52.94 48.3L 11.13 8.82 A1 M 16.34"A 13.g1bB 1g.og "A 14.03 "A L7.52"^ 15.69 bb RATAAN 1 5.19 L5.67 16.88 Keterangan: Nilai ralaanyangdiikuti oleh superskrip (A,B) yang berbedapada kolom dan ia,b,c) pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata(p<0,05)
L- 24 PTNGARUHFTRMTNTASIKUTITPISANGDENGNMIKRO0RGNISMTT0KAL(MOt)PADAIAM1lllffi_Ul,!{l DAN SUNEIR MOTYNG BERBEDATIRIIADA? KANDUNGAN FRAKSI SIRAI SIBAGN PAKAN TIRNAK Berdasarkan hasil analisis keragaman terlihat interaksi antara lama pemeraman dan jenis mol menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (p>0,05), akan tetapi masing - masing perlakuan lama pemeraman dan jenis mol menunj ukkan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0, 0 5 ) terhadap kandungan ADF kulit pisang fermentasi mol, sedangkan terhadap kandungan NDR selulosa dan hemiselulosa kulit pisang te{adi interaksi yang berbeda sangat nyataantara lama pemeraman dan jenis mol. Penelitian ini memperlihatkan terjadi peningkatan kandungan fraksi serat pada kulit pisang hasil fermentasi, hal ini karena adanya aktifitas mikro organisme pada proses fermentasi yang merombak komponen kompleks seperti selulosa, hemiselulosa dan polimer-polimernya menjadi gula sederhana. Selama proses fermentasi aktifitas mikroorganisme akan memecah komponen-komponen komplek menjadi zat-zatyang sederhana, misalnya hemisellulosa, sellulosa dan polimer-polimernya menjadi gula sederhana atau turunannya (Winarno et al., l9s0). Penelitian ini menunjukkan semakin lama pemefaman terlihat semakin menurunkan kandungan fraksi serat, diduga semakin meningkat aktivitas mikroba dalam larutan mol untuk menghasilkan et:zim selalulase sehingga komponen serat yang dipecah semakin banyak, sehingga produk hasil fermentasi lebih baik kualitasnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Harfiah dkk (2009) menunjukkan bahwa menurunnya kandungan fraksi serat pakan disebabkan karena selama berlangsungnya fermentasi terjadi pemutusan ikatan lignoselulosa dan adanya aktivitas mikroba yang berkembang, serta dipertahankannya kondisi an aerob Menurut Harfiah (2009), fraksi serat sering terdapat dalarn bentuk berikatan dengan lignin menjadi lignoselulosa dan lignoselulosa sehingga menjadi sulit dicerna oleh mikroba rumen. Menurut Tillman et al.( 1998), fraksi serat yang mudah terdegradasi dalam rumen adalah hemiselulosa. Hemiselulosa dihidrolisis oleh mikrobia rumen dan enzim hemiselulase yang hasil akhir fermentasinya berupa Vollatile Fatty Acid'
Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini 25 KESIMPUI,AN Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan hasil terbaik pada fermentasi mol dengan isi rumen pada lama pemeram an7 hari. DAFTARPUSTAKA Amali, A. 2008. Pembuatan starter A4OL (Mikroorganisme Organisme Lokal) oleh petani. http://organicfleld.wordpress.com/. Diakses tanggal 16 Septemb er20ll. Badan Pusat Statistik Indonesia.2011. Tanaman Hortikultura, produksi buah buahan di Indonesia. Frazier,W.C. and D.C. Westhoff. 1981. Food Microbiology. Tata McGraw-Hill' Publ. Co. Ltd., NewYork Hadinata, l. 2008. Membuat mikroorganisme lokal. http://ivanhadinata.blogspot.com. Diakses tanggal I 6 september 20 1 1 Harfiah, M.Z. Mide, dan S. Rasjid. 2009. Potensi Mikroba Selulolitik dan Lignolitik dalam Mendegradasi Sellosa, Hemiselulosa dan f191in Limbah Pertanian. Laporan Hibah Bersaing, Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin' Makassar. Kurniati.C. 2011. Pengaruh metode pengolahan kulit pisang batu (Musa brachyarpa) terhadap kandungan NDB ADR Selulosa, Hemiselulosa, Lignin dan Silika. Skripsi. UniversitasAndalas. Padang. winarno, F. G., dan S. Fardiaz. 1986. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia, Jakarta. Steel. R.G.D. dan J.H.Torrie, lgg3. Prinsip dan Prosedur Statistika, PT. Gramedia, Pustaka U tama,jakarta.