BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI"

Transkripsi

1 BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI 4.1 Analisa Perencanaan Instalasi Penentuan metode instalasi perlu dipertimbangkan dalam perencanaan suatu jaringan telekomunikasi. Hal ini dimaksudkan agar dana yang akan dianggarkan dapat diperkirakan dan pekerjaan instalasi lebih terukur serta tepat sasaran. Analisa di maksud meliputi beberapa aspek seperti biaya operasional, kebutuhan material, arsitektur jaringan, serta pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya membahas resiko dan tingkat kesulitan dari pekerjaan instalasi di maksud. Berdasarkan perhitungan dana yang ada, pada aplikasi ini akan menggunakan Instalasi Serat Optik yang menggunakan HDPE (High Density Poly Ethylene). Dalam pekerjaan instalasi serat optik ini, akan diperhadapkan dengan penyambungan serta pelengkungan (bending) pada setiap tikungan yang menghubungkan antar HUT (Hub unit Transmission) berdasarkan rute yang telah ditentukan yaitu di sepanjang Mega Kuningan dan HUT 20. Standar pekerjaan instalasi untuk kelengkungan (bending) yang ditetapkan dan disepakati pada aplikasi penggelaran backbone transmisi ini adalah maksimum 20 kali outer diameter kabel Penentuan Rute Jaringan Jaringan akses transmisi serat optik yang dibangun dalam aplikasi menjangkau 2 lokasi HUT (Hub Unit Transmission) yaitu Mega Kuningan dan HUT 20. Bagian dari penggelaran jaringan akses transmisi akses serat optik pada aplikasi ini adalah pada jaringan akses dengan mengambil masing-masing 4 core pada HUT Mega Kuningan dan HUT 20 sebagai contoh yang mewakili pekerjaan instalasi keseluruhannya. Sebagai gambaran tentang luasnya pekerjaan jaringan akses transmisi serat optik aplikasi ini maka Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 akan menjelaskan panjang rute jaringan serta jumlah titik sambungan kabel, dan jumlah konektor sebagai parameter yang berpengaruh terhadap nilai redaman.

2 Tabel 4.1 Panjang Rute Jaringan Primer Berdasarkan Gambar Hasil Pemetaan Core Panjang Link ONU KFD rute (Dari Ke) (core) (Km) 1 M. Kuningan Hut M. Kuningan Hut M. Kuningan Hut M. Kuningan Hut Tabel 4.2 Parameter Untuk Perhitungan Redaman Core Grha XL Jumlah Jumlah Konektor Sambungan 1 M. Kuningan Hut M. Kuningan Hut M. Kuningan Hut M. Kuningan Hut Penentuan Interface Modul untuk sistem transmisi serat optik Untuk mengetahui kualitas dari suatu pekerjaan instalasi kabel pada jaringan akses menggunakan teknologi serat optik, maka dapat dilakukan perhitungan dengan prosedur berikut: Jenis modul yang dipakai dalam instalasi ini adalah modul SLQ4 dengan spesifikasi sebagai berikut : Transmiter Type = Laser Fiber Type = Ribbon type, Single Mode Wavelength = 1550 nm Typical Optical Power (Ps) = - 12 dbm Receiver Sensitivity (P R ) = - 28 dbm Menentukan Loss pada jaringan yang akan dibangun Berdasarkan data di atas, maka besar Link Power budget adalah selisih antara Launch Power dan Receiver sensitivity seperti berikut :

3 Link loss budget = Launch Power (P S ) - Receiver Sensitivity (P R ) = (- 12 dbm) (- 28 dbm) = 16 db ( Dynamic Range) Tx 16 db Rx Maksimum serat optik yang direkomendasikan =(DynamicRange) (Safety Margin) = 16 db 3 db = 13 db Untuk mengetahui panjang total jaringan akses fiber yang dapat dijangkau oleh sistem, dapat ditentukan dengan perhitungan tanpa sambungan (splicing) dan konektor : 13 0,2 db db/ km = 65 km 1 Drum kabel serat optik (1 Haspel) = 5 km, maka jumlah sambungan pada sistem jaringan yang akan dibangun adalah 65 km / 5 km = 13 kali penyambungan. Rugi rugi konektor = 2 x 0,5 db = 1 db Rugi rugi Sambungan = 13 x 0,05 db = 0,65 db Dari hasil tersebut, maka nilai loss untuk serat optik adalah Loss Serat Optik Panjang Serat Optik atau, = 13 db 1 db 0,65 db = 11,35 db...(metode 1) = 11,35 db / (0,2 db/km) = 56,75 km = 56,75 km Loss Serat Optik = 11,35 db...(metode 2)

4 Jadi menurut modul SLQ4, panjang rute penarikan kabel serat optik yang direkomendasikankan adalah sejauh 56,75 km (serat optik loss adalah 11,35 db). Bila hasil pengujian melebihi batas total redaman yang diijinkan, maka sistem yang dibangun memberikan hasil yang tidak baik dari sisi akses. Dengan perkataan lain, semakin besar nilai redaman yang terukur pada sistem maka akan memperpendek jangkauan akses transmisi Pengujian Dengan Alat Ukur Pemilihan dan penentuan jenis alat ukur akan sangat berpengaruh bagi kualitas suatu pekerjaan. Dalam pekerjaan instalasi kabel serat optik, peralatan instrumentasi yang digunakan untuk mengukur dan menguji kondisi kabel adalah OTDR (Optical Time Division Reflectometer) dan Power Meter. Pada penggelaran jaringan transmisi kabel serat optik di SKSO Mega Kuningan dan Hut 20 ini, akan di lakukan pengukuran end to end test dengan menggunakan alat ukur jenis OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) karena alat ini dapat mengukur nilai redaman kabel untuk setiap sambungan sekaligus dapat mengetahui lokasi kabel yang rusak (terputus) dengan mencantumkan jarak atau panjang kabel serta nilai redaman di titik putus tersebut (data hasil pengukuran pada Tabel 4.3) Prinsip Kerja dan Metode Pangukuran Setiap alat ukur memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Penentuan kapan penggunaan jenis alat ukur harus disesuaikan dengan parameter dari alat ukur itu sendiri. Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka pemahaman tentang alat ukur menjadi dasar sebelum melaksanakan pengukuran. A. OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) OTDR bekerja dengan memancarkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik dan kemudian mengukur level cahaya yang terpantul kembali ke OTDR. Ada dua jenis cahaya pantul (returned light) yang digunakan oleh OTDR untuk melakukan pengukuran, yaitu: 1. Fresnel Reflection Cahaya yang merambat pada dua material yang memiliki indeks bias berbeda akan mengalami pemantulan pada batas kedua material tersebut. Perubahan indeks bias (udara gelas) yang besar terjadi pada :

5 Kedua ujung serat optik. Pada patahan serat optik. Pada titik sambung (kadang-kadang). 2. Backscatter Pada saat cahaya merambat dalam serat optik, sebagian cahaya tersebut akan menumbuk partikel mikroskopis (disebut dopants) yang ada dalam bahan gelas mengakibatkan cahaya terhambur ke segala arah (Gambar 4.1). Fenomena ini disebut Rayleigh Scattering. Sebagian dari hamburan cahaya tersebut dihamburkan kembali ke sumber cahaya (disebut Backscatter). Dopants tersebar secara merata di seluruh serat optik sebagai akibat proses pabrikasinya, dan efeknya dapat terjadi diseluruh bagian serat optik. Gambar 4.1 Fenomena Backscatter Pengukuran dengan OTDR dilakukan dengan tiga cara, yakni : 1) Pengukuran kabel serat optik sebelum diinstalasi Gambar 4.2 Teknik Pengukuran Kabel Sebelum Instalasi

6 2) Pengukuran kabel serat optik setelah diinstalasi Gambar 4.3 Teknik Pengukuran Kabel Setelah Instalasi 3) Pengukuran redaman sambungan dengan OTDR Redaman sambungan rata-rata = ( nilai cara 1 + nilai cara 2 =...db) Gambar 4.4 Teknik Pengukuran Redaman Sambungan Dengan OTDR Gambar 4.5 Contoh lembar kerja pada OTDR

7 B. Power Meter Pengukuran redaman dengan menggunakan power meter membutuhkan ketelitian serta pemahaman dalam hal mengkalibrasi. Berikut adalah metode kalibrasi pada saat memulai dan melakukan pengukuran : 1. Membersihkan kepala konektor (Patch Cord) dan sambungkan pada kedua alat ukur. 2. Menyalakan Light Source dan Power Meter, maka akan muncul angka-angka pada layar. Pilih parameter sesuai dengan spesifikasi kabel serat optik, kemudian tekan tombol opt-out sehingga nilai input akan muncul pada layar Power Meter 3. Mencatat nilai input tersebut pada lembar laporan. 4. Mengulangi langkah 1, 2 & 3 untuk sisi pengukuran yang lainnya. Setelah mengkalibrasi power meter, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengukuran redaman dari ujung ke ujung kabel serat optik (End-to-End Attenuation). Gambar 4.6 akan menjelaskan teknik pengukuran redaman dengan menggunakan power meter. Gambar 4.6 Teknik Pengukuran Redaman Dengan Power Meter Pada aplikasi ini di lakukan pengukuran end to end test SKSO Mega Kuningan dan Hut 20 dengan menggunakan alat ukur OTDR (Optical Time Divison reflectometer) dan di ambil masing masing 4 core untuk mewakili pekerjaan instalasi keseluruhannya.

8 4.3 Data Hasil Perhitungan dan Pengukuran Draft Hitung Rute Pada Jaringan Primer Mega Kuningan HUT 20 Metode perhitungan yang dipergunakan untuk menentukan nilai rugi-rugi pada jaringan berdasarkan standar XL adalah sebagai berikut : Rugi-rugi Fiber optik : 0,2 (db/km) x...(km) =...(db) Rugi-rugi konektor : 0,5 (db) x...(jumlah konektor). =...(db) Rugi-rugi penyambungan : 0,05 (db) x...(jumlah sambungan) =...(db) Margin : 3 db (db) Redaman peralatan pasif : 2 db (db) + Total rugi-rugi pada sistem adalah...(db) A. (Berdasarkan Gambar Rute Jaringan) - Hasil Perhitungan pada Mega Kuningan dan HUT 20 Rugi-rugi Fiber optik : 0,2 (db/km) x (km) = 0.843(dB) Rugi-rugi konektor : 0,5 (db) x 2 = 1 (db) Rugi-rugi penyambungan : 0,05 (db) x 0 = 0 (db) Margin : 3 db = 3 (db) Redaman peralatan pasif : 2 db = 2 (db) + Total rugi-rugi pada sistem adalah = 6.843(dB) Tabel 4.3 Hasil Perhitungan berdasarkan Rute Jaringan POR END T HUT HITUNGAN PENGUKURAN OTDR LENGTH (km) TOTAL LOSS (db) LENGTH (km) TOTALLOSS (db) Sebagai bahan penunjang dalam menganalisa serta menentukan kualitas serat optik untuk digunakan sebagai media transmisi, maka pada bahasan ini dilampirkan data pengukuran dan pengujian kabel serat optik dengan metode pengukuran end to end test yang menggunakan alat ukur jenis OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).

9 Adapun pengambilan data tersebut dilakukan dengan mengambil sampel pada SKSO HUT Mega Kuningan dan Hut 20 (Pancoran) seperti terlampir pada Tabel 4.4 SKSO Mega Kuningan dan HUT 20 (PANCORAN) Pengukuran dengan OTDR pada core 1 Pengukuran dengan OTDR pada core 2

10 Pengukuran dengan OTDR pada core 3 Pengukuran dengan OTDR pada core 4

11 Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Kabel Serat di Mega Kuningan dan Hut 20 PORT S-R-C OTDR RESULT CONNECT TO: LENGTH TOTAL LOSS NE MODULE SLOT TX/RX ,216 1,434 X X X X ,216 0,875 X X X X ,216 1,316 X X X X ,216 4,889 X X X X 4.4. ANALISA KUALITAS TRANSMISI SERAT OPTIK BERDASARKAN HASIL PEMBACAAN OTDR - Rute Jaringan SKSO HUT Mega Kuningan dan HUT 20 (PANCORAN) Berdasarkan hasil pembacaan OTDR FO core 1 Diketahui : Total Loss = 1,434 db Total Span maka, T. Loss / T. Span (db/km) % Transmisi = log -x (db/km) 10 = log ,3401x 10 / 10 = 0, atau % transmisi adalah 99, % = 4,216 Km % loss sistem = 100 % - 99, % = 0, % Berdasarkan hasil pembacaan OTDR FO core 2 Diketahui : Total Loss = 0,875 db Total Span maka, T. Loss / T. Span (db/km) % Transmisi = log -x (db/km) 10 = log ,2075x 10 / 10 = 0, = 1,434 /4,216 = 0,3401 db/km = 4,216 Km = 0,875/4,216 = 0,2075 db/km

12 atau % transmisi adalah 99, % % loss sistem = 100 % - 99, % = 0, % Berdasarkan hasil pembacaan OTDR FO core 3 Diketahui : Total Loss = 1,316 db Total Span maka, T. Loss / T. Span (db/km) % Transmisi = log -x (db/km) 10 = log ,3121x 10 / 10 = 0, atau % transmisi adalah 99, % = 4,216 Km % loss sistem = 100 % - 99, % = 0, % Berdasarkan hasil pembacaan OTDR FO core 4 Diketahui : Total Loss = 4,889 db Total Span maka, T. Loss / T. Span (db/km) % Transmisi = log -x (db/km) 10 = log ,1596 x 10 / 10 = 0, atau % transmisi adalah 99, % = 1,316/4,216 = 0,3121 db/km = 4,216 Km % loss sistem = 100 % - 99, % = 0, % = 4,889/4,216 = 1,1596 db/km Tabel 4.5. menggambarkan rugi-rugi transmisi pada setiap link berdasarkan hasil pengukuran OTDR yang menggunakan persamaan : % Transmisi = log -x (db/km) 10

13 Tabel 4.5 % Rugi-Rugi Pada Sistem Berdasarkan hasil pengukuran OTDR (Mega Kuningan dan Hut 20) OTDR RESULT CONNECT TO: PORT S-R-C % LOSS TRANSMISI SYSTEM NE MODULE SLOT TX/RX , , X X X X , , X X X X , , X X X X , , X X X X Nilai redaman pada suatu jaringan transmisi menggunakan akses serat optik bergantung pada panjang rute (panjang kabel serat optik), rugi-rugi penyambungan, rugi-rugi konektor, bending dan rugi-rugi akibat bahan dari serat optik itu sendiri. Hasil pengujian dan pengukuran dengan OTDR menjelaskan bahwa khusus untuk Rute SKSO HUT Mega Kuningan dan HUT 20 core 2, memberikan hasil yang paling baik dari sisi akses (kualitas transmisi) dibandingkan dengan lokasi jaringan akses serat optik lainnya, dimana nilai redaman yang tercatat antara link SKSO HUT Mega Kuningan dan HUT Hut 20 core 2 lebih kecil bila dibandingkan dengan jaringan akses lainnya yaitu sebesar 0,875 db. Hasil perencanaan Link Loss Budged, diperoleh nilai toleransi redaman pada sistem transmisi untuk lokasi SKSO Mega Kuningan dan Hut 20 = 6,843 db. Sementara hasil pengujian dan pengukuran dengan OTDR menunjukkan hasil yang relatif lebih kecil dari toleransi atau batas redaman yang diijinkan (dapat di lihat dari tabel 4.3). Selisih nilai memang terjadi karena berdasarkan perhitungan standar XL, rugi-rugi akibat bending tidak dapat dinyatakan sebagai standarisasi. Kita hanya dapat menganalisa bahwa instalasi kabel dengan minimum jari-jari kelengkungan yang nilainya adalah 10 kali outer diameter kabel memberikan tambahan nilai redaman maksimum 0,1 db/km (Sumber PT.XL). Hal ini dapat di lihat dari Grafik Loss terhadap jari-jari kelengkungan (bending) yang diperoleh dari [2] Farrel Gerald, Dr. Optical Communications Systems, Dublin Institute Of Technology sebagai berikut :

14 Gambar 4.7 Grafik Macrobending Loss terhadap jari-jari kelengkungan Pada penerapan aplikasi ini serat optik yang di gunakan adalah jenis Fujikura single Mode 72 core, dimana diameter kabelnya sebesar 13 mm. Jika diambil minimum jari-jari kelengkungan 10 kali diameter Outer kabel = 10 x 13 mm = 130 mm, maka sesuai tabel di atas akan memberikan nilai redaman (Loss) < 0,001 db karena untuk jari-jari kelengkungan = 80 mm akan memberikan Loss sebesar 0,001 db. Sementara untuk kasus bending pada instalasi yang diterapkan pada aplikasi ini adalah lebih besar dari nilai yang ditetapkan yakni 20 kali outer diameter kabel = 20 x 13 mm = 260 mm, sehingga kemungkinan nilai rugi-rugi yang ditimbulkan akibat bending sangat kecil pengaruhnya. Nilai rugi-rugi ini, dapat juga dilihat dari perhitungan di bawah ini : Dengan mengambil nilai jari-jari kelengkungan 50 mm yaitu dengan Mac# number sebesar 0,001 db/m, maka dengan rumus : Loss = exp [ 8,5 519 x D mm 1 xmac# 3 ] db/m = exp [8,5 519 x x0,001 3 ] db/m = exp [8,5 519 x 260 x 0,268] db/m = exp [8, ,92] db/m = exp [-36155,42] db/m = 36155,42 10 db/m 0 db/m

15 Terlihat bahwa dari perhitungan dengan jari-jari kelengkungan 50 mm menunjukkan nilai redaman yang sangat kecil yaitu sebesar 36155,42 10 db/m 0 db/m, sehingga dengan jari-jari kelengkungan sebesar 20 kali outer diameter kabel = 20 x 13 mm = 260 mm pada aplikasi penggelaran jaringan SKSO ini akan menunjukkan nilai redaman yang sangat kecil. Dengan demikian untuk lokasi SKSO HUT Mega Kuningan dan Hut 20, memberikan hasil yang baik dan tidak menunjukkkan adanya kesalahan pelengkungan (bending) pada saat proses instalasi. Jika pada saat pengukuran dengan menggunakan OTDR masih di temukan redaman total (Total Loss) yang sangat besar maka kemungkinan terjadi adanya kesalahan penyambungan ataupun kesalahan pelengkungan pada saat instalasi, sehingga harus di lakukan penyambungan ulang ataupun pelengkungan kembali untuk perbaikan kualitas jaringan yang dibangun. Seperti penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa selisih nilai redaman pada sistem terjadi bukan karena salah penyambungan, melainkan faktor lain yang dapat terjadi dan mempengaruhi seperti redaman akibat bahan dari serat optik (proses pabrikasi dalam pembuatan serat optik), konektor, sisipan redaman akibat modul pasif, kotoran (debu pada saat penyambungan) dan kemungkinan bending meskipun pengaruhnya kecil sekali karena dalam aplikasi ini batasan minimum yang dipakai lebih besar dari standar Electronic Industries Association (EIA) / Telecommunication Industries Association (TIA) yakni 20 kali Outer diameter kabel. Penjelasan lain yang dapat diuraikan dalam pembahasan berikut dan sangat mempengaruhi proses perambatan cahaya dalam inti serat optik adalah penentuan sudut masuk sinar yang dinyatakan dalam Numerical Aperture. Bila batasan ini dilanggar maka sebagian dari sinar (cahaya) akan dipantulkan keluar inti, akibatnya informasi yang dibawa oleh gelombang cahaya akan mengalami pelemahan dalam inti disepanjang saluran sehingga nilai redamannya dapat bertambah dan berpengaruh bagi kualitas transmisi pada jaringan telekomunikasi yang dibangun.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM 4.1 Perhitungan Rute Jaringan Jaringan akses transmisi serat optik yang dibangun dalam Aplikasi menjangkau 2 lokasi Bintaro Network Building

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN. adalah Link Medan-Tebing Tinggi dengan dengan dua daerah jalur ukur, yaitu

BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN. adalah Link Medan-Tebing Tinggi dengan dengan dua daerah jalur ukur, yaitu BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN 3.1 Umum Sistem komunikasi serat optik secara umum digunakan sebagai media transmisi jarak jauh. Pada Tugas Akhir ini daerah atau wilayah yang akan diamati adalah Link

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Redaman Pengukuran redaman ini dilakukan dengan menggunakan OTDR jenis EXFO AXS- 100 dengan panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm. Adapun langkah-langkah

Lebih terperinci

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik 4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik Anhar, MT. 1 Outline : Pengantar Redaman (Attenuation) Penyerapan Material (Absorption) Rugi-rugi hamburan (Scattering Losses) Rugi-rugi pembengkokan Dispersi

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT

ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT Winarni Agil (1), Ir. M. Zulfin, M.T (2) Kosentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi

Lebih terperinci

Keywords: optical fiber, loss standarizationitu-t, minimum received power, OTDR

Keywords: optical fiber, loss standarizationitu-t, minimum received power, OTDR Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Oktober 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.4 Studi Kasus Rugi-Rugi Serat Optik dan Analisis Daya dengan Metoda Link Budget Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) Pada bab ini akan dibahas analisis parameter teknis yang berkaitan dengan penerapan passive splitter pada jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data yang diperoleh dari hasil kerja praktek di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA area Gresik, divisi Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK

BAB III IMPLEMENTASI TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK BAB III IMPLEMENTASI TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK 3.1 Penyambungan Mechanical ( Mechanical Splicing ) Mechanical splicing merupakan metode yang mana penyambungan dua core fiber optik di lakukan dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA YOVI HAMDANI

TUGAS AKHIR TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA YOVI HAMDANI TUGAS AKHIR ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Oleh : YOVI HAMDANI 070402099 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2014 ISSN: 2302-3295 ANALISIS REDAMAN SERAT OPTIK TERHADAP PERFORMANSI SKSO MENGGUNAKAN METODE LINK POWER BUDGET

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Link Budget Dalam mengevaluasi dan menilai performansi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR Intan Pamudiarti, Sami an, Pujiyanto Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Lebih terperinci

Overview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic

Overview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic Overview Materi Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering Rugi-rugi bending Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic Redaman/Atenuasi Redaman mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA : TUGAS NAMA MATA KULIAH DOSEN : Sistem Komunikasi Serat Optik : Fitrilina, M.T OLEH: NAMA MAHASISWA : Fadilla Zennifa NO. INDUK MAHASISWA : 0910951006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR Rini Indah S. 1, Sukiswo,ST, MT. 2 ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. informasi pada gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. informasi pada gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Umum Komunikasi dapat diartikan sebagai pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak yang lain. Pengiriman informasi ini dilakukan dengan memodulasikan informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN 4.1 Data Jaringan Untuk menghitung link power budget pada jaringan Apartemen Paddington Heights Alam Sutera South Section ini digunakan data-data sebagai berikut : a. Daya

Lebih terperinci

OTDR FAKULTAS ELEKTRO & KOMUNIKASI

OTDR FAKULTAS ELEKTRO & KOMUNIKASI OTDR 1 ALAT UKUR OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) Mini OTDR 2 OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER (OTDR) OTDR merupakan salah satu peralatan utama baik untuk instalasi maupun pemeliharaan link serat

Lebih terperinci

Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik Akses Dengan Kabel Fiber Optik Backbone

Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik Akses Dengan Kabel Fiber Optik Backbone Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik Akses Dengan Kabel Fiber Optik Backbone Irfan Hanif Konsentrasi Teknik Komputer dan Jaringan Teknik Informatika dan Komputer Politeknik Negeri Jakarta Depok, Indonesia

Lebih terperinci

Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer () Aninda Maharani, Apriani Kusumawardhani Laboratorium Rekayasa Fotonika Jurusan Teknik Fisika

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Overview SKSO Pertemuan Ke -2 SKSO dan Teori

Lebih terperinci

BAB II SERAT OPTIK. cepat, jaringan serat optik sebagai media transmisi banyak digunakan dan

BAB II SERAT OPTIK. cepat, jaringan serat optik sebagai media transmisi banyak digunakan dan BAB II SERAT OPTIK 2.1 Umum Dalam sistem perkembangan informasi dan komunikasi yang demikian cepat, jaringan serat optik sebagai media transmisi banyak digunakan dan dipercaya dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME KERJA

BAB III MEKANISME KERJA BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk

Lebih terperinci

BAB III DISPERSI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE. Serat optik memiliki beberapa karakteristik penting dalam menyalurkan

BAB III DISPERSI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE. Serat optik memiliki beberapa karakteristik penting dalam menyalurkan BAB III DISPERSI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE 3.1. Umum Serat optik memiliki beberapa karakteristik penting dalam menyalurkan sinyal informasi diantaranya adalah dispersi. Sinyal informasi dalam serat

Lebih terperinci

ROMARIA NIM :

ROMARIA NIM : ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655 Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 204 ISSN: 2302-329 ANALISIS KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE POWER LINK BUDGET DAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Komunikasi secara umum terdiri dari pemancar sebagai sumber pengirim informasi, detektor penerima informasi, dan media transmisi sebagai

Lebih terperinci

Modul : 13 Penerapan Sistem Serat Optik

Modul : 13 Penerapan Sistem Serat Optik PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 13 Penerapan Sistem Serat Optik Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:13 Serat Optik Serat optik adalah sebuah serat gelas atau serat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat

Lebih terperinci

PENGUKURAN FIBER OPTIK MENGGUNAKAN OTDR (OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER)

PENGUKURAN FIBER OPTIK MENGGUNAKAN OTDR (OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER) PENGUKURAN FIBER OPTIK MENGGUNAKAN OTDR (OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER) DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris CAKUPAN MATERI TUJUAN PERKULIAHAN PENDAHULUAN Apa

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN POWER BUDGET

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN POWER BUDGET BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN POWER BUDGET 4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Budget Dalam mengevaluasi dan menilai performansi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal dari

Lebih terperinci

Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Jaringan Sistem Komunikasi Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Jaringan Sistem Komunikasi Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Jaringan Sistem Komunikasi Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) Aninda Maharani 2406 100 054 Latar Belakang John Crisp &

Lebih terperinci

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI PENGGELARAN JARINGAN TRANSMISI SKSO MEGA KUNINGAN DAN HUT 20

BAB III IMPLEMENTASI PENGGELARAN JARINGAN TRANSMISI SKSO MEGA KUNINGAN DAN HUT 20 BAB III IMPLEMENTASI PENGGELARAN JARINGAN TRANSMISI SKSO MEGA KUNINGAN DAN HUT 20 3.1 Jaringan Akses Transmisi Serat Optik Jaringan akses serat optik (Optical Access Network) adalah suatu sistem jaringan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Analisis Hasil Perancangan Setelah dilakukan perancangan jaringan akses FTTH menggunakan GPON, untuk mengetahui kelayakan sistem maka akan di analisis

Lebih terperinci

PENGUKURAN KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR BESERTA POWER KALKULASI REDAMANNYA UNTUK WILAYAH PEKALONGAN

PENGUKURAN KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR BESERTA POWER KALKULASI REDAMANNYA UNTUK WILAYAH PEKALONGAN Makalah Seminar Kerja Praktek PENGUKURAN KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR BESERTA POWER KALKULASI REDAMANNYA UNTUK WILAYAH PEKALONGAN Zuhrotul Maulida [1], Achmad Hidayatno ST, MT. [2] ¹Mahasiswa dan ²Dosen

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Umum Dalam sistem komunikasi dewasa ini, komunikasi serat optik semakin banyak digunakan. Bukan hanya sebagai pengganti dari jenis sistem transmisi sebelumnya,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI RUGI LENGKUNGAN SERAT OPTIK DENGAN OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER UNTUK PENGGUNAANNYA SEBAGAI SENSOR PERGESERAN TANAH

KARAKTERISASI RUGI LENGKUNGAN SERAT OPTIK DENGAN OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER UNTUK PENGGUNAANNYA SEBAGAI SENSOR PERGESERAN TANAH KARAKTERISASI RUGI LENGKUNGAN SERAT OPTIK DENGAN OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER UNTUK PENGGUNAANNYA SEBAGAI SENSOR PERGESERAN TANAH Tomi Budi Waluyo, Dwi Bayuwati dan Bambang Widiyatmoko Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2 BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2 4.1 Desain Jaringan Optik Prinsip kerja dari serat optic ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655

ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655 ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655 Romaria, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PEMBAGIAN SERAT OPTIK

PEMBAGIAN SERAT OPTIK FIBER OPTIC CABLE Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT) DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY Disusun oleh : ALVEN

Lebih terperinci

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Saluran / Jaringan Lokal Saluran yang menghubungkan pesawat pelanggan dengan Main Distribution Point disentral telepon. Panjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kaca lebih. serat optik. Kecepatan. transmisi. Gambar

BAB II DASAR TEORI. kaca lebih. serat optik. Kecepatan. transmisi. Gambar BAB II DASAR TEORI 2.1. Kabel Serat Optik (Fiberr Optic) Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,

Lebih terperinci

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer) Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer) Prastyowati Budiningsih, Samian, Pujiyanto Fakultas Sains Dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Desain Pada Tugas Akhir mengenai perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada segemen distribusi perumahan Pluit Sakti sebanyak 465 homepass. Pengertian homepass

Lebih terperinci

ANALISA DAN PENENTUAN REDAMAN KABEL SERAT OPTIK YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

ANALISA DAN PENENTUAN REDAMAN KABEL SERAT OPTIK YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA ANALISA DAN PENENTUAN REDAMAN KABEL SERAT OPTIK YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA Tumbur Marudut Tua Sitinjak 1, Krisman 2, Salomo 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Optimalisasi Jaringan Komunikasi Serat Optik Melalui Analisa Power Budget (Studi Kasus PT. Telkom di STO Padang)

Optimalisasi Jaringan Komunikasi Serat Optik Melalui Analisa Power Budget (Studi Kasus PT. Telkom di STO Padang) JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 28 Optimalisasi Jaringan Komunikasi Serat Optik Melalui Analisa Power Budget (Studi Kasus PT. Telkom di STO Padang) Kartiria Institut Teknologi Padang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membangun suatu sistem jaringan komunikasi fiber optik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah parameter-parameter komponen jaringan FTTH

Lebih terperinci

ANALISA REDAMAN SERAT OPTIK TERHADAP KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK MENGGUNAKAN METODE OPTICAL LINK POWER BUDGET

ANALISA REDAMAN SERAT OPTIK TERHADAP KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK MENGGUNAKAN METODE OPTICAL LINK POWER BUDGET ANALISA REDAMAN SERAT OPTIK TERHADAP KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK MENGGUNAKAN METODE OPTICAL LINK POWER BUDGET Endy Kusuma Wadhana 1),Ir. Heru Setijono, M.Sc 2) Bidang minat rekayasa fotonika,

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI DIGITAL

SISTEM TRANSMISI DIGITAL SISTEM TRANSMISI DIGITAL Ref : Keiser Fakultas Teknik 1 Link Optik Dijital point to point Persyaratan utama sistem link : Jarak transmisi yg diinginkan Laju data atau lebar pita kanal BER USER USER SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI-RUGI PADA SISTEM TRANSMISI SERAT OPTIK

ANALISIS RUGI-RUGI PADA SISTEM TRANSMISI SERAT OPTIK ANALISIS RUGI-RUGI PADA SISTEM TRANSMISI SERAT OPTIK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-I) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : FIRMAN PANE 080422047

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan BAB III TEORI PENUNJANG Bab tiga berisi tentang tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1. Propagasi cahaya dalam serat optik Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara :

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparan, yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Serat Optik Serat optik (lihat Gambar 2.1) adalah alat optik yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui media cahaya. Teknologi ini melakukan perubahan

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser SISTEM TRANSMISI DIGITAL Ref : Keiser 1 Link Optik Dijital point to point Persyaratan utama sistem link : Jarak transmisi yg diinginkan Laju data atau lebar pita kanal BER USER USER SUMBER OPTIK SINYAL

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser SISTEM TRANSMISI DIGITAL Ref : Keiser 1 Link Optik Dijital point to point Persyaratan utama sistem link : Jarak transmisi yg diinginkan Laju data atau lebar pita kanal BER USER USER SUMBER OPTIK SINYAL

Lebih terperinci

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI NOMOR PERCOBAAN : 01 JUDUL PERCOBAAN : FIBER OPTIK SINYAL ANALOG KELAS / KELOMPOK : TT - 5A / KELOMPOK 4 NAMA PRAKTIKAN : 1. SOCRATES PUTRA NUSANTARA (1315030082) NAMA KELOMPOK

Lebih terperinci

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik 4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik Anhar, MT. 1 Kompetensi Mahasiswa dapat menjelaskan rugi-rugi dan dispersi yang terjadi pada fiber optik dan menghitung besarnya rugi-rugi dan dispersi tsb. 2

Lebih terperinci

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2015 ISSN: 2302-3295 ANALISIS REDAMANTERHADAP PERFORMANCEDENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM)PADA SISTEM

Lebih terperinci

Abstrak. 30 DTE FT USU. sistem pembagian spektrum panjang gelombang pada pentransmisiannya.

Abstrak. 30 DTE FT USU. sistem pembagian spektrum panjang gelombang pada pentransmisiannya. ANALISIS KARAKTERISTIK SERAT OPTIK SINGLE MODE NDSF (NON DISPERSION SHIFTED FIBER) DAN NZDSF (NON ZERO DISPERSION SHIFTED FIBER) TERHADAP KINERJA SISTEM DWDM Waldi Saputra Harahap, M Zulfin Konsentrasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KABEL SERAT OPTIK JENIS SINGLE MODE STEP INDEX (SMSI) AKIBAT TEKUKAN (BENDING)

TUGAS AKHIR ANALISA KABEL SERAT OPTIK JENIS SINGLE MODE STEP INDEX (SMSI) AKIBAT TEKUKAN (BENDING) TUGAS AKHIR ANALISA KABEL SERAT OPTIK JENIS SINGLE MODE STEP INDEX (SMSI) AKIBAT TEKUKAN (BENDING) Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. banyak digunakan. Bukan hanya sebagai pengganti dari jenis sistem transmisi

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. banyak digunakan. Bukan hanya sebagai pengganti dari jenis sistem transmisi BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Umum Dalam sistem komunikasi dewasa ini, komunikasi serat optik semakin banyak digunakan. Bukan hanya sebagai pengganti dari jenis sistem transmisi sebelumnya,

Lebih terperinci

Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya

Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya Saat ini Kabel Fiber Optic banyak digunakan dalam instalasi perangkat jaringan dan perangkat telekomunikasi seiring

Lebih terperinci

Sistem Penyambungan dan Pengukuran Kabel Fiber Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) pada PT.Telkom Kandatel Ternate

Sistem Penyambungan dan Pengukuran Kabel Fiber Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) pada PT.Telkom Kandatel Ternate Jurnal PROtek Vol. 03 No. 1, Mei 2016 Sistem Penyambungan dan Pengukuran Kabel Fiber Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) pada PT.Telkom Kandatel Ternate Iswan Umaternate 1, M. Zen

Lebih terperinci

Jaringan Lokal Akses

Jaringan Lokal Akses Jaringan Lokal Akses Macam macam Media Transmisi Media Transmisi Kabel : Pasangan Kabel Tembaga Kabel Coaxial / bawah laut Fiber Optik Media Transmisi Radio : Radio Jarak Pendek Radio Troposcater Radio

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 8 Pengantar Serat Optik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2014 ISSN: 2302-3295 ANALISIS PERFORMANCE SERAT OPTIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI PADA JALUR TRANSMISI LUBUK BASUNG

Lebih terperinci

IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER

IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER IV.1. Jenis Media Transmisi pada LAN : 1. Coaxial Cable 2. Shielded & Unshielded Twisted Pair 3. Fiber Optic Cable 4. Wireless 1. Coaxial Cable : kabel ini sering

Lebih terperinci

KONSEP PERAMBATAN CAHAYA

KONSEP PERAMBATAN CAHAYA AGENDA : 1 KONSEP PERAMBATAN CAHAYA 2 JENIS SERAT OPTIK 3 STRUKTUR SERAT OPTIK 4 JENIS KABEL DAN KODE WARNA 5 PARAMETER KABEL OPTIK 6 FUNGSI ELEMEN SKSO MENU OAN Page : 1 Cahaya merambat dalam suatu medium

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN RUGI-RUGI PADA SERAT OPTIK

ANALISIS PERHITUNGAN RUGI-RUGI PADA SERAT OPTIK ANALISIS PERHITUNGAN RUGI-RUGI PADA SERAT OPTIK Oktavianto Utomo Siswanto (L2F303466) Jurusan Teknik Elektro, FakultasTeknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

MAKALAH FIBER OPTIK. Oleh : Ardyan Guruh A.R A JTD / 04

MAKALAH FIBER OPTIK. Oleh : Ardyan Guruh A.R A JTD / 04 MAKALAH FIBER OPTIK Oleh : Ardyan Guruh A.R 1041160024 3A JTD / 04 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2013 A. Pengertian Fiber Optik Fiber Optik

Lebih terperinci

Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik PT Telkom di STO Jatinegara

Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik PT Telkom di STO Jatinegara Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik PT Telkom di STO Jatinegara Auzaiy, Rochmah N.S Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok jay_nos99@yahoo.com,rochmah@eng.ui.ac.id

Lebih terperinci

Endi Dwi Kristianto

Endi Dwi Kristianto Fiber Optik Atas Tanah (Part 7) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Endi Dwi Kristianto

Endi Dwi Kristianto Fiber Optik Atas Tanah (Part 1) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan laporan penelitian sehingga langkah yang dilakukan lebih terarah karena memiliki konsep yang jelas.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI KABEL LAUT SANGATTA-TOWALE

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI KABEL LAUT SANGATTA-TOWALE Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2018 ISSN 2085-4218 PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI KABEL LAUT SANGATTA-TOWALE Adinda Maulida 1), Ayudya Tri Lestari 2), Gandaria 3), Nurfitriani

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK (STUDI KASUS PTN TAPUS STO NATAL DI PT. TELKOM AKSES)

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK (STUDI KASUS PTN TAPUS STO NATAL DI PT. TELKOM AKSES) ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK (STUDI KASUS PTN TAPUS STO NATAL DI PT. TELKOM AKSES) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II DASAR KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II DASAR KOMUNIKASI SERAT OPTIK Komunikasi telah menjadi kebutuhan pokok dalam dunia modern. Kata komunikasi dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan atau menyebarluaskan data, informasi, berita,

Lebih terperinci

Analisis Perhitungan dan Pengukuran Transmisi Jaringan Serat Optik Telkomsel Regional Jawa Tengah

Analisis Perhitungan dan Pengukuran Transmisi Jaringan Serat Optik Telkomsel Regional Jawa Tengah Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Perhitungan dan Pengukuran Transmisi Jaringan Serat Optik Telkomsel Regional

Lebih terperinci

PADA UNIT SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK (SKSO)

PADA UNIT SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK (SKSO) Makalah Seminar Kerja Praktek FUSION SPLICING PADA UNIT SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK (SKSO) Diah Eka Puspitasari (L2F008024) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak - Pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian kali ini dilalui dalam beberapa tahapan demi tahapan, hal tersebut ditampilkan melalui diagram alir sebagaimana pada

Lebih terperinci

Analisa Rugi-Rugi Serat Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer Dengan Aplikasi AQ7932 Emulation

Analisa Rugi-Rugi Serat Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer Dengan Aplikasi AQ7932 Emulation Analisa Rugi-Rugi Serat Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer Dengan Aplikasi AQ7932 Emulation Fazra Habib 1), Neilcy Tjahjamooniarsih 1), F. Trias Pontia W 1) 1) Program Studi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada saat ini sangat berkembang dengan cepat. Berdasarkan hal ini maka dibutuhkan SDM yang handal dibidangnya. Sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Nurul Ismi Mentari Sidauruk (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI Pada bab ini pembahasan yang akan dijelaskan meliputi simulasi pemodelan jaringan yang di-design menggunakan software optisystem. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Netciti Persada sebagai salah satu operator telekomunikasi di Indonesia yang bergerak di bidang Community Service Provider dituntut untuk selalu memberikan performansi

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG Seiring perkembangan zaman, sistem telekomunikasi membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar dan kecepatan lebih cepat, sehingga

Lebih terperinci