BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat

dilaporkan ke pelayanan kesehatan sehingga jumlah yang tercatat tidak sebesar angka survey (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan perempuan masih menjadi tugas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2010 di Idonesia (Kemenes RI, 2012)

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

serangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. balita di dunia sebanyak 43 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016d). Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN SISWA SMAN 1 RASAU JAYA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas hidupnya harus berkembang dengan baik terutama anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN BALITA DIARE DI RUMAH

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

I. PENDAHULUAN. kecenderungan semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

Journal of Health Education

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

Pelatihan Konselor Sebaya Berhenti Merokok pada Remaja : Sebuah Inovasi untuk Program Berhenti Merokok

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah

BAB I PENDAHULUAN. beriklim sub tropis dan tropis (WHO, 2006). Namun insiden leptospirosis. mendukung bakteri Leptospira lebih survive di daerah ini.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu. Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 10 juta kematian terjadi setiap tahunnya pada anak-anak yang berumur di bawah lima

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi ancaman kesehatan global. Sejak tahun 1993, World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. seluruh dunia, yaitu sebesar 124 juta kasus kematian anak terjadi akibat pneumonia

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air Susu Ibu (ASI), dan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), media audio visual, pendidikan kesehatan, perilaku ibu, balita

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami pengeluaran feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki karakteristik feses yang lembek atau cair (Depkes, 2011; Kemenkes, 2011). Pengetahuan ibu mengenai diare meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat dari penyakit diare pada balita berperan penting dalam penurunan angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh diare (Kumala, 2013). Tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan diare sebagaian besar berada pada tingkat rendah sampai sedang (Handayani, 2008). Adanya kepercayaan ibu bahwa diare bukanlah suatu penyakit dan dianggap sebagai tahap perkembangan normal balita yang menandakan peningkatan kepandaian balita (Mustaida, 2014; Rahmawati, 2008). Selain itu, sebagaian ibu setuju jika penyakit diare disebabkan oleh proses pertumbuhan gigi balita (Merga & Alemayehu, 2015; Moa, 2011; Silah, et al., 2013). Keadaan tersebut dapat memperburuk keadaan balita, karena masyarakat menilai penyakit diare merupakan hal yang biasa terjadi dan dapat sembuh sendiri (Rahmawati, 2008). Balita yang menderita diare biasanya dirawat terlebih dahulu oleh ibu dirumah sebelum dibawa berobat ke pelayanan kesehatan. Dimana ibu memegang peranan penting dalam keberhasilan penatalaksanaan diare. Akan tetapi, pengetahuan ibu tentang penyebab, tanda dan bahaya, pencegahan dan 1

2 penatalaksanaan diare belum memadai (Merga & Alemayehu, 2015). Pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare yang masih kurang seperti penggunaan antibiotik, fungsi obat anti diare, oralit dan tablet zinc (Dwiningsih, 2012). Hal ini berdampak pada ketidakmampuan ibu merawat anak diare, karena ibu dapat memberikan penatalaksanaan dengan tepat jika memiliki pengetahuan yang baik (Kapti, 2013). Penatalaksanaan diare apabila tidak dilakukan dengan benar dapat menimbulkan dampak buruk seperti dehidrasi, kekurangan gizi, dan resiko kematian (Sulisnadewi, et al., 2012). Selain disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare yang kurang, komplikasi diare juga dikarenakan keterlambatan ibu untuk membawa anaknya berobat ke pelayanan kesehatan. Penelitian Mustaida (2014), menyebutkan bahwa terdapat budaya pengambilan keputusan untuk membawa balita berobat ke pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan keluarga besar. Hal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan memperparah kondisi balita hingga balita mengalami dehidrasi. Penelitian Rahmawati (2008), menjelaskan hal yang berbeda bahwa sebagaian respondennya akan membawa ke sarana kesehatan setelah muncul tanda-tanda dehidrasi pada balitanya. Padahal, penyakit diare membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat agar balita terhindar dari dehidrasi. Oleh karena itu, pemahaman ibu tentang penatalaksanaan diare sangat penting, agar durasi, tingkat keparahan, dan terulangnya kejadian diare pada balita dapat berkurang. Selain itu, diharapkan sebelum berobat ke pelayanan kesehatan balita tidak mengalami dehidrasi, karena sudah ditangani ibu di rumah dengan baik (Malikhah, et al., 2012).

3 Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2013), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain, informasi atau media massa, pendidikan, lingkungan, pengalaman, usia, sosial budaya dan ekonomi. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian Nisa (2015), bahwa sebagaian besar responden pernah mendapat informasi tentang tatalaksana diare. Akan tetapi, hasil uji statistik sebelum diberikan intervensi menunujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian informasi dengan perubahan skor pengetahuan ibu yakni dengan p>0,05 sebesar 0,62. Media massa seperti televisi dan radio juga dianggap kurang memberikan kenyamanan dalam memberikan informasi kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena perlunya intensitas yang besar saat menggunakannya (Rahmawati, 2008). Intervensi sudah banyak dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare. Pendekatan terbaik adalah melalui pendidikan kesehatan kepada ibu (Merga & Alemayehu, 2015; Silah, et al., 2013). Pemahaman masyarakat yang membagi diare sebagai penyakit dan bukan penyakit, membuktikan bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan selama ini belum berhasil menghilangkan kesenjangan dan anggapan yang kurang tepat (Rahmawati, 2008). Salah satu metode yang akan dilakukan penelitian ini adalah edukasi peer group yang dilakukan oleh peer educator. Peer educator dapat memberikan informasi antar kelompok sebaya (peer groups) yang memiliki hubungan lebih akrab, menggunakan bahasa yang sama dan dengan cara penyampaian yang santai. Sehingga, sasaran lebih nyaman dalam berdiskusi tentang permasalahan yang dihadapi termasuk masalah yang sensitif. Proses

4 belajar dengan peer educator juga melibatkaredn peran peserta secara aktif, sehingga diharapkan lebih memberikan manfaat untuk meningkatkan pengetahuan (Blankhart, 2002 cit. Murti, 2006). Penelitian pendidikan kesehatan peer group oleh peer educator sudah dilakukan sebelumnya mengenai pencegahan bahaya rokok. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap peer group setelah pemberian intervensi (Manurung, 2004). Selain itu, penelitian Murti (2006) juga menjelaskan bahwa promosi kesehatan melalui peer educator lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu terhadap upaya penemuan tersangka penderita TB paru dibandingkan dengan promosi kesehatan melalui metode ceramah. Komponen pembelajaran seperti media dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan (Setiawati dan Dermawan, 2008). Media pendidikan kesehatan yang diinginkan masyarakat adalah edukasi dengan media tertulis yang dapat dibawa pulang seperti booklet. Masyarakat menilai dengan menggunakan media tetulis dapat digunakan sebagai panduan dan mempermudah mereka jika ingin mempelajarinya kembali (Rahmawati, 2008). Tulisan dalam booklet dibuat sedemikan rupa sehingga dapat menarik perhatian pembaca. Selain itu, gambar yang terdapat dalam booklet digunakan untuk menstimulus pembaca sehingga dapat lebih cepat menangkap pengetahuan yang tersedia (Adawiyani, 2013). Penelitian Mintarsih (2007) menyebutkan bahwa booklet lebih efektif dapat meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan poster. Kefektifan booklet sebagai salah satu media pendidikan kesehatan telah dibuktikan dalam penelitian Hutasoit (2016) dan Mustaida (2014) yaitu mampu

5 meningkatkan pengetahuan ibu dibandingkan kelompok yang tidak diberikan booklet. Selain itu, penelitian Yu, et al., (2015) menyatakan bahwa terjadi peningkatan status kesehatan dan rasa ingin tahu pasien tentang penyakit pada kelompok yang diberi pendidikan kesehatan menggunakan booklet. Hal tersebut didukung oleh penelitian Mayasari, et al., (2016), bahwa pengetahuan ibu tentang Pneumonia pada balita dapat bertambah dengan adanya penyuluhan kesehatan dengan media booklet. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2013, jumlah kasus KLB diare sebanyak 646 orang dan menyebabkan kematian pada 7 orang. Sedangkan, jumlah kasus KLB diare tahun 2014 sebanyak 2.549 orang dan menyebabkan kematian pada 29 orang (Kemenkes, 2014). Studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan bahwa kasus diare terus meningkat setiap tahunnya dan termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang paling banyak ditemukan. Salah satu Kabupaten di Provinsi DIY yang memiliki jumlah penderita diare paling tinggi yaitu Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan data bulan Januari-Desember 2015, total kasus diare di Kabupaten Kulon Progo sebesar 2.171 (Dinkes, 2016). Pada tahun 2015, jumlah penderita diare tertinggi terdapat pada Kecamatan Sentolo dibandingkan dengan 11 kecamatan lain yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Insiden diare paling banyak dialami oleh balita daripada orang

6 dewasa (Riskesdas, 2013; SDKI, 2012). Hal tersebut serupa dengan rerata usia yang banyak mengalami diare di Kecamatan Sentolo yaitu kelompok balita. Upaya yang sudah dilakukan Puskesmas Sentolo 1 untuk mengatasi penyakit diare seperti memberikan penyuluhan melalui media leaflet. Akan tetapi, kejadian diare di Kecamatan Sentolo masih cukup tinggi dan belum terdapat penilaian dari pemberian edukasi menggunakan leaflet tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh edukasi peer group menggunakan booklet terhadap pengetahuan ibu pada balita di kecamatan Sentolo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumsan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah apakah edukasi peer group menggunakan booklet berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare pada balita di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh edukasi peer group menggunakan booklet terhadap pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare pada balita di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. 2. Tujuan Khusus Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare pada balita sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penyedia pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan sebagai salah satu metode dan media yang dapat memperbaiki serta mengoptimalkan penatalaksanaan diare. 2. Bagi keluarga Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang penatalaksanaan diare, sehingga mampu mengaplikasikan dengan tepat dalam kehidupan sehari hari. 3. Bagi kader Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi metode yang tepat bagi kader dalam membagi dan meneruskan ilmu tentang penatalaksanaan diare yang tepat untuk masyarakat. 4. Bagi pukesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat untuk membantu menetapkan strategi dan kebijakan yang tepat, serta menurunkan angka kejadian diare pada balita. 5. Bagi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai salah satu evidence based practice keperawatan.

8 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terkait yang pernah dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Hutasoit (2016) yang berjudul Pengaruh Penambahan Media Edukasi Booklet tentang Pencegahan Diare dan Pneumonia secara Terpadu Terhadap Pengetahuan Ibu di Kulon Progo. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu dengan rancangan pretest-posttest non equivalent kontrol group design. Subjek penelitian adalah ibu balita usia 0-59 bulan sebanyak 167 responden. Kelompok intervensi diberikan pendidikan kesehatan dengan tambahan booklet, sementara kelompok kontrol hanya pendidikan kesehatan denagan ceramah. Pemilihan sampel secara random dengan teknik cluster sampling. Uji Wilcoxon Sign Rank dan Uji Mann Whitney digunakan untuk analisis statistik bivariat dengan tingkat kemaknaan 0,05 dan interval kepercayaan sebesar 95%. Hasil penelitian ini pengetahuan ibu pada kelompok yang diberikan booklet lebih tinggi dibandingkan pada kelompok penyuluhan tanpa booklet. Persamaan penelitian terletak pada topik penelitian, subjek penelitian dan media pendidikan kesehatan yang digunakan. Sedangkan, perbedaannya terdapat pada desain penelitian, teknik pemilihan sampel, instrument dan metode pendidikan kesehatan yang digunakan. 2. Mustaida (2014) yang berjudul Efektivitas Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Merawat Pasien Anak Diare di Dua Rumah Sakit di Wonosobo. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design dengan rancangan penelitian non randomized control group pre test post test. Responden adalah ibu dari balita penderita diare di dua rumah sakit di

9 Wonosobo berjumlah 33 orang untuk masing-masing kelompok. Pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan video dari MTBS. Analisis data menggunakan Paired T test dan T test independent. Hasil penelitian ini ratarata peningkatan nilai pengetahuan dan sikap antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0,000;α=0,05). Persamaan penelitian terletak pada topik penelitian, subjek penelitian dan media pendidikan kesehatan yang digunakan. Sedangkan, perbedaannya terdapat pada desain penelitian, teknik pemilihan sampel, lokasi penelitian, dan metode pendidikan kesehatan yang digunakan. 3. Penelitian Kumala (2014) yang berjudul CBIA-Diare untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu dalam Tatalaksana Diare pada Balita di Bina Keluarga Balita (BKB) Desa Banguntapan Kabupaten Bantul. Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu dengan rancangan pre test-post test control group design. Masing-masing 40 responden untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hubungan antara variable penelitian dianalisis dengan Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil penelitian ini pengetahuan, sikap dan perilaku ibu mengalami peningkatan setelah dilakukan intervensi dengan metode Cara Belajar Ibu Aktif-Diare (CBIA-Diare). Persamaan penelitian terletak pada topik penelitian. Sedangkan, perbedaannya terdapat pada desain penelitian, teknik pemilihan sampel, lokasi penelitian dan metode pendidikan kesehatan yang digunakan.

10 4. Manurung (2004) yang berjudul Pendidikan Kesehatan oleh Peer Education sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Merokok pada Peer Group. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan rancangan non-equivalent control group design with pre-test and post-test. Sampel adalah 33 siswa SMP yang membentuk peer group. Pemilihan sampel secara purposive. Analisis menggunakan uji statistic paired t-test dan uji t-test independent dengan taraf signifikansi p=0,05. Hasil penelitian ini ada pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap peer group setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan bahaya rokok oleh peer educator. Persamaan penelitian terletak pada metode yang digunakan. Sedangkan, perbedaannya terdapat pada topik penelitian, desain penelitian, subjek penelitian dan media pendidikan kesehatan yang digunakan.