IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Sansekerta yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata buddhi yang

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

Pemaes and Wedding Committee

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. ritual injak telur sesuai dengan namanya dimana telur ayam kampung yang telah

BAB V ANALISA DATA. A. Tata Cara Perkawinan Masyarakat Islam Jawa di Desa Taman Prijek Laren

UPACARA PENDAHULUAN

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

,-,rurt ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. SIMBOl-SIMBOl RITUAL PROFESI PERKAWJNAN TRADISIONAl MASYARAKAT lamongan : KAJIAN SEMIOTIK SKRIPSI

Hair Do atau Jilbab Pengantin Wanita. Hair Do atau Jilbab Pengantin Wanita. Bunga segar aksesoris rambut pengantin dan orang tua.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

TATA CARA PERKAWINAN KATOLIK DI GEREJA SANTA MARIA DENGAN TIDAK BERNODA ASAL KABUPATEN TULUNGAGUNG. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

MEMBELAJARKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BERBASIS PENGETAHUAN DAUR HIDUP MANUSIA JAWA

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

Pedoman Observasi. No Aspek yang diamati Keterangan. 1. Lokasi/ kondisi geografis desa di. 2. Jumlah warga Kecamatan Ngombol

Tata Upacara Pernikahan Sipil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BUDAYA PATRIARKI DALAM PROSESI ADAT PERNIKAHAN DI JAWA (Dalam Perspektif Gender) Oleh Farida Nuryantiningsih 1 Wiekandini Dyah Pandanwangi ABSTRAK

PAKET PERNIKAHAN A Rp ( PAKET HEMAT )

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA TEMU MANTEN DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

ANGGARAN DASAR DHARMAYUKTI KARINI

MENGENAL PERKAWINAN ADAT PANGGIH

DWI INDAH ASTIKA YUNIARTI A

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

ROHUL SHOOTING CLUB (R S C) ANGGARAN DASAR (AD) Dan ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) Oleh : ROHUL SHOOTING CLUB (RSC) TAHUN 2014 ANGGARAN DASAR (AD)

NGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung

BAB I PENDAHULUAN. unsur simbolis sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjalani

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

DAWET. Disusun oleh: A

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

Perkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani *

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN WAKTU LUANG BAGI IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN COKROBEDOG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 6 SERI E NOMOR SERI 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006

BAB V PENUTUP. selamatan dan hajatan. Dalam pelaksanaan hajatan dan selamatan tersebut

BAB V LAPORAN PERANCANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

DWI INDAH ASTIKA YUNIARTI A

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006

PERSEKUTUAN KELUARGA BESAR SAMALELAWAY NEGERI URIMESSING KECAMATAN NUSANIWE

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP)

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia saling membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Perias Pengantin (DPC Harpi) Melati Kota Bandar Lampung tidak bisa dilepaskan dari berdirinya Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Perias Pengantin (DPD Harpi) Melati Propinsi Lampung yang didirikan pada Bulan Mei 1980. Ketika itu dibentuklah kepengurusan organisasi di tingkat kabupaten/kota yang salah satunya adalah DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung, dan sampai dengan saat ini telah dibentuk beberapa DPC Harpi Melati lainnya yang meliputi: DPC Harpi Kota Metro, Tanggamus, Lampung Selatan dan Lampung Utara. Aktivitas yang dilakukan DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung berhubungan dengan upaya pelestarian kebudayaan dan Adat Jawa, khususnya dalam jasa merias pengantin dan memediasi prosesi temu manten dalam pernikahan adat Jawa. Hal ini sesuai dengan landasan didirikannya Harpi Melati sebagai salah satu organisasi profesi yang menaungi para ahli kecantikan dan periasan pengantin di Indonesia yang terdiri dari keragaman budaya dan adat istiadat serta menjadi mediator pelaksaanaan berbagai prosesi pernikahan yang dilakukan secara adat, di tengah-tengah derasnya arus globalisasi dalam upaya mengantisipasi kebudayaan luar yang dapat berpotensi menggeser dan menghilangkan identitas kebudayaan lokal.

30 Pimpinan DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung pada saat ini adalah Ibu. Hj. Sutarti Sukarsum, Wakil Ketua Bapak M. Nasir, S.Sos dan Sekretaris Ny. Ummu Novatiana. Adapun alamat DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung adalah di Jl. Imam Bonjol Gang Swadaya No. 32 Kota Bandar Lampung. (Sumber: DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Tahun 2014) B. Visi dan Misi Harpi Melati Kota Bandar Lampung Visi Himpunan Perias Pengantin (Harpi) Melati Kota Bandar Lampung adalah melestarikan kebudayaan bangsa, khususnya di bidang kecantikan dan periasan pengantin sebagai warisan leluhur dan aset kebudayaan daerah sebagai aset kebudayaan nasional serta sebagai upaya mengantisipasi kebudayaan luar yang dapat berpotensi menggeser dan menghilangkan identitas kebudayaan lokal. Misi Himpunan Perias Pengantin Melati Kota Bandar Lampung adalah: 1. Membantu program pemerintah dalam upaya mempertahan dan melestarikan aset kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional. 2. Menghimpun, memberdayakan, meningkatkan dan menyempurnakan keahlian tata kecantikan kulit dan tata kecantikan rambut para anggota. 3. Menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan yang berkenaan dengan keahlian kecantikan periasan pengantin adat daerah 4. Menggalang dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan keahlian perawatan kecantikan. (Sumber: DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Tahun 2014)

31 C. Tujuan Harpi Melati Kota Bandar Lampung Tujuan didirikannya organisasi Harpi Melati Kota Bandar Lampung adalah: a. Menggalang persatuan dan kesatuan antara sesama anggota dalam kekeluargaan yang didasarkan atas musyawarah dan mufakat b. Meningkatkan dan menyempurnakan keahlian tata kecantikan kulit dan tata kecantikan rambut; meningkatkan peranan ahli kecantikan kulit dan ahli kecantikan rambut, khususnya di bidang kecantikan dan periasan pengantin c. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional, khususnya dalam upaya pemerintah melestarikan kebudayaan dan adap istiadat daerah sebagai aset kebudayaan nasional. (Sumber: DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Tahun 2014) D. Struktur Organisasi DPC Harpi Kota Bandar Lampung Struktur Organisasi DPC Harpi Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: Ketua Sekretaris Bendahara Bidang Organisasi Bidang Pendidikan Budaya dan Litbang Bidang Sosial Ekonomi Bidang Humas A N G G O T A Gambar 2 Struktur Organisasi DPC Harpi Kota Bandar Lampung

32 E. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Uraian Tugas dan tanggung jawab DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: 1. Ketua Uraian Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Bertanggung jawab terhadap kerja-kerja pengurus b. Mengkoordinasi seluruh pengurus untuk merealisasi program-program kerja c. Mengoordinasikan seluruh kegiatan organisasi d. Memprakarsai terjalinnya hubungan timbal-balik antara DPC Harpi dengan organisasi lain baik pemerintah, LSM maupun swasta 2. Sekretaris Uraian Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Mengelola surat menyurat, meliputi pembuatan naskah surat, pengarsipan surat masuk dan keluar, pengaturan pengiriman surat b. Melakukan pengumpulan, pencatatan, pengelolaan, penyusunan, dan pemeliharaan bahan-bahan yang berkaitan dengan data organisasi c. Mengatur penyelenggaraan dokumentasi organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh anggota d. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendukung usaha perbaikan, peningkatan, dan penyempurnaan cara kerja administrasi kesekretariatan

33 3. Bendahara Uraian Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Menyusun rancangan anggaran penerimaan dan pengeluaran b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan pengeluaran organisasi d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh anggota meningkatkan sumber dana internal, khususnya dari iuran anggota e. Membuat laporan keuangan 4. Bidang Organisasi Uraian Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Menyosialisasikan semua ketentuan dan pedoman organisasi kepada seluruh anggota b. Menyusun data perkembangan anggota c. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan kualitas kerja organisasi d. Meningkatkan kualitas SDM anggota

34 5. Bidang Sosial dan Ekonomi Uraian Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Melaksanakan berbagai kegiatan sosial yang berhubungan dengan masyarakat b. Melaksanakan berbagai kerjasama dengan lembaga-lembaga sosial lainnya c. Mencari berbagai peluang usaha untuk meningkatkan taraf ekonomi para anggotanya d. Membuat laporan tentang berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan 5. Bidang Humas Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Menjadi mediator yang menghubungkan organisasi dengan para anggota b. Menjadi mediator yang menghubungkan organisasi dengan lembaga/organisasi lain baik pemerintah maupun swasta c. Menjadi mediator yang menghubungkan organisasi dengan masyarakat luas d. Membuat laporan tentang berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan (Sumber: DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Tahun 2014) F. Gambaran Prosesi Pernikahan Adat Jawa pada DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung Prosesi pernikahan Adat Jawa yang diselenggarakan oleh DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung sebagai panitia penyelenggara (event organizer) bagi pihak keluarga calon pengantin yang mengajukan pernikahan dengan menggunakan adat jawa adalah sebagai berikut:

35 1. Sanggan dan Tukar Kembar Mayang Sanggan berupa sirih ayu dan pisang ayu yang ditaruh dalam nampan dan ditutup daun pisang (simbol kesejahteraan dan kebahagiaan). Sanggan diserahkan dari keluarga pengantin putra kepada ibu dari pengantin wanita sebagai tanda agar semuanya selamat dan berterima kasih atas sambutannya yang hangat. Sementara itu bapak pengantin wanita diserahkan cikal (tunas kelapa) oleh keluarga pengantin pria sebagai lambang tumbuh agar kehidupan mendatang tidak kekurangan apapun dan menjadi orang berguna. Setelah itu diadakan penukaran kembar mayang sebagai mahar dari pengantin putra. Kembar mayang selanjutnya dibawa keluar rumah dan diletakkan di persimpangan dekat rumah dengan tujuan untuk mengusir roh jahat. Berikut adalah gambar prosesi Sanggan dan Tukar Kembar Mayang: Gambar 3. Prosesi Sanggan dan Tukar Kembar Mayang 2. Balangan Ganthal Yakni simbol penyambutan dengan saling melempar masing-masing ganthal (gulungan daun sirih yang berisi pinang) oleh kedua mempelai. Daun sirih yang dipakai adalah daun sirih yang bertemu urat (temu ros). Melambangkan

36 perjodohan antara kedua pengantin, menyatukan tekad lahir batin seiring berjalan menghadapi suka duka kehidupan rumah tangga. Juga melambangkan persatuan rasa suami isteri agar dapat saling memahami. Dalam prosesi ini, pengantin pria melemparkan ganthal ke bagian dada pengantin wanita sebagai simbol perlindungan dan kasih sayang. Pengantin wanita melempar ke ibu jari kaki pengantin pria sebagai simbol pengabdian atau tunduk pada suami. 3. Wiji Dadi Ritual ini dilakukan dengan cara pengantin pria menginjak sebuah telur ayam hingga pecah dengan kaki kanannya, kemudian pengantin wanita berjongkok membersihkan kaki tersebut dengan air bunga dan dibersihkan dengan serbet yang telah tersedia. Setelah itu mempelai pria membantu pengantin wanita untuk berdiri lagi dengan cara mangangkat kedua tangannya. Ritual ini melambangkan bahwa pengantin pria telah siap menjadi ayah yang bertanggung jawab sedangkan pengantin wanita akan mengurusi suaminya dengan setia dan siap memiliki momongan serta lambang bakti isteri pada suami. Sebagai seorang pria, dengan tekad bulat (telur) sekali sudah melangkah dengan itikad baik maka pantang mundur, maju terus untuk meraih kebahagiaan hidup bersama. Sebagai seorang isteri yang setia berkewajiban mensucikan nama baik suami supaya tetap harum bila suami salah langkah atau salah tindak. Karena kesetiaan isteri sang suami membantu sang isteri mengangkatnya sebagai rasa terima kasih atas kesetiaan yang diberikan.

37 Berikut adalah gambar prosesi Wiji Dadi: Gambar 4. Prosesi Wiji Dadi Gambar 5. Prosesi Wiji Dadi

38 4. Sinduran Kedua pengantin bergandengan tangan (kanten) menghadap ke pelaminan. Bapak dari pengantin wanita di depan, kedua pengantin di belakang dan masing-masing pegangan ujung baju belakang kiri kanan bapaknya. Di belakang, ibunya mengkerodongkan sindur di bahu kedua pengantin dan demikian bersama-sama menuju pelaminan dengan dituntun sang bapak seolah membukakan jalan kedua mempelai menuju kehidupan baru, sementara sang ibu mengikuti dari belakang sambil memegang pundak kedua mempelai. Mengartikan bahwa seorang ayah berkewajiban memberi contoh dan menunjukkan jalan kepada kebahagiaan keluarga (berkeluarga) dan sang ibu memberi restu untuk mencapai cita-cita kedua mempelai. Sindur adalah kain berwarna merah dan putih di pinggirnya. Warna merah melambangkan sel telur perempuan (ibu) sedangkan warna putih melambangkan sel sperma laki-laki (ayah). Sedangkan sindur itu sendiri melambangkan penyatuan suami istri. Secara bahasa istilah sindur adalah kependekan dari kata isin mundur, yang artinya malu untuk mundur atau pantang menyerah. Walau ada badai dalam kehidupan, kedua pengantin harus pantang menyerah tidak berpisah menghadapinya. Ayah akan menunjukan jalan yang baik menuju rumah tangga yang bahagia sedangkan ibu memberi semangat.

39 Berikut adalah gambar prosesi Sinduran: Gambar 6. Prosesi Sinduran 5. Pangkon Timbang/Mangku Setelah di pelaminan, sang bapak duduk di kursi pelaminan memangku kedua mempelai (pria duduk di sebelah kanan dan wanita sebaliknya) untuk mengukur berat keduanya. Kemudian ibunya bertanya berat mana pak dan dijawab oleh bapaknya sama saja, biasanya pertanyaan tersebut dilakukan dalam bahasa Jawa. Artinya seorang ayah tidak boleh membedakan anak sendiri dengan menantu, sama-sama sudah menjadi anak.

40 Berikut adalah gambar prosesi Pangkon Timbang/Mangku: Gambar 7. Prosesi Pangkon Timbang/Mangku 6. Tanem Setelah memutar dan menghadap kedua mempelai, sang Bapak kemudian mendudukkan kedua pengantin di pelaminan dengan menekan pundak keduanya. Ritual ini mengandung makna kedua orangtua telah merestui kedua mempelai sebagai suami isteri dan diharapkan pada permulaan perjalanan kehidupan keluarga jiwa raganya segar, sehat serta tenang dalam menghadapi tugas yang berat sebagai suami isteri. 7. Kacar Kucur Merupakan aktifitas simbolik dimana mempelai wanita membeberkan kacu bangun tulak di pangkuannya dan mempelai pria menyertakan guno-koyo sebagai lambang bahan makanan dan kebutuhan pokok dalam berumah tangga yang meliputi campuran kedelai, kacang tanah, padi, jagung dan beras kuning disertai rempah dinglo-bangle dan mata uang logam dengan berbagai

41 nilai, dari kantung tikar ke atasnya sampai habis. Kemudian pengantin wanita membungkusnya rapat-rapat dengan kacu tersebut. Setelah diikat pengantin wanita menyerahkan kepada ibunya untuk disimpan. Maknanya semua hasil jernih payah suami (penghasilan) diserahkan seluruhnya kepada sang isteri untuk disimpan dan dimanfaatkan bagi keluarga. Menandakan sang isteri siap menjadi ibu rumah tangga yang hemat dan teliti. Merekam pun harus berbagi rezeki pada orang tua sebagai tanda tidak melupakan jasa orang tua yang telah membesarkan. Berikut adalah gambar prosesi Kacar Kucur: Gambar 8. Prosesi Kacar Kucur Gambar 9. Prosesi Kacar Kucur

42 8. Dahar Walimah atau Dulangan Pasangan pengantin makan bersama dan saling menyuapi. Dalam hal ini, ibu pemaes sebagai pimpinan upacara memberikan sebuah piring, serbet kepada mempelai wanita dan nasi kuning dengan lauk-pauk berupa telur goreng, kedelai, tempe, abon dan ati ayam. Mempelai pria membuat tiga kepal nasi bersama lauk pauknya dengan tangan kanan. Mempelai wanita makan lebih dulu kemudian mempelai pria, sesudah itu mereka minum air putih dengan menggunakan cangkir. Cangkir menyimbolkan alat untuk memikat hati, agar kedua mempelai terikat hatinya dan tidak berpaling, sedangkan air putih (bening) melambangkan adanya harapan rumah tangga yang damai, tenang dan tenteram. Secara keseluruhan prosesi ini melambangkan bahwa mereka akan bersama-sama dalam mempergunakan dan menikmati kekayaannya. Berikut adalah gambar prosesi Dahar Walimah: Gambar 10. Prosesi Dahar Walimah 9. Menjemput besan Dilakukan oleh ibu dan bapak pengantin wanita untuk menjemput besan di pintu depan untuk memasuki rumah atau ruang pesta. Kemudian besan

43 dipersilahkan mengambil tempat duduk sebelah kiri pengantin wanita. Acara ini bermakna orang tua pengantin pria datang untuk menengok (tilik) putranya yang telah menikah dan memberi restu. Selain itu juga mengunjungi besan untuk mempercepat tali persaudaraan diantara dua keluarga besar. Berikut adalah gambar prosesi Menjemput Besan: Gambar 11. Prosesi Menjemput Besan 10. Sungkeman Kedua pengantin berlutut mencium lutut orang tua atau sungkeman. Masingmasing orangtua telah siap duduk di samping kanan kiri pelaminan. Kedua mempelai memberikan sungkeman, mohon doa restu kepada keempat orangtua. Hal itu dilakukan secara berurutan sebagai berikut : bapak mempelai pria, ibu mempelai pria, bapak mempelai wanita, dan ibu mempelai wanita. Yang memberikan sungkeman terlebih dahulu mempelai pria disusul oleh mempelai wanita. Maksudnya, setelah menjadi suami isteri mereka berkewajiban menghormati, berbakti, berterima kasih dan memohon doa restu kepada orangtua.

44 Berikut adalah gambar prosesi Sungkeman: Gambar 11. Prosesi Sungkeman