BAB I PENDAHULUAN. dengan permodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah untuk memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ada sekelompok kecil masyarakat dalam kedudukan ekonomi yang kuat dan. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Unit Desa Sawit Jaya (KUD -Sawit Jaya) desa Suka Mulya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negeri yang

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN ALAT BANTU PRODUKSI LOKAL BAGI USAHA BIDANG PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau usaha tersebut dapat dikatakan mengalami perkembangan

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH. Disusun Oleh : ANDRIYAN SOSIAL DAN SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

PENYUSUNAN MANUAL LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS UKMK SEKTOR NON AGRIBIS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

I. PENDAHULUAN. Banyak cara dilakukan pemerintah sebagai otoritas kebijakan publik untuk

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala

mempermudah dalam mengidentiflkasi suatu jenis usaha apakah tergolong UMKM atau usaha besar. Ada beberapa karakteristik UMKM, yaitu: 1.

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. bank di suatu Negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan Negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. januari tahun 2016, salah satu isu yang banyak di bahas sekarang adalah isu

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan uang banyak berdiri bank bank konvesional yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB I PENDAHULUAN. juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan. Di Indonesia, koperasi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. SEJARAH PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. koperasi, usaha mikro kecil dan menengah. Dengan kebijakan tersebut, segala

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam mencapai keinginan tersebut

Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Dan Forum CSR Kab. Rembang

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari peranan sektor industri yang sangat mempengaruhi kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini akan memberikan kemajuan yang sangat penting bagi kegiatan pembangunan ekonomi pedesaan. Kehidupan perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya ditandai dengan permodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang cenderung monoton. Oleh karena itu sumber permodalan merupakan sumber utama dalam mendukung tingkat perkembangan produksi, konsumsi dan distribusi masyarakat pedesaan. Keterbatasan modal berbanding lurus dengan aktivitas usaha masyarakat pedesaan dalam hal peningkatkan usaha yang telah mereka jalankan dengan keterbatasan dana yang dimiliki, sementara pada kenyataannya sumber modal yang diperoleh untuk mendukung kegiatan usaha tersebut tidak mudah dijumpai di daerah pedesaan. Dalam pembangunan dan menumbuhkan UKM, diperlukan pengoptimalan pengembangan masyarakat desa/kelurahan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya berencana yang dirancang untuk merubah atau melakukan ketidakberdayaan menjadi berdaya dengan menitikberatkan pada pembinaan potensi dan kemandirian masyarakat. 1

2 Pemberdayaan berpusat pada rakyat sehingga rakyat berperan aktif dalam proses pemberdayaan tersebut. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk mencapai kesejahteraan sosial. Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan mertabat. Menyikapi kenyataan yang terjadi, perlu adanya sasaran dalam pembangunan ekonomi yaitu mewujudkan sistem ekonomi yang selaras dengan ekologi (juga sosial), dengan diadakanya kegiatan ataupun program ekonomi yang bersifat sosial. Adapun tujuan kegaiatan atau program ekonomi yang bersifat sosial antara lain adalah membarantas kemiskinan masarakat, pemberantasan kelaparan dan kemelaratan, pembarantasan penyakit dan pelayanan kesehatan yang memadai serta memobilisasi dan untuk memperkuat tujuan yang terpuji dalam kegiatan sosial ekonomi. Dalam hal ini pemerintah melalui perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara merintis suatu program yang diharapkan dengan adanya program ini dapat membantu meningkatkan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat. Program

3 tersebut bernama PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan). Salah satunya terdapat di Perusahaan BUMN yaitu di PT Perkebunan Nusantara V. PT Perkebunan Nusantara V merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. PTPN V berkantor pusat di Pekanbaru dengan lokasi kerja di provinsi Riau. Program Kemitraan Bina Lingkungan ( PKBL) pada dasarnya adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap kondisi masyarakat sekitar, khususnya untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan koperasi dari laba disisihkan, serta untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Melalui PKBL, perusahaan merasa terpanggil untuk turut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mendorong kegiatan produktif dan perluasan kesempatan berusaha sehingga dapat diperoleh kemajuan bersama. Pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN mulai tertata setelah terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No : 1232/KMK.013/1989. Pada saat itu program ini dikenal dengan nama program Pegelkop (Pembina pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi) dan pada tahun 1994 dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 316/KMK.016/1994 nama program diganti menjadi program PUKK ( Pembina Usaha Kecil dan Koperasi). Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat pesat dan dinamis, peraturan peraturan tersebut beberapa kali mengalami perubahan, terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 nama program diganti menjadi Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (disingkat PKBL).

4 Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri, dalam rangka meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Program Kemitraan ini memberikan pinjaman modal kerja kepada masyarakat dengan jumlah bunga yang relatif kecil yaitu 6%. Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara V tidak hanya memberikan pinjaman kemitraan untuk modal kerja dan investasi dengan suku bunga, persyaratan dan jaminan pinjaman yang ringan. Tetapi perusahaan juga memberikan bantuan pembinaan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, pemasaran yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra Binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Kecamatan Perhentian Raja adalah salah satu daerah yang mendapatkan bantuan pinjaman modal dari Program Kemitraan. Kecamatan Perhentian Raja merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kecamatan perhentian raja terdiri dari lima desa desa yaitu : Pantai Raja, Hangtuah, Kampung Pinang, Sialang Kubang, dan Lubuk Sakat. Sebagian besar penduduk Kecamatan Perhentan Raja bekerja di sektor Pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan, dan Industri. Program Kemitraan telah memberikan pinjaman modal kepada 150 orang nasabah di Kecamatan Perhentian Raja pada tahun 2012. Nasabah yang melakukan pinjaman tersebut ada yang berkelompok dan ada juga yang individu. Untuk yang berkelompok dana awal untuk peminjaman berkisar antara Rp. 5.000.000 hingga Rp. 35.000.000/ kelompok dan untuk yang individu dana awal peminjaman berkisar antara Rp. 5.000.000 hingga Rp. 20.000.000/individu. Jadi

5 seluruh jumlah pinjaman yang telah diberikan oleh Program Kemitraan kepada nasabah pada tahun 2012 sebesar Rp. 400.500.000. Adapun jangka waktu pengembaliannya minimal 1 tahun dan maksimal 3 tahun dengan bunga sebesar 6%, yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2%. Program Kemitraan tidak hanya melakukan peminjaman, tetapi juga memberikan bantuan pembinaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan promosi yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra Binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pada tahun 2012 program kemitraan telah memberikan pembinaan kepada para mitra binaan di Kecamatan Perhentian Raja. Bentuk pembinaan yang telah diberikan oleh Program Kemitraan kepada mitra binaan yaitu : pelatihan, penyuluhan, dan juga pemasaran. Beban pembinaan tersebut bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Sebelum adanya Program Kemitraan masyarakat Kecamatan Perhentian Raja usaha mereka jalankan hanya beskala kecil saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari modal yang mereka miliki, setelah adanya Program Kemitraan ini maka sekarang usaha mereka telah berkembang. Artinya, dari yang dahulunya mereka punya usaha yang kecil, sekarang dengan adanya pinjaman dari Program Kemitraan maka usaha mereka menjadi berkembang. Semenjak adanya Program Kemitraan, masyarakat Kecamatan Perhentian Raja telah merasakan manfaatnya, karena dengan adanya Program tersebut sangat membantu mereka dalam menjalankan usaha yang dijalankan menjadi lebih berkembang. Terutama sekali

6 dapat meningkatkan usaha yang telah dijalankan sekaligus meningkatkan kondisi sosial ekonomi meraka. Berdasarkan Latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis tertarik mengangkat penelitian ini dengan judul: Peranan Program Kemitraan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara V Dalam Meningkatkan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dalam penelitian ini, maka masalah yang dapat dirimuskan yaitu : a. Bagaimana Implementasi Program Kemitraan Bina Lingkungan PT.P Nusantara V Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No PER- 05/MBU/2007 b. Bagaimana Peranan Program Kemitraan Bina Lingkungan PTP Nusantara V dalam meningkatkan Sosial Ekonomi masyarakat di Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : c. Untuk mengetahui implementasi Program Kemitraan Bina Lingkungan PT.P Nusantara V Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No PER-05/MBU/2007

7 a. Untuk mengetahui Peranan Program Kemitraan Bina Lingkungan PTP Nusantara V dalam meningkatkan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. 1.4. Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan kajian, rujukan untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan b. Untuk menambah wawasan Ilmu pengetahuan dan cakrawala berpikir c. Dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang peranan Program Kemitraan Bina Lingkungan dalam meningkatkan sosial ekonomi masyarakat 1.5. Batasan Penelitian Agar pembahasan pada penelitian ini tidak terlalu luas dan pembahasan lebih lanjut dapat dipahami maka penulis membatasi tulisan ini hanya pada Program Kemitraan PTP Nusantara V dan masyarakat Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar yang mendapat bantuan dari program tersebut. Data yang akan diambil yaitu data pada tahun 2012. 1.6. Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan ini akan di bagi dalam III bab, masing-masing bab inidi bagi dalam beberapa sub-sub bagian, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

8 BAB II : LANDASAN TEORI Isi dari bab ini terdiri dari : Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat, Sosial Ekonomi, Pengertian Implementasi, Pengertian Peranan, Pengertian Program Kemitraan Bina Lingkungan, Pengertian Program Kemitraan, Pengertian Masyarakat, Pandangan Islam, Kerangka Pemikiran, Konsep Operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang Lokasi Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel, serta Metode Analsis. BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum Program Kemitraan Bina Lingkungan serta sejarah singkat Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, BAB V : HASIL PENELITIAN Pada bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang diteliti. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diberikan peneliti bagi instansi atau dinas sebagai sumbangan pemikiran dari pemecahan masalah yang dihadapi.