MODUL-09 PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING

dokumen-dokumen yang mirip
Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

MODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang. angka-angka, dengan menggunakan metode survey.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

CARA MENGKOLEKSI TUMBUHAN Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang b

INVENTARISASI GULMA PADA PERKEBUNAN COKELAT DESA PAJAR BULAN KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN. Dewi Rosanti

Indonesia: Mega Biodiversity Country

GULMA AULIA RAHMAN ( )

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi

PEMBUATAN SPESIMEN HEWAN DAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP SEKOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA Identifikasi Gulma

BAB V PENUTUP. Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, dapat diambil

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memiliki keanekaragaman yang sangat tinggi. Tumbuhan sendiri

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HERBARIUM PADA SISWA MADRASAH ALIYAH KOTA TERNATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

TAKSONOMI NUMERIK/ KONTEMPORER/ TAKSIMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

TROPICAL CURRICULUM PROJECT

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

Densitas Stomata 120 Menit

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

MODUL-08 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA VIII. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUHU AWAL AIR DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BENIH SENGON (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)

BAB III METODOLOGI PENELITAN

II. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian survei ini dilaksanakan di perkebunan nenas PT.GGP Platation Group 3

PERCOBAAN I DORMANSI KARENA KULIT BIJI YANG KERAS

D I K T A T TAKSONOMI TUMBUHAN NON VASKULER DISUSUN OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kejadian. Menggunakan metode survei dengan teknik

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

SUBDIVISI KEANEKARAGAMAN TANAMAN SALMA ALIFAH FIRDAUSYA. Acer rubrum

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember Spesimen

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Modul satu Aspek Ekonomi dan Botani Tanaman Serealia Modul dua Lingkungan Tumbuh Tanaman Serealia

Transkripsi:

IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-09 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic Jl. Prof. Herman Yohanes Penfui, PO Box 1152 Kupang East Nusa Tenggara Indonesia A. KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat menyediakan herbarium sesuai tata cara pembuatan herbarium baik yang kering maupun yang basah, serta dapat melakukan tata cara penyimpanannya. B. DASAR TEORI Bagi dunia ilmu pengetahuan, koleksi herbarium merupakan obyek studi utama yang tak ternilai harganya. Tidak mengherankan bila gedung-gedung untuk menyimpan koleksi itu merupakan bangunan yang megah dengan tokoh-tokoh kenamaan. Sesuai dengan ruang yang tersedia dalam gedung herbarium, koleksi herbarium baik kering maupun basah dipisah-pisah dan ditata di ruang yang tersedia untuk masing-masing takson menurut klasifikasi yang dibuat oleh para ahli dalam lembaga tersebut. Terdapat ruang-ruang khusus untuk Cryptogamae, Phanerogamae, Alga, Fungi, Bryophyta, Pteridophyta, Gymnospermae dan Angiospermae. Selanjutnya, koleksi disusun lagi berdasarkan takson yang lebih rendah dan ditata menurut abjad. Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon. Istilah Herbarium adalah pengawetan spesimen tumbuhan dengan berbagai cara untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Koleksi spesimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium. Para ahli-ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing Negara. Di Indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah Cibinong Jawa Barat. Laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan dari berbagai Negara di dunia. Spesimen yang tersimpan di gedung ini ada diantaranya sudah berumur ratusan tahun, terbukti pada label tempel tertulis tahun pembuatan 1823 yang berarti spesimen tersebut dibuat

Pembuatan Herbarium Basah dan Herbarium Kering 2 tahun 1923 dan dilengkapi pula dengan lokasi pengambilan spesimen. Lokasi tempat pengambilan spesimen tersebut kemungkinan sekarang telah beralih fungsi menjadi fungsi lain seperti perkebunan, pemukiman, perkantoran atau bentuk lain. Dalam herbarium-herbarium tertentu, spesimen herbarium yang disimpan dimasukkan dalam map/sampul dengan warna yang berbeda-beda, yang masing-masing menunjukkan wilayah geografis asal spesimen-spesimen tersebut. Dengan demikian berarti untuk masing-masing spesimen yang tersimpan dalam herbarium mengandung informasi mengenai distribusi geografisnya. Koleksi herbarium basah disimpan dalam ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk herbarium kering. Penataan dalam ruang diatur seperti yang dilakukan terhadap koleksi herbarium kering, yaitu dipisah-pisah menurut takson kategori besar, selanjutnya dalam masing-masing takson kategori di bawahnya disusun menurut abjad. Bila herbarium basah itu merupakan bagian dari suatu spesimen, bagian lainnya diproses sebagai herbarium kering (misalnya bunga, buah, atau organ lain yang terlepas dan dianggap perlu untuk tetap dipertahankan dalam koleksi dalam bentuk herbarium basah), maka nomor dan informasi-informasi yang harus dicantumkan dalam tabel selain yang langsung menyangkut sifatsifat bahan yang diawetkan secara basah itu sendiri (nama kolektor, data taksonomi, dan lain-lain) harus disesuaikan dengan yang dimuat dalam label pada herbarium kering. C. ORGANISASI 1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil (setiap kelompok 3-5 orang, tergantung jumlah mahasiswa). 2. Tiap-tiap kelompok mengisi form yang ada pada lembar kerja dan mendiskusikannya. 3. Dosen/teknisi membantu dalam melaksanakan praktek ini. D. ALAT DAN BAHAN Selotip (double tips) untuk menempel Gulma Kertas Label Lem Alteco Tripleks untuk mengepres Gulma Kertas koran Pemberat untuk mengepres Kertas untuk menempel Gulma kering Gunting Pisau (cutter) Rumput teki (Cyperus rotundus) Rumput Bebek (Echinochloa colona) Rumput Grinting (Cynodon dactylon) Patikan kebo (Euphorbia hirta) Rumput Sarang Buaya (Ottochloa nodosa) Panduan Praktikum Laminating

Pembuatan Herbarium Basah dan Herbarium Kering 3 E. PROSEDUR KERJA E.1. MEMBUAT HERBARIUM 1. Ambil salah satu tanaman/bagian dari tanaman 2. Cara 1: Masukkan tanaman itu pada sasak bambu yang telah dibuat dan keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya matahari. 3. Cara 2: Atur posisi tanaman pada lembaran koran hingga rata. Lapisi lagi dengan beberapa lembar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman ter-press dengan kuat. Ganti koran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang-ulang hingga tanaman benar-benar kering. 4. Tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin. 5. Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang terlalu panjang bisa dilipat. 6. Tempelkan tanaman yang telah dikeringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali/selotip. Usahakan kenampakkan atas dan kenampakkan bawah daun diperlihatkan. 7. Lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book 8. Pasang etiketnya. E.2. MEMBUAT AWETAN BASAH 1. Siapkan spesimen yang akan diawetkan 2. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan. 3. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan. 4. Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya. F. EVALUASI 1. Jelaskan, apa itu herbarium dan pentingya herbarium? 2. Jelaskan jenis-jenis herbarium dan cara pembuatannya. 3. Mengapa perlu membuat herbarium dari tumbuhan yang berperan sebagai gulma?

Pembuatan Herbarium Basah dan Herbarium Kering 4 G. DAFTAR PUSTAKA Aththorick T.A., Siregar E.S. 2006. Taksonomi Tumbuhan. Departemen Biologi FMIPA USU. Medan Australian Weed Committee 2004. Weed Identification and Information. http://www.weeds.org.au Balai Diklat Kehutanan Makassar. 2011. Herbarium Sebagai Acuan Penanaman Pohon. http://www.badikhut.com. Balai Taman Nasional Baluran. 2004. Pembuatan Herbarium. http://www.balurannationapar.web.id. Moenandir J. 1996. Ilmu Gulma dalam Sistem Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nasution U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. PT. Gramedia, Jakarta. Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. http://ocw.usu.ac.id. Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang PenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. http://unsjournals.com. Sharma O.P. 1993. Plant Taxonomy. New Delhi tata: McGraw-Hill Publishing Company Limited. Stacey Robyn, Ashley Hay. 2004. Herbarium. Cambridge University Press: New York Subrahmanyam N.S. 2002. Laboratory Manual of Plant Taxonomy. University of Delhi. New Delhi Suyitno A.L. 2004. Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY, Yokyakarta. Tjitrosoepomo G. 2005. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press, Yokyakarta. Tjitrosoepomo G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Van Steenis C.G.G.J. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita, Jakarta

Pembuatan Herbarium Basah dan Herbarium Kering 5 LEMBAR KERJA PRAKTIKUM-001 Judul Praktikum : PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING Nama Mahasiswa : Hari/Tanggal : Jawaban Pertanyaan (Lihat Bagian E)

Pembuatan Herbarium Basah dan Herbarium Kering 6 PETUNJUK JENIS GULMA YANG DIJADIKAN HERBARIUM DITEMPELKAN DISINI Cari gulma yang ukurannya sesuai kotak yang ada Setelah ditempel, dikeringkan, dan melengkapi identitas herbarium, selanjutnya, lembaran ini di-laminating lalu dikumpulkan untuk penilaian hasil pekerjaan anda. IDENTITAS HERBARIUM NAMA UMUM : KLASIFIKASI ILMIAH NAMA LOKAL : Kerajaan (kingdom) : NAMA ILMIAH : Ordo : SINONIM : Famili : KOLEKTOR : Genus : LOKASI DITEMUKAN : Spesies :

CONTOH LEMBARAN UNTUK PEMBUATAN HERBARIUM KERING 7 PDD-KUPANG JAWABAN PERTANYAAN: Yos F. da Lopes Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang, 2014

Pembuatan Herbarium Basah dan Herbarium Kering 8 Mengetahui Dosen/Teknisi Kupang, Praktikan