BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dimungkinkan melalui pendidikan (Willis, 2013:127).
|
|
- Djaja Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Aspek terpenting manusia Indonesia seutuhnya di samping aspek lain, adalah kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab. Implikasi pengembangan aspek ini tertuju pada penyesuaian sosial yang positif, yaitu dapat mengembangkan diri dan lingkungannya. Untuk mengembangkan kepribadian yang mampu menyesuaiakan diri di lingkungan sosial yaitu, di rumah, sekolah, dan masyarakat dimungkinkan melalui pendidikan (Willis, 2013:127). MTsN Pitalah merupakan salah satu dari sekolah keagamaan setingkat sekolah menengah pertama yang ada di Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. MTsN Pitalah banyak diminati anak-anak setelah tamat dari sekolah dasar. Hal ini sangat didukung oleh nilai-nilai keagamaan yang diterapkan di sekolah dan juga prestasi yang diperoleh MTsN Pitalah baik ditingkat propinsi, kabupaten, dan kecamatan. Prestasi ini dapat dilihat dari beberapa perlombaan baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik yang diperolehnya pada setiap tahunnya. Tercatat pada tahun ditingkat propinsi MTsN Pitalah memperoleh juara I sebanyak dua kali, juara II sebanyak dua kali, dan juara III sebanyak satu kali. Pada tingkat Kabupaten Tanah Datar MTsN Pitalah memperoleh juara I sebanyak delapan kali, juara II sebanyak empat kali, dan 1
2 2 juara III sebanyak tujuh kali. Kemudian pada tingkat Kecamatan Batipuh MTsN Pitalah memperoleh juara I sebanyak sembilan kali, juara II sebanyak tujuh kali, dan juara III sebanyak delapan kali dalam setiap perlombaan yang diikutinya (AS, Wawancara, Batipuh, 24/11/2016). Siswa MTsN Pitalah berasal dari berbagai sekolah dasar, yaitu dari Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Batipuh Selatan. Juga berasal dari kabupaten lain seperti Dharmasraya, Solok, serta berasal dari luar propinsi, seperti dari propinsi Riau, dan Jambi. Dalam hal ini, tentu membuat siswa yang baru masuk di MTsN Pitalah perlu melakukan penyesuaian diri dengan teman-temannya karena mereka berasal latar belakang sekolah dan daerah yang berbeda (AS, Wawancara, Batipuh, 24/11/2016). Jadi seperti sekolah favorit lainnya siswa MTsN Pitalah banyak yang berdatangan dari luar wilayah. Fakta ini menunjukkan bagimana anak-anak yang baru memasuki usia remja harus berhadapan dengan lingkungan baru. Sementara masa remaja adalah suatu masa transisi dari periode anak ke dewasa (Sarwono, 2010 :2). Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: tahun, (b) remaja madya: tahun, dan (c) remaja akhir: tahun (Yusuf, 2011:184). Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Perubahan-perubahan fisik, menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaiakan
3 3 diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang membuat remaja merasa tersisih dari teman-temannya. Demikian pula dalam menghadapi haid dan ejakulasi dini yang pertama, anak-anak yang remaja itu perlu mengadakan penyesuaian-penyesuaian tingkah laku yang tidak selalu bisa dilakukannya dengan mulus, terutama jika tidak ada dukungan dari orang tua (Sarwono, 2010:64). Menurut Erikson dalam Santrock (2011:26) pada masa remaja individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapa gerangan dirinya, bagaimana mereka nantinya dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya. Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya, dan makna hidup beragama, maka ia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan ( confusion) identitas. Yusuf (2009:188) menyatakan bahwa suasana kebingungan ini berdampak kurang baik kepada remaja. Dia cenderung kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Menurut Sunarto dan Hartono (2013: ) pada masa ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan remaja banyak
4 4 diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi remaja dan paling rumit adalah faktor penyesuaian diri. Kecerdasan emosi merupakan hal yang penting dalam menghadapi perubahan dan penyesuaian diri pada hal-hal baru. Aziz menyatakan bahwa kecerdasan emosi terkait dengan penyesuaian diri, dimana semakin tinggi kecerdasan emosi seorang remaja maka semakin baik pula kemampuan remaja menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (Prasetiyo & Andriani, 2011:22). Siregar (2014:81) mengatakan kecerdasan itu menyangkut kemampuan belajar dan menggunakan yang dipelajarinya dalam usaha penyesuaian diri terhadap situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalahmasalah. Karena manusia yang belajar sering menghadapi situasi-situasi baru serta permasalahan. Hal ini memerlukan kemampuan individu atau kecerdasan untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya. Kecerdasan emosional berarti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa (Goleman, 2015:43). Orang yang memiliki kecerdasan emosional mampu mengelola emosinya, sehingga selalu mendapatkan manfaat dari semua kejadian yang dihadapinya (Hasan, 2008:156). Hadis menyatakan hal ini sebagai karakter orang mukmin, sebagaimana bunyi hadis berikut ini:
5 5 ع ج ب ا لا م ر ال م و م ن إن أ م ر ه ك ل ھ ل ھ خ ی ر و ل ی س ذ ل ك لا ح د إ لا ل ل م و م ن إ ن أ ص اب ت ھ س ر اء ش ك ر ف ك ان خ ی ر ا ل ھ و إ ن أ ص اب ت ھ ض ر اء ص ب ر ف ك ان خ ی را ل ھ Artinya: Begitu mengagumkan yang terjadi pada orang mukmin. Sesunguhnya semua perkara orang mukmin adalah baik, hal itu tidak akan dimiliki oleh siapapun kecuali oleh seorang mukmin. Jika ia ditimpa kesenangan, maka ia bersyukur, maka itu adalah baik baginya. Dan jika ia ditimpa kemudharatan, maka ia bersabar, maka hal itu juga baik untuknya. (Imam Muslim, 2001: 756) Dalam perspektif Islam, segala macam emosi dan ekspresinya, diciptakan oleh Allah melalui ketentuan-nya. Emosi diciptakan oleh Allah untuk membentuk manusia yang lebih sempurna (Hasan, 2008: 161), sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Najam (53) ayat yang berbunyi: Artinya: dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. (Departemen Agama RI, 2009: 527). Maksud ayat di atas adalah adanya dalam diri manusia potensi untuk dapat tertawa dan menangis. Keduanya merupakan rahasia alam manusia. Allah menciptakan pada diri manusia faktor tertawa dan menangis, disebabkan karena adanya perubahan suasana psikologis secara drastis, motivasi, dorongan, dan timbangan perasaan yang tidak stabil pada suatu kondisi. Masing-masing sejalan dengan berbagai pengaruh yang dialaminya (Quthb, 2004:84). berbunyi: Kemudian Allah berfirman dalam QS At-Taubah (9) ayat 82 yang
6 6 Artinya: Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (Departemen Agama RI, 2009: 200). Sejalan dengan apa yang dimaksud dalam surat an-najm ayat 43, kemudian dalam surat at-taubah ayat 82 adanya isyarat bahwa manusia harus dapat mengendalikan emosi, baik perasaan senang maupun sedih. Tertawa di dunia hanya dalam waktu tertentu, tetapi akan menjadi tangis panjang di akhirat nanti sebagai akibat dari apa yang dilakukan (Qutb, 2004: 386). Sehingga melalui penjelasan ayat ini, kita mampu mengendalikan emosi yang ada dalam diri yang kemudian terwujud dalam bentuk tingkah laku sehari-hari. Penelitian yang dilakukan oleh Pacheco dan Berrocal, kecerdasan emosional yang rendah pada remaja dapat mengakibatkan tingkat kesejahteraan dan penyesuaian psikologis yang rendah, penurunan kuantitas dan kualitas hubungan interpersonal, penurunan dalam bidang akademik, dan munculnya perilaku agresi dan kenakalan. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Rubin menghasilkan beberapa temuan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki perilaku positif terhadap teman kelasnya dan memiliki perilaku agresi yang rendah. Selain itu, mereka melakukan perilaku prososial terhadap orang-orang di sekitarnya, serta memiliki skor lebih tinggi pada stres, depresi, dan keluhan somatik (Prastuti & Taufik, 2014: 17). Jack Block dalam Goleman (2015: 58) dari hasil penelitiannya menyebutkan bahwa:
7 7 1. Kaum pria yang tinggi kecerdasan emosinya, secara sosial mantap, mudah bergaul dan jenaka, tidak mudah takut atau gelisah. Mereka berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang-orang atau permasalahan, untuk memikul tanggung jawab, dan mempunyai pandangan moral; mereka simpatik dan hangat dalam hubunganhubungan mereka. Kehidupan emosi mereka kaya, tetapi wajar; merasa nyaman dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia pergaulan lingkungannya. 2. Kaum wanita yang cerdas secara emosi cenderung bersikap tegas dan mengungkapkan perasaan mereka secara langsung, dan memandang dirinya secara positif; kehidupan memberi makna bagi mereka. Kemantapan pergaulan mereka membuat mereka mudah menerima orang-orang baru; mereka cukup nyaman dengan dirinya sendiri sehingga selalu ceria, spontan, dan terbuka terhadap pengalaman sensual. Siswa yang berada pada tingkatan sekolah menengah pertama adalah remaja yang berada pada rentang umur tahun. Tahun pertama berada pada sekolah menengah pertama dapat menyulitkan bagi sejumlah siswa. Pada masa ini, siswa dihadapkan dengan banyak perubahan dan tuntutan baru. Siswa tidak berada lagi di sekolah dasar, namun berada pada sekolah baru, dengan peraturan dan sistem yang baru. Mereka juga harus berpisah dengan teman-teman di sekolah lama dan harus mencari serta menyesuaiakan diri dengan teman-teman di sekolah baru. Siswa yang berasal dari tempat yang
8 8 berbeda dengan tempat asal, harus hidup mandiri dan berpisah dari orang tua yang biasanya selalu ada untuk membantu. Dalam situasi seperti ini, siswa baru akan bertemu dengan masalah kesulitan dalam menyesuaikan diri, yang tidak jarang memunculkan keadaan emosional negatif seperti perasaan kesepian dan kesedihan terkait keterpisahan dengan teman dekat semasa di SD lama dan keluarga bagi yang tinggal berjauhan dari keluarga atau kos. Meskipun demikian transisi ke sekolah menengah pertama ini tidak memberikan tekanan ketika siswa memiliki relasi yang positif dengan rekan sebaya. Transisi dari sekolah dasar memiliki aspek positif. Para siswa merasa lebih berkembang, memiliki lebih banyak kesempatan untuk meluangkan waktu bersama teman dan memilih teman yang cocok serta menikmati kemandirian dari pengawasan orang tua secara langsung (Santrock, 20111:427). Namun berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 24 November 2016 terhadap beberapa siswa MTsN Pitalah, diketahui adanya fenomena dimana siswa sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Hal ini dapat tergambar dari wawancara dengan siswa bahwa siswa kelas VII suka melamun dan bersedih meskipun sudah beberapa bulan berada di sekolah baru. Pendiam dan tidak mau memulai perkenalan lebih dulu pada temanteman baru di sekolah baru. Sulitnya menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga tidak banyak kenal dengan teman-teman di sekolah, serta kurang mengenal masyarakat sekitar tempat kos bagi siswa yang kos.
9 9 Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Penyesuaian Diri Siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perlu sebuah pertimbangan untuk merumuskan sebuah masalah agar lebih mudah untuk melakukan sebuah penelitian. Adapun yang menjadi rumusannya adalah: Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri pada siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar? C. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah maka yang menjadi batasan penelitian dalam masalah ini adalah : 1. Seberapa tinggi tingkat kecerdasan emosional siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar? 2. Seberapa tinggi tingkat penyesuaian diri siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar? 3. Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri pada siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
10 10 a. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional pada siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. b. Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri pada siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. c. Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri pada siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang Psikologi Perkembangan Remaja, Psikologi Islam, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial dan menerapkan teori-teori yang sudah dikemukakan sebelumnya. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat mengetahui bagaimana kecerdasan emosional dan penyesuaian diri siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar, sekaligus juga untuk memberikan gambaran mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri pada siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar demi kemajuan MTsN Pitalah. Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. Hasil penelitian ini dapat memenuhi salah
11 11 satu syarat untuk mendapatkan gelar S. Psi (Sarjana Psikologi) di Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. E. Signifikansi dan Keunikan Penelitian Pentingnya penelitian ini dilakukan didasarkan dari hasil yang diperoleh dari proses penelitian. Dengan terungkapnya bagaimananya gambaran hubungan kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa MTsN Pitalah Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar tersebut, baik secara internal maupun eksternal bisa dijadikan masukan bagi lembaga pendidikan. Keunikan yang terdapat dalam penelitian ini adalah mencoba untuk mengurangi tekanan yang dialami siswa baru yang sedang mengalami transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah tingkat pertama, sehingga menyulitkan bagi siswa untuk melakukan penyesuaian diri. Serta memberikan atribut psikis yang dapat mengelola kecerdasan emosi dengan baik disebabkan masalah yang dialami selama masa penyesuaian diri dari sekolah lama menuju sekolah baru. F. Sistematika Penulisan Penelitian Agar lebih mudah dipahami, karya tulis ini disusun atas 5 (lima) BAB, dengan tujuan agar mempunyai suatu susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah :
12 12 BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, signifikansi dan keunikan penelitian, serta terakhir sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasar tiap-tiap variabel, hubungan antar variabel, kerangka konseptual dan pembentukan hipotesa. BAB III : METODE PENELITIAN Metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, uji coba skala penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV : PEMBAHASAN Berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, deskripsi data penelitian, analisis data, hasil penelitian yang meliputi kecerdasan emosional, penyesuaian diri siswa dan hasil uji hipotesis, dan yang terakhir pembahasan. BAB V : PENUTUP DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan penelitian.
diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek Subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di MTsN Pitalah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock, 2003). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit
BAB V PEMBAHASAN A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit semester (sks) sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan dibekali dengan berbagai potensi untuk dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan bentuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya inpit secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan
Lebih terperinciPENINGKATAN SIKAP TOLERANSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL SIMULASI SOSIAL
i PENINGKATAN SIKAP TOLERANSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL SIMULASI SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang sering dikenal selalu berhubungan dengan ilmu di bidang lainnya. Dengan mempelajari Matematika, otak dilatih untuk berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi peserta didik melalui kegiatan pengajaran. Menurut Sugiyono (2013:42) pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan yang pada hakikatnya adalah membudayakan manusia. Melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai pula dengan pembangunan dalam pendidikan. Karena pendidikan salah satu tolak ukur kelancaran dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses kehidupan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan merupakan bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang esensial dalam kehidupan. Karena dengan pendidikan, manusia dapat dibedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah sekarang harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting untuk menunjang masa depan seseorang. Pendidikan tujuannya adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, yang mana ilmu pengetahuan ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada era globalisasi mengakibatkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,
Lebih terperinciISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK
Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEHNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id ق ل ي أ ي ھ ا ٱل
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara bardasarkan sosio kultural, psikologis, ekonomis, dan politis. Pendidikan tersebut ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin disibukan untuk memegang peranan penting di luar rumah, padahal bersamaan dengan itu mereka dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan identitas penting dalam kehidupan manusia. Diakui atau tidak pendidikan telah mengantarkan manusia pada tingkat peradaban yang tinggi. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting bagi kehidupan seseorang baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan banyak pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]: ي ا أ ي ه ا آم ن وال إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ي ل م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل ان
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu
i STUDI KORELASI KECERDASAAN EMOSI (EQ) DAN PRESTASI BELAJAR RANAH AFEKTIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciSistem ekonomi suatu negara didasarkan atas seberapa jauh institusi kepemilikan, insentif dan pembuat keputusan mendasari semua aktivitas ekonomi
Sistem ekonomi suatu negara didasarkan atas seberapa jauh institusi kepemilikan, insentif dan pembuat keputusan mendasari semua aktivitas ekonomi Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis 1. Kebebasan memiliki hartasecaraperorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan judul. Pengaruh Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Tingkat Pemahaman
BAB V PENUTUP A. Simpulan Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan judul Pengaruh Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Tingkat Pemahaman Materi Kuliah Mahasiswa Fakultas Dakwah
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR INDIKATOR:
AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diperoleh melalui jalur sekolah dan luar sekolah, salah satu jalur pendidikan luar sekolah adalah keluarga. Keluarga merupakan penanggung jawab pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan
Lebih terperinciISLAM dan DEMOKRASI (1)
ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam
Lebih terperinciMERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH
MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang berbentuk uraian, karena pada soal yang berbentuk uraian kita dapat melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang ada di dunia ini pasti menginginkan adanya keberhasilan ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk melewati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini masih sangat terasa. Perhatian pemerintah masih sangatlah minim, seperti kurangnya sarana dan prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar
negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI PERKARA PUTUSAN NOMOR 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri M dalam Putusan Nomor:
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi kemajuan bangsa dan memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan juga sebagai proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam, karena Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Dalam menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan baik. Dewasa ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Lebih terperinciIkhtisar Skripsi Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Fatma Zulfana NIM :
Ikhtisar Skripsi Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Fatma Zulfana NIM : 11510108 RINGKASAN BAB I 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini seluruh
Lebih terperinciBerkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.
Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa, berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam meningkatkan pembangunan suatu Negara. Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia berupaya
Lebih terperinciKecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi
Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra ( Studikasus di Purwacaraka, Cibubur b ) Disusun Oleh : Nama : Bagus aditya Reinovandy Pratama NPM : 1 0 5 0 7 3 1 8 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Warda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak yang mandiri. Kemandirian yang diharapkan oleh orang tua untuk anaknya yaitu kemandirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka sangat memerlukan dorongan dan perhatian khusus dari orangtuanya. Hal ini disebabkan orangtua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Lebih terperinciHambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :
Membaca AlFatihah Pada saat membaca AlFatihah inilah sebenarnya esensi dari dialog dengan Allah. Karena disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa setiap ayat yang dibaca seseorang dari AlFatihah mendapat
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan peradaban manusia berkembang ke arah yang lebih maju. Ini berarti bahwa setiap manusia diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modern sulit untuk diwujudkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menumbuhkan dan mengamalkan sikap dalam kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi
Lebih terperinciA. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar
49 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI STANDARISASI PENETAPAN MAHAR DALAM PERNIKAHAN GADIS DAN JANDA DI DESA GUA-GUA KECAMATAN RAAS KABUPATEN SUMENEP A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi setiap pribadi manusia maupun maupun masyarakat dan negara di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama samawi yang sempurna diantara agama samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai
Lebih terperinciBAB 7 ASPEK AL-QUR AN
BAB 7 HOME ASPEK AL-QUR AN SK/KD SURAH AR-RUM, 41-42 SURAH AL-A RAF 56-58 SURAH SAD: 27 video الر ح م ن الر ح يم ASPEK AL-QUR AN STANDAR KOMPETENSI : MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang diperoleh dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan hakiki manusia karena manusia tidak akan bisa dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia secara sadar untuk pembentukan jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Untuk membina kepribadian
Lebih terperincihttp://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradapan manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual. Tinggi rendahnya perkembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA PADA ANAK YANG ORANG TUANYA BERCERAI DI SMP MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA PADA ANAK YANG ORANG TUANYA BERCERAI DI SMP MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat pendidikan diharapkan akan dapat dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Yakni sumber
Lebih terperinciSULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT
SULIT Pendidikan Islam Kertas 2 SET 2 2015 1 jam BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA ================================== SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2015 PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk
Lebih terperinciRANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )
HURUF HIJAIYAH ا ب ت ث ر ذ د ج ح خ ز س ش ص ض ط ظ و ه ي ن م ل غ ف ق ك ع. HURUF SYAMSIAH HURUF QAMARIYAH ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) ALIF LAM SYAMSIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempati tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya adalah pembangunan di bidang pendidikan yang dikenal dengan sebutan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan memiliki kelebihan. Disamping terdapat kelebihannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang yang dikenai untuk melaksanakan pendidikan.
Lebih terperinciYANG HARAM UNTUK DINIKAHI
YANG HARAM UNTUK DINIKAHI حفظه هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1437 H_2016 M RINGHASAN FIKIH ISLAM: Yang Haram Untuk Dinikahi حفظه هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Disalin dari web Beliau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:
BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar
Lebih terperinci