BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Ikhtisar Skripsi Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Fatma Zulfana NIM :

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pendidikan, oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dimungkinkan melalui pendidikan (Willis, 2013:127).

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karakter untuk mengolah diri dari hal-hal negatif dengan karakter. mengerjakan sesuatu sesuai dengan suara hatinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

Sistem ekonomi suatu negara didasarkan atas seberapa jauh institusi kepemilikan, insentif dan pembuat keputusan mendasari semua aktivitas ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. beberapa skripsi yang membahas tentang intensitas membaca Al-Qur an dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan tersebut dipatahkan oleh Daniel Goleman seorang Profesor dari Harvard University yang mempopulerkan kecerdasan emosional. Menurutnya peranan IQ menempati posisi kedua setelah kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. Kecerdasan emosioanl merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan potensi untuk mempelajari keterampilan, yaitu keterampilan praktis yang didasari oleh lima unsur kecerdasan emosional yaitu; mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, emosi sangat penting bagi kehidupan ini. Kurnia (2007:32) mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengekspresikan dan mengendalikan emosi dengan cara dan dalam waktu yang tepat. Kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada keadaan psikologis seseorang, dalam hal ini kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengekspresikan dan mengendalikan emosi dengan cara dan dalam waktu yang tepat.

2 Keberadaan emosi setiap individu dalam prakteknya mempunyai peranan penting bagi perilaku manusia. Perkembangan emosi seseorang, kematangan fisik ditandai dengan pertumbuhan normal secara fisiologis berdasarkan tahapan-tahapan yang ada. Hurlock (1980) dalam Wicaksana (2012: 49) mengatakan bahwa tahapan tersebut yaitu menjadi prenatal, masa bayi baru lahir, masa bayi, awal masa anak, masa anak akhir, masa pubertas, masa remaja, masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut atau lansia. Hurlock dalam (Mampiare, 1982: 25) mengatakan bahwa rentang usia remaja antara 13-21 tahun; yang dibagi pula dalam masa remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir 17 sampai 21 tahun. Pada usia 13/14 sampai 17 tahun adalah masa remaja awal. Masa remaja awal umumnya pelajar Sekolah Menegah Atas. Ketika usia remaja menginjak umur 16 mengalami kestabilan sehingga kemampuan berfikir sudah matang dibandingkan usia sebelumnya. Sarwono dalam (Sanjaya, 2015) mengemukakan bahwa pada usia awal remaja, biasanya remaja masih berada dalam tahap peralihan dimana remaja lebih menunjukkan ketidakstabilannya. Namun, pada remaja usia 16 tahun, ketidakstabilan tersebut mulai menurun, sehingga kemampuan berfikirnya sudah lebih matang dibandingkan usia sebelumnya. Usia awal remaja menunjukkan ketidakstabilan, karena pada masa ini remaja belum mampu mengatasi masalahnya sendiri, namun ketika usia 16 tahun kestabilan mulai menurun remaja sudah mulai munjukkan

3 kemandiriannya, mampu berfikir yang sifatnya abstrak, idealistis dan logis. Kestabilan tersebut meliputi kestabilan dalam meredam amarah, stabil dalam menghadapi perubahan serta tekanan sosial, masa strom dan stress. Berkaitan dengan membaca Al-Qur'an, maka sebenarnya perlu diketahui Al-Qur'an mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa umat manusia. Secara umum pengaruh yang besar dari Al-Qur'an yaitu bisa menggetarkan hati, memberikan ketenangan, ketentraman, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menciptakan suasana damai, meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan dan mengatasi rasa takut dan mengikat jiwa siapa saja yang membacanya dalam keadaan suci. Departemen Agama RI (2004: 177) Allah firmannya: ا و م اال م ؤ م ى ى ن ال ذ و ه ا ذ اذ ك ز هللا و ج ل ت ق ل ى ب ه م و ا ذ ات ل ي ت ع ل ي ه م ا ي ت ه س اد ت ه م ا ي م ا و او ع لى ر ب ه م ي ت ى ك ل ى ن Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (QS: Al-Anfal 8: 2). Al-Qur'an merupakan kitab yang meliputi ajaran agama dan semua aspek pengetahuan bagi kehidupan manusia. Al-Qur an dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia agar kehidupan berjalan baik dan tidak bertentangan dengan ketentuan Allah SWT. Maka, seorang umat muslim harus mampu membaca dan memahami isi kandungan Al-Qur an. Kemampuan membaca dan memahami kitab suci Al-Qur an harus ditanamkan sejak kecil, supaya

4 ketika dewasa individu tumbuh menjadi pribadi yang menjalankan nilai-nilai AL-Qur an dalam kehidupannya. Dalam hal ini, lingkungan dan keluarga mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan anak menyangkut pemahaman terhadap Al-Qur an. Keberhasilan keluarga dalam mendidik anak dengan mengajarkan Al-Qur an sejak dini, akan menciptakan generasi dan bibit yang baik, sehingga individu cenderung berperilaku sesuai dengan Al- Qur an dan hadis. Daradjat dalam (Innayati, 2005: 84) mengemukakan bahwa bagi seorang remaja, agama dalam hal ini pengalaman dzikir, merupakan penolong untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwa yang sedang guncang atau tidak stabil emosinya. Dzikir merupakan cara paling muda untuk mengigat Allah. Dzikir memiliki banyak manfaat antara lain memberikan rasa tenang, menimbulkan rasa percaya diri, dan menimbulkan rasa bahagia. Bagi seorang remaja, dzikir akan memberikan rasa tenang dan mengembalikan keseimbangan jiwa seseorang yang sedang terguncang atau emosi, sebab masa remaja merupakan masa yang rentang akan berbagai masalah hidup. Al-Hafizh dalam (Innayati, 2005: 89) bahwa yang disebut dengan dzikir (dipandang berdzikir) adalah mengerjakan segala tugas agama yang diwajibkan Allah dan menjauhi larangan-nya. Karena itu, membaca Al- Qur'an, membaca al-hadits, mempelajari ilmu-ilmu agama, melaksanakan shalat thathawu juga disebut dzikir. Seluruh kegiatan manusia yang dikerjakan atas dasar beriman kepada Allah dan beribadah kepada-nya sama halnya dengan berdzikir kepada Allah.

5 Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk selalu berdzikir kepada Allah, karena berdzikir merupakan salah satu jembatan untuk dekat dan mengingat- Nya. Dengan mengingat-nya hati menjadi lebih tenang, damai, menimbulkan rasa bahagia, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Sehubungan dengan itu, kegiatan keagamaan seperti membaca al-qur'an, membaca al-hadits, mempelajari ilmu-ilmu agama, melaksanakan shalat thathawu juga dapat disebut berdzikir kepada Allah. Dikutip dari (http://islamidia.com) Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Al-Qadli yang diperkuat oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Laporan yang disampaikan dalam konferensi kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984 disebutkan Al-Qur an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang sudah mendengarkannya. Masa remaja merupakan masa peralihan antara kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisik mereka bukan lagi anak-anak, tetapi jika diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata belum bisa menunjukkam sikap dewasa. Oleh karena itu Remaja pada usia ini masih labil emosinya karena pada masa ini remaja masih mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan. Adapun sejumlah sikap yang biasa ditunjukkan yaitu; kegelisahan, mencari jati diri, mudah emosi, mudah ceroboh/gegabah, mengkhayal, aktivitas-aktivitas berkelompok dan keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru.

6 Daradjat (1986: 82) mengemukakan bahwa remaja akan merasa, bahwa sembahyangnya atau membaca kitab suci dan kegiatan agama lainnya dapat mengurangi kesedihan, ketakutan dan rasa penyesalannya. Pada usia remaja, seseorang akan mengalami banyak goncangan hati seperti kesedihan, ketakutan, penyesalan, kegelisahan dan kemarahan. Kegoncangan hati yang dialami remaja bisa diatasi dengan cara melakukan kegiatan keagaaman. Dalam kondisi jiwa seperti ini agama mempunyai peranan penting dalam pengendaliannya. Daradjat (1986: 84) mengemukakan pendapatnya mengenai perkembangan moral dan hubungan dengan agama bahwa: Agama mempunyai peranan penting dalam pengendalian moral seseorang. Tapi harus diingat bahwa pengertian tentang agama, tidak otomatis sama dengan bermoral. Betapa banyak orang yang mengerti agama, akan tetapi moralnya merosot. Dan tidak sedikit pula orang yang tidak mengerti agama sama sekali, moralnya cukup baik. Pada umumnya banyak orang yang mengerti agama tetapi perilaku dan moral merosot. Mereka masih kurang mampu memertimbangkan hal yang baik dan buruk. Sebaliknya, tidak sedikit juga orang yang tidak mengerti agama sama sekali, tapi perilaku dan moralnya baik. Sebaiknya orang yang mengerti agama, perilaku dan moralnya juga baik. Agama mempunyai peranan penting dalam pengendalian moral seseorang khususnya remaja, karena ketika seseorang melakukan sembahyang, membaca kitab dan melakukan kegiatan agama dapat mengurangi kegelisahan, mengendalikan emosi, kesedihan, ketakutan, kemarahan dan rasa penyesalannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan cara membaca Al-Qur an, karena

7 membaca Al-Qur an mampu mendatangkan ketenangan dan kedamaian barang siapa yang membacanya. Peristiwa yang terjadi pada umumnya adalah siswa sering melakukan kegiatan-kegitan yang tidak terpuji misalnya ikut tawuran dengan siswa-siswa dari sekolah yang lain yang sifatnya hanya ikut-ikutan saja, melanggar aturan sekolah, merokok di lingkungan sekolah, membolos, tidak mengerjakan PR, tidak menghargai orang yang lebih tua dan terlambat datang ke sekolah. Kemudian relasi dengan teman kurang baik yang ditunjukkan oleh kurang adanya tenggang rasa, cenderung menjadi individu yang keras kepala ketika dinasehati, mudah marah apabila ditegur orang lain meskipun dirinya salah, mudah tersinggung jika keinginannya tidak dipenuhi, tidak perduli dengan keadaan orang lain misalnya temannya sakit tidak mau ikut menengok, tidak mau berpartisipasi ketika ditarik iuran untuk membantu teman yang memerlukan. Sebagaimana yang terjadi di SMK Muhammadiyah Gamping khususnya kelas X dalam membaca Al-Qur an ketika 15 menit diawal jam pelajaran, pada jam pertama masih ada siswa yang tidak membaca Al-Qur an, membaca Al-Qur an sambil bergurau, ketika kegiatan baca Al-Qur an keluar masuk kelas, kemudian sikap lainya seperti melanggar peraturan, berbohong, cepat marah, tidak mengerjakan PR, membuli teman dan mudah tersinggung. Menunjukkan bahwa intensitas membaca Al-Qur an tidak stabil. Data tersebut diperoleh dari observasi seluruh kelas X pada bulan oktober dan November 2016. Ada beberapa kejadian yang memiliki presentase. Presentase tersebut

8 diperoleh dari rekap penanganan TIM TKS SMK Muhammadiyah Gamping Tahun Ajaran 2016/2017, pelanggaran lainnya seperti melanggar peraturan sekolah presentase 1.43%. sikap kurang sopan terhadap guru sebesar 0.57%. terlambat datang kesekolah sebesar 1.93%. siswa alfa atau membolos sebesar 16.21%. Jadi menurut data yang diperoleh dari tim TKS, presentase tersebut menunjukkan perilaku siswa kelas X di SMK Muhammadiyah sudah mencerminkan akhlak yang baik sesuai Al-Qur an dan Hadizt. Namun dalam hal membaca Al-Qur an dan relasi terhadap teman masih ditemukan perilaku kurang baik yang tidak sesuai Al-Qur an dan hadis. Kondisi semacam ini akan berdampak pada perilaku, sikap sopan santun baik kepada teman maupun orang yang lebih tua, kemampuan mengendalikan diri, kurangnya interaksi dengan keluarga maupun lingkungan sekitarnya, kemampuan mengelola diri di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, kecerdasan emosi sangat diperlukan oleh setiap anak yang sangat rentan dengan tindakan delinkuen. Mengingat pentingnya kecerdasan emosional bagi kehidupan manusia termasuk kehidupan anak, maka berbagai konsep dibuat guna membantu seseorang dalam meningkatkan kecerdasan emosional. Membaca Al-Qur'an merupakan salah satu alternatif sebagai pendekatan. Membaca Al-Qur an akan memberikan ketenangan, ketentraman, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menciptakan suasanan damai, meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengendalikan emosi, mengelola emosi dan mengatasi rasa takut. Diharapkan para siswa tersebut dapat menjadi orang cerdas emosional dalam kehidupannya. Dalam

9 hal ini dukungan keluarga, guru, orang tua dan masyarakat sangat penting demi keberlangsungan dalam kehidupan siswa baik dimasa ini maupun masa mendatang. Berdasarkan latar belakang inilah perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Intensitas Membaca Al-Qur an terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Gamping. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana intensitas membaca Al-Qur'an Siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Gamping? 2. Bagaimana kecerdasan emosional siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Gamping? 3. Apakah ada pengaruh intensitas membaca Al-Qur'an terhadap kecerdasan emosional (EQ) siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Gamping? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis Intensitas membaca Al-Qur'an Siswa kelas X SMK Muhammadiyah Gamping 2. Untuk mengetahui dan menganalisis kecerdasan emosional (EQ) Siswa kelas X SMK Muhammadiyah Gamping 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh Intensitas membaca Al-Qur'an terhadap kecerdasan emosional (EQ) siswa kelas X SMK Muhammadiyah Gamping.

10 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dalam perkembangan EQ dan diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kedisiplinan Ilmu Agama Islam.Khususnya Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan intensitas membaca Al-Qur an siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan sebaik-baiknya yang berkaitan dengan permasalahan siswa terutama masalah kecerdasan emosional seorang siswa. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untukmenciptakan suasana pembelajaran yang efektif, kondusif, memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi guru tentang pentingnya membaca Al-Qur an dalam membentukan kecerdasan emosional siswa. c. Bagi Orang Tua Hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada orang tua siswa dalam membiasakan siswa membaca Al-Qur an di rumah, memotivasi orang tua untuk memperhatikan dan mengembangkan karakter siswa.

11 d. Bagi siswa Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih meningkatkan aktivitas membaca Al-Qur an dengan khusyuk sehingga diharapkan berdampak pada sikap tenang, mengahargai teman, empati, simpati dan membentuk kepribadian yang baik.