BAB II DASAR TEORI. adalah dengan menggunakan teknologi serat optik. Teknologi serat optik
|
|
- Hadi Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi telekomunikasi yang telah berkembang pesat, memberikan dampak yang besar pada perkembangan teknologi informasi pada masyarakat masa kini. Salah satu solusi untuk mengatasi perkembangan teknologi informasi ini adalah dengan menggunakan teknologi serat optik. Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang menggunakan media cahaya sebagai penyalur informasi. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya yang kemudian disalurkan melalui kabel serat optik dan diterima pada sisi penerima untuk diubah kembali menjadi sinyal listrik. Akan tetapi pada saat serat optik dipilih sebagai media transmisi, maka perlu dilakukan suatu perhitungan dan analisis power budget (anggaran daya) sebelum serat optik digunakan dalam sebuah jaringan telekomunikasi agar suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik dan lancar, seperti adanya rugirugi transmisi (loss) pada kabel serat optik yang dapat menurunkan kualitas transmisi. Analisis ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu jaringan, biaya dan prediksi lamanya usia suatu jaringan telekomunikasi serta untuk mengetahui kelayakan suatu jaringan dalam mengirim informasi. 2.2 Serat Optik Serat optik merupakan helaian optik murni yang sangat tipis (tebalnya setipis rambut manusia) dan dapat membawa data informasi digital untuk jarak 6
2 jauh. Helaian tipis ini tersusun dalam bundelan yang dinamakan kabel serat optik dan berfungsi mentransmisikan (mengirim) cahaya, hampir tanpa kerugian. Dimana artinya, cahaya yang berhasil dikirim dari satu tempat ke tempat lain hanya mengalami kehilangan sinyal dalam jumlah yang sangat sedikit. Karena bukan penghantar listrik, kabel kebal terhadap interferensi listrik [1]. Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata. Bagian-bagian dari serat optik biasanya terdiri dari inti (core) yaitu kaca tipis yang berada di tengah serat yang digunakan sebagai jalan cahaya, pembungkus (cladding) yaitu bagian optikal terluar yang mengelilingi inti yang berfungsi untuk memantulkan cahaya kembali ke inti, serta jaket penyangga (coating) yang berfungsi melindungi serat dari temperatur dan kerusakan. 2.3 Jenis Serat Optik Saat ini ada tiga 3 jenis serat optik yang populer pemanfaatannya pada sistem komunikasi serat optik yaitu : 7
3 2.3.1 Serat Optik Single-mode Index Pada single-mode fiber, terlihat pada Gambar 2.1 bahwa indeks bias akan berubah dengan segera pada batas antara core dan cladding (step index). Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk cladding maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil, sekitar 10 µm, dibandingkan dengan diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi atenuasi akibat adanya fading. Single-mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena di samping atenuasi yang kecil juga mempunyai jangkauan frekuensi yang lebar. Gambar 2.1 Serat Optik Single-mode index [2] Serat Optik Multi-mode Graded Index Multi-mode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau dapat juga dibuat dengan silca glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded index multi-mode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat core sampai batas antara core dengan cladding. Semakin kecil indeks bias maka kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima. 8
4 Diameter core serat optik ini µm dan diameter cladding µm. Atenuasi minimum adalah sebesar 0.70 db/km pada panjang gelombang 1180 nm dan lebar pita frekuensi sebesar 150 Mhz sampai dengan 2 Ghz. Oleh karenanya jenis serat optik ini sangat ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak menengah dengan menggunakan seumber cahaya LED maupun LD (Laser Diode). Perambatan cahaya pada jenis Multi-mode graded index dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Serat optik Multi-mode graded index [2] Serat Optik Multi-mode Step Index Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besarnya µm dan diameter cladding sebesar µm. Pada serat optik ini terjadi perubahan indeks bias dengan segera atau lazim dimana dengan diameter core yang besar digunakan untuk menikkan efisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED. Atenuasi pada saat pengiriman tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data dengan kecepatan rendah dan jarak dekat. Perambatan cahaya pada jenis Multi-mode step index dapat dilihat pada Gambar
5 Gambar 2.3 Serat optik Multi-mode step index [2]. 2.4 Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) Jaringan kabel lokal akses fiber paling sedikitnya terdapat dua perangkat aktif yang dipasang di Central Office dan yang lainnya dipasang di dekat dan atau di lokasi pelanggan. Berdasarkan lokasi penempatan perangkat aktif yang dipasang di dekat dan atau dilokasi pelanggan maka terdapat beberapa konfigurasi, antara lain sebagai berikut: [3] 1. Fiber To The Building (FTTB) TKO (Titik Konverensi Optik) terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruangan telekomunikasi di basement atau tersebar di beberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKG, FTTB dapat dianalogikan dengan daerah catu langsung pada jaringan kabel tembaga. 2. Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, biasanya berupa cabinet yang ditempatkan di pinggir jalan sebagai mana biasanya RK (Rumah Kabel), terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK. 10
6 3. Fiber To The Curb (FFTC) TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun di manhole, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meer saja, FTTC dapat dianologikan sebaai pengganti titik pembagi. 4. Fiber To The Tower (FTTT) TKO terletak di dalam shelter dari pada tower, terminal equipment system GSM/CDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor hingga beberapa meter saja. Jaringan kabel serat optik yang mencatu tower adalah kabel fiber optik drop jika lokasi tower di perkotaan, dan kabel fiber optik distribusi kalau lokasi tower di pinggiran kota. Sehingga FTTT dapat dianalogikan sebagai pengganti ODP (FTTC) atau TB (FTTH). 5. Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di dalam rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja. FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok (TB). Arsitektur jaringan FTTH dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Arsitektur jaringan FTTH [3]. 11
7 Secara umum jaringan FTTH dapat dibagi menjadi empat segmen catuan kabel, selain perangkat aktif sperti OLT dan ONU atau ONT, yaitu sebagai berikut: 1. Segmen A, yaitu catuan kabel feeder. 2. Segmen B, yaitu catuan daya distribusi. 3. Segmen C, yaitu catuan kabel penanggal atau drop. 4. Segmen D, yaitu catuan kabel rumah atau gedung. 2.5 Konsep Dasar Fiber To The Home (FTTH) FTTH dapat didefinisikan sebagai arsitektur jaringan optik mulai dari sentral office (STO) hingga ke perangkat pelanggan. Dalam jaringan akses fiber FTTH terdapat segmen-segmen catuan, antara lain: catuan kabel feeder, catuan kabel distribusi, catuan kabel drop dan catuan kabel indoor, serta pelanggan aktif yaitu OLT dan ONU/ONT seperti terlihat pada Gambar 2.4. Spesifikasi loss maksimum pada jaringan Fiber To The Home (FTTH) dapat dilihat pada Tabel 2.1 [4]. Tabel 2.1 Loss Maksimum pada FTTH. No. Network Element Ukuran 1 Kabel 0,35 db/km 2 Splicing 0,1 db 3 Connector Loss 0,25 db (Refer IEC Grade B attenuation) 4 Splitter 1:2 3,70 db 5 Splitter 1:4 7,25 db 6 Splitter 1:8 10,38 db 7 Splitter 1:16 14,10 db 8 Splitter 1:32 17,45 db 12
8 2.6 PON (Passive Optical Network) PON adalah bentuk khusus dari FTTH yang mengandung perangkat optik pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering, namun terjadi redaman. Dalam PON terdapat tiga komponen utama, yaitu : 1.OLT (Optical Line Termination). 2.ODN (Optical Distribution Network). 3.ONU (Optical Network Unit). Keluaran dari OLT ditransmisikan melalui ODN yang menyediakan alatalat transmisi optik mulai dari OLT sampai pelanggan. ONU menyediakan interface pada sisi pelanggan dari DS (Distribution Point) dan dihubungkan dengan ODN. Teknologi PON pada dasarnya adalah teknologi untuk hubungan point to multipoint dan topologi ini sesuai untuk melayani kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan hanya menambah perangkat ONU di lokasi pelanggan. Metode akses yang digunakan pada PON salah satunya adalah TDM (Time Division Multiplexing)/TDMA (Time Division Multiplexing Access). Pada arah downstream, sinyal TDM dari PLT memuat semua informasi pelanggan dalam slot yang ditentukan dan disebarkan ke semua ONU yang terhubung oleh OLT. Tiap ONU hanya mengakses pada slot yang telah ditentukan utuk transmisi, karena semua informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengaman sinyal, dengan encryption. Sinyal optik upstream dari setiap ONU ditransmisikan secara bersamaan dengan metode TDMA untuk menghindari 13
9 collision, karena jarak antara OLT dan semua ONU berbeda-beda. Sedangkan panjang gelombang yang digunakan untuk downstream dan upstream pada daerah 1310 nm dan 1490 nm sesuai dengan rekomendasi ITU-T G 984 [2]. Karena kemampuan teknologi PON untuk mengirim dengan bandwidth yang lebih tinggi dan jarak yang jauh, sekitar Km, bahkan dengan gelombang tertentu bisa menembus jarak 50 Km, PON biasanya digunakan untuk jaringan metro atau untuk mobile backhaul yaitu koneksi antar core network atau base station dengan core network. Posisi PON di jaringan akses ini dapat dilihat pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Posisi PON di jaringan akses [5]. Jaringan PON memiliki beberapa tipe dan yang terkenal adalah APON/BPON, EPON atau GEPON dan GPON. Dimana dalam Tugas Akhir ini membahas tentang GPON. 2.7 GPON (Gigabit Passive Optical Network) GPON merupakan teknologi yang didukung oleh jaringan akses serat optik dan memiliki kapasitas bandwidth besar, kecepatan akses lebih cepat, serta 14
10 dapat melayani tiga layanan (triple play) berupa data, suara, video. Bila sebelumnya pelanggan dalam menggunakan internet membutuhkan modem, melakukan panggilan telepon atau IPTV dengan peralatan berbeda, maka penerapan GPON menyebabkan pelanggan bisa menggunakan layanan tersebut hanya pada satu alat bernama ONU (Optical Network Unit). Namun, dalam proses transmisi melalui serat optik tidak menutup kemungkinan terjadinya degradasi sinyal yang disebabkan karena redaman dan dispersi sehingga dapat mengganggu proses transmisi [6] Prinsip Kerja GPON Prinsip kerja GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk membuat serat optik tunggal dapat mengirim ke beberapa ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pengguna. Passive splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal sinyal kombinasi dalam satu jalur. Splitter juga berfungsi sebagai perute dan pengkombinasi berbagai sinyal optik. Pada prinsipnya, PON adalah sistem point to multipoint, dari serat optik tunggal ke arsitektur jaringan. Untuk sistem kerja dari teknologi GPON dapat dilihat sebagai berikut [5]: 15
11 a. Metode Enkapulasi : GEM GPON GEM merupakan metode enkapsulasi frame pada GPON dimana mekanisme ini bekerja pada lapis dua OSI. Frame GEM akan terdiri atas enkapsulasi data pengguna (suara, data dan video) dan ditambah dengan overhead. Jika tidak ada data pengguna yang akan dikirim, proses pengiriman frame akan disisipkan ke frame kosong (idle frame). Untuk selanjutnya frame GEM akan digabung dalam lapisan sub GTC (GPON Transmission Convergence) dengan panjang frame 125 µs. Proses konversi Ethernet ke GEM diawali dengan sistem GPON yang memecah frame ethernet dan langsung mengisi ke dalam payload GEM, kemudian frame GEM melakukan enkapsulasi informasi header. Proses konversi ini dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Proses konversi dari paket Ethernet ke frame GEM [5]. b. AES (Advance Encryption Standard) AES ini, merupakan mekanisme keamanan sistem transmisi antara OLT dengan ONU. Sistem GPON secara periodik akan mengganti (renew) kode keamanan untuk peningkatan aspek keamanannya. 16
12 Teknik mekanisme AES hanya untuk downstream saja, diawali dengan enkripsi yang dibuat dalam model counter 128 bit blok chiper kode dengan 128 bit key. Pergantian key diinisiasi dan dikontrol oleh OLT dan key diganti tiga kali setiap detiknya. Ketika OLT menerima key yang benar, maka OLT akan mengirim key switch message ke ONU dan kemudian melakukan trafik downstream. c. DBA (Dynamic Bandwidth Assignment) Mekanisme dimana secara dinamik ONT dapat meminta dan memberi bandwidth yang telah dialokasikan oleh T-CONT (Transmission Containers). Mekanisme kerja DBA dibagi dua yaitu status reporting dan predictive. Pada saat melakukan status reporting, ONT melaporkan status buffer mereka dan membuatkan antrian dengan DBR (Dynamic Bandwidth Reports) ke arah OLT, kemudian OLT menetapkan ulang bandwidth berdasarkan kapasitas buffer yang tersedia dan informasi antrian diberikan oleh ONT. Pada saat melakukan predictive, OLT memonitoring dan mengadakan pengaturan berdasarkan utilisasi setiap ONT. Ketika utilisasi ONT melebihi nilai threshold yang diberikan, maka tambahan bandwidth segera ditetapkan jika tersedia. Pada umumnya sistem GPON itu berbasis teknologi PON dan dari satu core mengeluarkan tiga gelombang (full duplex). Dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Sistem transmisi teknologi GPON [5]. 17
13 Sistem Transmisi GPON mempunyai dua model, yaitu downstream dan upstream. Arah downstream, frame GEM akan dibroadcast (mengirim) ke semua ONU, dari OLT ke semua ONU, dimana masing-masing ONU akan mengidentifikasi paket yang diterimanya dari overhead frame serta memfilter data yang masuk berdasarkan portid. Proses model transmisi downstream dapat dilihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Sistem pengiriman sinyal downstream pada GPON [5]. Downstream frame GTC memiliki durasi 125 µs dan panjang byte, dimana sesuai dengan data downstream Gbps. Psync (4 bite) menunjukkan frame permulaan untuk ONU. Indent berisi superframe counter 8 Khz yang digunakan oleh sistem enkripsi dan juga digunakan untuk memberikan sinyal synchronous refrence tingkat rendah. PLOAMd menangani fungsi seperti OAM (operation, administration, and management) yang berhubungan dengan penanda. BIP (Bit Interleaved Parity) digunakan untuk memperkirakan tingkat kesalahan bit. Plend (Payload Length Indicator downstream) memberikan panjang bandwidth upstream (Bwmap). Setiap masukan dalam bandwidth upstream (Bwmap) merupakan alokasi bandwidth tunggal untuk T-CONT dituju. 18
14 Sedangkan untuk model transmisi upstream, frame GEM akan dibawa dalam bentuk semacam kontainer (kotak-kotak) yang diistilahkan T-CONT (Transmission Container). T-CONT akan membawa portid dari GEM setiap ONU. Pada saat transmisi upstream bekerja, OLT mengkontrol kanal upstream dengan pengaturan seperti window (jendela) waktu dari masing-masing ONT. Proses model transmisi upstream dapat dilihat pada Gambar 2.9. Pada Gambar 2.9 terlihat bahwa durasi upstream frame GTS sebesar 125 µs dan panjang bit 19440, yang memberikan kecepatan data upstream sebesar 1,24416 Gbps. Setiap frame upstream berisi beberapa pecahan transmisi yang berasal dari satu atau beberapa ONU. Setiap pecahan transmisi upstream memiliki PLOu (Physic Layer Overhead upstream) dimana PLOu pada awalnya memecah link upstream ONU pada lapisan fisik dari link pecahan upstream. Gambar 2.9 Sistem pengiriman sinyal upstream pada GPON [5]. PLOAMu (Physic Layer operation administration management upstream) bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi mengelola seperti memulai, aktivasi ONT dan pemberitahuan. PLSu (Power Leveling Sequence upstream) berisi informasi 19
15 tentang tingkatan daya laser yang terlihat dengan OLT. DBRu (Dynamic Bandwidth Report upstream) menginformasikan panjang antrian masing-masing T-CONT di ONT. Arsitektur GPON berdasarkan pada TDM, sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3 (digital signal 3). Tidak seperti sistem multiplexer lainnya, GPON mempunyai layer PMD (Physical Medai Dependent) yang dilengkapi dengan FEC (Forward Error Correction). ONU mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan data di tiga mode power. Pada mode 1, ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan mentransmisikan 3-6 db lebih rendah daripada mode 1 yang memberikan OLT untuk memerintahkannya menurunkan daya apabila OLT mendeteksi sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi perintah ONT untuk menaikkan jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu rendah. Arsitektur GPON dapat dilihat pada Gambar Gambar 2.10 Arsitektur GPON [5]. 20
16 2.7.2 Konfigurasi GPON [7] : Konfigurasi jaringan GPON pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 bagian 1. Optical Line Terminal (OLT) OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (servive provider) data, video dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Elemen Managemen System (EMS). Bentuk nyata dari OLT dapat dilihat pada Gambar Gambar 2.11 Perangkat OLT. 2. Optical Distribution Network (ODN) Konfigurasi jaringan optik atau kadang disebut dengan istilah ODN adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ONU/ONT. 21
17 ODN menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODN menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONU. Perangkat Interior pada ODN terdiri dari : 1. Optical Fiber / Kabel Fiber Optik. 2. Splices. 3. Konektor. 4. Splitter. Splices merupakan peralatan yang digunakan untuk menyambungkan satu kabel serat optik dengan yang lainnya secara permanen. Ada dua prinsip sambungan yaitu sambungan fusi dan sambungan mekanik Sambungan fusi menggunakan pancaran listrik untuk mematri dua kabel serat optik secara bersama-sama. Teknik ini memerlukan orang yang ahli dan berpengalaman karena penjajaran kabel serat optik membutuhkan komputer terkontrol untuk mencapai kerugian sesedikit 0,05 db. Untuk sambungan mekanik, semuanya menggunakan elemen biasa. Teknik ini lebih mudah diterapkan dilapangan dengan kerugian sekitar 0,2 db. Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat kedua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan 22
18 terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optik sama rata. 3. Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU) ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan. ONU dihubungkan dengan melalui suatu Adaptation Unit (AU) yang menyediakan fungsi penyesuai antara ONU dan sisi pelanggan. Bentuk nyata dari ONT / ONU dapat dilihat pada Gambar Gambar 2.12 Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU) 23
19 2.7.3 Standar GPON Standar teknologi GPON dapat dilihat pada Tabel 2.2 [8]. Tabel 2.2 Standar Teknologi GPON. Karakteristik GPON Standarisasi ITU-T G.984 Rilis Draft Dokumen 2002 Frame ATM Efisiensi Frame ~92% Bandwidth Downstream 2,5 Gbps Upstream 1,25 Gbps Bandwidth per user 2,5 / 32 = 75 Mbps / ONU 2,5 / 64 = 35 Mbps / ONU 2,5 / 128 = 15 Mbps / ONU Layanan Jarak Maksimum Data, voice, video 20 km Jumlah Percabangan ONU 1 : 32 1 : 64 1 : 128 Keamanan AES 128 bit 24
BAB II DASAR TEORI. Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan kemajuan teknologi dalam bidang telekomunikasi dunia yang sedang maju serta pengaruh era globasasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK
ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Puti Mayangsari Fhatony (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini menunjukkan perubahan yang demikian cepat. Hal ini ditandai dengan semakin diminatinya layanan multiservice berbasis
Lebih terperinciBAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON
BAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan services sampai ke premise pelanggan menggunakan kabel fiber optik. Jika sebelumnya pelanggan
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciBAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1
BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar
Lebih terperinciANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman
ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG Yara romana rachman yararach@students.telkomuniversity.ac.id Abstrak Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG
ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG Rizka Nurhasanah Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinci11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding
TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN
ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan,
Lebih terperinciSIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM
SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM Dian Ratna Kumala Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom kumaladianratna@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote
BAB II DASAR TEORI 2.1. Jaringan Lokal Akses Fiber Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan yang menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote Unit (RU) dengan menggunakan
Lebih terperinciTeknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) Point to Point. 1 Digital Loop Carrier (DLC)
Teknologi Jarlokaf DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) No Teknologi Konfigurasi Dasar Keterangan 1 Digital Loop Carrier (DLC) Point to Point DLC konvensional
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparan, yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciJARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio
JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur Umum : Elemen Jaringan Akses Tembaga : (1) Sentral Telepon (2) Kabel Primer (3) Rumah Kabel (4) Kabel Sekunder
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1404 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2,
Lebih terperinciSukiswo Jartel, Sukiswo 1
JARINGAN AKSES OPTIK Sukiswo sukiswok@yahoo.com Jartel, Sukiswo 1 JARINGAN AKSES PSTN Jartel, Sukiswo 2 Outline Akses Tembaga Akses Optik Jartel, Sukiswo 3 JARINGAN AKSES TEMBAGA Sukiswo sukiswok@yahoo.com
Lebih terperinciFaculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015
PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 10 Jaringan Akses PSTN Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur
Lebih terperinciANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK
ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Edwin / 0522105 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciJaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT
Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Saluran / Jaringan Lokal Saluran yang menghubungkan pesawat pelanggan dengan Main Distribution Point disentral telepon. Panjang
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM
PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM Nurul Kholifah 1), Maria Ulfah, S.T.,M.T 2) 1),2) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM ANALYSIS IMPLEMENTATION OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK
Lebih terperinciJARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)
JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Konfigurasi Umum Jartel 2 Struktur Jaringan Figure A.3.33 The network hierarchy according to the ITU-T Figure
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Passive Optical Network (PON) Kehadiran teknologi PON yaitu sekitar pertengahan tahun 90-an. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada PON mengalami banyak sekali perubahan.
Lebih terperinciBAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP)
BAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) 2.1 GPON ( Gigabit Passive Optical Network ) 2.1.1 Latar Belakang PON Passive Optical Network (PON) adalah jaringan point to
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA
Lebih terperinciIgnatius Yoslan Kurniawan. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
ANALISIS DAN SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG MENGGUNAKAN OPTISYSTEM ANALYSIS AND SIMULATION FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK DESIGN ON BUAH
Lebih terperinciAnalisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom
Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom Minal Abral, Mochamad Djaohar Universitas Negeri Jakarta Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALYSIS IMPLEMENTATION FIBER TO THE HOME DEVICES with OPTISYSTEM
Lebih terperinciFiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)
Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM Annisa Ayu Lestari1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom annisalstr@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI
BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Konsep FTTH FTTH merupakan suatu konsep jaringan menggunakan kabel Fiber Optic sebagai penghantar sinyal cahaya yang dikirim dari pusat penyedia (Provider) ke kawasan pengguna.
Lebih terperinciAnalisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget
Analisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget Fahrudin Rosanto1*), Dodi Zulherman2, Fauza Khair3 Program
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING
ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING Analysis Implementation Fiber To The Home Devices With Optisystem on the Tower
Lebih terperinciMODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI
MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI Antarmuka Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah : Antarmuka Z (analog 2 kawat) Antarmuka digital 2 Mbps V5.1
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparant, yang mana penampangan dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME
STUDI PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN CBD POLONIA MEDAN Ismail Faruqi, Sihar P Panjaitan Koentrasi Teknik
Lebih terperinciBAB III MEKANISME KERJA
BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG
PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG Andi Muh B Soelkifly 1), Dwiki Kurnia 2), Ahmad Hidayat 3) Hervyn Junianto Kuen 4) Erna Sri Sugesti 5) 1),2),3
Lebih terperinciANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA
ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA Disusun oleh : I Gusti Dwiki Ary Wibowo (1022019) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT) DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY Disusun oleh : ALVEN
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK
BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK 2.1 FAKTOR PENDORONG PENGUNAAN KABEL OPTIK Mulai tahun 1990 an, operator telekomunikasi sudah mulai mengimplementasikan jaringan kabel optik di beberapa bagian infrastrukturnya.
Lebih terperinciFTTX. 1. Latar belakang
FTTX 1. Latar belakang Dengan berkembangnya internet (layanan berbasis IP) dan konektivitas broadband maka kebutuhan akan bandwith yang besar dengan kecepatan tinggi menjadi meningkat. Hal ini juga didorong
Lebih terperinciMODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh :
MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciDAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG
ABSTRAK Asynchronous Transfer Mode Passive Optical Network (APON) yang merupakan infrastruktur bagi kota besar oleh telecommunication carrier dan equipment vendor dianggap sebagai broadband access platform
Lebih terperinciBAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini
BAB II JARINGAN PSTN 2.1 Umum Jaringan VoIP pada dasarnya pengembangan dari jaringan telepon konvensional atau yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini menghubungkan
Lebih terperinciPengenalan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON)
Pengenalan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) Aldrin Fakhri A. [1], Andrea Vinaldo [2], Andri Rillio A. [3], Chandraditya Aridela [4], Junjungan Nainggolan [5], M. Najiburrahman [6], Ranggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi memegang peranan penting dihampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin beragamnya aktifitas manusia,
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG NETWORK DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Fratika Arie Yolanda (1), Naemah Mubarrakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG
PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG DESIGN OF FIBER TO THE HOME ACCESS NETWORK USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY
TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK DESIGN USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab kedua ini, diberikan pembahasan tentang teori-teori yang berhubungan dengan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dan Fiber Optic. Hal-Hal yang dijelaskan yaitu : 2.1. Pengenalan
Lebih terperinciPEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG
PEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG Arfan Husni Rahmanto 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 fanhus@students.telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciBAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK
BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK 2.1 KONSEP VDSL2 NGN akan mempunyai layanan konten yang bervariasi dan mengandalkan transmisi Bit Rate yang tinggi dalam prakteknya. Semua layanan akan berbasis data
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The
54 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada di PT. Telkom,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara konvensional, data dikirimkam melalui partikel elektron yang merambat pada medium yang bersifat konduktor. Kecepatan rambat elektron pada media konduktor terbilang
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI
ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI N.O. Pramundia 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG Abstrak DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH
Lebih terperinciFahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi, Kun Fayakun
Vol. 2, 2017 Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON): Studi Kasus Perumahan Graha Permai Ciputat Fahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi,
Lebih terperinciGian Dhaifannahri [1]
PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMBINASI FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN WI-FI PUBLIC DI PERUMAHAN PESONA CIGANITRI DESIGN AND ANALYSIS OF COMBINATION FIBER TO THE HOME (FTTH) WITH WI-FI PUBLIC INPESONA CIGANITRI
Lebih terperinci(Gigabit Passive Optical Network)
(Gigabit Passive Optical Network) GPON adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T
Lebih terperinciTEKNOLOGI JARINGAN AKSES
TEKNOLOGI JARINGAN AKSES Digital Line Carrier atau Pair Gain DLC memungkinkan penggunaan 1 pair kabel untuk beberapa pelanggan, misalnya 1 line untuk 8 pelanggan. Perbedaan UDLC dan IDLC Teknologi DLC
Lebih terperinciSistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)
Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) 1. Pendahuluan Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK. Puti Mayangsari Fhatony NIM :
TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET
BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET 3.1 Diagram Alur Penelitian Selama proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan
Lebih terperinciPraktek Perancangan Jaringan Akses Fiber Optik menggunakan Software Optysistem pada Pembelajaran SMK Program Keahlian Teknik Telekomunikasi
Praktek Perancangan Jaringan Akses Fiber Optik menggunakan Software Optysistem pada Pembelajaran SMK Program Keahlian Teknik Telekomunikasi 1. Pengantar Jaringan akses adalah ruas jaringan yang terdapat
Lebih terperinci1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat saat ini, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi.
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK IN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG RESIDENCE Bayu Heri Prabowo 1101120276 Prodi
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Nurul Ismi Mentari Sidauruk (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR Rini Indah S. 1, Sukiswo,ST, MT. 2 ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga dan Fiber Optik 3.1.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga JARLOKAT digunakan untuk komunikasi, baik suara (voice) melalui telepon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi memegang peranan penting di hampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Teknologi
Lebih terperinciPEMBAGIAN SERAT OPTIK
FIBER OPTIC CABLE Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi komunikasi dan informasi yang semakin cepat dan pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan masyrakat akan layanan akses komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet berperan penting bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar informasi melalui konten,
Lebih terperinciEndi Dwi Kristianto
Hybrid Fiber Coaxial (HFC) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM :
TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik
Lebih terperinciJaringan Kabel Optik
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jaringan Kabel Optik Modul 7 Jaringan Teleponi Prima Kristalina PENS (Juni 2015) Overview Latar Belakang Jaringan Optik Hybrid Fiber Coax (HFC) Teknologi HFC di Indonesia
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM
: 27-34 ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM Dhian Ulfa Safitri 1), Rizal Munadi 2), Hubbul Walidainy 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada saat ini sangat berkembang dengan cepat. Berdasarkan hal ini maka dibutuhkan SDM yang handal dibidangnya. Sehingga
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Dan Pembahasan. 1. Optical Line Termination (OLT)
BAB 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1 Spesifikasi Sistem GPON 1. Optical Line Termination (OLT) Berawal dari metro cabang sampai end user menggunakan media transmisi fiber optic. Gambar 4.1 OLT ZTE ZXA10 C220
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN
BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN 4.1 Data Jaringan Untuk menghitung link power budget pada jaringan Apartemen Paddington Heights Alam Sutera South Section ini digunakan data-data sebagai berikut : a. Daya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)
BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) Pada bab ini akan dibahas analisis parameter teknis yang berkaitan dengan penerapan passive splitter pada jaringan
Lebih terperinciJaringan Lokal Akses
Jaringan Lokal Akses Macam macam Media Transmisi Media Transmisi Kabel : Pasangan Kabel Tembaga Kabel Coaxial / bawah laut Fiber Optik Media Transmisi Radio : Radio Jarak Pendek Radio Troposcater Radio
Lebih terperinciANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN
ANALISA DAN PERENCANAAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA SURVEY HOMEPASS STO SOLO DI AREA KLATEN SELATAN Alfin Hikmaturokhman 1, Defitri 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi
Lebih terperinci