BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity) asli khas Indonesia oleh United Nation Educational Scientific and Cultural Oragnization (UNESCO) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada 2 Oktober 2009, batik menjadi sesuatu yang populer. Batik memiliki prospek yang bagus, dikatakan oleh Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Nasional di acara Pembukaan Gelar Batik Nusantara (GBN) di Jakarta (17/7/2013) bahwa ekspor batik ke mancanegara cukup besar, mencapai 10% dari total ekspor tekstil yang mencapai 12 miliar Dollar AS pada tahun 2012. Dalam kurun waktu 2008 hingga 2012, rata-rata pertumbuhan ekspor batik sebesar 33,83% dan total nilai ekspor batik mencapai 278 juta Dollar AS sampai dengan akhir tahun 2012. Untuk periode Januari-Maret 2013, nilai ekspor batik mencapai 50,07 juta Dollar AS, meningkat sebesar 18,49% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012. Sedangkan total penjualan di negara tujuan ekspor batik ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara Total Penjualan (Kuartal I 2013) (juta Dollar AS) Amerika Serikat 21,18 Jerman 4,52 Korea Selatan 3,94 Industri batik di Indonesia perlu dikembangkan lebih lanjut, agar dapat menambah kontribusinya terhadap perekonomian Nasional. Perkembangan industri batik yang tercatat oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia hingga tahun 2010 ditunjukan pada Tabel 1.2. 1
Tabel 1.2 Perkembangan Industri Batik Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 Trend Jumlah Unit Usaha (Unit) 298 308 235 339 326 2,79% Nilai Produksi 394.641.105 509.194.105 699.661.151 572.380.745 838.329.888 17,633% Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 12.047 13.060 12.988 15.346 17.082 8,98% Utilisasi (%) 80,6 79,8 8-,4 76,6 78,5-0,92% Nilai Input 331.677.469 398.975.840 623.176.664 422.808.755 565.156.118 11,89% Nilai Output 444.766.552 569.533.804 831.185.891 684.013.800 935.096.286 18,17% Nilai Tambah 113.089.083 170.557.964 208.009.227 261.205.045 369.940.168 32,27% Sumber : Kementrian Perindustrian RI Dengan perkembangan industri batik yang terjadi, tak dapat dipungkiri bahwa persaingan antara sesama industri batik semakin ketat. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas dari produk. Kualitas dari suatu produk dapat diartikan sebagai kemampuan dari produk untuk memberikan kepuasan tertentu bagi konsumennya dari keseluruhan produk, baik dari ciri maupun sifat yang dimiliki oleh produk tersebut. Menurut Nurmiyati (2009), kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap citra industri penghasil produk tersebut. Selain itu, semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan pelanggan semakin tinggi (Musanto, 2004). Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, yakni selain dapat meningkatkan loyalitas pelanggan tapi juga dapat mencegah terjadinya perputaran pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis (Fornell, 1992). Kualitas batik selama ini hanya ditinjau dari bahan dan zat pewarna yang digunakan, serta pengakuan resmi dari Balai Besar Kerajinan dan Batik di bawah Kementrian Perindustrian RI dengan Batikmark untuk batik tulis, cap dan campuran. Padahal, untuk memperoleh produk yang berkualitas, aspek yang harus 2
3 ditinjau tak hanya bahan baku, tetapi juga proses produksi yang di dalamnya terdapat beberapa parameter yang masing-masing dapat memberikan pengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan. Industri batik harus mengidentifikasi parameter-parameter tersebut dan mengetahui pengaruh apa yang mereka berikan pada kualitas produk untuk dapat menjaga kualitas produk tersebut tetap pada standar yang diinginkan. Proses pembuatan batik pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Batik tak lagi hanya dibuat melalui proses penulisan menggunakan canting atau pengecapan menggunakan alat cap. Tetapi juga dibuat melalui proses printing. Proses ini memungkinkan menghasilkan kain batik dengan motif yang detail dalam jumlah banyak dan waktu yang cepat, sehingga biaya produksinya menjadi lebih hemat. Dengan biaya produksi yang lebih hemat, harga jual dari batik jenis ini juga menjadi lebih rendah. Tak heran, batik jenis ini juga banyak digemari. Proses ini biasanya dilakukan produsen batik untuk memenuhi permintaan seragam dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, Penulis merasa perlu melakukan penelitian terkait parameterparameter apa saja yang berpengaruh dalam proses produksi batik printing, sehingga dapat diperoleh batik printing yang memenuhi kriteria batik printing berkualitas menurut pendapat konsumen. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, Penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Kriteria-kriteria apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam menilai suatu batik printing berkualitas atau tidak? 2. Bagaimana tingkat kepentingan dari kriteria-kriteria batik printing berkualitas menurut konsumen? 3. Berdasarkan kriteria-kriteria batik printing berkualitas dan tingkat kepentingannya, bagaimana strategi peningkatan kualitas batik printing yang tepat?
4 4. Parameter apa saja di dalam proses produksi batik printing yang berpengaruh terhadap kualitas batik printing yang dihasilkan? 5. Diantara parameter-parameter tersebut, mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap kualitas produk batik printing? 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dan batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis batik yang dijadikan objek penelitian merupakan batik printing. 2. Industri batik yang diamati adalah industri batik yang menggunakan teknik sablon untuk menghasilkan batik printing, bukan yang menggunakan permesinan (modern). 3. Produsen batik merupakan pihak yang mengetahui dengan baik tentang produk dan proses produksinya. 4. Responden yang dipilih merupakan responden yang sering, atau minimal pernah menggunakan batik printing, sehingga memiliki ekspektasi atau harapan terhadap kualitas batik printing. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kriteria-kriteria batik printing berkualitas dan tingkat kepentingannya menurut konsumen. 2. Mengetahui strategi peningkatan kualitas batik printing yang tepat berdasarkan kriteria-kriteria batik printing berkualitas dan tingkat kepentingannya. 3. Mengetahui parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kualitas di dalam proses produksi batik printing. 4. Mengetahui diantara parameter-parameter yang berpengaruh tersebut, mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap kualitas produk batik printing.
5 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa strategi peningkatan kualitas berdasarkan kriteria-kriteria batik printing berkualitas dan tingkat kepentingannya, dan pengetahuan mengenai parameter-parameter dalam proses produksi batik printing.