BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP N kabila Kab.Bonebolango pada kelas VII semester genap tahun ajaran 0/03. Penelitian dilakukan selama ± 3 bulan mulai dari observasi, persiapan, eksperimen, tes akhir, pengelolaan data hingga penyusunan laporan penelitian 3.. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian adalah postest only control group design pada tabel 3. Tabel 3.Desain Penelitian Kelas Perlakuan Postest Kelas Eksperimen X O Kelas Kontrol X O Keterangan : X = Perlakuan yaitu pembelajaran dengan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) X = perlakuan, yaitu pembelajaran konvensional O = Test akhir untuk kelas yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran contextual teaching and learning ( CTL) dan yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional. O = Test akhir untuk kelas yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran contextual teaching and learning ( CTL) dan yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Kabila, Kab. Bonebolango kelas VII yang berjumlah 49 siswa yang tersebar di 9 kelas yaitu: kelas VII A sebanyak 30 siswa, kelas VII B sebanyak 7 orang, kelas VII C sebanyak 3, kelas VII D sebanyak 3 siswa, kelas VII E sebanyak 6 siswa, kelas VII F sebanyak 3 siswa, kelas VII G sebanyak 7 siswa, kelas VII H sebanyak 3 siswa, kelas VII I sebanyak 3 siswa. 3.3. Sampel Penelitian Arifin (0 : ) mengatakan bahwa Sampel adalah merupakan sebagian dari populasi. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, pengambilan sampel penelitian ini di lakukan secara cluster simple random sampling, dengan langkah-langkah sebagai berikut:. Memilih dua kelas dari 9 kelas yang dijadikan sampel penelitian dengan cara diundi. Undian tersebut dilakukan untuk menentukan kelas dikenai perlakuan, yaitu sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan pembelajaran contextual teaching and learning( CTL) dan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil pengundian diperoleh kelas VII B dan VII H sebagai kelas eksperimen.. Memilih dengan cara mengundi yaitu kelas yang akan di ajar dengan menggunakan pembelajaran contextual teaching and learning ( CTL) dan kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil
pengundian, diperoleh kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII H sebagai kelas kontrol. 3.4 Variabel Penelitian 3.4. Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel bebas yaitu variabel bebas yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variabel perlakuan. Kelas eksperimen mendapatkan perlakuan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. 3.4. Variabel Terikat (Variabel Depeneden) Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematik siswa pada pelajaran matematika. Kemapuan komunikasi matematika siswa didefinisikan sebagai hasil yang dicapai dalam pembelajaran. Kemampuan komunikasi diukur dengan menggunkan tes berbentuk uraian dengan total item adalah 6 item soal. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi matematikaa siswa pada materi luas dan keliling dari persegi dan persegi panjang. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen tes kemampuan komunikasi matematika berbentuk essay sesudah pembelajaran (post test. Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, test ini diuji coba terlebih dahuludikelas yang tidak menjadi sampel dalam penelitian ini. Instrumen yang
memenuhi kriteria validitas diambil untuk menjadi instrumen pengumpulan data, sedangkan yang tidak memenuhi kriteria valid dibuang dan tidak digunakan sebagai instrumen pengumpul data. 3.5. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan sesuatu instrumen. Suatu soal dikatakan valid apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Adapun untuk pengujian validitas dilakukan dengan melihat korelasi item nomor soal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut: Nxy x y N x x N y y r xy (dalam arifin, 0: 33) Keterangan: r xy = koefisien korelasi n = jumlah responden X = skor untuk setiap item Y = skor untuk keseluruhan item Dengan taraf nyata dengan kriteria r dinyatakan valid jika r hitung r tabel Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan di kelas VIIC dengan jumlah sampel 4 orang siswa dengan 6 butir soal yang diujikan. Setelah diujikan, diperoleh semua butir soal valid atau r hitung > r daftar. Karena semua soal valid sehingga peneliti menggunakan semua soal sebagai instrumen penelitian. Koefesisan korelasi dapat dilihat pada tabel 3. (data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7)
Tabel. 3. Koefisien Validitas dan Status Validasi No Soal Koefisien Validasi r daftar r hitung Status Validasi 0,43 0,564 Valid 0,43 0,70 Valid 3 0,43 0,79 Valid 4 0,43 0,75 Valid 5 0,43 0,77 Valid 6 0,43 0,777 Valid 3.5. Uji Reliabilitas Menurut Arifin ( 0: 48) Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Pengujian reliabilitas tes menggunakan rumus alpha crombach sebagai berikut: r n n t i ( Arifin, 0: 48) Keterangan: r n t : reliabilitas tes : banyaknya soal : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total 3.5.3 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematika. Definisi Konseptual Kemampuan komunikasi matematik adalah suatu kemampuan siswa untuk menyatakan bahasa atau simbol matematika, gambar, grafik, diagram dan aljabar
dalam berbagai ide matematika ataupun berbagai macam bentuk soal dalam matematika. Siswa dikatakan mampu berkomunikasi dalam matematika jika mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikannya.. Definisi Operasional Kemampuan komunikasi matematika siswa adalah skor yang dicapai seseorang melalui respon tes yang di dalamnya berisi tentang proses berpikir untuk menyampaikan ide melalui simbol-simbol matematika yang diukur melalui kemampuan siswa pada materi segiempat. Indikator pengujian dalam penelitian ini berdasarkan indikator kemampuan komunikasi atau simbol matematika, indikatornya meliputi : () kemampuan mengungkapkan suatu ide, situasi, kedalam bentuk gambar, grafik, atau diagram, () kemampuan menjelaskan suatu situasi, ide dengan uraian tertulis, (3) kemampuan menjelaskan gambar, grafik, atau diagram ke dalam uraian tertulis yang mengilustrasikan ide, situasi, (4) kemampuan menyatakan peristiwa sehari-sehari ke dalam simbol atau bahasa matematika, (5) mengekspresikan, melukiskan ide secara visual dengan cara yang berbeda. 3. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Matematika No Indikator KomunikasiMatematika Kemampuan mengungkapkan suatu ide, situasi, kedalam bentuk gambar, grafik, atau diagram Indikator Soal menggambarlah suatu persegi panjang yang telah di ketahui panjang dan lebarnya. No Soal
No Indikator Komunikasi Kemampuan menjelaskan suatu situasi, ide dengan uraian tertulis 3 kemampuan menjelaskan gambar, grafik, atau diagram ke dalam uraian tertulis yang mengilustrasikan ide, situasi. 4 Kemampuan menyatakan peristiwa sehari-sehari ke dalam simbol atau bahasa matematika 5 mengekspresikan, melukiskan ide secara visual dengan cara yang berbeda. Indikator Soal Menetukan luas persegi yang diketahui ukuran kelilingnya dan Menentukan keliling persegi panjang yang telah diketahui luasnya. Menjelaskan suatu gambar dalam uraian tertulis kemudian menentukan keliling. Menyelesaikan masalah seharihari yang berhubungan dengan persegi dan persegi panjang menggunakan konsep matematika. Menentukan luas dan keliling persegi tanpa diketahui ukuran sisi masing-masing dengan gambar No Soal 3 4a 4b 5a 5b 5 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. 3.6. Analisi Deskriptif analisis deskriptif dilakukan untuk menyajikan data setiap variabel dalam besaran-besaran statistik seperti rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi), dan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
3.6. Analisis Inferensial Analisisinferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji t independent. Syarat uji t adalah kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians yang homogen. Oleh sebab itu menggunakan uji t perlu dilakukan analisis normalitas dan homogenitas data. t X s n X s n S adalah standar Deviasi gabungsn dengan rumus: ( ) ( ) ( ) Dimana: N : Jumlah Subjek/siswa kelas eksperimen N : Jumlah Subjek/siswa kelas kontrol S : Standar deviasi gabungan S : Standar deviasi kelas eksperimen S : Standar deviasi kelas kontrol Kriteria pengujian: Terima H 0 jika t tabel > t hitung dengan dk = n + n, pada taraf signifikan untuk harga-harga t htiung H 0 ditolak. 3.6.3 Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dari beberapa varians. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua kelas maka untuk menguji kesamaan dua varians digunakan uji F. Rumus statistik yang digunakan adalah :
Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut : H 0 : H : Kriteria pengujiannya adalah H 0 diterima jika F hitung F tabel dan H 0 ditolak jika F hitung F tabel dengan derajat kebebasan 3.6.4 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut : H 0 H : Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah H 0 diterima jika L0 Ltabel dan tolak H 0 jika L L 0 tabel pada taraf nyata yang dipilih. 3.6.5 Hipotesis statistik Hipotesis statistik yang akan diuji adalah : H 0 : kemampuan komunikasi matematika siswa yang di ajar dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning lebih kecil atau sama dengan kemampuan komunikasi dengan menggunakan pendekatan konvensional
H : kemampuan komunikasi matematika siswa yang di ajar dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning lebih besar dari kemampuan komunikasi dengan menggunakan pendekatan konvensional Keterangan: H 0 : hipotesis nol H : Hipotesis alternatif > : lebih tinggi : kurang dari atau sama dengan :skor rata-rata komunikasi matematika siswa di ajar dengan menggunakan CTL :skor rata-rata komunikasi matematika siswa di ajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional