BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang bersifat sadar, sistematis, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipsndang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 dapat dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran tersebut peran guru sangat penting dalam mengoptimalisasi pemikiran dan potensi yang ada pada diri siswa. Di dalam proses pembelajaran guru harus benar-benar memahami karakteristik masing-masing siswanya sehingga menciptakan kondisi pembelajaran yang interaktif. Guru dalam penyampaian materi harus dapat menyampaikan materi secara jelas dan mudah diterima bagi siswa, oleh karena itu interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar proses pembelajaran berlangsung sesuai yang diharapkan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 7 ayat (3) menyatakan, Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan. Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peran penting dalam memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran ini membekali siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam pembelajaran Matematika. Dalam kenyatannya di SD Negeri Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga khususnya di kelas 5 setelah diadakan 1

2 observasi masih banyak siswa yang sering mengeluh terhadap mata pelajaran tersebut. Banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika sangat sulit dan rumit untuk dipelajari. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Dari siswa kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 05 yang berjumlah 26 siswa, sebanyak 19 siswa (73,09%) sudah memenuhi KKM sedangkan 7 siswa (26,94%) belum memenuhi KKM. KKM yang ditetapkan yaitu 80. Hasil belajar Matematika menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai nilai maksimal. Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel distribusi ketuntasan di bawah ini. Tabel 1.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013 Standar Ketuntasan No. Nilai Ketuntasan 1. < 80 Tidak Tuntas Jumlah Siswa Persentase 19 73,09% 2. 80 Tuntas 7 26,94% Jumlah 26 100% Dilihat dari tabel ketuntasan di atas masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. Setelah dilakukan observasi atau pengamatan di kelas penyebab permasalahan dalam pembelajaran Matematika ada beberapa faktor yaitu (1) Guru dalam pengajarannya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional atau masih menggunakan metode ceramah; (2) Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak tertarik dan jenuh mengikuti pembelajaran; (3) Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang bervariasi yang membuat siswa untuk tergerak aktif mengikuti pelajarannya. Situasi inilah yang membuat siswa jenuh untuk berfikir dan jenuh terlibat dalam pembelajaran secara aktif; (4) Suasana kelas yang tidak kondusif membuat pembelajaran tidak berlangsung secara optimal, masih banyak siswa ramai, siswa yang mengobrol sendiri dengan temannya, kemudian banyak siswa yang bermalas-malasan ketika

3 mengerjakan soal bahkan tidak mengerjakan soal, siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran jikapun ada hanya beberapa siswa yang mempunyai inisiatif untuk menjawab pertanyaan dari guru atau bertanya apabila kurang paham mengenai materi. Padahal proses pembelajaran yang baik khususnya dalam hal ini pembelajaran Matematika harus ada interaksi antara guru dan siswa. Maksudnya bukan hanya guru saja yang mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas tetapi peran aktif siswa juga mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tersebut berlangsung. Guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran Matematika dengan baik sehingga siswa antusias mengikuti pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran guru dapat menggunakan model pembelajaran yang berbeda untuk menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran yang akan diajarkan. Melaui model pembelajaran ini guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan meningkatkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas pembelajaran. Ada berbagai macam model pembelajaran yang ada di dunia pendidikan. Salah satunya yaitu model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). STAD merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005:143). Didalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian siswa diajak untuk berdiskusi secara berkelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Setelah itu siswa akan diberikan kuis dan diberikan penghargaan kelompok. Model pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif sebagai model pembelajaran inovatif di kelas sehingga menarik antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menarik minat siswa mengikuti proses pembelajaran. Media memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran.

4 Perkembangan media hingga saat ini semakin pesat yang berdampak pada hasil belajar siswa. Hal tersebut juga diperjelas dalam Lampiran Permendiknas No.20 Tahun 2006 bahwa untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Berdasarkan Lampiran Permendiknas tersebut salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi jaman sekarang ada media pembelajaran berbasis komputer. Media pembelajaran berbasis komputer bermacam-macam, salah satu media yang sering dipakai dalam pembelajaran adalah media CD interaktif. CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Kelengkapan media dalam teknologi multimedia melibatkan pendayagunaan seluruh panca indera, sehingga daya pikir, imajinasi, kreatifitas, dan emosi siswa berkembang ke arah yang lebih baik. Penggunaan model pembelajaran STAD dengan media CD interaktif dalam pembelajaran diharapkan dapat membuat kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih aktif. Dengan menggunakan model pembelajaran STAD memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru. Siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok, siswa dalam kelompoknya saling mendorong teman sekelompoknya untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja bersama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggung jawab perseorangan). Sedangkan media CD interaktif itu sendiri merupakan media berbasis komputer yang akhir-akhir ini pemanfaatannya untuk program pembelajaran terus mengalami peningkatan. Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang baik bagi siswa ke depannya. Diharapkan dengan perubahan yang terjadi dari kegiatan belajar

5 mengajar tersebut hasil belajar siswa terhadap pelajaran Matematika akan semakin meningkat. Berpijak pada uraian latar belakang masalah di atas, mendorong dilakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran STAD Dengan Media CD Interaktif Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Argomulyo Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013, agar permasalahan dapat dipecahkan. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga ada beberapa masalah yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam memahami mata pelajaran Matematika. Hal ini dapat terlihat dari hasil ulangan. Sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Dari 26 siswa terdapat 15 siswa atau 57,7% yang belum tuntas dan 11 siswa atau 42,3% yang sudah tuntas dengan KKM 62 (KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah). Dari keadaan seperti itu, beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran Matematika antara lain: 1. Dari 26 siswa terdapat 19 siswa (73,09%) kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 05 yang hasil belajarnya dibawah KKM, ini disebabkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu dalam guru menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa pasif mengikuti pelajaran dan hasil belajarnya masih banyak yang di bawah KKM. 2. Dari 46,1% atau 12 siswa dari seluruh siswa tidak terlihat aktif mengikuti pelajaran, siswa tersebut asyik mengobrol dengan teman sebangkunya. 3. Pada saat menyimak penjelasan dari guru 53,8% (14) dari seluruh siswa, cenderung mengantuk sehingga menjadi pasif dikarenakan hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. 4. Dalam pembelajaran Matematika, guru memberikan materi dengan menggunakan metode ceramah yang membuat siswa menjadi jenuh dan bosan

6 mengikuti pelajaran. Kondisi yang seperti ini membuat kegiatan belajar mengajar di kelas tidak berlangsung secara optimal. 5. Guru tidak memaksimalkan penggunaan media pembelajaran padahal media pembelajaran sangat membantu guru dalam menjelaskan sebuah materi terutama dalam pembelajaran Matematika. 6. Sesekali guru memberikan pertanyaan kepada siswa namun hanya siswa tertentu saja yang menjawab pertanyaan dari guru, sedangkan siswa lainnya hanya diam atau asyik mengobrol dengan teman sebangkunya. Sehingga siswa tidak memiliki beban untuk berfikir dalam pembelajaran. 1.3 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian di atas cara pemecahan masalah yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut: dengan model pembelajaran STAD dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, Apakah penggunaan model pembelajaran STAD dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2012/2013. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga melalui model pembelajaran STAD dengan media CD Interaktif pada tahun pelajaran 2012/2013.

7 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu : 1.6.1 Manfaat Teoritis Melalui penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan referensi model pembelajaran yang berbeda dan inovatif sebagai penunjang pembelajaran dalam dunia pendidikan. 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Bagi guru Guru terarahkan untuk melakukan berbagai macam model pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang ada dan disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa sehingga pembelajaran yang disampaikan akan lebih menyenangkan dan berkualitas. 2. Bagi siswa Siswa dapat membangun pengetahuan dan pemikirannya dengan belajar mandiri maupun belajar secara berkelompok, khususnya dalam memahami materi pembelajaran matematika. 3. Bagi sekolah Pihak sekolah mendapat pengalaman baru dalam penggunaan model pembelajaran yang berbeda di sekolah dan memaksimalkan media pembelajaran yang ada. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut.