ABSTRAK PENDAHULUAN. Mikro organisme lokat (MOL) mempunyai potensi sebagai sumber bakteri dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan ternak ruminansia di Indonesia akan sulit dilakukan jika hanya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela

PEMANFAATAN JAMUR PELAPUK PUTIH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS NUTRISI JERAMI PADI. Jamila Mustabi, Asmuddin Natsir, Ismartoyo dan Tutik Kuswinanti

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Nenas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45 genus serta 2000

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

FERMENTASI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN Aspergillus niger TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING DAN ABU

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

I. PENDAHULUAN.. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. ruminansia adalah ketersedian pakan yang kontiniu dan berkualitas. Saat ini

15... Stand ar Amilase Nilai Aktifitas Enzim Amilase Anali sis Statistik Aktifitas Enzim Amilase... 50

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian seperti wortel, kentang, dan kubis yang merupakan sayur sisa panen

I. PENDAHULUAN. dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak. peternakan. Gulma tanaman pangan mempunyai potensi untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN ISI RUMEN SEBAGAI STARTER Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENGARUH LAMA FERMENTASI JERAMI PADI DENGAN MIKROORGANISME LOKAL TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, DAN ABU

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Sabut Kelapa Sawit Fermentasi oleh Pleurotus ostreatus dan Kandungan Ransum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Sesuai dengan trend global, saat ini banyak produk pangan yang berlabel kesehatan.

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

PENGGUNAAN PROBION PADA JERAMI FERMENTASI YANG DI IMBANGI PAKAN KOSENTRAT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA LOKAL JANTAN

Hasil. rumen domba. efektivitas. cairan Aktifitas enzim (UI/ml/menit) , Protease. Enzim

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

PENGANTAR. Latar Belakang. kegiatan produksi antara lain manajemen pemeliharaan dan pakan. Pakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS UREA DALAM AMONIASI LIMBAH TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING, SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen ha

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

EVALUASI KARAKTERISTIK LIMBAH SAWIT HASIL FERMENTASI DENGAN MIKROORGANISME LOKAL LIMBAH TERNAK SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

Evaluasi Kecernaan In Vitro Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Penggunaan Kulit Buah Jagung Amoniasi dalam Ransum Ternak Sapi

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

EFEK BEBERAPA METODA PENGOLAHAN LIMBAH DAUN KELAPA SAWIT TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KECERNAAN SECARA IN-VITRO.

Nurhaita*, Neli Definiati dan Suliasih Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu Jl. Bali Po Box 118 Bengkulu Kode Pos 38119

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

Transkripsi:

PENGARUH FERMENTASI KULIT PISANG DENGAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) PADA LAMA PEMERAMAN DAN SUMBER MOL YANG BERBEDA TF'RIIADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT SEBAGAI PAKAN TERNAK Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkurnaini Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini adalah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universltas Muara Bungo dan Politani Universitas Andalas Fayakumbuh. ABSTRAK Mikro organisme lokat (MOL) mempunyai potensi sebagai sumber bakteri dan jamur perombak bahan organik, dan MOL itu sendiri bisa di dapatkan dari bahanbahan yang sudah terbuang yang merupakan limbah dan merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lama pemeraman danienis sumber (MOL) pada kutit pisang terhadap kandungan fral<si serat sebagai pakan ternak" Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, 2 x 3 dengan 3 kali ulangan untuk setiap perlakuan. Dimana faktor A adalah lama inkubasi pada kulit pisang (7 hari dan 14 hari), dan faktor B adalah Jenis MOL (Mot limbah sayur; isi rumen, dan kulit pisang). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interalrsi antara lama inkubasi dan dengan ienis mol Q>0.05) terhadap kandungan ADF kulit pisang fermentasi, akan tetapi terjadi interalcsi yang sangat nyata (p<0,05) antara lama pemeraman dan jenis inokulum terhadap kandungan NDE Setutosa dan hemiselulosa, serta terjadi peningkatan kandungan fraksi serat dibandingkan kontrol. Hasil terbaik terdapat pada.termentasi mol dengan isi rumen pada lama pemeraman 7 hari. Key word : milvoorganisme lokal, kulit pisang,fral<si serat PENDAHULUAN Pengembangan usaha peternakan perlu memperhatikan tiga komponen --i.ma yang saling terkait, yaitu "breeding", "feeding" dan "management". Pemilihan bahan pakan yang murah, mudah didapat, berkualitas serta kontinyu :erupakan faktor yang penting dalam upaya peningkatan produktivitas ternak. 3"uah pisang merupakan produksi hortikultura yang terbanyak dibandingkan

20PTNGAR'HFERMu\TASIKuuT;I;itrit^1tfl,ffi,t-11$ffi ffi,tftrl$flllt#,ilffi dengan produksi buah-buahan lainnya di Indonesia. Pada tahun 2010 produksi pi.*g di,rrdorr.ria mencapat 5'755'073 ton dan di provinsi Jambi mencapai 48.443 ton (BPS Indonesia, 20ll). Dari total buah pisang utuh ll3 bagian merupakan kulitnya (Sumarsih, 2009). Sehingga dapat diprediksi produksi kulit pisang sekitar I.9 1 8. 3 5 8 di Indonesi a dan 6.1 48 ton di provinsi Jambi' Kulitpisangdapatdigunakansebagaibahanpakansumberenergibagi ternak. Hasil penelitian Kumiati (2011) komposisi nilai gizi kulit pisang batu yaitu TDN 5g, o^, BK lg,4o/,o' PK 10,91o/o, serat kasar 0'60vo, abu 24,10o/o, BETN 34,50,lemak lg,g0o,lignin 2g,42oh dan silika 3,810 ' Dilihat dari potensi dan nilai giziyangterkandung didalamnya maka kulitpisang batu Yto brachyarpa) merupakan bahan yang cukup potensial digunakan sebagai bahan makanan ternak tetapi pemanfaatannya masih sangat terbatas, hal ini disebabkan karenakandunganligninyangtinggisehinggaharusdilakukanpengolahan terlebih dahulu. PengolahanlimbahpertaniandapatdilakukanSecarafisikdengan pemotongan, steaming, dan dengan perlakuan kimia dengan menggunakan larutan alkali untuk merenggangkan ikatan lignoselulosa, ataupun dengan perlakuan biologi dengan menggunakan mikroorganisme dari jenis fungi ataupun bakteri yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi dari bahan pakan tersebut. Kurniati (2011) telah melakukan penelitian dengan melakukan metode pengolahan kulit pisang batu (Musa brachyarpa)_tt":t: steam, amoniasi, fermentasi dan silase dapat menurunkan kandungan NDF, ADF Selulosa, Hemiselulosa, Lignin dan Silika. Metodepengolahankulitpisangbatu (Musa brachyarpa) secara fermentasi lebih baik dibanding pengolahan dengan metode steam, arnoniasi, fermentasi dan silase' Fennentasimerupakanprosesbiokimiayangdapatmenyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan sebagai akibat dari pemecatran t<andu1qa1 uiur,,"rr"urr,. Dalam pelaksanaan fermentasi vang.harus diperhatikan adalah substrat sebagai media fermentasi, mikroorganisme dan kondisi fisik pertumbuhan,dosisinokulum,lamafermentasi,suhu,phdanjugakandungan gula (Frazier dan Westhoff, 198 l)' Mikroorganismelokal(MoL)merupakanhasilfermentasiyang

Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini 2l berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yatrg tersedia dan.mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik- Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah biaya produksinya dan mudah dalam proses pembuatannya. karena memanfaatkan bahan-bahan dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah busuk dan terbuang' Menurut Amalia (200s) membuat MoL itu mudah semua yang ada disekitar kita bisa dipakai, semua bahan dicampur dengan larutan yang mengandung glukosa seperti nira, air gula dan air kelapa. Lalu ditutp dengan kertas dan dibiarkan selama 7 hari. Menurut Hadinata (2003) bahan utama untuk membuat MOL terdiri dari 3 komponen yaitu : a. Karbohidrat : terdiri dari air cucian beras, nasi bekas, kentang,singkong, gandum b. Glukosa : gula merah diencerkan dengan air, larutan gula pasir, gulabatu, airkelapa c. Sumber bakteri : keong mas, kulit buah-buahan (pepaya, tomat, dsb), urin ternak, dan apapun yang mengandung bakteri Mikroorganisme lokal (MOL) berupa larutan merupakan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdeyayangtersedia. Larutan MoL ini mengandung bakteri dan jamur yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya karena memanfaatkan bahan-bahan dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah busuk dan terbuang, limbah temak ataupun limbah rumah tangga, serta mudah dalam proses pembuatannya dan bersifat aplikatif. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh fermentasi MOL pada kulit pisang terhadap kandungan fraksi serat (ADF, NDF, Selul osa, hemiselulosa) menj adi pakan ternak' METODE PENELITIAN Materi penelitian ini menggunakan kulit pisang, limbah pemotongan hewan, dan limbah sayuran pasar. Prosedur penelitian dilakukan dalam 3 tahap penelitian:

,,,) PENGARUH FIRMINTASI KTILIT PISANGj_ENGN,\,IIKR0 0RGANISMI tokat (M0t) PADALAMAPEmRAMAN DANSUMBERM0TYANGBIRBIDImTmIpKANDUNGANFRAKSISERATSIBAGAIPAKANTERNAK 1;Kulitpisangsebagaibahanpenelitiandiambildarilimbahindustrirumah tangga, dipotong dan dijemur' 2. Media Mol (isi rumen, kulit pisang' limbah sayuran)' Bahan Yang diperlukan adalah : -AirkelaPa5 Liter - Gula 1000 gram Caranya:Bahan_bahanMol(isirumen'kulitpisang,limbahsayuran), masing-masingditumbuksampaihalus,kemudiandimasukkankedalam ember plastik lang berisi air kelapa, kemudian ditambahkan gula. Aduk denganme.utut"*,,oianemberditutup.inkubasiselamal0hari,setelah itumasing-masinglarutansiapdigunakanuntukfermentasipadakulit pisang. 3. Kulit pisang yang sudah dikeringkan pada no 1' difermentasi dengan masing-masing larutan mol yang di dapatkan pada proses no 2' lalu di inkubasikanselamatharidanl4hari,setelahitusiapuntukdianalisa. PenelitianinimenggunakanmetodeeksperimendenganRancangan Acak lengkap pola faktorial, 2 x 3 dengan 3 kali ulangan untuk setiap kombinasi perlakuan(steelandtorrie,lggl).perlakuandalampenelitianiniadalah: FaktorA = Lama Pemeraman Al:7hari(l minggu) ' A2:14 hari (2 minggu) FaktorB =JenisMol B1:IsiRumen 82: KulitPisang 83 = Limbah SaYuranpasar PEUBAII YANGDIAMATI Peubah yang diamati dan diukur pada peneltut 1lt 1outu1 serat(adf,ndf,selulosadanhemiselulosa)kulitpisanghasilfermentasi dengan MOL

Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Data kandungan fraksi sertat (ADF,NDF, Selulosa dan hemiselulosa) sebelum fermentasi dengan Mol terdap atpadatabel l, sedangkan kandungan fraksi serat setelah difermentasi dengan Mol terdapatpadatabel2. Tabel l.data Kandungan Fraksi Serat Kulit Pisang sebelum Bioproses dengan Mikroorganisme Lokal (MOL) T,atNIakanan ADF NDF Hemiselulosa Selulosa 39.56 43.t6 3.60 14.51 Ka Tabel 2. Rataan Kandungan Fraksi Serat Kulit Pisang Setelah BioProses dengan MOL Lama Pemeraman ADF AI BI FAKTOR B 82 A2 40.82 36.82 4t.45 40.89 43.15 N.75 RATAAN 38.82 A 4L.L7^ 41.95 A NDF 54.65 b B 53.40 b B 50.76 "A A1 A2 47.93u^ 49.24"^ B3 49.76"4 RATAAN Hemiselulosa AI A2 13,83 M 11.10 ha bs 11.96 735 "A 7.61 "A g.01"a RATAAN 72.47 9.65 7.87 Rataan 4181A 39.49 A 52.94 48.3L 11.13 8.82 A1 M 16.34"A 13.g1bB 1g.og "A 14.03 "A L7.52"^ 15.69 bb RATAAN 1 5.19 L5.67 16.88 Keterangan: Nilai ralaanyangdiikuti oleh superskrip (A,B) yang berbedapada kolom dan ia,b,c) pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata(p<0,05)

L- 24 PTNGARUHFTRMTNTASIKUTITPISANGDENGNMIKRO0RGNISMTT0KAL(MOt)PADAIAM1lllffi_Ul,!{l DAN SUNEIR MOTYNG BERBEDATIRIIADA? KANDUNGAN FRAKSI SIRAI SIBAGN PAKAN TIRNAK Berdasarkan hasil analisis keragaman terlihat interaksi antara lama pemeraman dan jenis mol menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (p>0,05), akan tetapi masing - masing perlakuan lama pemeraman dan jenis mol menunj ukkan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0, 0 5 ) terhadap kandungan ADF kulit pisang fermentasi mol, sedangkan terhadap kandungan NDR selulosa dan hemiselulosa kulit pisang te{adi interaksi yang berbeda sangat nyataantara lama pemeraman dan jenis mol. Penelitian ini memperlihatkan terjadi peningkatan kandungan fraksi serat pada kulit pisang hasil fermentasi, hal ini karena adanya aktifitas mikro organisme pada proses fermentasi yang merombak komponen kompleks seperti selulosa, hemiselulosa dan polimer-polimernya menjadi gula sederhana. Selama proses fermentasi aktifitas mikroorganisme akan memecah komponen-komponen komplek menjadi zat-zatyang sederhana, misalnya hemisellulosa, sellulosa dan polimer-polimernya menjadi gula sederhana atau turunannya (Winarno et al., l9s0). Penelitian ini menunjukkan semakin lama pemefaman terlihat semakin menurunkan kandungan fraksi serat, diduga semakin meningkat aktivitas mikroba dalam larutan mol untuk menghasilkan et:zim selalulase sehingga komponen serat yang dipecah semakin banyak, sehingga produk hasil fermentasi lebih baik kualitasnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Harfiah dkk (2009) menunjukkan bahwa menurunnya kandungan fraksi serat pakan disebabkan karena selama berlangsungnya fermentasi terjadi pemutusan ikatan lignoselulosa dan adanya aktivitas mikroba yang berkembang, serta dipertahankannya kondisi an aerob Menurut Harfiah (2009), fraksi serat sering terdapat dalarn bentuk berikatan dengan lignin menjadi lignoselulosa dan lignoselulosa sehingga menjadi sulit dicerna oleh mikroba rumen. Menurut Tillman et al.( 1998), fraksi serat yang mudah terdegradasi dalam rumen adalah hemiselulosa. Hemiselulosa dihidrolisis oleh mikrobia rumen dan enzim hemiselulase yang hasil akhir fermentasinya berupa Vollatile Fatty Acid'

Tri Astuti, Yurni Sari, Dan Zulkarnaini 25 KESIMPUI,AN Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan hasil terbaik pada fermentasi mol dengan isi rumen pada lama pemeram an7 hari. DAFTARPUSTAKA Amali, A. 2008. Pembuatan starter A4OL (Mikroorganisme Organisme Lokal) oleh petani. http://organicfleld.wordpress.com/. Diakses tanggal 16 Septemb er20ll. Badan Pusat Statistik Indonesia.2011. Tanaman Hortikultura, produksi buah buahan di Indonesia. Frazier,W.C. and D.C. Westhoff. 1981. Food Microbiology. Tata McGraw-Hill' Publ. Co. Ltd., NewYork Hadinata, l. 2008. Membuat mikroorganisme lokal. http://ivanhadinata.blogspot.com. Diakses tanggal I 6 september 20 1 1 Harfiah, M.Z. Mide, dan S. Rasjid. 2009. Potensi Mikroba Selulolitik dan Lignolitik dalam Mendegradasi Sellosa, Hemiselulosa dan f191in Limbah Pertanian. Laporan Hibah Bersaing, Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin' Makassar. Kurniati.C. 2011. Pengaruh metode pengolahan kulit pisang batu (Musa brachyarpa) terhadap kandungan NDB ADR Selulosa, Hemiselulosa, Lignin dan Silika. Skripsi. UniversitasAndalas. Padang. winarno, F. G., dan S. Fardiaz. 1986. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia, Jakarta. Steel. R.G.D. dan J.H.Torrie, lgg3. Prinsip dan Prosedur Statistika, PT. Gramedia, Pustaka U tama,jakarta.