BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN sebagai sumber hukum bagi LPD. Berdasarkan UU Lembaga Keungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi terkait erat dengan investasi dan alih teknologi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kehidupan kepada organisasi dan memberikan tujuan. Jadi,

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan motivasi karyawan dalam bekerja. Perusahaan sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

BAB I PENDAHULUAN. industri kepariwisataan di Bali, seperti restaurant dewasa ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi yang akan membawa dampak terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Perusahaan tidak ada artinya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan asset yang berharga dalam organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. peranan sangat penting (Lukiyanto, 2013). Sumber daya manusia sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (2006:10) kaitannya dengan pentingnya SDM dalam suatu organisasi bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya dan mengerahkan

BAB I PENDAHULUAN. Diera globalisasi saat ini kinerja karyawan merupakan salah satu aset

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk

BAB I PENDAHULUAN. raga yang tidak dapat dipisahkan, dalam hal ini kemampuan tanpa motivasi belum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

Dalam kenyataan sehari-hari, perusahaan sesungguhnya mengharapkan prestasi atau hasil kerja terbaik dari para karyawannya. Menurut Rivai (2005: 309),

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang tujuan organisasi atau perusahaan, karena sumber daya msnusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. mencapai kualitas pendidikan adalah guru. Guru adalah figur yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat dari perusahaan-perusahaan yang di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

1.1. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencapai keuntungan dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

ABSTRAK. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Komitmen Organisasi dan Kinerja Pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengembangan organisasi tersebut antara lain, finansial,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang penting bagi organisasi. Peran para pegawai yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha dan bisnis semakin ketat dan kompetitif, menuntut perusahaan untuk cepat menangapi perubahan yang terjadi di dunia bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di dalam bidang simpan pinjam, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Permodalan atau simpan pinjam sudah semakin berkembang, dikarenakan simpan pinjam merupakan salah satu sumber permodalan masyarakat, sehingga perusahaan yang bergerak di bidang simpan pinjam dituntut untuk bertindak secara profesional dalam menyediakan pelayanan terbaik untuk anggota LPD. Lembaga Perkreditan Desa harus mampu mengelola sumber daya manusianya dengan baik, sebab karyawan atau sumber daya manusia merupakan satu-satunya aset perusahaan yang bernafas dan paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, wawasan yang luas, keterampilan, kegigihan, semangat, disiplin, profesional, dan rajin bekerja. Untuk itu perusahaan harus membuat sumber daya manusiannya merasa puas, agar perusahaan dapat mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan harus memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan mencapai tujuan harus dapat mengelola sumber daya manusianya secara maksimal dan berusaha untuk memenuhi kepuasan kerja karyawannya, sehingga para karyawan lebih bertanggung jawab dalam bekerja. 1

Sumber daya manusia adalah kekuatan dan kemampuan potensial dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan yang bersifat teknis maupun manajerial di dalam organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya (Ardana, dkk., 2012:5). Rachmawati (2008:5) sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi, apapun bentuk dan tujuannya organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya misi tersebut dikelola oleh manusia. Istijanto (2006:1) karyawan atau sumber daya manusia merupakan satu-satunya aset perusahaan yang bernafas atau hidup disamping aset lain yang tidak bernafas atau bersifat kebendaan seperti, modal, bangunan, gedung, mesin, peralatan kantor dan persediaan barang. Dessler (2015:4) menyatakan manajemen sumber daya manusia (Human resource management) merupakan proses untuk memperoleh, melatih, menilai, mengompensasi karyawan, dan untuk mengurus relasi tenaga kerja mereka, kesehatan, keselamatan mereka, serta yang berhubungan dengan keadilan. Manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana organisasi mengurus sumber daya manusia yang berdasarkan visi organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum, organisasi semakin berkembang, bertahaan menghadapi persaingan dan perubahan yang ada didunia bisnis (Rachmawati, 2008:5). Keberhasilan pengelolaan perusahaan sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia tersebut, dimana manajer perusahaan harus memperhatikan sikap, perilaku, keinginan dan kebutuhan dari karyawan sehingga karyawan tersebut dapat didorong untuk meningkatkan kinerjanya dan suatu organisasi dituntut memberdayakan manusia tersebut dengan semaksimal 2

mungkin agar tercipta kepuasan kerja yang dapat berdampak meningkatnya kinerja maupun komitmen sehingga organisasi tersebut dapat kuat dan kompeten (Suryadewi, dkk., 2014). Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Rae (2013) kepuasan kerja merupakan bagian penting dari pengalaman hidup karyawan dalam bekerja, artinya terkait dengan seorang karyawan menerima cukup imbalan intrinsik dan ekstrinsik mendorong karyawan untuk tetap ditempat kerja mereka dan terus menghabiskan sebagian besar waktu untuk pemenuhan tugasnya. Setyawahyuni dan Yuniari (2014) karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang cukup dalam perusahaan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Ardana,dkk. (2012:147) kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Kepuasan kerja suatu sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya dan sebagai perbedaan antara banyaknya kompensasi yang telah diterima karyawan dan banyaknya yang diyakini yang harus diterima oleh seorang karyawan (Nugroho dan Kunartinah, 2012). Pemberdayaan karyawan memberikan dan melepaskan kekuasaan dengan memberikan karyawan kebebasan, sumber daya, informasi dan keterampilan untuk membuat keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan secara efektif, tepat waktu dan mendorong karyawan agar lebih berprtisipasi dan memberikan rasa 3

puas terhadap karyawannya (Daft, 2009:79). Suryadewi, dkk. (2014) pemberdayaan karyawan menjadi sesuatu hal yang penting, karena di dalam menghadapi era persaingan dan pelayanan, setiap organisasi mempunyai keunggulan kompetitif melalui sumber daya manusianya dan pemberdayaan oleh perusahaan digunakan sebagai sarana untuk memperkuat kapabilitas dan komitmen dari karyawan. Pemberdayaan karyawan merupakan salah satu cara mendorong karyawan untuk lebih terlibat dalam pembuatan keputusan dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan organisasi (Wibowo, 2011:416). Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan suatu bentuk dari keterlibatan karyawan direncanakan oleh manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan komitmen organisasional dan meningkatkan kontribusi kepada organisasi karyawan dan pemberdayaan menciptakan motivasi tinggi untuk bawahan karena terkait langsung dengan kebutuhan untuk aktualisasi diri yaitu kebutuhan dan keinginan karyawan terpenuhi, karyawan merasa puas dan akan membangun komitmen organisasionalnya (Astuti et al. 2013). Komitmen organisasional didefinisikan sebagai kekuatan syukur karyawan dengan ambisi organisasi dan partisipasinya terhadap organisasi, singkatnya dapat dianggap sebagai salah satu sikap dan prilaku karyawan yang menghubungkan sebuah karyawan untuk organisasinya (Naeem, 2013). Rae (2013) komitmen organisasional merupakan rasa karyawan dari yang berkomitmen untuk organisasi, dimana komitmen afektif meliputi perasaan positif keterikatan organisasi, sementara komitmen kelanjutan termasuk keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi dari rasa keharusan berkomitmen. Astuti et al. (2013) 4

komitmen organisasional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam menghadapi lingkungan yang lebih kompleks, karyawan yang memiliki komitmen organisasional yang kuat akan mengidentifikasi bisnis mereka dengan bisnis organisasi, semakin serius karyawan di tempat kerja serta memiliki loyalitas dan kasih sayang dapat mengejar tujuan organisasi. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan dapat menurunkan komitmen organisasional ataupun meningkatkan komitmen organisasional, sebab dengan adanya rasa puas karyawan akan bekerja dengan senang hati dan tidak ada paksaan dapat memperoleh hasil yang baik dan menumbuhkan komitmen organisasional karyawan kepada perusahaan (Tania dan Sutanto, 2013). Rae (2013) rasa komitmen karyawan terhadap organisasi akan dapat berkembang menjadi seberapa besar peran karyawan untuk organisasi. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang dirasakan oleh seorang karyawan, karyawan akan bekerja dengan baik apabila mereka merasa puas dengan apa yang mereka harapkan. Hasibuan (2007:118) menyatakan bahwa kompensasi adalah merupakan pencerminan organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia. Dwijayanti (2013) kompensasi finansial adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan. Nugroho dan Kunartinah (2012) kompensasi dapat diartikan sebagai bentuk penggantinya atas kinerja yang terdiri dari bentuk kompensasi finansial seperti gaji pokok, insentif, dan tunjangan lainnya. Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan untuk lebih termotivasi 5

dalam menyelesaikan pekerjaan dan menimbulkan rasa puas pada karyawan (Sopiah, 2013). Kepuasan ataupun ketidak puasan kerja yang dirasakan karyawan disebabkan karena pemberian kompensasi finansial dapat terlihat dari perilaku karyawan terhadap pekerjaannya (Bintoro, dkk., 2013). Astuti et al. (2013) teori yang menghubungkan pemberdayaan karyawan, komitmen organisasional, kompensasi finansial dan kepuasan kerja adalah two factor theory. Two factor theory dari teori motivasi yang dikembangkan Herzberg untuk menjelaskan bahwa ada faktor intrinsik yang mengarah pada kepuasan kerja dan faktor ekstrinsik yang menyebabkan ketidak puasan pekerjaan. Siangian (2014:290) mengatakan Two factor theory dari motivasi, yaitu faktor motivasional adalah faktor pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik yang bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor yang sifatnya ekstrinsik yang bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi namun tetap menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya. Srinadi dan Netra (2014) berpendapat untuk memotivasi karyawan, teori Hezberg menekankan pada faktor motivators, sedangkan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan ketidak puasan dapat diwujudkan dengan faktor heygine, salah satunya dengan memberikan otonomi yaitu lebih memberdayakan karyawan. Astuti et al. (2013) pemberdayaan sumber daya manusia adalah suatu bentuk dari keterlibatan karyawan direncanakan oleh manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan komitmen organisasional dan meningkatkan kontribusi kepada organisasi karyawan. Abadi and Chegini (2013) menyatakan bahwa 6

pemberdayaan dan dimensi akses ke informasi, sistem reward, tekad, dan kompetensi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja. Pemberdayaan berkaitan erat dengan komitmen organisasional, kompensasi finansial dan kepuasan kerja. Rae (2013) menguji pengaruh utama dari hubungan antara tingkat manajer pemberdayaan psikologis, komitmen organisasional dan kepuasan kerja, dan efek interaksi asosiasi ini dimoderatori oleh tingkat posisi manajer dalam organisasi. Sebuah sampel dari 301 pertugas kepala keuangan (CFO) Australia, pengelola sumber daya manusia (SDM) dan pejabat eksekutif disurvei. Penelitian ini menunjukan bahwa CFO dan manajer HR berusaha otonomi untuk memiliki kepuasan kerja, sementara tiga tingkat manajerial dicari komitmen afektif dapat mengalami kepuasan kerja. Hubungan teoritis tersebut didukung beberapa penelitian empiris yang menemukan bahwa pemberdayaan karyawan dan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja, yaitu Astuti et al. (2013) menyelidiki dampak pemberdayaan terhadap komitmen organisasional dan kepuasan kerja karyawan perusahaan listrik nasional (PLN) di Provinsi Sulawesi Selatan. Studi ini menemukan pengaruh signifikan pemberdayaan dan komitmen organisasional, meskipun pemberdayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, tetapi ditemukan bahwa efek signifikan tidak langsung pemberdayaan terhadap kepuasan kerja melalui intervensi variabel dari komitmen organisasional, komitmen organisasional memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dwijayanti (2013) menguji pengaruh secara simultan antara kompensasi finansial, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja 7

karyawan pada perusahaan. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa ada pengaruh yang positif secara simultan antara kompensasi finansial, komunikasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan. Tranggono dan Kartika (2008) menguji pengaruh komitmen organisasional dan profesional terhadap kepuasan kerja auditor dengan motivasi sebagai variabel intervening. Hasil analisisnya mengungkapkan komitmen organisasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor, dari analisis jalur dapat diketahui bahwa hubungan antara komitmen organisasional dan profesional ada hubungan langsung tanpa adanya motivasi sebagai variabel intervening. Arifah dan Ramadhon (2015) menguji komitmen organisasi, komitmen profesional dan gaya kepemimpinan yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja dengan motivasi sebagai variabel intervening. Hasil penelitiannya mengatakan komitmen organisasi, komitmen profesional, gaya kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah merupakan suatu badan usaha simpan pinjam milik masyarakat Desa Adat dan merupakan prekonomian rakyat dipedesaan, yang diarahkan kepada usaha-usaha peningkatan taraf hidup krama desa di dalam menunjang pembangunan. Permasalahan yang terjadi pada karyawan karena ketidak sesuaian antara perusahaan dan karyawan diberbagai perusahaan atau organisasi sering terjadi termasuk pada LPD Desa Adat Jimbaran yang terletak dijalan Uluwatu 1 No. 26 Jimbaran Bali. LPD Desa Adat Jimbaran di Kecamatan Kuta Selatan-Badung Bali didirikan 16 September 1987 baru beroprasi tahun 1988 dengan SK Gubernur Bali No. 350 tahun 1987, dan SK 8

Bupati Badung No. 613 tahun 1987, tanggal 23 September 1987 dengan modal awal dari Bapak Gubernur Bali sebesar Rp. 4.600.000 dan Bapak Bupati Badung sebesar Rp. 2.600.000. LPD Desa Adat Jimbaran Bali memiliki jumlah karyawan cukup banyak yaitu 82 karyawan dengan wilayah 12 banjar adat dan 14 banjar dinas yang memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya masing-masing. Memiliki karyawan yang jumlahnya 82 orang, perusahaan juga harus mengelola manajeman dan sumber daya manusia dengan baik agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkaan perusahaan dan seluruh karyawannya. Hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali memiliki permasalahan pada kepuasan kerja karyawan, dimana kepuasan kerja sangat penting diperhatikan karena mendorong karyawan untuk tetap ditempat kerja mereka dan terus menghabiskan sebagian besar waktu untuk pemenuhan tugasnya. Permasalahan pemberdayaan karyawan, komitmen organisasional, kompensasi finansial dan kepuasan kerja karyawan dapt dilihat dari tingkat absensi karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali, ada pun kepuasan kerja dipengaruhi oleh tingkat absensi karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.1. 9

Tabel 1.1 Tingkat Absensi Karyawan LPD Desa Adat Jimbaran Bali pada Periode Januari Desember 2014 Jumlah Jumlah Jumlah hari Jumlah Jumlah hari Presentase karyawan hari kerja absensi kerja absensi No Bulan (orang) kerja seharusnya per bulan sesungguhnya (%) (hari) (hari) (hari) (hari) X1 X2 (X1.X2)=X3 X4 (X3-X4)=X5 (X4:X3) x 100%=X6 1 Januari 82 24 1968 44 1924 2,2 2 Februari 82 24 1968 56 1912 2,8 3 Maret 82 23 1886 44 1842 2,3 4 April 82 24 1968 77 1891 3,9 5 Mei 82 18 1476 40 1436 2,7 6 Juni 82 25 2050 49 2001 2,4 7 Juli 82 25 2050 47 2003 2,3 8 Agustus 82 26 2132 48 2084 2,2 9 September 82 26 2132 66 2066 3,1 10 Oktober 82 24 1968 115 1853 5,8 11 November 82 25 2050 144 1906 7,0 12 Desember 82 21 1722 76 1646 4,4 Total 285 23370 806 22564 41,1 Rata-Rata 23,75 1947,5 67,16 1880,3 3,425 Sumber : LPD Desa Adat Jimbaran Bali, 2015 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat absensi karyawan LPD Desa Adat Jimbaran pada tahun 2014 memiliki presentase sebesar 3,425 persen. Menurut Mudiartha (2001:93) rata-rata tingkat absensi karyawan 2-3 persen per bulan masih dianggap baik. Rata-rata tingkat absensi karyawan LPD diatas 3 persen dapat dikatakan kurang baik dan dalam data terdapat beberapa karyawan yang absen berturut-turut, ini mengindikasi bahwa terdapat beberapa karyawan yang tidak mimiliki komitmen terhadap LPD Desa Adat Jimbaran dan terdapat tuntutan-tuntutan karyawan yang tidak terpenuhi. Jika tidak diperhatikan tentunya akan berpengaruh langsung pada proses kegiatan LPD Desa Adat Jimbaran Bali. 10

Hubungan tingkat absensi dan kepuasan kerja dapat diartikan semakin tinggi tingkat absensi karyawan dapat menjadi indikasi bahwa karyawan kurang merasa puas terhadap perusahaan karena rendahnya keinginan karyawan untuk ikut terlibat dalam proses kegiatan dan pencapaian tujuan perusahaan. Permasalahan pada pemberdayaan karyawan yang dilihat dari pengambilan keputusan yang dilakukan karyawan harus memerlukan persetujuan dari pimpinan sehingga terdapat pekerjaan yang tidak terselesaikan tepat waktu dan semua kegiatan harus perlu persetujuan pimpinan terlebih dahulu, ini akan menyebabkan pekerjaan yang akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Kurangnya pemberdayaan karyawan mendefinisikan bahwa pada tahun 2015 rendahnya tingkat pemberdayaan yang dijalankan LPD Desa Adat Jimbaran Bali. Hal ini menyebabkan hasil kerja karyawan menurun dan pekerjaan tidak dapat terselesaikan tepat waktu. Dilihat dari jumlah karyawan yang ada di LPD Desa Adat Jimbaran Bali, maka besar kemungkinan terjadi masalah dalam pengelolaan sumber daya manusianya dengan demikian keberadaan karyawan perlu diperhatikan. Berdasarkan latar belakang dan masalah yang terdapat pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Pemberdayaan Karyawan, Komitmen Organisasional Dan Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali. 11

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Bagaimanakah pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali? 2) Bagaimanakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali? 3) Bagaimanakah kompensasi finansial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali. 2) Untuk mengetahui komitmen organisasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali. 3) Untuk mengetahui kompensasi finansial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali. 12

1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi mengenai teori pemberdayaan karyawan, komitmen organisasional, kompensasi finansial dan kepuasan kerja. Penelitian ini juga menjadi salah satu bukti bahwa pemberdayaan karyawan, komitmen organisasional dan kompensasi finansial berpengaruh terhadap kepuasan kerja. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi perusahaan dalam mengidentifikasi masalah apa yang dapat mempengaruhi pemberdayaan karyawan, komitmen organisasional, kompensasi finansial dan kepuasan kerja karyawan pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali. 1.5 Sistematik Penelitian Skripsi ini ditulis menggunakan sistematika penulisan tentang isi dan susunan dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana dapat diuraikan sebagai berikut. BAB I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan skripsi. 13

BAB II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai konsep atau teori yang relevan dari pemberdayaan karyawan, komitmen organisasional, kompensasi finansial dan kepuasan kerja serta perumusan hipotesis penelitian yang didukung penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas dari penelitian ini. BAB III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, ruang lingkup penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel penelitian, metode pengumpulan data, skala pengukuran data, pengujian instrumen serta teknik analisis data. BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum pada LPD Desa Adat Jimbaran Bali, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran Pada bab ini diuraikan mengenai simpulan dari keseluruhan hasil analisis data serta saran-saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang dilakukan. 14

15