BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB IV ANALISIS APLIKASI METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH RAUDLOTUL MUTA ALIMIN SUKOLILAN PATEBON KENDAL

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang penting dan memerlukan perhatian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi insan kamil akan pengetahuan dan nilai. Dimana proses pendidikan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB III PENYAJIAN DATA

METODE PENGUMPULAN DATA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB V PEMBAHASAN. Kepribadian Muslim Siswa MAN 2 Tulungagung. siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. 1

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN PKBR Pengertian Fungsi PKBR Tujuan PKBR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB III PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN ADDAINURIYAH 2 SEMARANG

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

FATWA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG PEMAHAMAN, PEMIKIRAN, PENGAMALAN DAN PENYIARAN AGAMA ISLAM DI ACEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Aktualisasi Nilai-nilai Keagamaan pada Santri TPQ Al-Asyhar

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MAS Simbang Kulon Pekalongan yang menggunakan pendidikan model boarding school, peneliti akan menganalisis sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan pada bab I dengan menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman. A. Analisis Upaya Pembentukan Karakter Disiplin melalui Pendidikan Model Boarding School di MAS Simbang Kulon Pekalongan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pelaksanaan upaya pembentukan karakter disiplin melalui pembiasaan dalam pendidikan model Boarding School di MAS Simbang Kulon Pekalongan tidak serta merta berjalan dengan sendirinya sesuai dengan harapan, akan tetapi melalui proses yang terencana sebagai landasan dalam membentuk pribadi disiplin peserta didik. Diantaranya memadukan antara kurikulum pembelajaran, kegiatan ekstra/ kegiatan tambahan dan kegiatan harian (rutin). 1. Kurikulum (materi wajib). Kurikulum pembelajaran yang ada di madrasah reguler (sekolah pagi) yang didalamnya terdapat pembelajaran-pembelajaran agama seperti kitab tafsir, hadits, fiqih, kitab akhlak dan lainya yanga sudah terjadwal yang dapat menjadi modal dasar peserta didik agar mengetahui 90

91 hukum, tata krama dan mengaji yang bertujuan untuk menguatkan akidah dan akhlak peserta didik di boarding school dan tentunya dapat membantu melatih kedisiplinan peserta didik. Dalam kurikulum (materi wajib) peserta didik diberikan materimateri pembelajaran yang sesuai dalam upaya pembentukan karakter disiplin peserta didik di MAS Simbang Kulon yang berada di boarding school, diantaranya: 1 a. Tahsinu al Qur an (materi membaca Al-Qur an sesuai dengan ilmu tajwid dari Al-Fatihah sampai akhir al-qur an. Materi ini diajarkan dengan cara talaqqi dan syafahi dari seseorang pendidik al-qur an yang memiliki sanad dan landasan yang kuat sampai kepada baginda Rasulullah SAW). Dengan tahsinu al Qur an dapat membuat peserta didik belajar disiplin, karena peserta didik dianjurkan (diwajibkan) membaca al-qur an setiap harinya secara teratur. b. Ta limu al Muta allim (kitab yang di dalamnya berisi tentang tata cara dan tata krama bagi seseorang yang mencari ilmu). Diharapkan dengan materi ini peserta didik pada saat dan setelah mengkaji kitab bersama-sama, peserta didik yang berada di boarding school betulbetul memiliki nilai-nilai etika yang baik terutama kedisiplinan, dimana di dalam kitab dianjurkan bagi peserta didik untuk selalu mengulang-ulang pembelajaran yang telah diajarkan oleh pendidik di 1 Hasil Pengolahan Dokumentasi, Observasi, dan Wawancara dengan Pengasuh dan Para Mudaris di Boarding School MAS Simbang Kulon Pekalongan, pada tanggal 21 September 2015-04 November 2015.

92 dalam kelas serta rajin belajar tanpa menunggu waktu akan melakukan tes (ulangan semester). c. Jawahiru al-bukhori (kitab kumpulan hadits-hadits sahih tentang hukum, muamalat, adab dan lain-lain. Setelah mengkaji kitab ini, peserta didik yang berada di boarding school diharapkan: 1. memiliki wawasan dan hafal beberapa hadits pokok dalam hukum, muamalat, adab dan lain-lain 2. dapat berguna untuk bekal hidup di masyarakat dan bekal dalam hal penyampaian materi yang diperoleh dari masa pendidikannya kepada orang lain 3. dapat membentuk karakter disiplin pada peserta didik dengan cara pembiasaan setoran hafalan yang tepat waktu. Materi-materi pembelajaran kitab yang diberikan kepada peserta didik di boarding school tersebut tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya sebuah metode pembelajaran. Berdasarkan observasi peneliti menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh pengasuh dan para mudaris di boarding school dalam upaya pembentukan karakter disiplin juga bervariatif. Mereka memahami bahwa metode merupakan alat yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan. Tanpa metode, materi pelajaran tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif. Tanpa adanya metode pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan karakter, maka pendidikan tidak akan tercapai sesuai harapan khususnya pembentukan karakter disiplin. Variasi metode-metode yang diterapkan

93 oleh para mudaris di boarding school, meliputi: Metode Sorogan, Bandongan, Pembiasaan, Keteladanan dan Hafalan. Beberapa metode tersebut digunakan berdasarkan materi yang relevan. 2. Ekstra Kulikuler (Kegiatan Tambahan) Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan tambahan, dalam arti lain dapat mengembangkan bakat peserta didik. Di boarding school ini pengawasan terhadap peserta didik sangatlah ketat, jadi seluruh peserta didik yang ada di boarding school ini juga dapat terlatih untuk disiplin. Kegiatan ekstra di sini sifatnya indoor, diantaranya: a. Khitobah (latihan berpidato) Latihan pidato di boarding school ini untuk semua peserta didik yang dilaksanakan secara bergantian (bergilir tiap kelasnya) dalam setiap minggunya. b. Bahsul Masail (diskusi) Kegiatan diskusi ini membahas dan memperdalam materimateri yang sudah diajarkan. Bahsul masail ini dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan tingkat kelas secara bergantian. c. Maulidu al-rasul Kegiatan pembacaan maulid ar Rasul diharapkan peserta didik dapat mempelajari karakter Nabi Muhammad SAW dan dapat memberikan proses adaptasi yang cepat untuk peserta didik apabila kelak akan tampil di masyarakat.

94 d. Olahraga Kegiatan pengembangan bakat ini juga dapat dijadikan kegiatan refresing karena kegiatan ini dilaksanakan pada hari libur. e. Qiro ah, Tartil dan pendalaman kaifiyatu as-sholat Kegiatan ini diharapkan agar seluruh peserta didik yang berada di boarding school mampu mengembangkan bakat dalam membaca al-qur an sesuai dengan makhariju al-huruf, serta dapat membuat peserta didik lebih mengetahui tata cara sholat dengan benar sesuai syariat islam. Kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam pembelajaran tambahan di atas adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam membantu pembentukan karakter disiplin peserta didik yang berada di boarding school. 3. Kegiatan Harian (Rutin) Kegiatan harian (pembiasaan) ini lebih mengacu pada tata tertib yang ada boarding school, diantaranya: hak, kewajiban, larangan dan sangsi. Dengan tata tertib yang ada di boarding school diharapkan peserta didik dapat mulai terlatih dan terbiasa hidup disiplin dan berperilaku positif (memiliki sopan santun) sehingga aspek psikomotorik dapat terbentuk. Diantaranya: a. Qiyamu al-lail Kegiatan sholat malam ini (tahajud) yang dilakukan oleh semua peserta didik secara berjama ah di aula boarding school.

95 b. Shalat berjama ah Kegiatan harian ini dilakukan untuk seluruh jenjang pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal sholat lima waktu. c. Qiro atu al-qur an (membaca al-qur an) Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode sorogan (metode tatap muka antara peserta didik kepada pendidik (mudaris)), diharapkan peserta didik dapat membaca al-qur an dengan benar dan fasih (sesuai dengan makhariju al-huruf). d. Mudzakarah (belajar mandiri) Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama (belajar mandiri akan tetapi dilaksanakan pada waktu yang sama sesuai jadwal di boarding school). Dengan kegiatan ini diharapkan peserta didik dapat gemar membaca dan diberi kesempatan untuk belajar pelajaran yang ada di madrasah reguler. e. Piket Kegiatan ini terjadwal dilaksanakan setiap pagi hari sebelum mengikuti pembelajaran di madrasah reguler yang ada di MAS Simbang Kulon. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui pembiasaan dalam pendidikan model boarding school di MAS Simbang Kulon Pekalongan ini berjalan dengan baik karena upaya-upaya yang dilakukan sekolah diantaranya terdapat

96 pengawasan 24 jam oleh pengasuh Boarding School juga adanya reward and punishmant dalam setiap kegiatan yang ada, serta diimbangi dengan materi-materi keagamaan yang sangat membantu dalam pembentukan karakte peserta didik yang berada di boarding school terutama pembentukan karakter disiplin. Dari penelitian ini juga ditemukan sebuah perbedaan yang signifikan dalam pembentukan karakter terutama karakter disiplin dengan sekolahsekolah lainnya yang tidak menggunakan pendidikan model boarding school sesuai dengan penelitian yang telah di teliti, seperti adanya kegiatan harian yang diisi dengan kegiatan pembiasaan untuk membentuk karakter disiplin peserta didik. Upaya pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui pembiasaan dalam pendidikan model boarding school di MAS Simbang Kulon Pekalongan yang di dalamnya terdapat pelaksanaan pembelajaran diantaranya memadukan kurikulum (materi wajib), kegiatan Ekstrakulikuler (kegiatan tambahan) dan kegiatan harian (rutin) tersebut di atas dianggap cukup positif dan berhasil karena adanya controling (pengawasan) selama 24 jam oleh pengasuh boarding school juga adanya reward and punishmant dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh peserta didik boarding school di MAS Simbang Kulon Pekalongan, hal ini jelas sesuai fakta dengan hasil penelitian di MAS Simbang Kulon yang menggunakan pendidikan model boarding school. Di boarding school, upaya pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui pembiasaan adalah cara

97 yang paling efektif dengan cara melalui kegiatan harian. Kegiatan harian ini didalamnya berisi tentang pembiasaan-pembiasaan untuk melatih kedisiplinan peserta didik di boarding school, salah satunya sholat berjama ah tepat waktu. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Ivan Pavlov dengan teori belajar behavioristik-nya yang lebih lanjut dikembangkan oleh Watson. Setelah mengadakan serangkaian eksperimen, ia menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dapat dilakukan melalui latihan/ membiasakan mereaksi terhadap stimulus-stimulus yang diterima. 2 Hal ini sesuai dengan penelitian yang ada di MAS Simbang Kulon yang menggunakan model boarding school yang di dalamnya terdapat pelatihanpelatihan, pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan setiap harinya sesuai jadwal. Selain itu teori lain yang mendukung penelitian ini menurut Wayson dalam bukunya Opening Windows to teaching; Empowering Educators to Teach Self-Disipline: Dalam Journal of the college of education. Theory into practice, Disiplin memerlukan proses belajar. 3 Menurut Crow, pada awal proses belajar perlu ada upaya orang tua. Hal ini dapat dilakukan dengan cara (1) melatih, (2) membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral. Jika anak terlatih dan terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral maka (3) perlu adanya kontrol 2 Eveline Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Galia Indonesia, 2011), hlm. 25-27. 3 Wayson, W. W. Opening Windows to teaching; Empowering Educators to Teach Self- Disipline: Dalam Journal of the college of education. Theory into practice, (USA: vol. Xxiv, no. 4), hlm. 228.

98 orang tua untuk mengembangkanya. 4 Dengan penelitian ini adanya sekolah melalui model boarding school dapat berupaya menerapkan karakter dengan cara adanya pelatihan, pembiasaan yang ada di boarding school juga adanya pengawasan dari sekolah serta boarding school yang menggunakan pengawasan 24 jam oleh pengasuh boarding school. B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik melalui Pembiasaan dalam Pendidikan Model Boarding School. 1. Faktor Pendukung a. Internal, meliputi: 1) Adanya komitmen dari pengurus yayasan, kepala madrasah, pengasuh dan para mudaris di boarding school. Adanya komitmen tersebut dapat menentukan keberhasilan pembentukan karakter disiplin di boarding school MAS Simbang Kulon. 2) Penerapan pendidikannya menggunakan budaya pesantren salaf, sehingga tercipta kultur religius di boarding school. Dengan adanya budaya pesantren salaf di boarding school membuat para peserta didik lebih dapat mendalami ilmu agama dan dapat mengamalkannya sehingga terciptalah kultur religius di boarding school. 4 Moh. Shochib, Pola Asuh Orang tua dalam membantu anak mengembangkan disiplin diri, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm. 21.

99 3) Adanya bimbingan dan pembinaan oleh pengasuh di boarding school selama 24 jam dalam setiap kegiatan dan aktifitas peserta didik, sehingga proses adaptasi di boarding school berlangsung cepat dan baik. Ini berjalan dengan baik karena adanya keikhlasan dan kesabaran para pendidik dan pengasuh boarding school dalam pembimbingan dan pembinaan di boarding school selama 24 jam dalam setiap kegiatan dan aktifitas peserta didik, sehingga proses adaptasi di boarding school berlangsung cepat dan baik. 4) Adanya komitmen yang kuat dari peserta didik yang masuk di program keagamaan (boarding school), sehingga kegiatan-kegiatan dalam upaya pembentukan karakter disiplin berjalan dengan baik. Peserta didik yang masuk di boarding school, mereka benar-benar memiliki kemauan yang kuat untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama dan mereka secara mental sudah siap akan semua resikonya yang harus dihadapi selama mengenyam pendidikan di boarding school yang kaitannya dalam upaya pembentukan karakter disiplin dan juga untuk pencapaian visi misi dan tujuan dari sekolah, sehingga terciptalah komitmen yang kuat dari peserta didik yang dapat menunjang kelancaran kegiatan-kegiatan di boarding school. b. Eksternal, meliputi: 1) Adanya komitmen orangtua peserta dalam melihat perkembangan anaknya, lewat komunikasi intensif antara pengasuh, guru dan

100 orangtua peserta didik. kesadaran daripada mayoritas santri dan orang tua dimana peserta didik sudah siap konsekuensinya yang nantinya akan mereka hadapi dan orang tua peserta didik sudah sudah memasrahkan anaknya kepada pengasuh dan para guru supaya anaknya menjadi baik. Para orang tua peserta didik sudah mau bekerjasama untuk tidak menjenguk anak mereka saat kegiatan santri di ma had sedang berlangsung. Mereka sangat mendukung dengan adanya boarding school ini, dengan harapan agar anaknya menjadi pribadi yang baik, disiplin, rajin beribadah dan berakhlakul karimah. 2) Adanya dukungan dari masyarakat dan warga sekitar dalam keikutsertaanya mengawasi, menasehati dan membimbing peserta didik program keagamaan (boarding school). Terbukti keikutsertaan warga sekitar boarding school dalam mengawasi, menasehati dan membimbing peserta didik ketika ada perilaku kurang baik yang dilakukan oleh peserta didik ketika keluar dari boarding school pada waktu senggang atau libur. 2. Faktor Penghambat a. Internal, meliputi: 1) Adaptasi dari masing-masing peserta didik yang membutuhkan waktu. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas peserta didik boarding school yang masih terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di rumah masing-masing peserta didik yang mana tidak sama dengan pembiasaan-pembiasaan yang ada di boarding school

101 dengan menggunakan peraturan yang ketat untuk membentuk karakter disiplin peserta didik, ada juga sebagian belum terbiasa terpisah lama dengan orang tua mereka. Hal ini disebabkan karena latar belakang keluarga yang berbeda dan lulusan yang berbeda. Proses adaptasi bagi peserta didik di boarding school ini dapat diantisipasi dengan adanya pendampingan maksimal dari para senior atau kakak kelas, karena biasanya yang terjadi justru sebaliknya yaitu praktek perploncoan dari kakak kelas kepada adik kelas yang masih dilaksanakan dengan berkedok pembinaan mental, inilah yang harus dihilangkan sehingga peserta didik baru dapat cepat beradaptasi. 2) Sarana prasarana yang belum memadai sehingga menghambat dalam upaya pembentukan karakter disiplin melalui pendidikan model boarding school di MAS Simbang Kulon Pekalongan. Seperti sarana dan prasarana untuk ibadah, diantaranya kurang adanya fasilitas tempat wudhu yang luas, tempat belajar yang memadai sehingga pembentukan karakter disiplin peserta didik di boarding school ini menjadi sedikit terganggu. Kurangnya sarana dan prasarana ini perlu adanya penambahan sarana dan prasarana (kalau bisa) atau jika itu belum bisa dapat diminimalisir dengan penggunaan secara terjadwal oleh peserta didik secara bergantian dan untuk mengurangi kebiasaan peserta didik di luar boarding school sudah sepatutnya memiliki sarpras IT sehingga dapat

102 menunjang sarana dan prasarana yang ada untuk mengurangi kegiatan peserta didik di luar boarding school juga agar peserta didik tidak merasa jenuh dan merasa terisolasi di boarding school. b. Eksternal, meliputi: 1) Kegiatan peserta didik di luar boarding school pada saat kegiatan sedang berlangsung yang dapat mengganggu upaya pembentukan karakter disiplin. kegiatan diluar boarding school seperti kegiatan sekolah pagi yang mewajibkan para peserta didik boarding school untuk mengikuti kegiatan ekstra pada sore hari juga terkadang adanya tugas dari sekolah pagi yang mengharuskan peserta didik keluar boarding school untuk mengakses tugas melalui internet yang membutuhkan waktu lama yang mana dapat membuat peserta didik terhalang untuk mengikuti kegiatan sore hari di boarding school. Kegiatan seperti itu yang terkadang menghambat atau mengganggu kegiatan di dalam boarding school sehigga hal ini dapat diantisipasi dengan pengaturan jam belajar yang fleksibel, karena semua peserta didik berada di boarding school maka pengaturan jadwal memungkinkan untuk dilaksanakan secara fleksibel. 2) Kurangnya kerjasama yang baik dengan beberapa wali santri yang dapat mengganggu aktifitas peserta didik di boarding school. Hal ini dapat diantisipasi dengan adanya peraturan yang ketat dalam mengatur jadwal orang tua untuk menjenguk atau menenui

103 putranya di boarding school, sehingga tidak akan ditemui lagi orang tua peserta didik yang menjenguk atau menemui putranya pada saat jam-jam kegiatan boarding school sedang berlangsung. 3) Kegiatan warga sekitar boarding school yang terkadang mengganggu kegiatan belajar peserta didik di boarding school. Lingkungan boarding school yang berdampingan dengan rumahrumah penduduk terkadang mengganggu kegiatan-kegiatan peserta didik boarding school. Bahkan terkadang warga sekitar suka bergerombol dan bersuara keras (bersenda gurau keras) sampai tengah malam yang sangat mengganggu dan merusak konsentrasi hafalan serta belajar peserta didik di boarding school. Selain itu, peserta didik yang non boarding school juga terkadang mengganggu aktifitas peserta didik di dalam boarding school. Hal ini perlu adanya penjelasan secara langsung kepada warga sekitar boarding school atau memberikan pengertian kepada warga agar dapat bekerja sama menciptakan suasana yang kondusif di sekitar boarding school agar kegiatan peserta didik di boarding school akan berjalan dengan maksimal sesuai tujuan. Peneliti memandang bahwa keseimbangan pendidikan yang diterapkan di boarding school dan madrasah reguler mampu menjangkau tiga aspek yaitu: aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diaktualisasikan oleh peserta didik dalam cara berpikir, cara bersikap dan cara berperilaku sehingga dapat terbentuk cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spiritual.. Untuk itu

104 pendidikan karakter model boarding school seperti ini dapat dijadikan pendidikan alternatif dalam era globalisasi seperti sekarang ini untuk lebih bisa membantu pembentukan karakter disiplin.