I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang megabiodiversity

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. Ekosistemnya dalam pasal 20 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Pemerintah No. 77

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Anggrek

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Kultur Jaringan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

JENIS SENYAWA ORGANIK SUPLEMEN PADA MEDIUM KNUDSON C UNTUK PERTUMBUHAN PROTOCORM LIKE BODIES DENDROBIUM BERTACONG BLUE X DENDROBIUM UNDULATUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang tergolong ke dalam famili Orchidaceae


Pengaruh Bahan Organik dan NAA terhadap Pertumbuhan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dalam Kultur in Vitro

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KADAR PISANG DAN UBI JALAR PADA PERTUMBUHAN KULTUR TIGA JENIS PHALAENOPSIS

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian

KONSERVASI ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) MELALUI MIKROPROPAGASI PADA BERBAGAI MEDIUM KULTUR

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan tegakan berkayu banyak tumbuh dalam ekosistem hutan.

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Sebagai buah segar,

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK. Paramita Cahyaningrum Kuswandi FMIPA UNY 2012

Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar dari famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANYAKAN ANGGREK HITAM (Coeloegyne pandurata) DENGAN MEDIA ORGANIK DAN VACIN WENT SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun

I. PENDAHULUAN. Kantong semar merupakan tanaman hias yang tumbuh di beberapa hutan

I. PENDAHULUAN. Di beberapa negara tropis produsen anggrek seperti Thailand, Singapura dan Taiwan,

TINJAUAN PUSTAKA Paphiopedilum glaucophyllum

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia (Gunawan, 2002). Anggrek adalah salah satu bunga yang memiliki

Skrispi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Jurusan / Progam Studi : Agronomi

I. PENDAHULUAN. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis. pesona, bahkan menjadi penyumbang devisa bagi negara.

Substitusi Medium Sintetik dengan Pupuk Daun, Air Kelapa dan Ekstrak Nabati pada Subkultur Anggrek Cattleya pastoral Innocence secara In Vitro

II. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian energi global saat ini mencapai sekitar 400 Exajoule (EJ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

TINJAUAN PUSTAKA Phalaenopsis

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa negara seperti Thailand, Australia, Singapura, Malaysia dan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae;

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biodiversitas flora dan fauna mempunyai peran yang sangat penting bagi umat manusia, karena sumber kehidupan manusia secara esensial tergantung dari variabilitas kekayaan hayati yang berada dalam ekosistem alam (Primack et al., 1998). Penyebaran sumber biodiversitas dunia terkonsentrasi di daerah hutan hujan tropis yang meliputi 3 kawasan, yaitu : (1) Kawasan Amerika Serikat di Lembah Amazon Brazil; (2) kawasan hutan Afrika Barat terpusatkan di Lembah Sungai Gongo sampai Teluk Guyana; dan (3) kawasan Indo-Malaya yang terpusatkan di India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia (Wardhana, 2012). Biodiversitas tumbuhan di Indonesia mencapai 30.000-35.000 jenis dan menempati urutan kelima di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara megabiodiversity setelah Brazilia. Jenis tumbuhan tertinggi mencapai 19.000-20.000 jenis yang tercatat di Pulau Papua, di Sumatera (14.000 jenis), Jawa (10.000 jenis), Sulawesi (9.000 jenis), Maluku (6.500 jenis), dan Nusa Tenggara (6.500 jenis) (Alamendah, 2011). Beberapa keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada di Indonesia meliputi juga jenis tumbuhan bunga. Indonesia sering digolongkan ke dalam kawasan Malesia, yang dalam peta flora dunia yaitu kawasan yang meliputi wilayah beberapa negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Timor Leste dan Papua New Guinea. Dibandingkan kawasan lain di dunia, Malesia yang tidak terlalu luas justru diyakini sebagai salah satu pusat biodiversitas dunia, dari segi jumlah dan kekhasannya (Wardhana, 2012). Indonesia memiliki biodiversitas yang paling tinggi diantara negara yang masuk dalam kawasan Malesia dan banyak bunga yang bersifat endemik yang hanya dapat tumbuh di kawasan atau pulau-pulau tertentu seperti bunga bangkai (Amorphophallus titanium), edelweis Jawa (Anaphalis javanica), palem Jawa (Ceratolobus glaucescens), dan pakis haji (Cycas javana) (Alamendah, 2011). 1

Salah satu kekayaan flora Indonesia yang tidak tersaingi oleh flora negara lain adalah anggrek. Di kawasan Malesia, Papua dan Papua New Guinea memiliki kekayaan anggrek terbesar yakni sekitar 2.717 spesies yang terdiri dari 72 genus, sedangkan di Kalimantan terdapat 1.400 spesies, diikuti Sumatera dengan 1.126 spesies, Jawa 769 spesies, Sulawesi 500 spesies, Maluku 369 spesies dan Nusa Tenggara sekitar 200 spesies (Clintonboni, 2012) Dari sekian banyak spesies anggrek, terdapat beberapa anggrek yang dominan disukai oleh konsumen baik dalam maupun luar negeri adalah jenis Dendrobium (34%), diikuti oleh Oncidium Golden Shower (26%), Cattleya (20%) dan Vanda (17%) serta anggrek lainnya seperti anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) (3%) (Martin dan Badassery, 2006). Spesies anggrek Indonesia bersifat khas dan hanya dijumpai di pulau-pulau tertentu, misalnya anggrek hitam yang hanya dapat dijumpai di Kalimantan. Ciri khas dari anggrek hitam adalah mengeluarkan bau harum yang lembut dan waktu mekar bunga sekitar 5-6 hari (Sastrapradja et al., 1976). Bunga anggrek hitam mekar pada bulan Maret sampai Juni. Anggrek hitam tumbuh menumpang pada tumbuhan lain (epifit) atau menempel pada pohon tua yang hidup di daerah pantai atau rawa (Parnata, 2005). Populasi anggrek hitam menurun bahkan terancam punah akibat pengambilan yang berlebihan. Faktor lain penyebab menurunnya keberadaan anggrek hitam adalah faktor eksternal berupa habitat tumbuh yang rusak akibat penebangan dan konversi lahan dan faktor internal seperti periode berbunganya sangat pendek (cepat layu) dan bunga relatif sulit untuk disilangkan (Untari, 2006). Kostenyuk (1999) menyatakan bahwa pemuliaan tanaman anggrek melalui persilangan membutuhkan waktu yang relatif lama karena anggrek yang tergolong dalam famili Orchidaceae biasanya memiliki periode juvenile mencapai 13 tahun. Kamemoto et al., (1999) dan Fadelah (2006) menyatakan bahwa anggrek Cymbidium sp. memerlukan waktu 4-7 tahun dan Dendrobium sp. memerlukan waktu 2 3 tahun. Sim et al., (2007) melaporkan bahwa periode juvenil tanaman anggrek yang cukup lama menjadi permasalahan bagi pemulia tanaman karena 2

para pemulia tanaman harus menunggu beberapa tahun untuk menumbuhkan ribuan bibit sebelum mengevaluasi kualitas bunga. Masalah tersebut dapat diatasi dengan teknik perbanyakan anggrek melalui kultur in vitro. Upaya penyelamatan dan perbanyakan anggrek hitam dengan teknik kultur in vitro dipilih karena memiliki beberapa keunggulan yaitu perbanyakan eksplan secara cepat, kondisi aseptik yang bebas patogen, seleksi tanaman, stok tanaman mikro yang dapat diperbanyak sewaktu-waktu, lingkungan terkendali, pelestarian plasma nutfah, produksi tanaman sepanjang tahun, dan memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif konvensional (Zulkarnain, 2011). Usaha meningkatkan produksi anggrek hitam dengan teknik kultur in vitro secara kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan dengan memodifikasi media melalui penambahan senyawa organik komplek sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan (Untari, 2006) Beberapa formulasi media yang sudah umum digunakan dalam teknik kultur in vitro anggrek antara lain media Vacin dan Went (VW), Murashige dan Skooge (MS), White, Gamborg (B5), Gautheret, Schenk dan Hilderbrandt (SH), Nitch & Nitch, Lloyd & McCown (WPM), Knudson C (KdC), Western 3 (W3), Media Alternatif: Hyponex/Gandasil D atau Vitabloom D, serta media organik yang menggunakan bahan-bahan alami seperti air kelapa, bubur pisang, kentang, dan ubi jalar (Wattimena, 1988) Menurut Sagawa dan Shogi (1977), media Knudson C dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium sp. Penambahan senyawa organik memiliki peran penting, karena pada setiap bahan alami banyak terkandung unsur hara, vitamin, asam amino, asam nukleat, fosfor dan zat tumbuh seperti auksin dan giberelin yang berfungsi sebagai perangsang perkecambahan dan pertumbuhan (Widiastoety, 2001). Media Western 3 (W3) merupakan media yang sudah banyak digunakan untuk perkecambahan benih anggrek. Penggunaan media W3 telah dilakukan pada berbagai jenis anggrek seperti Dendrobium sp., Vanda sp., Cattleya sp., Phalaenopsis sp., dan Coelogyne sp., dan didapatkan hasil terbaik pada anggrek 3

Zygopetalum sp. dan Lycaste sp. Media Western 3 (W3) perlu penambahan bubur pisang seberat 60 g/l dan apabila benih yang ditanam merupakan benih yang sulit berkecambah seperti pada anggrek Paphiopedilum sp. maka perlu ditambahkan 20 ml/l air kelapa dan 40 g/l bubur pisang. Media Western 3 (W3) yang ditambah air kepala 20 ml/l dan 30 ml/l jus nanas pada ph 5,5 5,8 didapatkan hasil terbaik dan efektif dalam menghasilkan plantlet anggrek Paphiopedilum sp. dan Phragmipedilum sp. (Western, 1985). Menurut Tulecke et al., (1961) air kelapa mengandung beberapa unsur hara diantaranya vitamin, asam amino, asam nukleat dan zat tumbuh seperti auksin dan sitokinin yang berfungsi sebagai penstimulasi proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi. Gunawan (1987) menyatakan bahwa ekstrak kentang dapat digunakan dalam kultur anthera padi dengan konsentrasi 10-30% (v/v) dan hasil terbaik dicapai pada konsentrasi 20%. Menurut Herdaryono (1994) bubur pisang yang biasa digunakan dalam media kultur in vitro adalah sebanyak 150-200 g/l. Hasil penelitian Arditti dan Ernts (1993) menyatakan bahwa buah pisang mengandung hormon tumbuh seperti auksin dan sitokinin. Pada penelitian lain ubi jalar merupakan sumber karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin C dan unsur-unsur lainnya. Penggunaan zat pengatur tumbuh NAA (naphthalene acetid acid) yang merupakan salah satu jenis auksin sintetis digunakan untuk meningkatkan ratio pertumbuhan akar tanaman dalam teknik in vitro. BAP (benzylaminopurin) yang merupakan salah satu jenis sitokinin sintetis berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tunas, berpengaruh terhadap metabolisme sel, pembelahan sel, merangsang sel, mendorong pembentukan buah dan biji, mengurangi dormansi apikal, serta mendorong inisiasi tunas lateral (Wattimena, 1992) 4

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal di atas, maka yang menjadi suatu permasalahan adalah : 1. Bagaimana perbedaan respon pertumbuhan benih anggrek hitam yang ditanam pada media Western 3 (W3), Knudson C (KdC) dan media organik? 2. Apakah media Western 3 (W3), Knudson C (KdC) dan media organik mampu memperbanyak tunas anggrek hitam secara in vitro? 1.3 Tujuan Tujuan penelitian : 1. Untuk mengetahui respon pertumbuhan benih anggrek hitam yang ditanam dalam media Western 3 (W3), Knudson C (KdC) dan media organik. 2. Untuk mengetahui kemampuan media Western 3 (W3), Knudson C (KdC) dan media organik dalam menumbuhkan tunas anggrek hitam. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui media yang efektif untuk menghasilkan tunas anggrek hitam, juga diharapkan dapat memanfaatkan bahan-bahan organik yang berasal dari alam dan dapat menekan pengeluaran untuk membeli media instan. 5