Dalam pelaksanaan bangunan atas jembatan kereta api

dokumen-dokumen yang mirip
ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB III METODE PERENCANAAN. Gambar 3.1 Dimensi jembatan utama. 1. Tipe jembatan : Rangka baja

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih

Proses Perencanaan Jembatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SEJARAH PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG. A. Sejarah Pembangunan Jembatan Gantung Ujung Gading Pasaman Barat

BAB IV BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

Jembatan Kereta Api BH 474 Sungai Comal Lintas Semarang- Cirebon Permasalahan erosi lokal di sekitar pilar jembatan

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

BAB III LANDASAN TEORI. direncanakan adalah dudukan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS MAHASISWA TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JASA KONSTRUKSI INDUSTRI PENUNJANG KONSTRUKSI Jln. Veteran No. 112 Bekasi Telp (Hunting) Fax

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006

PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB VI METODE PELAKSANAAN

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

BAB III KABEL BAWAH TANAH

GARIS PENGARUH PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETEK DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN RANGKA BAJA BOOMERANG BRIDGE SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI JEMBATAN GANTUNG

ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA

MEKANISME KERJA JIB CRANE

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Struktur Baja 2. Kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelat dasar kolom mempunyai dua fungsi dasar : 1. Mentransfer beban dari kolom menuju ke fondasi.

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

BAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

BAB III LANDASAN TEORI

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

2 Mekanika Rekayasa 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Transkripsi:

BAB III METODA PELAKSANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN KERETA API Dalam pelaksanaan bangunan atas kereta api dibedakan menjadi 2 tahap sebagaimana dijelaskan berikut ini. 1. Pembuatan baru. Untuk pembuatan baru, perakitan dan pemasangan nya dilakukan di tempat yang sesungguhnya, sehingga tidak diperlukan lagi proses penggeseran. 2. Penggantian lama. Pada penggantian lama, lalu lintas kereta api tidak boleh terganggu, artinya perjalanan kereta api yang melintasi tersebut tetap berjalan sebagaimana biasa. Karena lalu lintas kereta api tidak boleh terganggu, maka penggantian nya tidak cukup leluasa waktunya, sehingga harus dicarikan waktu yang cukup lama antara lewatnya kereta api yang berurutan. Jika penggantian diperlukan waktu yang cukup lama, bisa juga perjalanan kereta api yang tidak penting pada hari itu dihapuskan. Untuk penggantian lama, perakitan nya dilakukan di samping lama, setelah 14

itu baru dilakukan penggeseran (pemindahan). Jembatan yang lama dipindah ke samping sedangkan baru diletakkan di tempat yang lama (tempat yang sesungguhnya). 15 tempat membonokar "~' i Qemfoatan lama '- Pos-in ogmfro-fao \on\a r~ '_i?mpat perakitan -J Odmbatan baru Gambar 3.1. Posisi lama, tempat perakitan baru dan tempat membongkar lama. Pada prinsipnya metoda yang dipakai adalah sama baik pada pembuatan kereta api baru, maupun penggantian lama. Dalam bab ini yang akan dibahas adalah metoda pelaksanaan bangunan atas kereta api rangka baja pada penggantian lama, mengingat pada kondisi ini pelaksanaannya agak lebih sulit karena selain dilakukan perakitan/pemasangan juga dilakukan penggeseran/pemindahan, yang lama dipindah ke samping sedangkan baru diletakkan di tempat yang lama (tempat yang sesungguhnya).

i 16 III.l. Metoda Perakitan Bangunan Atas Jenbatan Kereta Api Rangka Baja 3.1.1. Perakitan Jenbatan Dengan Menggunakan Jenbatan Pertolongan Pada umumnya penggunaan cara ini dilakukan jika bentangan cukup panjang dan kondisi tanah di bawahnya cukup curam/dalam. Jembatan pertolongan dalam hal ini dimaksudkan sebagai alat bantu (landasan bagi baru). Jika baru telah selesai dirakit dan diletakkan di landasan tumpu ("abutment"), maka pertolongan dibongkar. Jadi fungsi utama pertolongan adalah sebagai sarana bari yang baru selama proses perakitan dan penempatan ke landasan tumpu ("abutment"). Dalam pelaksanaannya, cara ini dibedakan menjadi dua atau sebagaimana diuraikan berikut ini. 1. Penasangan Jenbatan Pertolongan Dengan Bantuan Jenbatan Lana Pada cara ini pertolongan dipasang dengan cara menggantungkannya pada lama. Tahapantahapan pekerjaan pada cara ini adalah sebagai berikut: a. memasang dengan menggantungkan pertolongan pada lama ( yang akan diganti), yang masih dilalui kereta api, b. meletakkan pertolongan di atas perancah dan

17 menggesernya ke samping lama, c. memasang baru di atas pertolongan, d. menggeser (mengeluarkan) lama, disusul dengan penggeseran baru, e. menggeser pertolongan ke bawah lama, f. membongkar lama dengan memakai pertolongan, g. menggeser kembali pertolongan ke bawah baru, h. membongkar pertolongan dengan menggantungkan pada baru. lama Gambar 3.2. Kondisi yang akan diganti Karena letak tanah di bawahnya cukup dalam (curam), sehingga untuk memasang perancah (sebagai penyangga

baru) cukup sulit pelaksananaannya. Salah satu alternatif yang bisa dipakai dalam mengganti tersebut adalah dengan memakai pertolongan. Mengingat kondisi lama masih cukup mampu untuk memikul beban sementara, maka pembuatan jemba tan sementara dilakukan dengan menggunakan 18 tersebut. Tahapan-tahapan pelaksanaan pemasangan pertolongan dijelaskan pada uraian berikut ini. 1. Pemasangan pertolongan dilakukan dengan menggantungkannya pada lama dengan memakai konstruksi penggantung. Gambar 3.3. Detail konstruksi penggantung Penggantungan pertolongan pada lama dilakukan dengan memasang bagian demi bagian.

19 lama / \ \ -L r / t\ 1 Gambar 3.4. Pemasangan pertolongan 2. Penggantungan bagian demi bagian dari pertolongan dimulai dari salah satu tepi dan diakhiri pada tepi yang lain. Panjang bentangan pertolongan lebih pendek dari panjang bentangan lama, hal ini dimaksudkan selain menghemat bahan juga memudahkan dalam pemasangan dan penggeser an di atas perancah. 3. Setelah pertolongan selesai dipasang, selanjutnya tersebut diletakkan di atas perancah yang dibuat di tebing sungai, agar dapat digeser ke samping yaitu tempat landasan pembuatan baru.

20 lama konst embatan pertolongan Gambar 3.5. Penggeseran pertolongan ke samping la ma yaitu tempat pembuatan baru. 4. Setelah pertolongan yang pertama telah selesai dibuat dan digeser ke tempat pembuatan baru, maka dapat dimulai lagi pemasangan pertolongan kedua dengan cara sama seperti pada cara yang pertama. Setelah selesai dipasang kemudian digeser ke samping, sehingga dua pertolongan ini yang akan menjadi penumpu dalam pembuatan baru. 5. Pemasangan rangka pertolongan untuk menghubungkan kedua pertolongan. 6. Pemasangan baru yang diletakkan di atas pertolongan yang telah diberi bantalan.

21 lama konst pertolongan Gambar 3.6. Kedua pertolongan telah selesai dipasang dan digeser ke samping yaitu ke tempat perakitan baru. baru Gambar 3.7. Jembatan baru yang telah selesai dibuat di atas pertolongan.

22 2. Penasangan Jenbatan Pertolongan Dengan Bantuan Jenbatan Baru Pada cara ini baru dirakit terlebih dahulu di daratan, baru kemudian sebagian didorong searah as di atas sungai/jurang. Bagian dari yang didorong searah as inilah sebagai tempat dipasangnya pertolongan (pemasangannya dengan cara digantungkan). Urutan proses pelaksanaannya adalah sebagai berikut ini. 1. Merakit dan menyetel baru. abutment Gambar 3.8. Jembatan baru 2. Mendorong sebagian dari baru. fembcrqtjcmbaton bam di dorong ke depan Gambar 3.9. Mendorong sebagian

23 3. Merakit pertolongan dengan cara menggantungkarmya pada bagian baru yang didorong searah as. baru f«nbtr«t abulmcn' Gambar 3.10. Merakit pertolongan 4. Meneruskan perakitan pertolongan hingga selesai (mencapai perancah yang telah dipasang pada tepi pangkal ). baru femberat. 1 E pertolongan /t abutment Gambar 3.11. Merakit pertolongan

24 5. Menggeser memanjang baru di atas pertolongan. embalan baru Gambar 3.12. Penggeseran 3.1.2. Perakitan Jenbatan Dengan Menggunakan Perancah Cara ini dipakai jika situasi dan lokasi yang ada memungkinkan untuk dipakainya metoda tersebut, yaitu kondisi lapangan tidak terlalu curam, air sungai tidak terlalu dalam dan deras. Perancah digunakan sebagai tempat untuk penyetelan baru. Metoda ini tidak dapat dilaksanakan pada kondisi debit dan arus air sungai cukup besar yang dapat menghanyutkan perancah-perancah. Urutan pekerjaan' dapat dijelaskan berikut ini. 1. Pembuatan perancah, yang terdiri dari: a. pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan, b. pengukuran, c. membuat perancah.

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketinggian dari perancah dan konstruksi itu 25 sendiri. Tiang perancah dapat dibuat dari batang kelapa, bagian yang akan ditanam ke dalam tanah diberi sepatu besi, sedangkan pada bagian atas batang kelapa yang a.kan dipukul pada waktu pemancangan diberi cincin besi agar tidak pecah. Setelah pemancangan tiang selesai untuk masing-masing unit perancah (4 batang), selanjutnya dipasang batang pengaku dan pada bagian atas tiang dipasang batang-batang yang menghubungkan unit-unit perancah tersebut. Di atas batang yang menghubungkan unit-unit perancah ini dibuat lantai kerja. 1 fit fit ft u u > Yerancan v ^Tn<!! Gambar 3.13. Perancah yang telah selesai dibangun 2. Proses perakitan baru, terdiri dari: a. pemasangan batang bawah dari gelagar induk sebelah kirrfdan kanan dengan jarak melintangnya disesuaikan dengan panjang gelagar me1intang,

26 b. pemasangan gelagar melintang dan memanjang beserta ikatan angin bawah, c. pemasangan batang-batang diagonal dan vertikal pada titik buhul dengan baut-baut. Agar batangbatang diagonal dan vertikal dapat berdiri dengan kokoh pada posisinya, maka dibuatkan batang-batang yang memegang batang tersebut yang diikatkan pada lama. Setelah batang-batang diagonal dan vertikal selesai dipasang, maka dilanjutkan dengan pemasangan batang-batang bagian atas yang meman jang dan melintang serta pemasangan ikatan angin atas, d. pemasangan unsur pembentuk sistem jalan rel. baru till U U pcransalv Gambar 3.14. Perakitan di atas perancah 3.1.3. Perakitan Jenbatan Dengan Metoda Kantilever Metoda ini dipakai apabila bentang tidak terlalu panjang dan kondisi lintasnya berupa jurang yang dalam.

27 Prinsip pelaksanaan dari metoda kantilever adalah dipasang bagian demi bagian yang dimulai dari satu tepi dan didorong ke arah tepi yang lain. abutment n^ sungai Gambar 3.15. Kondisi tempat akan dipasang dengan metoda kantilever. Dalam pelaksanaan kantilever, perlu diperhatikan antara lain: a. batang rangka yang bersifat tekan, dalam pelak sanaannya akan ada yang mengalami tarik, begitu juga sebaliknya batang rangka yang bersifat tarik, dalam pelaksanaannya akan ada yang mengalami tekan, b. goyangan batang-batang ke arah samping pada waktu pemasangan. Untuk melaksanakan metoda kantilever, maka harus menggunakan pemberat yang dipasang di daratan di salah satu tepi tempat yang akan dipasang. Pemberat ini biasanya berupa rangka yang sudah jadi dirakit dengan ukuran dan berat yang lebih besar atau sama dengan panjang yang akan dipasang, hal ini

berfungsi untuk menahan momen atau beban yang ditimbulkan oleh kondisi bagian yang dimajukan. Untuk menjaga supaya tidak terlalu besar melenturnya, maka pemasangan diletakkan agak lebih tinggi dari posisi yang sebenarnya. Urutan perakitan dan pemasangan rangka batangnya adalah sebagai berikut ini. 1. Perakitan yang berfungsi sebagai pemberat. Hal-hal yang harus diperhatikan dengan pelaksanaan penggantian ini adalah sebagai berikut ini. a. Sistem sambungannya tidak perlu terlalu kencang. b. Jembatan pemberat harus lebih berat dari yang akan dipasang, untuk itu panjang pemberat harus lebih besar dari yang akan dipasang atau bisa diberi pemberat tambahan di ujung belakang. c. Salah satu dari ujung pemberat diletakkan di atas pangkal. 28 T pemberat abu&nent Gambar 3.16. Posisi pemberat

2. Pemasangan batang-batang pertolongan yang berfungsi sebagai penghubung antara pemberat dengan yang akan dipasang secara kantilever. Unk-iet" bt atas abutment pemberat Gambar 3.17. Batang-batang pertolongan yang telah dipasang, terdiri dari batang atas dan batang vertikal. 3. Secara berurutan dipasang gelagar melintang ke 1, batang diagonal ke 1, batang vertikal ke 1, batang tepi bawah 1-2 dan batang diagonal ke 2. abutment fejnberat Gambar 3.18. Perakitan dengan kantilever

4. Pemasangan gelagar melintang kedua beserta tambatantambatannya. 5. Secara berurutan dipasang batang vertikal ke 2, batang tepi atas 1-2 dan batang diagonal ke 3. 30 Gambar 3.19. Perakitan dengan kantilever 6. Proses dan urutan pemasangan batang seterusnya sama dengan pemasangan batang sebelumnya, tapi yang harus diingat adalah pemasangan selalu diusahakan bentuk segi tiga yang dibentuk oleh kombinasi antara batang diagonal, batang vertikal dan batang tepi atas/bawah. Jika ada satu segi tiga yang belum terbentuk, maka tidak boleh dibentuk segi tiga selanjutnya. baru Gambar 3.20. Perakitan dengan kantilever

3.1.4. Perakitan Jenbatan Dengan Metoda Gantungan Metoda gantungan adalah suatu metoda yang dalam pelaksanaan pemasangannya, rakitan diletakkan di atas batang penggantung yang dibuat pada lama, yaitu dengan cara digantungkan pada sisi bawah rusuk pokok. Untuk itu konstruksinya harus dibuat sekokoh mungkin, agar pada pelaksanan penyetelan baru tidak akan mengalami lenturan yang berarti. Bagian dari rakitan yang diletakkan di atas batang penggantung adalah rakitan dari sebidang dinding rangka sepanjang, mengingat setelah sebidang dinding rangka selesai dirakit dan distel, maka selanjutnya rakitan tersebut didukung oleh penyangga yang dibuat di samping pangkal. Jadi konstruksi gantungan berfungsi sebagai pengganti penyangga' pada saat pelaksanaan perakitan sebidang dinding rangka. Kegiatan dalam pelaksanaan metoda penggantung adalah 31 sebagai berikut ini. 1. Memasang batang-batang penggantung pada batang bawah rasuk pokok., bt pcjqgantung Gambar 3.21. Tampak atas

32 embatan lama pangkal Gambar 3.22. Tampak samping 2. Membuat perancah di kanan dan kiri dari pangkal. Konstruksi ini dimaksudkan untuk menyangga hasil rakitan dan penyetelan baru dan untuk menyangga lama (setelah digeser). Gambar 3.23. Tampak atas konstruksi perancah 3. Perakitan dan penyetelan sebidang dinding rangka.

33 Perakitan dimulai batang demi batang, dirakit dan distel di atas batang-batang penggantung. Sebidang dinding rangka yang dirakit dan distel pertama kali adalah sebidang dinding rangka sebelah luar (dari arah lama). lama ~~ V ~Si 1 dinding rangka baru J t Pangkal peran can!*r ~3^r ^^r^c-^tir SECRET Gambar 3.24. Tampak depan 4. Penggeseran sebidang dinding rangka yang telah selesai dirakit dan distel, sejauh yang telah ditentukan (selebar )- Untuk menjaga agar kedudukan dinding rangka tetap tegak dan menyimpang, maka penggeseran dilakukan secara perlahan-lahan dan dibuatkan konstruksi penahan. lama VJL "^ dinding rangka jembatnn baru '^'^ *&&& Gambar 3.25. Tampak depan

5. Perakitan dan penyetelan sebidang rangka yang sebelah 34 dalam. rangka lama r rangka baru pangkal ' 3*5 perancah ->^?37<= i.^i l/k Gambar 3.26. Tampak depan 6. Menyatukan kedua rakitan dinding rangka dengan memasang rasuk melintang, rasuk memanjang dan ikatan angin atas dan bawah. T baru T" lama pcrancah Gambar 3.27. Tampak muka

35» perancah tv G 3 - y I i lama, "j 1 i bt ponggan - 1 tunq f s L & I»/<> t/ > / t>^ jcml T j atan baru / s \ 1 Gambar 3.28. Tampak atas III.2. Metoda Penindahan Bangunan Atas Jenbatan Kereta Api Rangka Baja Pada penggantian bangunan bagian atas kereta api rangka baja, perakitan dan pemasangan rangka bajanya tidak di tempat yang sebenarnya melainkan di tempat lain, yang dekat dengan posisi akan dipasang. Untuk itu diperlukan pekerjaan untuk memindahkan rakitan yang telah dipasang ke posisi yang sesungguhnya. Metoda yang dipakai untuk pemindahan adalah metoda geser dan dengan menggunakan alat berat.

36 3.2.1. Metoda Geser Metoda geser adalah metoda untuk memindahkan rakitan (dari satu tempat ke tempat lain) dengan cara menggeser. Penggeseran dilakukan di atas suatu konstruksi geser (landasan geser) dengan mengguna kan derek. Untuk itu konstruksi landasan geser harus kokoh dan stabil agar penggeseran dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dijelaskan di bawah ini. a. Konstruksi perancah tidak boleh mengalami goyangan dan penurunan akibat beban yang digeser di atas landasan geser. b. Jembatan baru dan lama harus didudukkan di atas "roller" yang dilengkapi dengan "stopper" agar jalannya penggeseran dapat dikendalikan. c. Pada ujung landasan geser dipasang konstruksi penahan atau "stopblock" supaya tidak meluncur pada waktu penggeseran. d. Penggeseran dilakukan secara perlahan-lahan dengan kecepatan yang sama antara kedua ujung agar posisi tidak membelok. Urutan pelaksanaan penggeserannya adalah sebagai berikut ini. a. Pasang perancah di samping lama ( di samping kiri dan kanan pangkal ) untuk penempatan baru dan untuk penerimaan lama

37 setelah dilakukan penggeseran. b. Pemasangan "stapling" pada masing-masing perancah untuk mencapai ketinggian yang telah disyaratkan untuk kedudukan rusuk memanjang dari. c. Memasang konstruksi geseran setelah pangkal selesai dibobok. Pembobokan pangkal dimaksudkan untuk mengeluarkan landasan baja. Landa san tersebut dikeluarkan dengan jalan mendongkrak lama ke arah atas dengan dongkrak hidrolik, baru landasan tersebut dikeluarkan. Untuk sementara waktu dipasang potongan-potongan balok untuk menggantikan kedudukan landasan, kemudian baru konstruksi geseran dipasang. Konstruksi geseran berguna untuk menghubungkan kedua perancah dan abutment dalam arah melintang. d. Pada ujung rel geseran dipasang suatu konstruksi penahan, sedangkan pada yang akan digeser dipasang penahan (dengan kabel baja). Penahan ini pada saat penggeseran diulur mengikuti jalannya penggeseran tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar laju penggeseran dapat diatur. e. Memasang "roller" pada baru di atas rel geseran, sedangkan pada lama "roller" tidak bisa langsung dipasang di atas rusuk geseran, karena masih dilalui oleh kereta api yang bisa menyebabkan tersebut bergoyang dan bergeser. Untuk mencegah bergoyang dan bergesernya,

maka dipasang balok kecil sebagai ganjal untuk peng ganti "roller". "Roller" baru dipasang pada lama disaat penggeseran akan dimulai dengan jalan mendongkrak tersebut, lalu balok kecil tersebut diambil dan diganti dengan "roller". f. Jembatan lama dan baru digabungkan dengan 38 memasang kaitan. g. Pasang derek, "takal" dan tambang yang dihubungkan/ diikatkan pada lama. h. Bongkar kawat sinyal pada lama. i. Jembatan baru dan lama digeser ke samping dengan jalan ditarik bersama-sama menggunakan derek, sehingga baru sampai pada tempat yang telah ditetapkan (di atas pangkal /pilar) dan lama sampai pada perancah penerimaan. derek Hi lama baru wra \ &im* mv*±ai wiwjm- V^'^^^p^^Mm,i,m\^\,^^^^mv^^ abutment WWJJA \0&*»A S#kWH ( tojj;a±a»*<?iffira ^ *"* ^ ** ^~W s*^ /jk^ yji Jb ik.il Gambar 3.29. Jembatan siap untuk digeser

39 lama baru -k= _i r_ U r i_ pangkal i«wab^< iu<ik*«lu ikftmrn; **** perancah ^^*fe= *?m= '-^W!?--1 ^s?- ^^^s== Gambar 3.30. Jembatan telah digeser j. Semua "roller" segera dilepaskan dengan jalan mengangkat tersebut dengan dongkrak, dan kemudi an didudukkan pada tempat/kedudukan yang telah ditentukan. (di atas balok potongan). k. Pemasangan kembali kawat sinyal pada baru. 1. Membongkar rusuk geseran, hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas baru yang kemudian dipasang landasan baja tempat baru tersebut ditumpu. m. Bongkar derek dan tambang. n. Setelah baru selesai dipasang secara permanen dan sempurna, maka pekerjaan selanjutnya adalah membongkar lama.

40 3.2.2. Metoda Tunbak Soyang Metoda ini adalah suatu metoda untuk memindahkan rangka baja yang telah selesai dirakit dengan cara mengangkat dengan menggunakan alat berat ("crane") yang dinamakan tumbak soyang. Tempat perakitan dan pembuatan baru biasanya tidak jauh dari jalan kereta api, supaya alat berat tersebut dapat menjangkaunya. Karena sistem pemindahan dengan cara diangkat, maka perakitan dilakukan di darat untuk mempermudah pelaksanaannya. Urutan pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut: 1. membuat landasan, untuk perakitan, 2. merakit baru, 3. mengangkat dan memindahkan lama ke tempat yang telah dipersiapkan, 4. Mengangkat baru dan meletakkannya di atas pangkal.

41 C ] eikfttnenk J- A n Jalan rel Ttmpat c ] Jejnbqtan lamp r t itmbcttan baru Gambar 3.31. Tampak atas Jtmbcrtan bqru O Q 0 -Q Gambar 3.32. Pengangkatan dengan "cran<