BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi yang telah tersebar di seluruh Indonesia. Penggunaan jaringan serat optik ini sangat diperlukan mengingat berbagai kelebihan yang dimiliki oleh jaringan serat optik yang tidak dimiliki oleh kabel koaksial biasa atau kabel tembaga. Jaringan serat optik ini digunakan untuk jaringan back bone. Pada dasarnya JARLOKAF ini hanya berupa suatu jaringan akses saja. Berdasarkan modus aplikasinya, JARLOKAF terbagi menjadi FTTH (fiber to the home), FTTZ (fiber to the zone), FTTC (fiber to the curb), dan FTTB (fiber to the building). Modus-Modus aplikasi ini dibedakan berdasarkan titik konversi optiknya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan titik konversi optik (TKO) adalah titik dimana perangkat multiplexer atau biasa disingkat MUX ditempatkan. Perangkat multiplexer merupakan perangkat yang menjadi antar muka serat optik dengan sistem yang terhubung dengannya, baik itu disisi sentral maupun di HUB. Pada pembahasan ini, perangkat multiplexer yang dimaksudkan adalah OSN 3500, dan OSN 7500 Huawei. 32
3.2 Ring SDH MSC Taman Rasuna Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh CCITT (ITU-T). Dalam upaya meningkatkan performansi dan kapasitas jaringan PT. Bakrie Telecom telah melakukan pembangunan jaringan Synchronous Digital Hierarchy (SDH) tersebut dengan topologi ring khususnya pada area MSC Taman Rasuna. Jaringan ring ini termasuk dalam kategori ring yang besar dengan jumlah kapasitas yang sangat besar. Berikut adalah spesifikasi keadaan ring optik PT. Bakrie Telecom saat ini seperti yang tertera pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Data kondisi ring SDH MSC Taman Rasuna Jumlah ring Standar transmisi Jenis serat optik Panjang Gelombang Main Hole Pit Hand Hole Loose Tube (48 ) 5 Ring STM-1 sampai dengan STM-64 Single Mode 1310 nm per 2 km per 300 m 4 Tube (1 Tube = 12 ) 33
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Ring Fiber Optic Padaa tugas akhir ini penulis akan mencoba untuk mengevaluasi jaringan fiber optic di Ring 1 (Gambar 3.1). dimana pengukuran dilakukan untuk link TRA-TJB dan TRA-BKB. Berikut akan dijelaskan mengenai sistem transmisi PCM 30. PCM 30 terdiri atas 32 time slot, dimana 30 time slot adalah untuk sinyall utama, 2 time slot untuk sinyal tambahan (slot ke 0 untuk supervisi/ frame allignment, slot ke 31 untuk signalling). Jumlah total adalah 8x32 = 256 bit. Karena pembentukannya berlangsung selama 125 μs, maka diperoleh jumlah total 2.048.000 selama 1 detik, menghasilkan kecepatan 2048 kbps atau 2,048 Mbps. Salurann yang memiliki kapasitas 2,048 Mbps 34
disebut saluran E1. E1 atau sirkuit E-1 (E-carrier) adalah nama format transmisi digital dengan 30 time slot berkecepatan 2,048 megabit per detik. E1 merupakan standar yang dipakai di Eropa dan Indonesia. Standar E1 ini ekivalen dengan standar T1 yang dipakai di Amerika, dengan perbedaan T1 menggunakan 24 time slot dengan kecepatan 1,554 megabit per detik. Saluran ini berbentuk saluran khusus dan digunakan pada awalnya untuk sambungan trunk antar sentral, namun sekarang mulai banyak disewakan oleh perusahaan telekomunikasi untuk jalur komunikasi data. Sistem transmisi PCM 30 banyak digunakan di Eropa, Australia, Amerika Latin, juga termasuk di Indonesia. Selain itu, secara spesifik jenis serat optik yang digunakan pada ring ini adalah jenis single mode dengan loose tube yang terdiri dari 4 tube dimana setiap tube-nya berisi 12 core serat optik. Spesifikasi serat optik tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Karakteristik serat optik yang digunakan Panjang Gelombang Atenuasi Splices Loss Connector Loss 1310 nm 0.3 db/km 0.2 db 0.5 db Standar tersebut merupakan acuan yang akan digunakan dalam perhitungan dan analisis power budget untuk jaringan akses serat optik yang akan dihitung pada Bab 4. 35
3.3 Metode Pengukuran Untuk mengetahui kualitas link yang dianalisa, akan digunakan alat ukur Optical Domain Time Reflectometer (OTDR) dan BER test. 3.3.1 Pengukuran dengann Optical Domain Time Reflectometer (OTDR) Pengukuran dengan menggunakan Optical Time Domain Reflectometer digunakan untuk mengetahui redaman dan Jarak dari fiber optik yang kita ukur. Untuk cara pengukuran dapat kita lihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Diagram pengukuran dengan Optical Domain Time Reflectometer (OTDR) 36
Proses pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pengukuran fiber optik dilakukan secara bergantian per core 2. OTDR di setting parameter-parameter sebagai berikut: a. Wavelength : 1310 nm b. Jarak ukur : 20 km Pengambilan data dilakukan di OTB MSC Taman Rasuna. Dari hasil pengukuran OTDR, diperoleh data jarak, redaman fiber optik, redaman splicing. Berikut adalah data hasil pengukuran pada 2 Link MSC Taman Rasuna: Tabel 3.3 Data hasil pengukuran OTDR link MSC Taman Rasuna HUB Bekasi Barat No. Tube No Status Jarak (m) Avg Slope (db/km) Loss Pengukuran Avg Splice (db) Total Loss (db) 1 1 Used 2 2 Used 3 3 Used 4 4 Used 1 5 5 Used 6 6 Used 7 7 Used 8 8 Used 37
9 9 Used 10 10 Used 11 11 Idle 16647.18 0.3828 0.0733 6.935 12 12 Idle 16636.95 0.3055 0.1234 6.028 13 13 Used 14 14 Used 15 15 Used 16 16 Used 17 17 Used 18 18 Used 2 19 19 Used 20 20 Used 21 21 Used 22 22 Used 23 23 Used 24 24 Used 25 25 Used 26 3 26 Used 27 27 Used 38
Tabel 3.3 Lanjutan Data hasil pengukuran OTDR link MSC Taman Rasuna HUB Bekasi Barat No. Tube No Status Jarak (m) Avg Slope (db/km) Loss Pengukuran Avg Splice (db) Total Loss (db) 28 28 Used 29 29 Idle 16647.18 0.3470 0.0613 5.955 30 30 Idle 16647.18 0.3054 0.0820 5.762 31 31 Used 32 3 32 Used 33 33 Used 34 34 Used 35 35 Used 36 36 Used 37 37 Idle 16667.64 0.3221 0.1543 7.309 38 38 Idle 16677.87 0.3831 0.1450 7.065 39 39 Idle 16677.87 0.3595 0.1418 6.788 40 40 Idle 16677.87 0.4019 0.0990 6.579 41 41 Idle 16677.87 0.4148 0.1310 7.063 4 42 42 Idle 16677.87 0.4101 0.1181 6.867 43 43 Idle 16677.87 0.3521 0.2379 7.304 44 44 Idle 16677.87 0.3429 0.1242 6.858 45 45 Idle 16677.87 0.3243 0.1306 6.841 46 46 Idle 16677.87 0.3523 0.1486 6.966 39
47 47 Idle 16677.87 0.3368 0.1341 6.844 48 48 Idle 16677.87 0.3621 0.0524 7.321 Tabel 3.4 Data hasil pengukuran OTDR link MSC Taman Rasuna MSC Tanjung Barat No. Tube No Status Jarak (m) Avg Slope (db/km) Loss Pengukuran Avg Splice (db) Total Loss (db) 1 1 Idle 14058.53 0.3180 0.0940 4.7560 2 2 Idle 14061.08 0.3312 0.0340 4.6570 3 3 Used 4 4 Used 5 5 Used 6 6 Used 1 7 7 Used 8 8 Used 9 9 Idle 14061.08 0.4296 0.0743 4.8000 10 10 Idle 14061.08 0.3733 0.0665 4.7190 11 11 Idle 14058.53 0.3205 0.0960 4.6250 12 12 Idle 14061.08 0.3185 0.1245 4.8480 13 13 Idle 14061.08 0.3105 0.1865 4.8120 14 14 Idle 14061.08 0.3232 0.0080 4.6950 2 15 15 Used 16 16 Used 40
17 17 Used 18 18 Used 19 19 Used 20 20 Used 21 21 Idle 29454.87 0.3340 0.4822 12.1590 22 22 Idle 29442.08 0.3365 0.2953 10.7220 23 23 Idle 14061.08 0.3240 0.0585 4.6780 24 24 Used 25 25 Used 26 26 Used 27 27 Used 28 28 Used 29 29 Used 30 30 Used 3 31 31 Idle 14066.20 0.3063 0.0615 4.4900 32 32 Idle 14066.20 0.3200 0.0000 4.5010 33 33 Idle 14066.20 0.3120 0.1340 4.7460 34 34 Idle 14066.20 0.3185 0.0448 4.6390 35 35 Idle 14066.20 0.3200 0.0730 4.6980 36 36 Idle 14066.20 0.3245 0.0750 4.6950 37 37 Idle 14091.78 0.3222 0.1195 5.2620 38 38 Idle 14091.78 0.3063 0.0800 5.1030 4 39 39 Idle 14094.34 0.3525 0.1320 5.2530 40 40 Idle 14094.34 0.3520 0.2700 5.2620 41
Tabel 3.4 Lanjutan Data hasil pengukuran OTDR link MSC Taman Rasuna MSC Tanjung Barat No. Tube No Status Jarak (m) Avg Slope (db/km) Loss Pengukuran Avg Splice (db) Total Loss (db) 41 41 Idle 14094.34 0.2940 0.0812 5.2300 42 42 Idle 14094.34 0.4580 0.0670 5.3390 43 43 Used 44 44 Used 45 45 Idle 9763.72 0.3387 0.9265 5.2650 46 46 Idle 9763.72 0.3428 0.6460 5.2880 47 47 Idle 9763.72 0.3470 0.9670 5.2930 48 48 Idle 9766.28 0.3277 1.0135 5.2610 3.3.2 Pengukuran dengan BER Test Pengukuran dengan menggunakan BER test digunakan untuk mengetahui kualitas fiber optik yang kita evaluasi. Untuk cara pengukuran dapat kita lihat pada gambar 3.3. 42
Gambar 3.3 Diagram pengukuran dengan BER Test Proses pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Untuk melakukan pengukuran fiberr optik dengan BER test, perlu loop patch core di sisi lawan. Dan untukk itu penuliss melakukan loop di HUB Bekasi barat dan MSC Tanjung Barat. 2. Loop dimulai dengan angka ganjil (example, core 1 dan core 2, core 3 dan core 4, dan seterusnya) 3. BER test di setting parameter-parameter sebagai berikut: a. Test mode : Single b. Test Interface : 155M O c. Test Payload : VC4bulk d. Frame : Unframe 43
e. Txclck : Intern f. Meas Duration : 000:10 Pengambilan data dilakukan di OTB MSC Taman Rasuna. Dari hasil pengukuran BER test, diperoleh kualitas dari fiber optik yang kita ukur. Berikut adalah data hasil pengukuran pada 2 Link MSC Taman Rasuna: Tabel 3.5 Data hasil pengukuran BER Test link MSC Taman Rasuna MSC Tanjung Barat No. Tube No Status Jarak (m) Ber Test 1 1 Used 2 2 Used 3 3 Used 4 4 Used 5 1 5 Used 6 6 Used 7 7 Used 8 8 Used 9 9 Used 44
Tabel 3.5 Lanjutan Data hasil pengukuran BER Test link MSC Taman Rasuna MSC Tanjung Barat No. Tube No Status Jarak (m) Ber Test 10 10 Used 11 1 11 Idle 16647.18 12 12 Idle 16636.95 13 13 Used 14 14 Used 15 15 Used 16 16 Used 17 17 Used 18 18 Used 2 19 19 Used 20 20 Used 21 21 Used 22 22 Used 23 23 Used 24 24 Used 25 25 Used 3 26 26 Used 45
27 27 Used 28 28 Used 29 29 Idle 16647.18 30 30 Idle 16647.18 31 31 Used 32 32 Used 33 33 Used 34 34 Used 35 35 Used 36 36 Used 37 37 Idle 16667.64 38 38 Idle 16677.87 4 39 39 Idle 16677.87 40 40 Idle 16677.87 Tabel 3.6 Data hasil pengukuran BER Test link MSC Taman Rasuna NUB Bekasi Barat No. Tube No Status Jarak (m) BER Test 1 1 Idle 14058.53 1 2 2 Idle 14061.08 46
3 3 Used 4 4 Used 5 5 Used 6 6 Used 7 7 Used 8 8 Used 9 9 Idle 14061.08 10 10 Idle 14061.08 11 11 Idle 14058.53 12 12 Idle 14061.08 13 13 Idle 14061.08 14 14 Idle 14061.08 15 15 Used 2 16 16 Used 17 17 Used 18 18 Used 47
Tabel 3.6 Lanjutan Data hasil pengukuran BER Test link MSC Taman Rasuna HUB Bekasi Barat No. Tube No Status Jarak (m) BER Test 19 19 Used 20 20 Used 21 21 Idle 29454.87 2 22 22 Idle 29442.08 23 23 Idle 14061.08 24 24 Used 25 25 Used 26 26 Used 27 27 Used 28 28 Used 29 29 Used 30 3 30 Used 31 31 Idle 14066.20 32 32 Idle 14066.20 33 33 Idle 14066.20 34 34 Idle 14066.20 35 35 Idle 14066.20 48
36 36 Idle 14066.20 37 37 Idle 14091.78 38 38 Idle 14091.78 39 39 Idle 14094.34 40 40 Idle 14094.34 41 41 Idle 14094.34 42 42 Idle 14094.34 4 43 43 Used 44 44 Used 45 45 Idle 9763.72 46 46 Idle 9763.72 47 47 Idle 9763.72 48 48 Idle 9766.28 3.4 Perangkat SDH OSN Salah satu perangkat yang menyediakan koneksi SDH adalah OSN 7500. perangkat ini dihasilkan oleh Huawei dan dapat menyediakan koneksi SDH dengan kapasitas maksimal sebesar STM-64. Perangkat ini dapat mendukung beberapa topologi jaringan seperti point to point, ring dan lain lain. Operasi, administrasi dan pemeliharaan OSN 7500 dilakukan oleh sebuah manajemen jaringan yaitu Network Management System U2000 pada suatu server atau workstation yang merupakan perkembangan dari Network Management System T2000. 49
Padaa OSN 7500 merupakan multiplexer dengan system modular plug-in card, single stage multiplexing terpenuhi dan ini memudahkan dalam meng-upgrade ke jenis transpot yang berbeda, seperti Fast Ethernet, Optical maupun level E1. Gambar 3.4 Sub Rackk OSN 7500 Di OSN 7500, setiap slot memiliki kapasitas yang berbeda, dimana slot bagian tengah memiliki kapasitas yang lebih besar. Karakteristik k kerja dari OSN 7500 adalah sebagai berikut : 1. Temperatur operasi : -5 0 s/d 50 0 C 2. Penggunaan jenis kabel dan panjang gelombang : Single Mode : 1310 nm 3. Dayaa sumber optik single mode adalah -77 s/d 2 dbm 4. Sensitivitas penerima adalah -25 dbm 5. Konektor Optik LC/PC 50