LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI"

Transkripsi

1 LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI Pinta Murni, Muswita, Harlis, Upik Yelianti, Winda Dwi Kartika Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di MAN Cendikia Muaro Jambi, pada bulan November 2014 bertujuan untuk memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang pembuatan herbarium sebagai salah satu bentuk pengembangan media pembelajaran biologi di SMA dan sederajat. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama satu hari dengan melibatkan guru bidang studi biologi dan siswa-siswi kelas X. Hasil kegiatan pengabdian ini sangat baik, terlihat dari antusiasme siswa-siswi dalam merespon kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) menunjukkan sikap kerjasama dan sambutan yang baik, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat berlangsung dengan lancar dan bermanfaat. Saran dari kegiatan ini adalah pihak sekolah sangat mengharapkan ada kegiatan lain yang terkait kerjasama antara sekolah dengan tim pengabdi secara khusus, dan secara umum dengan instansi/perguruan tinggi (Universitas Jambi). BAB I. PENDAHULUAN Salah satu usaha yang dapat dan terus dilakukan oleh tenaga pendidik dalam rangka peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa di sekolah adalah pengembangan dan inovasi dalam media pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan informasi teknologi (ICT) sangat berkembang saat ini, akan tetapi pembelajaran berbasis lingkungan juga tidak kalah penting mengingat bahwa penggunaan media (ICT) memerlukan kondisi dan fasilitas yang belum semuanya dapat terpenuhi setiap saat dan di semua tempat. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis lingkungan menjadi alternatif yang sangat membantu. Pembelajaran berbasis lingkungan, termasuk pemanfaatan lingkungan seperti objek organisme langsung di lingkungan atau melalui pengawetan dan preparasi objek organisme seperti tumbuhan, cukup mendukung untuk tercapainya kompetensi dan tujuan pembelajaran yang optimal khususnya dalam bidang biologi. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan teknik pengawetan tumbuhan atau yang disebut herbarium. Herbarium merupakan material pokok yang penting dalam studi sistematik tumbuhan. Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama diartikan sebagai tempat penyimpanan spesimen tumbuhan baik yang kering maupun basah. Selain tempat penyimpanan juga digunakan untuk studi mengenai tumbuhan terutama untuk tatanama dan klasifikasi. Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan. Pengertian kedua dari herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan), baik koleksi basah maupun kering. Spesimen kering pada umumnya telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan pada kertas (kertas mounting), diberi label berisi keterangan yang penting dan sulit dikenali secara langsung dari spesimen kering tersebut, diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang telah disediakan. Spesimen basah yaitu koleksi yang diawetkan dengan menggunakan larutan tertentu, seperti FAA atau alkohol. Pengetahuan dalam pembuatan dan pemeliharaan herbarium sangat dibutuhkan bagi pengajar (guru) di sekolah menengah. Dengan media ini, guru akan sangat terbantu dalam memberi penjelasan mengenai ciri-ciri tumbuhan atau karakter khusus suatu tumbuhan. Selain itu, dengan menggunakan herbarium siswa akan lebih tertarik dan lebih fokus dalam proses pembelajaran. Teknik ini diharapkan juga mampu menggerakkan Jambi 1

2 guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. MAN Cendikia, satu dari beberapa sekolah menengah yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi. Sekolah ini di nilai cukup strategis sebagai sasaran dalam kegiatan pengabdian ini. MAN Cendikia merupakan sekolah yang masih relatif baru sehingga diharapkan kegiatan pengabdian ini mampu membantu kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Selain itu, sekolah ini terletak cukup jauh dari kota, dan masih banyak terdapat sumber keanekaragaman hayati, terutama tumbuhan disekitarnya. Sehingga sangat potensial untuk memanfaatkan sumber daya yang ada serta melakukan proses pembelajaran biologi berbasis lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan lokakarya pembuatan herbarium sebagai salah satu pengembangan media pembelajaran biologi berbasis lingkungan di MAN Cendikia di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar-mengajar, serta membantu siswa dalam proses pembelajaran agar lebih aktif dan bersemangat. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Herbarium Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama diartikan sebagai tempat penyimpanan spesimen tumbuhan, baik yang kering maupun basah. Selain tempat penyimpanan juga digunakan untuk studi mengenai tumbuhan terutama untuk tatanama dan klasifikasi. Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan. Menurut Index Herbariorum, edisi 8 tahun 1990 tercatat sekitar spesimen telah tersimpan di 2639 herbarium yang tersebar di 147 negara. Pengertian kedua dari herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan), baik koleksi basah maupun kering. Spesimen kering pada umumnya telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan pada kertas (kertas mounting), diberi label berisi keterangan yang penting dan sulit dikenali secara langsung dari specimen kering tersebut, diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang telah disediakan. Spesimen basah yaitu koleksi yang diawetkan dengan menggunakan larutan tertentu, seperti FAA atau alkohol Fungsi Herbarium 1. Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut. 2. Sebagai bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasi atau tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud. 3. Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan. 4. Sebagai penyimpan bahan acuan 5. Sebagai wasit nama yang benar 6. Sebagai bank data 2.3. Tipe Herbarium Berdasarkan penggunaaanya, herbarium dibedakan menjadi 4 tipe utama yaitu : Umum (Internasional), Nasional (Regional), Lokal, dan Khusus. Tipe-tipe ini satu dengan yang lainnya saling berhubungan. a. Herbarium Internasional Herbarium internasional mempunyai fungsi yang besar antara lain : 1. Tempat penelitian skala besar, umumnya tingkat familia atau tingkat diatasnya. 2. Memproduksi monografi generik (dengan perhatian khusus pada batas marga) flora dunia meliputi beberapa negara, flora nasional atau lokal, serta tersedia daftar-daftar yang lengkap. 3. Berfungsi jasa, termasuk pinjaman spesimen, ada fasilitas peninjau yang akan melakukan penelitian, pengidentifikasian spesimen terutama tentang taksa yang baru, dan pendistribusian duplikatduplikat. b. Herbarium Nasional atau Regional Herbarium nasional berfungsi antara lain : Jambi 2

3 1. Kontribusi flora utama yang meliputi beberapa negara 2. Produksi flora nasional atau lokal, termasuk daftar lengkapnya 3. Jasa, termasuk peminjaman, dilengkapi pula dengan fasilitas tamu ahli botani untuk penelitian, pengidentifikasian spesimen yang relevan dengan negara itu. Selain itu juga, pengiriman daftar spesimen, koleksi spesimen dari lapangan, dan pendistribusian duplikat-duplikat, perlengkapan bahan- bahan untuk penelitian seperti anatomi, sitologi, dan lainnya terutama bahan-bahan segar untuk tujuan penelitian itu. c. Herbarium Lokal Fungsi herbarium lokal termasuk : 1. Kontribusi kepada flora nasional 2. Produksi flora lokal dan daftar specimen 3. Jasa, termasuk pengidentifikasian spesimen yang terdapat di wilayahnya dan penghimpunan daftar determinasi, pengoleksian bahan spesimen, dan pendistribusian duplikat-duplikat, pengoleksian bahan spesimen untuk penelitian bidang-bidang ilmu tertentu. d. Herbarium Khusus Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tipe : 1. Herbarium historis 2. Herbarium yang mempunyai bidang terbatas 3. Herbarium Pendidikan 4. Herbarium yang berkaitan dengan bidang-bidang terapan 5. Herbarium untuk program riset khusus 2.4. Metode Pembuatan Herbarium Untuk proses pembuatan spesimen herbarium kering biasanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penyediaan Bahan dan Alat yang Diperlukan Secara umum, bahan dan alat yang diperlukan dalam pembuatan herbarium meliputi : a. Alat untuk mengamat, mengukur, dan mencatat : teropong binokuler, loupe, altimeter, kompas, alat tulis, etiket gantung, dan kamera. b. Alat untuk koleksi, parang, gunting tanaman, gergaji kecil, pisau. c. Bahan untuk pengawet dan penyimpan, alkohol, spritus bening, FAA, kertas koran, kantong plastik, sprayer. d. Alat untuk mengapit (pressing), kardus tebal atau triplek, tali. e. Alat untuk mounting, kertas monting (manila) dengan ukuran x cm, benang, jarum jahit, kantong biji, perekat. 2. Koleksi dan Pengawetan di Lapangan Kegiatan koleksi dan pengawetan dilapangan perlu memperhatikan : a. Ukuran sampel, biasanya cm. Yang harus diperhatikan adalah organ yang penting tidak boleh dipotong atau dipisahkan, hanya bisa dilakukan pelipatan sehingga ukuran tetap seperti yang diinginkan. b. Kelengkapan organ, maksudnya setiap koleksi selain harus ada, suatu organ juga harus lengkap. c. Ketentuan untuk habitus tertentu :1). Tunbuhan kecil seperti rumput, herba, semak, yang ukurannya kecil di koleksi lengkap satu individu. 2). Untuk pohon, semak besar, liana dan sebagainya dikoleksi sebagian sesuai dengan ukuran tersebut di atas. 3). Untuk tumbuhan parasit dikoleksi beserta inangnya atau minimal jenis inangnya diketahui d. Pengamatan dan pencatatan, sebelum mengambil koleksi terlebih dahulu dicatat dan diamati sifat-sifat khas tumbuhan tersebut yang tidak terwakili dalam spesimen, antara lain : habitat, warna, bau, rasa atau karakter lainnya yang mungkin hilang setelah tumbuhan tersebut dikeringkan, vernacular name ( nama daerah ditempat koleksi) dan kegunaannya. Setiap spesimen diberi etiket gantung yang telah disiapkan sebelumnya. Etiket gantung dapat berisi data seperti nomor spesimen, Jambi 3

4 vernacular name, lokasi koleksi, tanggal koleksi dan nama kolektor. e. Penyimpanan dan pengawetan di lapangan. Setelah dikoleksi selanjutnya disimpan dalam lipatan koran. Setelah semua spesimen dimasukan ke dalam lipatan koran, lalu disusun berlapis, diikat, dan dimasukkan dalam kantong plastik kemudian disemprot dengan alkohol, akhirnya kantong ditutup rapat agar udara tidak dapat keluar masuk. label permanen (label herbarium) yang memuat keterangan penting dari spesimen. Label herbarium biasanya ditempelkan di samping kanan bawah dari spesimen. Label dibuat dari kertas yang berkualitas baik, ukuran dapat bervariasi, tetapi biasanya bentuk empat persegi panjang sekitar 10 x 15 cm. Dengan demikian, spesimen menjadi material ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian ilmiah. 3. Pengapitan dan Pengeringan Sebelum dimasukkan ke tempat pengeringan, spesimen disemprot lagi dengan alkohol, satu persatu diletakkan dalam lipatan kertas koran dengan mengatur posisinya sedemikian rupa hingga posisinya rapi. Kemudian spesimen disusun dalam apitan kertas kardus atau tripleks yang berukuran 32 x 42 cm dengan susunan kardus-spesimen-kardusspesimen dan seterusnya sampai maksimal 50 spesimen. Pastikan bahwa etiket gantung masih dapat dibaca dengan jelas pada saat dimasukkan. Kemudian spesimen diapit dan diikat, untuk selanjutnya dikeringkan dengan panas matahari atau oven. Lama penegeringan tergantung jenis tumbuhan, bila menggunakan oven digunakan suhu ᵒC selama jam. Spesimen yang mudah rusak seperti bunga atau buah, diawetkan dengan alkohol 70% dalam tabung atau botol. 4. Penempelan (Mounting) Spesimen yang sudah kering selanjutnya dilakukan identifikasi dan klasifikasi. Kemudian spesimen ditempelkan atau dijahitkan pada kertas mounting (kertas manila atau sejenisnya) yang berukuran cm x cm dengan pengaturan sedemikian rupa hingga posisinya rapi. Semua spesimen dikelompokkan menurut famili atau tingkatan taksonnya. 5. Pemberian Label/Labelling Setelah dilakukan penempelan, selanjutnya spesimen dilengkapi dengan 6. Pemeliharaan Herbarium Untuk pemeliharaan herbarium yang lebih baik, dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain memberi perlakuan sebagai berikut : 1. Pembekuan pada temperatur 20 ᵒC sampai 60 ᵒC 2. Pemanasan sampai temperatur 60 ᵒC selama 4-8 jam 3. Peletakan spesimen kering dalam oven/microwave 4. Perlakuan spesimen dengan pencegah serangga, seperti Naphthalene, Paradichlorobenzene, Formaldehyde, dan sebagainya. 5. Pengasapan/fumigasi, biasanya menggunakan zat kimia metil-bromida cair BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Kegiatan Pendahuluan Persiapan awal dalam melaksanakan pengabdian masyarakat adalah perizinan lokasi pelaksanaan dan pembuatan surat menyurat yang dibutuhkan dalam memulai kegiatan pengabdian tersebut. Selanjutnya membuat materi yang akan disampaikan, baik itu materi dalam bentuk powerpoint dan makalah Pelaksanaan Pengabdian Kegiatan lokakarya pembuatan herbarium ini dilaksanakan di MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi pada bulan November Jambi 4

5 Peserta Pengabdian Peserta yang menjadi sasaran pengabdian adalah guru-guru biologi dan siswa kelas X MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi. Jumlah peserta sebanyak 25 orang Metode Pelaksanaan Kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan ini menggunakan beberapa metode : 1. Ceramah Materi yang diberikan dalam bentuk tayangan powerpoint meliputi penjelasan tentang pengertian, sejarah dan langkahlangkah pembuatan herbarium serta perawatannya. 2. Diskusi Pada tiap materi yang disampaikan, peserta dapat berdialog dan berdiskusi dengan tim pengabdi. 3. Praktik Pembuatan Herbarium Peserta diminta untuk melakukan praktik/latihan pembuatan herbarium. Langkah pertama dilakukan koleksi tumbuhan dari lapangan, langkah kedua pengawetan, pengapitan dan pengeringan. Langkah selanjutnya adalah penempelan (mounting) dan pemberian label (labelling). BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan di MAN Cendikia Muaro Jambi cukup memuaskan. Guru-guru, terutama guru bidang studi biologi ikut aktif dalam kegiatan ini. Siswa-siswi yang dilibatkan dalam kegiatan ini sangat antusias, terlihat dari berbagai pertanyaan yang mereka ajukan ke tim pengabdi. Selain itu, Kepala Sekolah MAN Cendikia juga menyambut baik kehadiran dari tim pengabdi. Kegiatan pengabdian ini dinilai sangat bermanfaat, terutama membantu guru bidang studi untuk meningkatkan kreatifitas dalam proses pembelajaran. Selain itu untuk mendapatkan informasi terkait dengan pengembangan media berbasis lingkungan yang relatif murah dan mudah untuk dibuat. Kegiatan pengabdian ini dianggap sangat perlu dilakukan di sekolah- sekolah yang terletak di kawasan yang masih asri, seperti halnya MAN Cendikia. Sekolah ini disekelilingnya masih terdapat sumber daya alam hayati yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar, salah satunya melalui kegiatan pembuatan herbarium. Herbarium merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat merepresentasikan lingkungan disekitar kita. Kegiatan pembuatan herbarium mampu menarik perhatian dan keaktifan siswa, terutama di luar ruangan. Hal tersebut menjadi salah satu sarana bagi guru untuk memberi penilaian kepada siswa melalui aspek psikomotoriknya. Gambar 1. Tim Pengabdi sedang melakukan presentasi materi Jambi 5

6 Gambar 2. Respon dari siswa (mengajukan pertanyaan dan berdiskusi). BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kegiatan lokakarya pembuatan herbarium di MAN Cendikia Muaro Jambi, dapat berjalan dengan baik, dan disambut baik oleh pihak sekolah (siswa, guru dan kepala sekolah) Saran Kegiatan pengabdian di MAN Cendikia, Kabupaten Muaro Jambi sangat disambut baik oleh pihak sekolah. Pihak sekolah sangat mengharapkan ada kegiatan lain yang terkait kerjasama antara sekolah dengan tim pengabdi secara khusus, dan secara umum dengan instansi/perguruan tinggi (Universitas Jambi). UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Jambi yang telah memberikan kepercayaan untuk mendapatkan dana PNBP melalui DIPA Universitas Jambi. dan Pengelolaan Herbarium. Makalah pada Lokakarya Taksonomi Tumbuhan. HEDS PROJECT FMIPA Universitas Bengkulu. Singh, G Plant Systematics. Science Publishers, Inc. United States of America. Tjitrosoepomo, G Taksonomi Umum : Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Vogel, E.F. De Manual of Herbarium Taxonomy. Theory and Practice. Unesco. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Bridson, D and L. Forman The Herbarium Hand-book. 2 nd. Royal Botanic Garden. Kew. Pudjoarinto, A Teknik Herbarium Jambi 6

PEMBUATAN SPESIMEN HEWAN DAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP SEKOTA JAMBI

PEMBUATAN SPESIMEN HEWAN DAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP SEKOTA JAMBI PEMBUATAN SPESIMEN HEWAN DAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP SEKOTA JAMBI Upik Yelianti, Afreni Hamidah, Muswita, dan Tedjo Sukmono Staf Pengajar FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Pembuatan Spesimen

Lebih terperinci

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM Semua orang yang melakukan aktivitas dalam kajian taksonomi mempunyai kesempatan untuk mengkaji objek penelitiannya baik yang hidup di lapangan ataupun di kebun botani

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM I. II. NOMOR PERCOBAAN NAMA PERCOBAAN : : I (Satu) Pengumpulan Contoh Tumbuhan dan Herbarium III. TUJUAN PERCOBAAN : IV. DASAR TEORI Mengumpulkan beberapa contoh tumbuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM I. NOMOR PERCOBAAN : I (Satu) II. NAMA PERCOBAAN : Herbarium III. TUJUAN PERCOBAAN : Mengumpulkan beberapa contoh tumbuhan dan dilakukan proses Herbarium. IV. DASAR TEORI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan ketinggian 700-1000 m dpl,

Lebih terperinci

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2 Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon Onrizal Departemen Kehutanan USU http://www.uwo.ca/biology/images/facilities/herbarium/mounting-specimens.gif http://botit.botany.wisc.edu/images/402/reference_images/physiocarpus_opulifolius/herbarium_specimen_mc

Lebih terperinci

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja http://botit.botany.wisc.edu/images/402/reference_images/physiocarpus_opulifolius/herbarium_specimen_mc Tujuan Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Onrizal Departemen Kehutanan USU Mengungkap kekayaan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, yang terbagi 7 stasiun pengambilan sampel yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, SPTN Wilayah II Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub 26 BAB III ETODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub kawasan Kabupaten Bolaang ongondow Timur. Dilaksanakan selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu 44 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti. PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH Oleh: Desti Indriyanti Destiindriyanti11@gmail.com FKIP UMRAH, Kepulauan Riau Abstrak Tumbuhan paku atau pterydophyta merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2). A. Bagan Alir Penelitian III. METODE PENELITIAN Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian Strata I (100-199 m ) Strata VII (700-799 m ) Strata II (200-299 m ) Strata VI (600-699 m ) Strata III (300-399

Lebih terperinci

MODUL-09 PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING

MODUL-09 PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING IX. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING PEMBUATAN HERBARIUM BASAH DAN HERBARIUM KERING Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-09 Department of Dryland Agriculture Management,

Lebih terperinci

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012 HERBARIUM Purwanti widhy H 2012 Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan tumbuhan menjadi alternative cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan Salah satu pengawetan tumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim wilayah bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak pada bulan

Lebih terperinci

Indonesia: Mega Biodiversity Country

Indonesia: Mega Biodiversity Country ONRIZAL Departemen Kehutanan Universitas Sumatera Utara Indonesia: Mega Biodiversity Country Diperkirakan 38.000 spesies tumbuhan (55% endemik) Memiliki 10% tumbuhan berbunga yang ada di dunia 12% binatang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasisitusi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3 1. Serangga yang sudah dikoleksi dapat diawetkandengan cara dikeringkan yang disebut dengan... Preparat Herbarium Insektarium Terrarium Serangga

Lebih terperinci

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Pembuatan Herbarium BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Nasional Baluran sebagai salah satu kawasan konservasi sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau 32 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun 10 kultivar kacang tanah ( kultivar Bima, Hypoma1, Hypoma2, Kancil, Kelinci, Talam,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kampung Adat Dukuh Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

VII. HERBARIUM. Modul ketujuh pada pelajaran Dendrologi ini membahas mengenai herbarium yang meliputi

VII. HERBARIUM. Modul ketujuh pada pelajaran Dendrologi ini membahas mengenai herbarium yang meliputi MODUL VII. HERBARIUM Modul ketujuh pada pelajaran Dendrologi ini membahas mengenai herbarium yang meliputi pengertian dan sejarah singkat mengenai herbarium, nilai suatu herbarium, prinsip pengelolaan

Lebih terperinci

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1 1 PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1 Oleh : Drs. Suyitno Al, MS 2 PENDAHULUAN Biologi berkembang dari hasil kerja para peneliti biologi, menggali pengetahuan dari objek-objek biologi. Sebagai Objeknya

Lebih terperinci

PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN

PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN Rike Puspitasari Tamin, Riana Anggraini dan Maria Ulfa Fakultas Kehutanan Universitas Jambi Email : rikepuspitasari_unja@yahoo.co.id;riana@yahoo.co.id;mariaulfa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 12 BAB III METODOLOGI PENELIT TIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian inii dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang berlokasi di TAHURA Inten Dewata dimana terdapat dua lokasi yaitu Gunung Kunci dan

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau suatu fenomena. 1 Dengan menggunakan

Lebih terperinci

TAKSONOMI NUMERIK/ KONTEMPORER/ TAKSIMETRI

TAKSONOMI NUMERIK/ KONTEMPORER/ TAKSIMETRI TAKSONOMI NUMERIK/ KONTEMPORER/ TAKSIMETRI METODE EVALUASI KUANTITATIF MENGENAI KESAMAAN ATAU KEMIRIPAN SIFAT ANTAR GOLONGAN ORGANISME, DAN PENATAAN GOLONGAN TSB MELALUI SUATU ANALISIS (=ANALISIS KELOMPOK/

Lebih terperinci

CARA MENGKOLEKSI TUMBUHAN Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang b

CARA MENGKOLEKSI TUMBUHAN Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang b TEKNIK PEMBUATAN HERBARIUM DEFENISI DAN FUNGSI HERBARIUM Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)

Lebih terperinci

Spesimen Awetan dalam Blok Resin untuk Media Pembelajaran Biologi. Oleh: Budiwati Staf pengajar FMIPA UNY

Spesimen Awetan dalam Blok Resin untuk Media Pembelajaran Biologi. Oleh: Budiwati Staf pengajar FMIPA UNY Spesimen Awetan dalam Blok Resin untuk Media Pembelajaran Biologi Oleh: Budiwati Staf pengajar FMIPA UNY Pendahuluan Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari struktur fungsi makhluk

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SECAM (Insectarium Education Method) Alternatif Pembelajaran Berbasis MEDIA IPA (Menyenangkan, Efektif, Disiplin, Inovatif dan Aktif dalam Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan masyarakat Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif

Lebih terperinci

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM pl.r$z. if 1: TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN Ole h DORlY JURUSAN BIOlOGI FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 198 9 TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN

Lebih terperinci

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM

TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN. Ole h. DORlY. JURUSAN BIOlOGI. FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM pl.r$z. if 1: TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN JAMUR KARAT PADA RUMPUT-RUMPUTAN Ole h DORlY JURUSAN BIOlOGI FAKUl TAS MATEMATIKA DAN IlMU PENGETAHUAN AlAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 198 9 TEKNIK PENGIDENTIFIKASIAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama dua bulan pengamatan dari bulan Juli hingga Agustus 2009 di Pondok Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada bulan Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) & SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MATA KULIAH DASAR TAKSONOMI

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) & SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MATA KULIAH DASAR TAKSONOMI GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) & SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MATA KULIAH DASAR TAKSONOMI (PAB 105/ 2 SKS) Oleh: LILIH KHOTIM PERWATI, S.Si. M.Si NIP 132 093 200 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup beserta lingkungan tempat hidupnya. Agar tujuan pembelajaran dapat terwujud dan tercapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun 2015. Penelitian ini dilakukan di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro

Lebih terperinci

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si Penyajian spesimen objek biologi sebagai media pembelajaran Biologi dapat mengembangkan ketrampilan anak antara lain dalam

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol,

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25- I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif ekploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang Penentuan Kuota Panenan dan Ukuran Populasi Awal Rusa Timor di Penangkaran Hutan Penelitian Dramaga ini dilakukan di Hutan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta (lokasi 1) dari pusat kota ke arah Gunung Merapi sebagai lokasi yang relatif tercemar dan di Kota Solo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biosistematika dan Laboratorium Histologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

TOR (Term of References) Lomba Herbarium PIMFI 2013 Universitas Tanjungpura

TOR (Term of References) Lomba Herbarium PIMFI 2013 Universitas Tanjungpura TOR (Term of References) Lomba Herbarium PIMFI 2013 Universitas Tanjungpura A. Lomba Herbarium Nusantara Lomba Herbarium Nusantara merupakan ajang kompetisi bertaraf nasional dalam rangkaian acara Pekan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 2 Materi Pokok : Keanekaragaman Hayati Pertemuan : Alokasi Waktu : x 5 menit A. Standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan sampel

Lebih terperinci

TOR (Term of Reference) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017

TOR (Term of Reference) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017 TOR (Term of Reference) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017 I. Latar Belakang Sumber daya alam yang begitu melimpah terdapat di Indonesia tersebar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan cara menjelajah keberadaan jamur yang terdapat

Lebih terperinci

Perkembangbiakan Tanaman

Perkembangbiakan Tanaman SERI LEMBARAN FAKTA TENTANG Penyimpanan Benih & Perkembangbiakan Tanaman Dikembangkan oleh Yayasan IDEP Dengan dukungan dari the Seed Savers Network Apakah Anda ingin menanam tanaman yang lebih sehat sambil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Alat dan bahan tercantum dalam Lampiran 1. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif. Bertujuan untuk membuat deskripsi, atau gambaran mengenai kelimpahan dan keragaman anggrek di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer 21 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta sebagai kota yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Merapi dan di lokasi yang relatif tidak terlalu

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel sedimen, larutan HCL 37%, HF 40%, KOH 10%, HNO3 30%,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN Kelompok 1 Ardhania Pratiwi Erma Yunita Nur Azizah Yunita Putri JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang. angka-angka, dengan menggunakan metode survey.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang. angka-angka, dengan menggunakan metode survey. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang sesuatu.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Kamojang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data di

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi 12 Gymnospermae lebih efisien pada intensitas cahaya tinggi (Kramer & Kozlowski 1979). Sudomo (2007) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan

Lebih terperinci

Kata kunci: pelatihan, awetan botani, media pembelajaran, biologi

Kata kunci: pelatihan, awetan botani, media pembelajaran, biologi PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN AWETAN BOTANI SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN MEDIA BIOLOGI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI BAGI GURU-GURU SMA DAN MADRASAH ALIYAH DI LAMONGAN Oleh Novita Kartika Indah 1),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Desember 2005 di perusahaan pemegang IUPHHK PT. Putraduta Indah Wood, Jambi. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi penelitian a. Bahan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi penelitian a. Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel sedimen, larutan HCL 37%, HF 40%, KOH 10%, HNO 3 30%,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

Lebih terperinci

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017 TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA HERBARIUM PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017 I. HERBARIUM Sumber daya alam yang begitu melimpah terdapat di Indonesia tersebar di berbagai

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016 PENGEMBANGAN POLA PEMBINAAN GURU KIMIA DAN MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI MAN CENDIKIA KABUPATEN MUARO JAMBI Muhaimin dan Syamsurizal

Lebih terperinci

KOLEKSI & PENGELOLAAN SPESIMEN TUMBUHAN PAB 530 (3 sks) Semester IV

KOLEKSI & PENGELOLAAN SPESIMEN TUMBUHAN PAB 530 (3 sks) Semester IV RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KOLEKSI & PENGELOLAAN SPESIMEN TUMBUHAN PAB 530 (3 sks) Semester IV PENGAMPU MATA KULIAH Prof. Dr. Syamsuardi, MSc. Dr. Nurainas, MSi. JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi Alat dan Bahan Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel daun jambu semarang Buah Pink, Hijau Bulat, Unsoed, Merah Lebar', Kaget Merah, Camplong Putih, Irung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di koridor samping Laboratorium Kekuatan Bahan dan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Penelitian. Waktu

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

TROPICAL CURRICULUM PROJECT

TROPICAL CURRICULUM PROJECT MODUL 1 PEMBELAJARAN PESTISIDA HAYATI Oleh: MARTHEN THEOGIVES LASUT TROPICAL CURRICULUM PROJECT Kerjasama USAID-TEXAS A&M UNIVERSITY UNIVERSITAS SAM RATULANGI 2011 DISCLAIMER This publication is made possible

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN DEVI WAHYUNINGSIH 3425131060 PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2000

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat III. MATERI DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di areal kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Identifikasi serangga dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember Spesimen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember Spesimen 19 III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember 2012. Spesimen dikumpulkan dari beberapa wilayah di Pesawaran, yang kemudian diamati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu obyek sesuai

Lebih terperinci

Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas

Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas Limbah botol air mineral bagi kebanyakan orang di anggap sebagai sampah yang kurang bermanfaat. Botol plastik bekas bisa kita jadikan sebagai kerajinan tangan yang berseni.

Lebih terperinci

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bambu tali (G. apus (Schult.f.) Kurz) yang terdapat di pinggiran

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda tanah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dusun Margadalom, Desa Gebang, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dan Taman Hutan Raya

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Sistematika Tumbuhan Kode Mata Kuliah / SKS : MAB 4213 / 3 (3-0) Semester : 2 Fakultas/Jurusan/PS : MIPA / Biologi / S-1 Tim Dosen : Rodiyati Azrianingsih,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGAMBILAN SAMPEL DNA SATWA LIAR. Petunjuk Penggunaan Kit (Alat Bantu) untuk Pengambilan Sampel DNA Satwa Liar

PETUNJUK PENGAMBILAN SAMPEL DNA SATWA LIAR. Petunjuk Penggunaan Kit (Alat Bantu) untuk Pengambilan Sampel DNA Satwa Liar PETUNJUK PENGAMBILAN SAMPEL DNA SATWA LIAR Petunjuk Penggunaan Kit (Alat Bantu) untuk Pengambilan Sampel DNA Satwa Liar Panduan ini dirancang untuk melengkapi Kit atau Alat Bantu Pengambilan Sampel DNA

Lebih terperinci