BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Misaka Galiza, 2003), hlm Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa. terhadap Allah Swt. di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam pendidikan sangat diutamakan dan ditekankan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dan dokumentasi di MAN Rejotangan. Pada uraian ini peneliti akan mengungkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tentang urgensi profesionalisme guru pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. lakunya remaja itu sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam ini akan mempengaruhi nilai, moral, sikap atau tingkah laku kehidupan individu dan masyarakatnya, sehingga banyak terjadi penyimpangan sosial. Maka dari itu, setiap individu perlu dibekali dengan budi pekerti (akhlak), dan untuk menanamkan akhlak maka diperlukan sebuah pembiasaan, salah satunya dengan pembiasaan perilaku Islami. Pembiasaan perilaku Islami dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan penuh dalam mengembangkan dan membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang baik, dan yang terpenting yang harus dimiliki dari kepribadian seorang peserta didik adalah akhlak mulia. Maka, sebagai penanggung jawab utama pembetukan akhlak mulia siswa di sekolah adalah kepala sekolah. Kepala sekolah adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan peserta didik, yang harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja secara kelompok atau individu. 1 Kepala sekolah juga harus mampu menciptakan suasana yang 1 Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/kepala_sekolah diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB. 1

2 aman, nyaman, tentram, menyenangkan dan penuh semangat dalam bekerja sama, sehingga pendidikan dan pengajaran dapat berjalan tertib dan lancar. Banyak yang kurang memperhatikan dalam mempelajari akhlak. Perlu diingat, bahwa selain tauhīd sebagai inti ajaran Islam yang utama, seseorang juga harus diimbangi dengan berakhlak mulia. Karena tauhīd merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allāh. Seseorang yang bertauhīd dan baik akhlaknya adalah sebaik-baiknya manusia. 2 Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Seseorang yang berakhlak mulia berarti dia memiliki moral yang baik, karenanya pada saat ini pendidikan akhlak sangat ditekankan pada dunia pendidikan. Salah satu cara untuk membentuk akhlak peserta didik yaitu dengan sebuah metode pembiasan. Pembiasaan perilaku Islami sangat penting bagi setiap individu, terlebih lagi bagi setiap peserta didik, karena disamping harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas seorang peserta didik juga harus memiliki kepribadian yang ṣāliḥ dan ṣāliḥah. Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat bergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntutan agama. 2 Imam S Ahmad, Tuntunan Akhlaqul Karimah (Jakarta: Lekdis, 2005), hlm. 51.

3 Pembentukan kebiasaan ini menurut Wetherington dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan cara pengulangan, kedua dengan disengaja dan direncanakan. Jika melalui pendidikan keluarga pembentukan jiwa keagamaan dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang pertama, maka melalui kelembagaan pendidikan cara yang kedua tampaknya akan lebih efektif. Dengan demikian, pengaruh pembentukan jiwa keagamaan pada anak di kelembagaan pendidikan, barangkali banyak bergantung pada bagaimana perencanaan pendidikan agama yang diberikan di sekolah (lembaga pendidikan). 3 Dengan demikian pembiasaan perilaku Islami adalah suatu kegiatan pembiasaan perilaku dan sikap dalam pendidikan untuk membentuk tingkah laku supaya berakhlak mulia. Pembiasaan tersebut juga diterapkan di SMPN 2 Tawangsari sebagai salah satu upaya membentuk akhlak kepada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. SMPN 2 Tawangsari sebagai salah satu lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama berstandar Nasional di Kabupaten Sukoharjo, dan sebagai jembatan transisi dari Sekolah Dasar menuju Sekolah Menengah Atas ternyata banyak ditemukan penyimpangan-penyimpangan pada peserta didiknya. Hal itu disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan masing-masing perilaku peserta didik. Misalnya, membolos 3 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 57.

4 saat jam pelajaran, suka berbicara kotor, merokok, kurang berbicara sopan santun kepada guru dan teman, serta mencuri. 4 Maka dari itu, perlu adanya penanaman akhlak mulia kepada peserta didik. Bentuk pembiasaan yang diterapkan di SMPN 2 Tawangsari adalah sholat dhuhur jama ah, membaca do a sebelum dan sesudah belajar, berjabat tangan dan mengucapkan salam, saling berbagi bekal makanan serta pengumpulan dana sosial. 5 Dari pemaparan di atas, penelitian ini mencoba membahas tentang bentuk dan pelaksanaan dalam pembiasaan perilaku Islami sebagai upaya membentuk akhlak mulia kepada peserta didik di SMPN 2 Tawangsari. Para pelajar Sekolah Menengah Pertama dididik dan dibekali pendidikan agama agar dapat menampilkan pribadi yang utuh sebagai seorang pelajar yang baik dan terhindar dari tindakan-tindakan amoral dan asosial yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Fungsi Kepala Sekolah dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik melalui Pembiasaan Perilaku Islami di SMP Negeri 2 Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017. 4 Wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 13 Oktober 2016. 5 Ibid.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas dan untuk memfokuskan kajian ini, maka penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi fungsi kepala sekolah terhadap pembentukan akhlak peserta didik melalui pembiasaan perilaku Islami di SMP N 2 Tawangsari? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian: Identifikasi usaha-usaha Kepala Sekolah dalam membentuk akhlak Islami peserta didik di SMP N 2 Tawangsari. 2. Manfaat Penelitian a. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi skripsi yang dapat menambah pengetahuan tentang pembentukan akhlak melalui pembiasaan perilaku Islami. b. Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan gambaran tentang pembentukan akhlak mulia melalui pembiasaan perilaku Islami di SMP Negeri 2 Tawangsari, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017.