BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu. terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA MANAJER DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu melihat apa yang telah dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Perusahaan akan dapat hidup dan berkembang pesat jika

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

CHRISTINE PRAMITA W.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang. fundamental dalam hubungan Tata Pemerintah dan Hubungan Keuangan,

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang dilaksanakan oleh tim anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

Pratama Ilham Safitrie B

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Trian Prambudi /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI PARTISIPASI PENGANGGARAN (STUDI EMPIRIS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU) TESIS

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Stoner (1992), Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengendalikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

Skripsi Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

MAYA PURNASARI B

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)

Keywords: Budgetary Participation, Managerial Performance, Motivation, Organizational Commitment, Job Relevant Information

(Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) pada kinerja

BAB I PENDAHULUAN. membuka jalan bagi munculnya reformasi total di seluruh aspek kehidupan

Agar anggaran itu tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan. kinerja yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik organisasi publik maupun organisasi non publik dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dan meningkatkan kinerja secara optimal maka perusahaan harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan ekonomis, efisien, dan efektif. Dalam hal ini fungsi perencanaan dan pengendalian merupakan salah satu cara yang harus dijalankan seefektif mungkin agar tujuan perusahan dapat tercapai. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian adalah anggaran. Anggaran merupakan suatu pernyataan formal yang dibuat oleh manajemen tentang rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam suatu periode tertentu, yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut. Kenis (1979) dalam Falikhatun (2007) menyatakan anggaran bukan hanya rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan pada suatu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi. Adapun Schiff dan Lewin (1970) dalam Riyadi (2000) menyatakan bahwa anggaran memiliki dua peranan penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria kinerja. Anggaran sebagai perencanaan berisi tentang rencana-rencana keuangan organisasi dimasa yang akan datang sedangkan anggaran sebagai kriteria kinerja berperan sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. 1

Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran berkaitan dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter (Mardiasmo, 2002:61). Proses penganggaran dalam pemerintahan dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan stratejik telah selesai dilakukan. Bentuk wujud keterlibatan dalam penyusunan anggaran adalah partisipasi dalam penyusunannya. Menurut Brownell (1982) dalam Coryanata (2004), partisipasi penyusunan anggaran adalah keterlibatan dan pengaruh seseorang dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi para manajer bawah (manajer pusat pertanggungjawaban) dalam penyusunan anggaran dapat memberikan kesempatan untuk memasukkan informasi yang lebih baik mengenai level anggaran yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan aktivitas-aktivitas unit organisasinya. Cara ini membuat bawahan dapat mengkomunikasikan atau mengungkapkan informasi tersebut ke dalam usulan anggarannya yang nantinya akan dipakai sebagai dasar penilaian kinerja. Murray (1990) dalam Sumarno (2005) menyatakan bahwa partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi yang tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja dari anggota organisasi tersebut. Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Brownell (1982), Brownell dan Mc Innes (1986), dan Indriantoro 2

(1993) menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Cherrington (1973), Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986), serta Morse dan Reimer (1956), menemukan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Sementara itu Sterdy (1960) serta Bryan dan Locke (1967), menunjukkan pengaruh negatif antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Perbedaan hasil penelitian satu dengan penelitian lainnya menyebabkan keterkaitan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial masih merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti. Govindarajan (1986) dalam Supriyono (2004) menyatakan bahwa mengatasi ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian tersebut diperlukan pendekatan kontinjensi. Pendekatan ini memberikan suatu gagasan bahwa sifat hubungan yang ada antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial mungkin berbeda pada tiap kondisi. Dalam penelitian ini dilakukan dengan memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial dipengaruhi oleh variabel pemoderasi yaitu komitmen organisasi dan budaya paternalistik. Komitmen organisasi dipilih dari asumsi bahwa komitmen organisasi dapat mempengaruhi motivasi individu untuk melakukan sesuatu hal. Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan 3

kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan sendiri (Weiner, 1982 dalam Coryanata, 2004). Manajer dengan komitmen organisasi yang tinggi akan memiliki pandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi sehingga komitmen yang tinggi akan dapat meningkatkan kinerja. Selanjutnya budaya paternalistik dipilih karena adanya pengaruh latar belakang budaya para manajer terhadap partisipasi mereka dalam penyusunan anggaran (Indriantoro, 1995 dalam Mustikawati, 1999). Salah satu budaya manajemen yang masih kuat berkembang di Indonesia adalah budaya paternalistik dimana bawahan merasa sungkan terhadap atasannya, berorientasi ke atas, menunggu petunjuk serta kurang inisiatif. Dengan demikian apabila suatu perusahaan memiliki budaya paternalistik yang kuat maka penggunaan anggaran partisipatif justru hanya akan menurunkan kinerja manajer dan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Mustikawati, 1999). Seperti organisasi lain pada umumnya, pemerintah daerah dalam operasionalnya juga tidak terlepas dari anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Jumlah pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dituntut untuk dialokasikannya dana tersebut dengan baik untuk belanja maupun pembiayaan daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah. Berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, memuat pedoman penyusunan Rancangan APBD dimana kepala daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dilakukan pembahasan oleh panitia 4

anggaran DPRD. Apabila Rancangan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ini dibahas dan disetujui, selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama kepala daerah dengan pimpinan DPRD. Berdasarkan nota kesepakatan tersebut, Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyiapkan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA- SKPD) sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Dalam surat edaran tersebut memuat kebijakan umum anggaran, prioritas dan plafon anggaran serta terdapat formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). RKA-SKPD ini memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan serta rencana pembiayaan setiap SKPD. Kemudian RKA-SKPD ini disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah untuk dievaluasi lebih lanjut oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Hasil evaluasi ini akan digunakan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah sebagai dasar untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). RAPBD oleh Pemda diajukan ke DPRD untuk dimintakan persetujuan dan ditetapkan sebagai APBD dalam tahun anggaran yang akan datang. Salah satu perangkat daerah yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran di pemerintah daerah Kota Denpasar adalah dinas. Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dalam operasionalnya berpedoman pada anggaran. Adanya partisipasi pimpinan satuan kerja (dinas) dalam hal ini kepala 5

dinas, kepala bagian/kepala subdinas dan kepala subbagian/kepala seksi dalam penyusunan anggaran dan peran anggaran sebagai alat ukur kinerja memiliki keterkaitan satu sama lain. Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial dapat dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong para manajer bawah berusaha keras mencapai tujuan organisasi. Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Sebaliknya komitmen organisasi yang rendah akan membuat individu berbuat untuk kepentingan pribadinya. Selain itu hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial juga dapat dipengaruhi oleh faktor budaya suatu negara. Budaya yang berkembang khususnya di Bali adalah budaya paternalistik yaitu berorientasi ke atas dan bawahan kurang memiliki inisiatif. Pola hubungan manajemen seperti ini tentunya juga berkembang pada dinas-dinas di Kota Denpasar yang nantinya akan berpengaruh terhadap partisipasi dalam proses penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah : 1) Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar? 2) Apakah komitmen organisasi memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar? 6

3) Apakah budaya paternalistik memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar. 3) Untuk mengetahui pengaruh budaya paternalistik sebagai variabel pemoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar. 1.2.2 Kegunaan penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta menambah perbendaharaan teori untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya khususnya tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan budaya paternalistik sebagai variabel moderating. 7

2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada organisasi akan pentingnya peranan setiap individu dalam pencapaian tujuan organisasi dan memberikan sumbangan pemikiran sebagai pertimbangan pembuatan kebijakan di lingkungan pemerintah daerah khususnya pada dinas. 1.3 Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan diuraikan urutan-urutan bab pada skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan pembahasan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah yaitu anggaran memiliki dua peranan penting sebagai perencanaan dan kriteria kinerja dan oleh karenanya tahap penganggaran menjadi sangat penting. Dan salah satu bentuk wujud keterlibatan dalam penyusunan anggaran adalah partisipasi dalam penyusunannya. Adanya partisipasi pimpinan satuan kerja (dinas) dalam hal ini kepala dinas, kepala bagian/ sub dinas dan kepala sub bagian/ seksi dalam penyusunan anggaran dan peran anggaran sebagai kriteria kinerja memiliki keterkaitan satu sama lain. Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial dapat dipengaruhi oleh komitmen organisasi dan budaya paternalistik. Pola hubungan manajemen seperti ini tentunya juga berkembang pada dinas-dinas di Kota Denpasar yang nantinya akan berpengaruh terhadap partisipasi dalam proses penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1) apakah partisipasi 8

penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar? (2) apakah komitmen organisasi memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar? (3) apakah budaya paternalistik memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar?. Dari rumusan masalah penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial serta untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan budaya paternalistik sebagai variabel pemoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan, menambah pembendaharaan teori serta memberikan sumbangan pemikiran sebagai pertimbangan pembuatan kebijakan di lingkungan pemerintah daerah khususnya pada dinas. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Bab ini memberikan penjelasan tentang teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dan digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan penelitian. Bab ini juga menjelaskan dan menguraikan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini serta menyajikan hipotesis penelitian yang terdiri atas tiga hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai lokasi penelitian yang dilakukan pada 16 dinas yang ada di Kota Denpasar dengan variabel penelitian yaitu partisipasi 9

penyusunan anggaran sebagai variabel bebas, kinerja manajerial sebagai variabel terikat, komitmen organisasi dan budaya paternalistik sebagai variabel moderating. Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data kualitatif yang dikuantitatifkan, data primer dan data sekunder. Responden penelitian yaitu kepala dinas, kepala bagian/ sub dinas dan kepala sub bagian/ seksi. Metode penentuan sampel dengan purposive sampling. Adapun metode pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi non partisipan serta teknik analisis data yang digunakan yaitu pearson correlation, cronbach alpha, uji Kolmogorov-Smirnov, uji Glejser, regresi linear sederhana, dan moderated regression analysis (MRA). BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian di lapangan, kemudian dianalisis sesuai dengan teknik analisis yang dipilih. Kuesioner yang disebarkan kepada responden sebanyak 96 kuesioner dan kuesioner yang layak digunakan sebanyak 74 kuesioner. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa semua instrumen yang digunakan adalah valid dan reliabel, serta uji asumsi klasik menunjukkan data residual pada penelitian ini terdistribusi normal dan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar dan pengujian hipotesis 2 dan 3 membuktikan bahwa komitmen organisasi dan budaya paternalistik tidak dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar. 10

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan simpulan dari hasil penelitian yaitu partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar, komitmen organisasi dan budaya paternalistik tidak dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada dinas-dinas di Kota Denpasar serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 11