RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN
ABSTRAK Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP belum berlangsung seperti yang diharapkan Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan Kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, dan membosankan Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif
METODE DISKUSI KELOMPOK Belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dirindukan oleh siswa Siswa gagal mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia
Diusulkan Inovasi Pembelajaran: Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor DIAGRAM ALIR KONDISI PEMBELAJARAN 1. Belum semua siswa SMP terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. 2. Siswa SMP mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. INOVASI YANG DIKEMBANGKAN Aktualisasi silabus, RPP, dan bahan ajar sesuai dengan tingkat pengetahuan dan perkembangan jiwa siswa, serta permasalahan yang ada. Upaya menggunakan metode diskusi kelompok model kepala bernomor untuk melatih kerja sama dan menumbuhkan motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan terhadap pembacaan cerpen disertai data pendukung.
ALAT BANTU Kartu bernomor dari kertas HVS yang dipotongpotong dengan ukuran 5 cm x 5 cm agar mudah digulung. Jumlah kartu bernomor disesuaikan jumlah siswa. Dalam kartu dituliskan dua angka yang dipisahkan dengan tanda titik. Angka depan merupakan nomor kelompok, sedangkan angka kedua merupakan nomor anggota kelompok
I. LATAR BELAKANG A. Metode yang Sudah Ada sampai Saat Ini Diskusi Kelompok (saling belajar bekerja sama dan saling berkomunikasi secara lisan) Keunggulan lain: (1) membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; (2) membantu siswa mengevaluasi logika dan bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lain; (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan suatu prinsip; (4) membantu siswa menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah; (5) menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya; dan (6) mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik
B. Masalah yang Ditemukan Belum semua siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok; dan Siswa masih mengalami kesulitan mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. Diperlukan inovasi metode diskusi kelompok yang benar-benar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
C. Konsep untuk Memecahkan Masalah Metode Diskusi Kelompok Model Kepala Bernomor Landasan filosofis Metode Konstruktivistik Belajar itu menemukan - melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi yang diterima sehingga informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka) - dimulai dari masalah untuk selanjutnya berdasarkan bantuan guru, siswa dapat menyelesaikan dan menemukan langkahlangkah pemecahan masalah tersebut
Metode konstruktivistik Teori belajar kognitif pembelajaran kooperatif pembelajaran generatif strategi bertanya inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar) Konsep: Siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalahmasalah yang kompleks.
Model Diskusi Kelompok Berbasis Pembelajaran Kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang menggunakan langkah pembelajaran di kelas dengan menempatkan siswa ke dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku. Team-Assisted Individualization (TAI) yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang digunakan untuk pembelajaran membaca dan menulis tingkat tinggi. Jigsaw yang mengelompokkan siswa ke dalam tim beranggotakan enam orang yang memelajari materi akademik yang telah dibagibagi menjadi beberapa subbab. Learning together (belajar bersama) yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. Group Investigation (penelitian kelompok) berupa pembelajaran kooperatif yang bercirikan penemuan.
Jenis metode diskusi kelompok yang tepat untuk memecahkan masalah Team-Assisted Individualization (TAI) Menggunakan pola kooperatif, tetapi lebih menekankan pengajaran individual. Diimplementasikan dengan menggunakan model kepala bernomor untuk memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa secara individual untuk menumbuhkembangkan potensi diri
II. INOVASI PEMBELAJARAN YANG DIUNGGULKAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH A. Tujuan Pembelajaran (Kompetensi yang Diharapkan) 1. Tujuan Pembelajaran Umum: a. Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok b. Siswa mampu mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya 2. Tujuan Pembelajaran Khusus: a. Siswa mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual. b. Mampu menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan data yang mendukung. c. Mampu menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.
B. Metode Pembelajaran Metode diskusi kelompok model kepala bernomor Termasuk jenis metode diskusi kelompok berbasis pembelajaran kooperatif: lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif (Team-Assisted Individualization). Didukung penggunaan alat bantu berupa nomor kepala yang terbuat dari kertas HVS berukuran 5 cm x 5 cm. Kompetensi lebih ditekankan pada kompetensi individual Penggunaan kartu kepala bernomor: membangkitkan motivasi siswa secara individual Siswa tidak bisa bergantung kepada sesama anggota. Setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap permasalahan yang dibahas. Setiap anggota akan selalu siap jika sewaktu-waktu ditunjuk oleh guru berdasarkan nomor kartu kepala yang dimilikinya.
C. Input Secara geografis, SMP 2 Pegandon Kabupaten Kendal berada di tengahtengah masyarakat Desa Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani. Ada juga orang tua siswa yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri Kurangnya perhatian orang tua siswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi anak Motivasi siswa untuk berprestasi di bidang akademik sangat rendah Siswa mengalami kesulitan untuk berkomunikasi secara lisan dalam situasi formal di kelas Hasil keterampilan berbicara siswa kelas VII-B pada semester I tahun pelajaran 2005/2006 menunjukkan hanya sekitar 20% (8 siswa) dari 40 siswa yang sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan kelas. Guru menggunakan metode diskusi kelompok (melatih siswa dalam bekerja sama dan berkomunikasi secara lisan) Dua kelemahan mendasar: siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan siswa belum mampu mengemukakan pendapat/tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya T U J U A N?
D. Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Aspek : Kemampuan Bersastra Subaspek : Keterampilan Berbicara Standar Kompetensi : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai bentuk wacana lisan: menanggapi pembacaan cerpen, mendongeng untuk orang lain, berbalas pantun. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK Menanggapi pembacaan cerpen Mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual Mampu menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan mengemukakan data yang mendukung Mampu menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita Teks Cerpen
Langkah Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Silabus Pemilihan Materi Ajar Penyusunan RPP Pembuatan Kartu Kepala Bernomor Penyusunan Instrumen Penilaian: lembar tugas diskusi kelompok, lembar penilaian sikap, rubrik penilaian; dan daftar nilai. Mendengarkan pembacaan cerpen dan mencatat data tekstual yang berkaitan Siswa memilih gulungan kartu Siswa berkelompok Setiap berdiskusi kelompok (mengungkapkan tokoh cerpen, karakteristik tokoh, menjelaskan latar, menulis kembali cerpen Guru menunjuk siswa bernomor tertentu Memberikan tanggapan Menyimpulkan hasil diskusi Mendengarkan pembacaan cerpen II (mengungkapkan tokoh-tokoh, karakteristik tokoh, latar cerita, menulis kembali cerpen.
E. Evaluasi Proses Pembelajaran Penilaian sikap (afektif): (1) kedisiplinan; (2) minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5) tanggung jawab. Penilaian hasil: (1) kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3) ketepatan intonasi; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6) kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual; (8) kemampuan menjelaskan karakteristik tokoh dengan data yang mendukung; (9) kemampuan menjelaskan latar cerita dengan data yang mendukung; (10) kemampuan menulis kembali cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses No. Aspek Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1. Kedisiplinan 39 97,5 Ketepatan waktu masuk kelas 2. Minat 40 100 Jumlah siswa yang bertanya 3. Kerja sama 39 97,5 Keterlibatan dalam diskusi kelompok 4. Keaktifan 39 97,5 Keaktifan dalam memecahkan masalah 5. Tanggung jawab 40 100 Menyampaikan hasil diskusi secara individual *) Keterangan: jumlah siswa 40 orang.
No. Aspek Rekapitulasi Penilaian Hasil Jumlah Siswa yang mendapat nilai 65 Persentase (%) 1. Kelancaran berbicara 38 95 2. Kejelasan vokal 36 90 3. Ketepatan intonasi 39 97,5 4. Ketepatan pilihan kata 38 95 5. Struktur kalimat (tuturan) 39 97,5 6. Kontak mata dengan pendengar 13 32,5 7. Ketepatan mengungkapkan tokoh-tokoh cerita 8. Kemampuan menjelaskan karakteristik tokoh 9. Kemampuan menjelaskan latar cerita 10. Kemampuan menulis kembali cerpen *) Keterangan: jumlah siswa 40 orang. 39 97,5 39 97,5 40 100 40 100
F. Penutup Keunggulan Metode Praktis dan mudah dilaksanakan Cukup efektif untuk menumbuhkembangkan kedisplinan, minat, kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa Cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen. Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya kompetetif di kalangan siswa karena Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa sehingga dapat menemukan jawaban sendiri (inkuiri) Guru hanya sebatas menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam menumbuhkembangkan potensi dirinya.
III. REFERENSI Abernathy, Rob dan Mark Reardon. 2004. 25 Kiat Menjadi Pembicara Hebat. Bandung: Kaifa. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas. -------------------. 2004. Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. -------------------. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi: Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Direktorat PLP, Direktorat Jenderal Dikdasmen, Depdiknas. Sawali, dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia: untuk SMP/MTs Kelas VII. Yogyakarta: P Citra Aji Parama. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CSTD.