RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

Inovasi Perkuliahan Sejarah Sastra Indonesia dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor

Lampiran 1 BIODATA PENULIS

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL TANAM PAKSA SISWA KELAS X PEMASARAN 1 SMK PGRI 2 KEDIRI

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

... Homogenitas Data Posttes... Uji Normalitas Data Awal... Homogenitas Data Awal... Data Posttes Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi...

Model pembelajaran matematika di sd

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risna Dewi Aryanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

Ramadi, Eva Sarah Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr Universitas Lambung Mangkurat

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

COOPERATIVE LEARNING. (Pembelajaran. Kooperatif) Yuni Wibowo

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. mutu peserta didik menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

Transkripsi:

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

ABSTRAK Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP belum berlangsung seperti yang diharapkan Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan Kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, dan membosankan Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif

METODE DISKUSI KELOMPOK Belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dirindukan oleh siswa Siswa gagal mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia

Diusulkan Inovasi Pembelajaran: Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor DIAGRAM ALIR KONDISI PEMBELAJARAN 1. Belum semua siswa SMP terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. 2. Siswa SMP mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. INOVASI YANG DIKEMBANGKAN Aktualisasi silabus, RPP, dan bahan ajar sesuai dengan tingkat pengetahuan dan perkembangan jiwa siswa, serta permasalahan yang ada. Upaya menggunakan metode diskusi kelompok model kepala bernomor untuk melatih kerja sama dan menumbuhkan motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan terhadap pembacaan cerpen disertai data pendukung.

ALAT BANTU Kartu bernomor dari kertas HVS yang dipotongpotong dengan ukuran 5 cm x 5 cm agar mudah digulung. Jumlah kartu bernomor disesuaikan jumlah siswa. Dalam kartu dituliskan dua angka yang dipisahkan dengan tanda titik. Angka depan merupakan nomor kelompok, sedangkan angka kedua merupakan nomor anggota kelompok

I. LATAR BELAKANG A. Metode yang Sudah Ada sampai Saat Ini Diskusi Kelompok (saling belajar bekerja sama dan saling berkomunikasi secara lisan) Keunggulan lain: (1) membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; (2) membantu siswa mengevaluasi logika dan bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lain; (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan suatu prinsip; (4) membantu siswa menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah; (5) menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya; dan (6) mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik

B. Masalah yang Ditemukan Belum semua siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok; dan Siswa masih mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. Diperlukan inovasi metode diskusi kelompok yang benar-benar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

C. Konsep untuk Memecahkan Masalah Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor Landasan filosofis Metode Konstruktivistik Belajar itu menemukan - melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi yang diterima sehingga informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka) - dimulai dari masalah untuk selanjutnya berdasarkan bantuan guru, siswa dapat menyelesaikan dan menemukan langkahlangkah pemecahan masalah tersebut

Metode konstruktivistik Teori belajar kognitif pembelajaran kooperatif pembelajaran generatif strategi bertanya inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar) Konsep: Siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalahmasalah yang kompleks.

Model Diskusi Kelompok Berbasis Pembelajaran Kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang menggunakan langkah pembelajaran di kelas dengan menempatkan siswa ke dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku. Team-Assisted Individualization (TAI) yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang digunakan untuk pembelajaran membaca dan menulis tingkat tinggi. Jigsaw yang mengelompokkan siswa ke dalam tim beranggotakan enam orang yang memelajari materi akademik yang telah dibagibagi menjadi beberapa subbab. Learning together (belajar bersama) yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. Group Investigation (penelitian kelompok) berupa pembelajaran kooperatif yang bercirikan penemuan.

Jenis metode diskusi kelompok yang tepat untuk memecahkan masalah Team-Assisted Individualization (TAI) Menggunakan pola kooperatif, tetapi lebih menekankan pengajaran individual. Diimplementasikan dengan menggunakan model kepala bernomor untuk memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa secara individual untuk menumbuhkembangkan potensi diri

II. INOVASI PEMBELAJARAN YANG DIUNGGULKAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH A. Tujuan Pembelajaran (Kompetensi yang Diharapkan) 1. Tujuan Pembelajaran Umum: a. Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok b. Siswa mampu mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya 2. Tujuan Pembelajaran Khusus: a. Siswa mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual. b. Mampu menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan data yang mendukung. c. Mampu menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.

B. Metode Pembelajaran Metode diskusi kelompok model kepala bernomor Termasuk jenis metode diskusi kelompok berbasis pembelajaran kooperatif: lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif (Team-Assisted Individualization). Didukung penggunaan alat bantu berupa nomor kepala yang terbuat dari kertas HVS berukuran 5 cm x 5 cm. Kompetensi lebih ditekankan pada kompetensi individual Penggunaan kartu kepala bernomor: membangkitkan motivasi siswa secara individual Siswa tidak bisa bergantung kepada sesama anggota. Setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap permasalahan yang dibahas. Setiap anggota akan selalu siap jika sewaktu-waktu ditunjuk oleh guru berdasarkan nomor kartu kepala yang dimilikinya.

C. Input Secara geografis, SMP 2 Pegandon Kabupaten Kendal berada di tengahtengah masyarakat Desa Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani. Ada juga orang tua siswa yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri Kurangnya perhatian orang tua siswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi anak Motivasi siswa untuk berprestasi di bidang akademik sangat rendah Siswa mengalami kesulitan untuk berkomunikasi secara lisan dalam situasi formal di kelas Hasil keterampilan berbicara siswa kelas VII-B pada semester I tahun pelajaran 2005/2006 menunjukkan hanya sekitar 20% (8 siswa) dari 40 siswa yang sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan kelas. Guru menggunakan metode diskusi kelompok (melatih siswa dalam bekerja sama dan berkomunikasi secara lisan) Dua kelemahan mendasar: siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan siswa belum mampu mengemukakan pendapat/tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya T U J U A N?

D. Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Aspek : Kemampuan Bersastra Subaspek : Keterampilan Berbicara Standar Kompetensi : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai bentuk wacana lisan: menanggapi pembacaan cerpen, mendongeng untuk orang lain, berbalas pantun. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK Menanggapi pembacaan cerpen Mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual Mampu menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan mengemukakan data yang mendukung Mampu menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita Teks Cerpen

Langkah Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Silabus Pemilihan Materi Ajar Penyusunan RPP Pembuatan Kartu Kepala Bernomor Penyusunan Instrumen Penilaian: lembar tugas diskusi kelompok, lembar penilaian sikap, rubrik penilaian; dan daftar nilai. Mendengarkan pembacaan cerpen dan mencatat data tekstual yang berkaitan Siswa memilih gulungan kartu Siswa berkelompok Setiap berdiskusi kelompok (mengungkapkan tokoh cerpen, karakteristik tokoh, menjelaskan latar, menulis kembali cerpen Guru menunjuk siswa bernomor tertentu Memberikan tanggapan Menyimpulkan hasil diskusi Mendengarkan pembacaan cerpen II (mengungkapkan tokoh-tokoh, karakteristik tokoh, latar cerita, menulis kembali cerpen.

E. Evaluasi Proses Pembelajaran Penilaian sikap (afektif): (1) kedisiplinan; (2) minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5) tanggung jawab. Penilaian hasil: (1) kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3) ketepatan intonasi; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6) kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual; (8) kemampuan menjelaskan karakteristik tokoh dengan data yang mendukung; (9) kemampuan menjelaskan latar cerita dengan data yang mendukung; (10) kemampuan menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.

Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses No. Aspek Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1. Kedisiplinan 39 97,5 Ketepatan waktu masuk kelas 2. Minat 40 100 Jumlah siswa yang bertanya 3. Kerja sama 39 97,5 Keterlibatan dalam diskusi kelompok 4. Keaktifan 39 97,5 Keaktifan dalam memecahkan masalah 5. Tanggung jawab 40 100 Menyampaikan hasil diskusi secara individual *) Keterangan: jumlah siswa 40 orang.

No. Aspek Rekapitulasi Penilaian Hasil Jumlah Siswa yang mendapat nilai 65 Persentase (%) 1. Kelancaran berbicara 38 95 2. Kejelasan vokal 36 90 3. Ketepatan intonasi 39 97,5 4. Ketepatan pilihan kata 38 95 5. Struktur kalimat (tuturan) 39 97,5 6. Kontak mata dengan pendengar 13 32,5 7. Ketepatan mengungkapkan tokoh-tokoh cerita 8. Kemampuan menjelaskan karakteristik tokoh 9. Kemampuan menjelaskan latar cerita 10. Kemampuan menulis kembali cerpen *) Keterangan: jumlah siswa 40 orang. 39 97,5 39 97,5 40 100 40 100

F. Penutup Keunggulan Metode Praktis dan mudah dilaksanakan Cukup efektif untuk menumbuhkembangkan kedisplinan, minat, kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa Cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen. Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya kompetetif di kalangan siswa karena Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa sehingga dapat menemukan jawaban sendiri (inkuiri) Guru hanya sebatas menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam menumbuhkembangkan potensi dirinya.

III. REFERENSI Abernathy, Rob dan Mark Reardon. 2004. 25 Kiat Menjadi Pembicara Hebat. Bandung: Kaifa. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas. -------------------. 2004. Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. -------------------. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi: Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Direktorat PLP, Direktorat Jenderal Dikdasmen, Depdiknas. Sawali, dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia: untuk SMP/MTs Kelas VII. Yogyakarta: P Citra Aji Parama. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CSTD.