BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

dokumen-dokumen yang mirip
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Peran Ekstra Guru Di Sekolah

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut manusia untuk

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. SDM untuk mencari hal-hal baru yang dapat dijadikan sebagai. yang diungkap tentang manusia adalah OCB (Organizational Citizenship

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. kesimpulan deskriptif dan kesimpulan hipotesis. Penelitian ini didominasi

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tidak perlu ada organisasi. Tujuan organisasi bermacam-macam, tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki kinerja yang tinggi

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang yang berperan didalamnya.

Oleh : H. Muhtadi Irvan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFEKNYA KEPADA KEPERCAYAAN TERHADAP PEMIMPIN SERTA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

PERANAN DIREKTUR UTAMA DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI DI CV. KENCONO WUNGU SURABAYA SKRIPSI

TESIS. Oleh AGUNG NUGROHO JATI NIM: Q

semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam proses pembelajaran. Dalam menciptakan kondisi belajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

V. PENUTUP SIMPULAN, FORMULASI, DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. yang dirasa relevan dan perlu, dengan harapan dapat menjadi sebuah kontribusi

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu. organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kinerja, kesuksesan, dan kefektifan organisasi. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Oleh AGUNG NUGROHO JATI NIM: Q

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi

Pelaksanaan Program Kesehatan. Muhammad Anwar, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang memengaruhi kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Azizah, 2013

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan di Indonesia masih memerlukan perhatian ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan internal dalam tingkat sekolah. Sekolah sebagai suatu organisasi terdiri dari kepala sekolah, guru, murid dan warga sekolah lainnya. Guru merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pendidikan terutama di tingkat sekolah. Guru yang dibutuhkan oleh sekolah adalah guru-guru yang mempunyai perilaku kerja yang baik, berkualitas, dan berkomitmen tinggi terhadap sekolah. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi pada saat ini, tidak hanya perilaku yang harus dikerjakan (in-role), tetapi juga perilaku yang tidak terdeskripsikan secara formal (extra-role). Perilaku extra-role ini biasa dikenal dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan sehingga dapat disebut sebagai karyawan yang baik (Sloat, 1999 dalam Novliadi, 2006: 42). Perilaku ini cendrung melihat seorang karyawan sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki 1

2 empati kepada orang lain dan lingkungannya, dan menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki lingkungannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik. Terlebih lagi, untuk melakukan segala sesuatu yang baik, manusia tidak selalu digerakkan oleh hal-hal yang menguntungkan dirinya, misalnya seseorang mau membantu jika diberi imbalan tertentu. Oleh karena itu, jika para guru dalam organisasi (sekolah) memiliki OCB, maka usaha untuk mengendalikan para guru akan menurun, karena para guru dapat mengendalikan perilakunya sendiri atau mampu memilih perilaku terbaik untuk kepentingan sekolah. Sekolah sebagai suatu organisasi dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang berwenang menerapkan gaya kepemimpinan tertentu demi terwujudnya tujuan sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya akan berusaha menerapkan kebijakan yang dirasa tepat bagi keberhasilan sekolah. Kebijakan kepala sekolah merupakan implementasi dari gaya kepemimpinannya dalam memimpin sekolah. Gaya kepemimpinan inilah yang selanjutnya akan di persepsikan oleh semua bawahan termasuk para guru. Perilaku kerja guru yang timbul akibat persepsi terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh harapan dan kebutuhan para guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap kepemimpinan yang telah dijalani dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan.

3 Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan dan gaya kepemimpinan apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh bawahan, terutama guru, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang negatif terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Ada beberapa teori kepemimpinan yang menjelaskan karakteristik individual pemimpin atau pengaruh pemimpin dalam pencapaian tujuan organisasi. Beberapa teori tersebut antara lain the trait theory (teori sifat), the behavioral theory (teori perilaku), the contingency theory (teori kontingensi), the transactional leadership theory (teori kepemimpinan transaksional), dan the transformtional leadership theory (teori kepemimpinan transformasional). Penelitian ini memfokuskan pada kepemimpinan trasformasional, sebagaimana dikatakan oleh Suyanto (2007: 1), bahwa seorang kepala sekolah perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Dikatakan lebih lanjut oleh Suyanto bahwa kepemimpinan trasformasional merupakan gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau mendorong semua unsure yang ada di sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah bersedia tanpa paksaan berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan sekolah. Munandar dan Wutun (2001 dalam Kushariyanti, 2007: 32) menyatakan bahwa konsep kepemimpinan transformasional mempunyai

4 kesamaan dengan konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu seorang pemimpin harus mampu berada di depan menjadi tauladan (ing ngarso sung tulodo), berada di tengah-tengah pengikutnya menghimpun kekuatan bersama (ing madya mangun karsa), dan berada di belakang untuk selalu memotivasi pengikutnya dan mengarahkan ke tujuan yang tepat (tut wuri handayani). Pemimpin transformasional cenderung berusaha untuk memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan peran karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata. Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku kerja para guru dengan membangun kesadaran para guru mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah akan terus berusaha menyamakan persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha mereka ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan para gurunya. Gaya kepemimpinan transformasional akan dapat dipersepsi positif jika dapat memenuhi atau mendekati harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara kepala sekolah dan guru dapat

5 bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah, akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat dan loyalitas kepada sekolah. Dewasa ini, kualitas kehidupan kerja karyawan merupakan salah satu topik yang senantiasa menarik dan dianggap penting, baik oleh ilmuwan maupun praktisi, karena kualitas kehidupan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan. Hal ini merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu meningkatkan peran serta dan kontribusi para anggota atau karyawan terhadap organisasi. Penelitian yang dilakukan May dan Lau (1999 dalam Husnawati, 2006: 40) menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi dan menumbuhkan keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Komitmen organisasional merupakan variabel yang telah banyak diketahui memiliki kaitan yang erat dengan OCB. Karyawan yang memiliki komitmen organisasional akan melakukan tidak hanya tugas-tugas yang telah menjadi kewajibannya, tetapi dengan sukarela akan mengerjakan halhal yang dapat digolongkan sebagai usaha-usaha ekstra (extra effort). Karyawan yang berkomitmen akan merasa memiliki organisasi tersebut. Penelitian-penelitian yang mengaitkan kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, komitmen organisasi, dan perilaku peran ekstra telah dilakukan secara terpisah oleh beberapa peneliti

6 terdahulu. Penelitian terkait dengan variabel-variabel di atas masih sedikit dilakukan pada institusi pendidikan. Penelitian yang relevan, antara lain dilakukan oleh DiPoala dan Tschannen Moran (2001 dalam Tschannen-Moran, 2003: 6), menunjukkan adanya hubungan kuat antara gaya kepemimpinan dengan perilaku ekstra peran di sekolah menengah (secondary school). Noor (2009: 1) menemukan bahwa komitmen organisasional berpengaruh terhadap perilaku ekstra peran pada 160 staf pengajar universitas (dosen) di Pakistan. Penelitian di level sekolah dasar telah dilakukan di Turki oleh Yilmas dan Bokeoglu (2008: 775) yang menemukan bahwa ada hubungan positif antara komitmen organisasional dengan perilaku ekstra peran pada para guru Sekolah Dasar di Turki. Sedangkan penelitian di Indonesia antara lain dilakukan oleh Lamidi (2008: 25) pada para dosen di Universitas Slamet Riyadi Solo, bahwa kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh terhadap perilaku ekstra peran. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional adalah dengan membentuk Sekolah Ritisan Bertaraf Internasional (RSBI) dengan tujuan antara lain memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf internasional. RSBI adalah suatu program pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3, yang menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

7 menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Mutu setiap sekolah bertaraf internasional dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi standar nasional pendidikan (SNP). Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan antara lain proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan sumberdaya manusia (SDM), terutama kepala sekolah dan para guru yang berkualitas di sekolah tersebut. Di kabupaten Klaten, untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah ada dua SMP yang berstatus RSBI, yaitu SMP Negeri 2 Klaten dan SMP Negeri 1 Delanggu. Kedua sekolah tersebut dipersepsikan oleh masyarakat khususnya di Klaten sebagai sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan karena lulusannya mendominasi jumlah siswa yang diterima di SMA Negeri 1 Klaten yang merupakan SMA unggulan di Klaten yang juga berstatus RSBI.

8 Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan kajian empiris mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional terhadap perilaku ekstra peran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) berstatus RSBI di Kabupaten Klaten. B. Identifikasi Masalah Secara konsep dan temuan empiris dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan tranformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh terhadap perilaku ekstra peran. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan variabel-variabel tersebut, lebih banyak dilakukan pada institusi non kependidikan, sedangkan penelitian yang dilakukan pada insitusi pendidikan masih sangat sedikit dilakukan, khususnya di Indonesia. Penelitian di instusi pendidikan antara lain yang dilakukan oleh Noor (1999: 1) dan Lamidi (2008: 25) hanya menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional terhadap perilaku ekstra peran. Penelitian lain yang dilakukan di Turki oleh Yilmas dan Bokeoglu (2008: 775) hanya menguji hubungan antara komitmen organisasional dengan perilaku ekstra peran. Penelitian yang lebih komprehensif yang menguji pengaruh kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional

9 terhadap perilaku ekstra peran di institusi pendidikan belum pernah dilakukan, khususnya di Indonesia. C. Pembatasan Masalah Agar dapat mengarah pada permasalahan yang ada dan ruang lingkup yang jelas maka dalam penelitian ini dibatasai pada pengaruh kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional terhadap OCB (perilaku ekstra peran) dalam konteks organasasi pendidikan, dengan subjek penelitian para guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di Kabupaten Klaten. D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Apakah kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku ekstra peran? 2. Apakah kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara parsial terhadap perilaku ekstra peran?

10 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, beberapa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menguji kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku ekstra peran. 2. Menguji kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh secara parsial terhadap perilaku ekstra peran. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut. 1. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan terkait dengan pengaruh kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional terhadap perilaku ekstra peran. 2. Bagi kepala sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan perilaku ekstra peran para guru. 3. Bagi akademisi, diharapkan dapat menjadi tambahan literatur untuk penelitian lanjutan terkait dengan pengaruh kepemimpinan transformasional, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasional terhadap perilaku ekstra peran.