BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) pada kinerja

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) pada kinerja merupakan fenomena yang menarik dan penting untuk diteliti. Fenomena tersebut berkaitan dengan adanya dua temuan hasil penelitian yang kontradiktif. Hasil penelitian pertama menemukan bahwa PPA berpengaruh positif pada kinerja. Penelitian - penelitian tersebut dilakukan oleh, Schuler dan Kim (1976); Brownel, (1982); Brownell dan Mc Innes (1986); Syafrial (2009); Herminingsih (2009); dan Mediaty (2010). Sebaliknya penelitian berikutnya menemukan hasil yang berbeda yang dilakukan oleh Hopwood (1972); Milani (1975); Kenis (1979); Brownell dan Hirst (1986). Penelitian mereka menemukan bahwa PPA tidak berpengaruh pada kinerja manajerial. Demikian pula hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Stedry (1960), Bryan dan Locke (1967) dalam Poerwati (2001) menemukan bahwa PPA berpengaruh negatif pada kinerja. Perbedaan hasil tersebut selain disebabkan oleh karena lokasi penelitian juga disebabkan oleh: (1) perspektif teoritis yang diterapkan; (2) metode penelitian, dan (3) pengukuran kinerja. Govindarajan (1986) dalam Husin (2012) menyatakan belum adanya kesatuan hasil penelitian pengaruh satu variabel terhadap variabel lain kemungkinan tergantung pada faktor-faktor situasional (konstektual). Govindarajan juga mengemukakan untuk merekonsiliasi perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontijensi (contingency

2 2 approach). Penelitian tentang anggaran dan kinerja dengan mengadopsi pendekatan kontijensi antara lain dilakukan oleh Brownell (1982); Chong dan Chong (2000); Sutrisno (2010); Jalaluddin (2010); Agusti (2012) dan Husin (2012). Selaras dengan Govindarajan, Hartono (2004) mengemukakan bahwa apabila penelitian-penelitian sebelumnya yang menemukan hubungan kausal yang saling bertentangan, baik signifikansinya ataupun arahnya, kemungkinan disebabkan oleh variabel lain yang memoderasi hubungan kausal tersebut. Dalam hal ini variabel moderasi merupakan aplikasi pendekatan interaksi. Pendekatan ini memberikan gagasan bahwa sifat PPA berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain. Artinya bahwa, pendekatan kontijensi secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat memengaruhi hubungan antara PPA dengan Kinerja. Dalam penelitian ini, PPA pada kinerja pemerintah dipengaruhi oleh variabel pemoderasi, yaitu penerapan Good Government Governance (GGG). Hal ini didasari atas pernyataan yang dikemukakan oleh Darmawati, dkk. (2004) bahwa implementasi Good Corporate Governance mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja organisasi. GGG dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik yang baik (Mardiasmo, 2002:17). Penerapan GGG dalam hal ini berkaitan dengan kewenangan untuk mencapai tujuan organisasi dan kepentingan bersama, serta anggaran organisasi digunakan sebagaimana mestinya. GGG diterapkan untuk menjaga keseimbangan antara pencapaian tujuan pemerintahan dan tujuan masyarakat yang prinsipnya agar tercipta keterbukaan informasi, adanya

3 3 pertanggungjawaban pimpinan, perlakuan adil bagi setiap pegawai dalam menjalankan kewajiban dan menerima hak-haknya maupun adanya partisipasi dari seluruh pegawai dalam meningkatkan kinerja yang lebih baik (Nurwahida, 2012). Inti dari kebijakan GGG atau tata kelola pemerintahan yang baik adalah agar pihak-pihak yang berperan dalam menjalankan pemerintahan memahami dan menjalankan fungsi serta peran sesuai wewenang dan tanggung jawabnya. PPA adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran (Herminingsih, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa PPA merupakan rencana organisasi pada periode waktu yang akan datang, yang berfungsi sebagai pedoman untuk menilai kinerja individual para pimpinan dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Garrison (2000) menyatakan Self-imposed budget / anggaran partisipatif adalah anggaran yang disusun dengan kerja sama dan partisipasi penuh dari pimpinan pada semua tingkatan. Dengan adanya partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, maka anggaran yang disusun akan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagaimana yang diharapkan dalam visi dan misi organisasi (Husin, 2012). Kinerja menurut Indra (2006) dinyatakan sebagai gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, dan misi organisasi. Kinerja pemerintah daerah adalah suatu tingkatan keberhasilan proses kegiatan organisasi atau capaian tujuan organisasi. Kinerja pemerintah diyakini akan meningkat apabila para pimpinan terlibat secara aktif dalam proses penyusunan anggaran, dan dengan adanya PPA tersebut diharapkan

4 4 akan didapat suatu keputusan yang lebih realistis untuk terciptanya keselarasan tujuan organisasi. Sebagai bahan kajian yang bersifat praktis, berikut akan dipresentasikan kinerja pemerintah kota Denpasar dari perspektif Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahun 2013 pada Tabel 1.1. Data angka-angka yang terdapat pada Tabel 1.1 menyajikan informasi mengenai capaian yang diraih pemerintah kota Denpasar apabila dikomparasi antara Pagu anggaran dan realisasinya (baik pendapatan maupun belanja). Tabel 1.1 Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2013 Pemerintah Kota Denpasar Keterangan Pagu Anggaran Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Belanja Tidak Langsung Capaian Kinerja (%) , , , ,99 95 Belanja Langsung , ,65 85 Sumber: Bag. Keuangan Setda Kota Denpasar tahun 2013 Realisasi pendapatan khususnya dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) capaiannya melampaui pagu/target pendapatan, yakni sebesar 112%. Capaian ini menggambarkan bahwa pemerintah kota Denpasar telah berhasil dalam upaya peningkatan PAD. Sedangkan untuk belanja yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung masing-masing mampu terealisasi sebesar 85% dan 95%, capaian ini menggambarkan bahwa pemerintah kota Denpasar telah berupaya melakukan efisiensi anggaran belanja, baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara keseluruhan kinerja yang dicapai

5 5 oleh pemerintah kota Denpasar cukup baik dan apakah capaian kinerja yang telah diraih oleh pemerintah kota Denpasar tersebut telah mengedepankan prinsipprinsip good governance dalam pengelolaan anggaran organisasi. Pattiasina (2011) menemukan bahwa implementasi Good Corporate Governance (GCG) dapat memperkuat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pelayanan. Hal ini berarti dalam upaya mencapai kinerja pelayanan yang maksimal, pemimpin organisasi harus menerapkan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG meliputi Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) organisasi dengan memperhatikan para pemangku kepentingan (stakeholders). Pendapat Darmawati, dkk. (2004) menjustifikasi argumen tersebut dengan menyatakan bahwa faktor penting dalam hal tata kelola organisasi guna pencapaian kinerja pelayanan yang maksimal sesuai dengan dinamisasi lingkungan adalah dengan menerapkan GCG. GCG dalam perkembangannya berfungsi sebagai alat kontrol manajemen dalam meningkatkan kinerja organisasi dan upaya menciptakan organisasi yang sehat. Pratolo (2010) menganalisis peran Good Government Governance (GGG) dapat mewujudkan kinerja pemerintahan daerah dan kepuasan masyarakat di era otonomi daerah dalam menghadapi tantangan global. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip GGG, yakni: transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan keadilan memengaruhi kinerja pemerintah daerah. Sedangkan hubungan tidak langsung pada kepuasan

6 6 masyarakat melalui kinerja pemerintah adalah prinsip-prinsip GGG, yakni variabel transparansi, pertanggungjawaban, dan keadilan. Pratolo (2010) lebih lanjut menyatakan, Pemerintah daerah akan sangat terbantu kinerjanya apabila dalam organisasi tersebut menerapkan prinsip-prinsip GGG. Penerapan prinsipprinsip tersebut, yaitu: informasi disampaikan secara transparan kepada masyarakat, pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat diterapkan dengan baik kepada masyarakat, pemerintah lebih tanggap terhadap persoalanpersoalan yang dihadapi oleh masyarakat, diterapakannya independensi dalam pemerintah agar lebih leluasa dalam mengembangkan sumber daya yang dimiliki kabupaten/kota, dan diterapkannya prinsip keadilan dengan baik. Dengan demikian, penerapan prinsip-prinsip GGG yang konsisten diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah Kota Denpasar secara optimal sesuai dengan tujuan organisasi. Hasil temuan penelitian lainnya terkait penerapan GGG yang memengaruhi kinerja juga dilakukan oleh Zeyn (2011); dan Azlim (2012). Berdasarkan fenomena di atas dan oleh karena penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh PPA pada kinerja hasilnya tidak konsisten, menunjukkan kemungkinan adanya variabel lain yang berpengaruh, yakni penerapan GGG. Penerapan prinsip-prinsip GGG yang konsisten diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah secara optimal. Hal inilah yang memberikan motivasi serta dorongan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik Peran Good Government Governance dalam Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Pemerintah Kota Denpasar.

7 7 1.2 Rumusan Masalah Bedasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja pemerintah Kota Denpasar? 2) Bagaimana pengaruh penerapan Good Government Governance pada kinerja pemerintah Kota Denpasar? 3) Apakah penerapan Good Government Governance memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja pemerintah Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan penelitian ini, sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui sekaligus mendapatkan bukti empiris pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja pemerintah Kota Denpasar 2) Untuk mengetahui sekaligus mendapatkan bukti empiris pengaruh penerapan Good Government Governance pada kinerja pemerintah Kota Denpasar 3) Untuk mengetahui sekaligus mendapatkan bukti empiris penerapan Good Government Governance memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja pemerintah Kota Denpasar 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

8 8 1) Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan referensi penelitian secara empirik mengenai peranan variabel partisipasi penyusunan anggaran, dan penerapan Good Government Governance dalam menjelaskan keberhasilan peningkatan kinerja pemerintah. Sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. 2) Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai gambaran dan bahan pertimbangan, serta masukan bagi organisasi sektor publik khususnya pada Pemerintah Kota Denpasar di dalam melakukan analisis untuk meningkatkan capain kinerja.