BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam ini akan mempengaruhi nilai, moral, sikap atau tingkah laku kehidupan individu dan masyarakatnya, sehingga banyak terjadi penyimpangan sosial. Maka dari itu, setiap individu perlu dibekali dengan budi pekerti (akhlak), dan untuk menanamkan akhlak maka diperlukan sebuah pembiasaan, salah satunya dengan pembiasaan perilaku Islami. Pembiasaan perilaku Islami dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan penuh dalam mengembangkan dan membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang baik, dan yang terpenting yang harus dimiliki dari kepribadian seorang peserta didik adalah akhlak mulia. Maka, sebagai penanggung jawab utama pembetukan akhlak mulia siswa di sekolah adalah kepala sekolah. Kepala sekolah adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan peserta didik, yang harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja secara kelompok atau individu. 1 Kepala sekolah juga harus mampu menciptakan suasana yang 1 Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/kepala_sekolah diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB. 1
2 aman, nyaman, tentram, menyenangkan dan penuh semangat dalam bekerja sama, sehingga pendidikan dan pengajaran dapat berjalan tertib dan lancar. Banyak yang kurang memperhatikan dalam mempelajari akhlak. Perlu diingat, bahwa selain tauhīd sebagai inti ajaran Islam yang utama, seseorang juga harus diimbangi dengan berakhlak mulia. Karena tauhīd merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allāh. Seseorang yang bertauhīd dan baik akhlaknya adalah sebaik-baiknya manusia. 2 Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Seseorang yang berakhlak mulia berarti dia memiliki moral yang baik, karenanya pada saat ini pendidikan akhlak sangat ditekankan pada dunia pendidikan. Salah satu cara untuk membentuk akhlak peserta didik yaitu dengan sebuah metode pembiasan. Pembiasaan perilaku Islami sangat penting bagi setiap individu, terlebih lagi bagi setiap peserta didik, karena disamping harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas seorang peserta didik juga harus memiliki kepribadian yang ṣāliḥ dan ṣāliḥah. Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat bergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntutan agama. 2 Imam S Ahmad, Tuntunan Akhlaqul Karimah (Jakarta: Lekdis, 2005), hlm. 51.
3 Pembentukan kebiasaan ini menurut Wetherington dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan cara pengulangan, kedua dengan disengaja dan direncanakan. Jika melalui pendidikan keluarga pembentukan jiwa keagamaan dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang pertama, maka melalui kelembagaan pendidikan cara yang kedua tampaknya akan lebih efektif. Dengan demikian, pengaruh pembentukan jiwa keagamaan pada anak di kelembagaan pendidikan, barangkali banyak bergantung pada bagaimana perencanaan pendidikan agama yang diberikan di sekolah (lembaga pendidikan). 3 Dengan demikian pembiasaan perilaku Islami adalah suatu kegiatan pembiasaan perilaku dan sikap dalam pendidikan untuk membentuk tingkah laku supaya berakhlak mulia. Pembiasaan tersebut juga diterapkan di SMPN 2 Tawangsari sebagai salah satu upaya membentuk akhlak kepada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. SMPN 2 Tawangsari sebagai salah satu lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama berstandar Nasional di Kabupaten Sukoharjo, dan sebagai jembatan transisi dari Sekolah Dasar menuju Sekolah Menengah Atas ternyata banyak ditemukan penyimpangan-penyimpangan pada peserta didiknya. Hal itu disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan masing-masing perilaku peserta didik. Misalnya, membolos 3 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 57.
4 saat jam pelajaran, suka berbicara kotor, merokok, kurang berbicara sopan santun kepada guru dan teman, serta mencuri. 4 Maka dari itu, perlu adanya penanaman akhlak mulia kepada peserta didik. Bentuk pembiasaan yang diterapkan di SMPN 2 Tawangsari adalah sholat dhuhur jama ah, membaca do a sebelum dan sesudah belajar, berjabat tangan dan mengucapkan salam, saling berbagi bekal makanan serta pengumpulan dana sosial. 5 Dari pemaparan di atas, penelitian ini mencoba membahas tentang bentuk dan pelaksanaan dalam pembiasaan perilaku Islami sebagai upaya membentuk akhlak mulia kepada peserta didik di SMPN 2 Tawangsari. Para pelajar Sekolah Menengah Pertama dididik dan dibekali pendidikan agama agar dapat menampilkan pribadi yang utuh sebagai seorang pelajar yang baik dan terhindar dari tindakan-tindakan amoral dan asosial yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Fungsi Kepala Sekolah dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik melalui Pembiasaan Perilaku Islami di SMP Negeri 2 Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017. 4 Wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 13 Oktober 2016. 5 Ibid.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas dan untuk memfokuskan kajian ini, maka penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi fungsi kepala sekolah terhadap pembentukan akhlak peserta didik melalui pembiasaan perilaku Islami di SMP N 2 Tawangsari? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian: Identifikasi usaha-usaha Kepala Sekolah dalam membentuk akhlak Islami peserta didik di SMP N 2 Tawangsari. 2. Manfaat Penelitian a. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi skripsi yang dapat menambah pengetahuan tentang pembentukan akhlak melalui pembiasaan perilaku Islami. b. Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan gambaran tentang pembentukan akhlak mulia melalui pembiasaan perilaku Islami di SMP Negeri 2 Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017.