BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan harus mampu mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara tepat. Untuk itu diperlukan suatu sistem kerja yang saling mendukung di antara masing-masing bagian. Bagian produksi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan fungsi perusahaan. Proses produksi merupakan serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mengolah ataupun mengubah sekumpulan input menjadi sejumlah output yang memiliki nilai tambah. Pada aktivitas produksi perlu dilakukan perencanaan yang baik sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi adalah keseimbangan lintasan produksi. Masalah yang berkaitan dengan lintasan produksi dapat muncul saat pelaksanaan proses produksi dikarenakan ketidakmampuan perusahaan dalam mengatur lintasan produksi tersebut. Pada lintasan produksi yang tidak seimbang biasanya tampak adanya penumpukan bahan, waktu tunggu yang tinggi, dan operator yang menganggur di stasiun kerja tertentu. Ketidakseimbangan lintasan produksi dapat menyebabkan terhambatnya produksi dan sulit tercapainya target produksi yang telah direncanakan. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan lintasan produksi antara lain pengalokasian sumber daya produksi (manusia, mesin, dan peralatan) yang kurang tepat. Kurang tepatnya pengaturan operasi atau penugasan kerja yang dilakukan dan tidak 1
2 seimbangnya beban kerja yang diberikan pada setiap stasiun kerja akan mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang berbeda, sehingga lintasan produksi menjadi tidak efisien. Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya disamping modal, material, dan sumber produksi lainnya yang harus dimanfaatkan secara penuh dan terarah dalam suatu sistem produksi. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan hendaknya sesuai dengan sasaran kerja pada setiap unit kegiatan perusahaan tersebut. Kelebihan tenaga kerja akan menyebabkan rendahnya efisiensi kerja sehingga membebani pembiayaan perusahaan, sedangkan kekurangan tenaga kerja akan berakibat pada besarnya beban kerja yang melebihi kemampuan tenaga kerja sehingga menjadi tidak efektif serta menghambat proses dan pencapaian target perusahaan. Beberapa faktor pada sistem produksi terutama tenaga kerja perlu diperhatikan karena akan sangat berpengaruh terhadap usaha peningkatan produktivitas perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki suatu industri pada masa sekarang sangat mempengaruhi produktivitas kerja masa sekarang dan perencanaan kebutuhan tenaga kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja pada masa yang akan datang. Produktivitas tenaga kerja juga sangat dipengaruhi oleh tata cara kerja, keterampilan pekerja, perancangan mesin dan peralatan produksi, serta kondisi lingkungan kerja. Semakin tinggi jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja yang optimal serta perhatian penuh terhadap faktor-faktor yang berpengaruh lainnya maka diharapkan akan tercapai peningkatan produktivitas kerja sehingga mendatangkan keuntungan bagi
3 perusahaan. Peningkatan produktivitas kerja merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pemanfaatan sumber daya manusia yang tersedia. Industri rumah tangga Camilan Sukses Ny. Suwartini merupakan salah satu pelaku usaha di bidang pangan yang memproduksi beberapa produk makanan ringan atau camilan yaitu kacang telur, kacang bawang, pangsit, dan rempeyek. Kacang bawang merupakan produk olahan dari kacang tanah yang diproduksi dengan jumlah terbanyak kedua setelah kacang telur. Proses produksi kacang bawang dilakukan secara manual dan berdasarkan sistem manusia-mesin manual yaitu pekerja melaksanakan pekerjaannya dengan bantuan peralatan dan pekerja masih memegang kendali secara penuh di dalam melaksanakan aktivitas tersebut. Oleh karena itu, sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Pada kegiatan produksinya belum ada penetapan waktu baku bagi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini menyebabkan beberapa pekerja pada stasiun kerja tertentu bekerja agak lambat pada awal proses dan bekerja lebih cepat menjelang berakhirnya jam kerja. Bekerja dengan terburu-buru dikhawatirkan akan menurunkan tingkat ketelitian pekerja dan berpengaruh pada output yang dihasilkan. Sementara pekerja di stasiun kerja lainnya bekerja dengan kecepatan yang lebih konsisten. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan kecepatan produksi antarstasiun kerja dan mengindikasikan ketidakseimbangan suatu lintasan produksi. Pekerja seringkali membutuhkan waktu tambahan dalam menyelesaikan pekerjaannya tergantung dari jumlah bahan atau produk yang diproses dan kecepatan kerja selama proses produksi. Oleh karena itu, pengukuran
4 waktu kerja perlu dilakukan guna penetapan waktu baku untuk tiap proses produksi. Permasalahan yang cukup menonjol yaitu adanya penumpukan bahan pada stasiun kerja tertentu karena bahan harus menunggu untuk diproses lebih lanjut. Penumpukan bahan terjadi terutama sebelum pencampuran dan pada pendinginan II. Proses pencampuran masing-masing dilakukan untuk satu kali proses penggorengan sehingga bahan harus menunggu hingga bahan yang sebelumnya selesai melewati proses penggorengan. Produk yang telah ditiriskan selanjutnya didinginkan atau tidak dilakukan perlakuan. Pendinginan produk seringkali terjadi cukup lama karena produk harus menunggu hingga produk yang sebelumnya selesai melewati proses berikutnya yakni sortasi. Kondisi seperti ini dapat dianggap sebagai suatu penumpukan produk. Lambatnya pemindahan produk tersebut dikarenakan adanya perbedaan kecepatan penyelesaian pekerjaan pada stasiun kerja yang bersangkutan. Satu orang pekerja pada stasiun kerja penggorengan dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dibandingkan dengan beberapa pekerja pada stasiun kerja sortasi. Penumpukan bahan dapat mengganggu alur proses dalam suatu lintasan produksi. Selain itu, penumpukan bahan dapat mempengaruhi kualitas produk karena bahan hasil pertanian memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk non pertanian. Penumpukan bahan dan produk pada industri ini dilakukan di ruangan terbuka sehingga dapat mempengaruhi tingkat kebersihan bahan dan produk tersebut karena kurangnya upaya penanganan terhadap bahan dan produk dari udara dan lingkungan sekitar.
5 Pengalokasian jumlah tenaga kerja yang tepat pada masing-masing stasiun kerja merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik industri. Stasiun kerja pengupasan kulit ari kacang tanah memiliki jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan stasiun kerja lainnya yang terdiri dari beberapa operasi. Jumlah tenaga kerja yang kurang merata pada masing-masing stasiun kerja bukan berarti penempatan tenaga kerja yang dilakukan tidak tepat, melainkan tergantung pada beban kerja yang ditanggung oleh pekerja dan kecepatan penyelesaian pekerjaan. Namun, pengalokasian jumlah tenaga kerja tersebut perlu diteliti untuk mengetahui apakah jumlah tenaga kerja yang tersedia saat ini sudah sesuai dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja atau belum dan cara ini akan sangat mendukung perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan produksi, dan penugasan kerja untuk masa yang akan datang agar target produksi yang telah direncanakan dapat tercapai. Penentuan jumlah tenaga kerja di masing-masing stasiun kerja dengan cara menyeimbangkan lintasan produksi merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada industri ini. Dengan penyeimbangan lintasan produksi diharapkan akan diperoleh suatu lintasan produksi yang lebih efisien dan penempatan sejumlah tenaga kerja yang tepat. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapa efisiensi lintasan produksi sebelum dan sesudah dilakukan penyeimbangan lintasan produksi?
6 2. Berapa besar kebutuhan tenaga kerja pada masing-masing stasiun kerja dan kebutuhan tenaga kerja total di bagian produksi kacang bawang pada kondisi lintasan produksi yang seimbang? 3. Apakah jumlah tenaga kerja yang tersedia saat ini sudah sesuai dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja? C. Batasan Masalah Agar permasalahan mudah dipahami dan penelitian tidak menyimpang dari pokok masalah, maka peneliti menentukan batasan masalah sebagai berikut. 1. Penelitian dilakukan pada bagian produksi kacang bawang di Camilan Sukses Ny. Suwartini, Yogyakarta untuk produk kemasan 5 kg. 2. Peramalan permintaan dilakukan berdasarkan data penjualan per bulan selama dua tahun mulai Januari 2011 hingga Desember 2012. 3. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan metode pengukuran langsung menggunakan jam henti (stop watch) untuk setiap elemen kerja pada masing-masing stasiun kerja. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis lintasan produksi kacang bawang sebelum dan setelah dilakukan penyeimbangan lintasan produksi.
7 2. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga kerja pada masing-masing stasiun kerja dan kebutuhan tenaga kerja total di bagian produksi kacang bawang pada kondisi lintasan produksi yang seimbang. E. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan adanya standarisasi waktu kerja. 2. Meningkatkan kelancaran proses produksi dan keuntungan industri tersebut. 3. Memperoleh masukan dan saran perbaikan untuk menyeimbangkan lintasan produksi dan mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja bagian produksi sesuai dengan kebutuhan masing-masing stasiun kerja sehingga industri dapat memenuhi permintaan pasar yang berfluktuasi.