BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Pada Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas tahun ajaran 2012/2013, tingkat kelulusan siswa menurun dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Rendahnya prestasi belajar memiliki kaitan dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Menurut laporan United Nations Development Programme tahun 2011, kualitas sumber daya manusia Indonesia menempati urutan ke-124 dari 187 negara di dunia (Kompas, 18 November 2011). Prestasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kebugaran jasmani. Pada usia remaja, kebugaran jasmani merupakan hal yang kurang mendapat perhatian. Menurut McGowan (2001) kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Komponen kebugaran jasmani yang dapat dijadikan indikator antara lain kekuatan (strength) 1
dan kecepatan (speed). Kebugaran jasmani bermanfaat untuk menunjang aktivitas kerja fisik yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar. Kebugaran jasmani memiliki kaitan dengan antropometri atau ukuran tubuh. Pada penelitian ini indikator antropometri yang digunakan yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT), membutuhkan 2 hal yaitu berat tubuh dan tinggi tubuh yang pengukurannya dapat dilakukan secara akurat. Indeks Massa Tubuh dapat digunakan sebagai penilaian status gizi pada orang dewasa, berat tubuh menggambarkan status gizi masa kini, sedangkan tinggi tubuh menggambarkan status gizi masa lampau. Indeks Massa Tubuh juga dapat digunakan untuk penilaian obesitas yang memiliki kaitan dengan beberapa kondisi kesehatan seperti gangguan cardiovascular, metabolic, pulmonary, skeletal, dan psychosocial (Rauner et al., 2013), padahal masa remaja merupakan masa pertumbuhan cepat dan terjadi perubahan drastis pada komposisi tubuh yang bila tidak dikendalikan dapat menyebabkan obesitas. Penelitian oleh Utari tahun 2007, anak usia 12-14 tahun, dari Asian Committee on Standardization of 2
Physical Fitness Test (ACSPFT) 60% subyek memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang sekali. Tidak ada satu subyek pun yang memiliki tingkat kebugaran jasmani baik sekali. Kebanyakan anak laki-laki memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang sekali yaitu 58,7%, begitu pula dengan anak perempuan yang kebanyakan memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang sekali yaitu 61,8%. Penelitian ini dilakukan di SMA Taruna Nusantara karena sekolah tersebut memiliki sistem pembelajaran yang berbeda. Sistem tersebut erat kaitannya dengan program pembelajaran fisik yang dilakukan secara rutin. Setiap siswa mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang sama seperti asupan nutrisi, aktivitas harian, dan jadwal kegiatan yang sama. Keadaan tersebut dapat mengurangi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil akhir penelitian. Di Indonesia penelitian mengenai korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan komponen kebugaran jasmani yaitu kekuatan (kekuatan genggam tangan) dan kecepatan (waktu tempuh lari 100 meter) pada remaja belum pernah dilakukan dengan subyek, lokasi, dan variabel yang sama, oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan. 3
I.2 Perumusan Masalah 1. Apakah ada korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan kekuatan genggam tangan pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Taruna Nusantara? 2. Apakah ada korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan waktu tempuh lari 100 meter pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Taruna Nusantara? I.3 Tujuan Penelitian Mengetahui korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan kekuatan genggam tangan dan waktu tempuh lari 100 meter pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Taruna Nusantara. I.4 Keaslian Penelitian Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Utari pada tahun 2007 dengan judul Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 12-14 Tahun. Perbedaan dengan penelitian diatas subyek yang digunakan adalah remaja usia 12-14 tahun, sedangkan pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah remaja usia 15-17 tahun. Pada penelitian diatas indikator kebugaran jasmani yang digunakan adalah tes ACSPFT, sedangkan indikator kebugaran jasmani yang peneliti gunakan adalah tes kekuatan genggam tangan dan waktu tempuh lari 100 meter. 4
Penelitian serupa lainnya pada tahun 2010 oleh Adrianto dan Ningrum dengan judul Hubungan Antara Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja. Perbedaan dengan penelitian tersebut variabel yang diteliti adalah status gizi dengan produktivitas kerja, sedangkan variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kekuatan Genggam Tangan Dan Waktu Tempuh Lari 100 Meter Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara dilakukan dengan subyek, lokasi, dan variabel penelitian yang berbeda sehingga belum pernah dilakukan sebelumnya. I.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi kalangan akademisi Penelitian diharapkan memberikan dasar informasi ilmiah tentang korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan kekuatan genggam tangan dan waktu tempuh lari 100 meter pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Taruna Nusantara. 5
2. Bagi SMA Taruna Nusantara Penelitian diharapkan memberikan data indikator antropometri yaitu Indeks Massa Tubuh dan komponen kebugaran jasmani yaitu kekuatan genggam tangan dan kecepatan yang diukur dari waktu tempuh lari 100 meter, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memaksimalkan prestasi siswa yang dipengaruhi oleh aspek kebugaran jasmani. 6