BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang menjadi pilar

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai jenis penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank QNB Indonesia Tbk Periode Menggunakan Metode RGEC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian


BAB III. Metode Penellitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar

METODOLOGI PENELITIAN. aspek-aspek yang relevan dengan fenomena dari dua perspektif, baik dari sisi

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB I PENDAHULUAN. memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengaruh Metode Camels Dan Rgec Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

perbankan syariah dan juga pada tata kelola perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bankirnews, Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

Kata Kunci : Tingkat Kesehatan Bank, Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk, Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB IV ANALISIS DATA

SKRIPSI. : Apriliya Widyawati NIM : Program Studi : Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk menghadapi risiko di masa yang akan datang (PBI No. 13/1/PBI/2011).

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

ANALISI TINGKAT KESEHATAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA. TBK DENGAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada bank maupun terhadap sistem keuangan secara keseluruhan. Perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian negara, karena fungsi utama bank adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan produk lainnya (Khalil dan Fuadi, 2016). Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bahwa perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Perbankan di Indonesia menganut dual system banking yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Sistem perbankan konvensional menggunakan prinsip bunga dan perbankan syariah menggunakan prinsip bagi hasil. Perbankan syariah dalam perkembangannya sampai saat ini mampu membantu menyokong sistem perbankan nasional saat ekonomi nasional mengalami krisis. Peranan tersebut akan tampak ketika perbankan konvensional mengalami kesulitan keuangan karena tingginya tingkat suku bunga sehingga mengurangi daya saing usaha sektor produksi. Rendahnya kemampuan daya saing ini menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan konvensional untuk menjalankan funsinya sebagai intermediator 1

2 kegiatan investasi. Hal tersebut menjadi potensi perbankan syariah karena perbankan ini tidak mengacu pada tingkat suku bunga sehingga menarik minat masyarakat untuk menggunakan jasa keuangan perbankan syariah (Setyaningsih, 2014). Kesehatan suatu bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara sesuai peraturan yang berlaku (Fitriana, dkk, 2015). Penilaian kesehatan bank sangat penting karena menyangkut reputasi dan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan tersebut. Peringkat yang menjelaskan kategori perbankan dengan berbagai metode yang dipergunakan akan sangat membantu untuk melihat posisi bank tersebut masuk dalam kategori sehat atau tidak sehat dan sebagainya (Fahmi, 2015). Penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh pemerintah melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI). Bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin maupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Selanjutnya laporan tersebut dipelajari dan dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi kesehatannya yang akan memudahkan bank itu sendiri dalam memperbaiki kinerjanya (Khalil dan Fuadi, 2016). Bank Indonesia menetapkan peraturan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, cakupan penilaian tersebut menggunakan pendekatan risiko dengan faktor-faktor yang dinilai antara lain risk profile (profil risiko), good corporate governance, earning (rentabilitas) dan capital (permodalan). Penilaian tingkat kesehatan bank ini dikenal dengan metode RGEC. Melalui RGEC, bank mampu mengidentifikasi permasalahan secara lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan Good Corporate Governance

3 (GCG) dan manajemen risiko yang lebih baik sehingga bank lebih tahan dalam menghadapi krisis (Fitriana, dkk, 2015). Faktor pertama dalam analisis tersebut, melihat kinerja bank berdasarkan risk profile (profil risiko). Risk profile (profil risiko) menilai risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank (Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011). Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, risiko dalam operasional bank terdiri atas 10 (sepuluh) jenis risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko imbal hasil dan risiko investasi. Sesuai Surat Edaran tersebut risiko kredit merupakan risiko yang paling dominan pada aktivitas bank, sehingga memiliki signifikansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan risiko-risiko lainnya. Sehingga peringkat profil risiko bank akan lebih banyak dipengaruhi oleh peringkat risiko kredit sebagai risiko paling dominan dan setelahnya risiko likuiditas yang dianggap signifikan. Indikator yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank pada risk profile (profil risiko) menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF) sebagai alat ukur dari risiko kredit dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai alat ukur dari risiko likuiditas (Iskandar dan Laila, 2016). Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF maka semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan pembiayaan bermasalah semakin besar (Ferdyant, dkk, 2014).

4 Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio FDR maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank (Hakiim dan Rafsanjani, 2016). Faktor good corporate governance menilai kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Indikator penilaian GCG yaitu menggunakan bobot penilaian berdasarkan nilai komposit dari ketetapan Bank Indonesia menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (Minarrohmah, dkk, 2014). Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat peraturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak dan tanggung jawab, atau sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Semakin tinggi penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang diukur dengan nilai komposit GCG self assessment maka dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang berdampak terhadap profitabilitas bank (Ferdyant, dkk, 2014). Earning (rentabilitas) merupakan faktor yang digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam satu periode. Earning (rentabilitas) diukur dengan menggunakan rasio Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) (Iskandar dan Laila, 2016). Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

5 operasinya. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan (Rendiana, 2015). Capital merupakan evaluasi kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Indikator yang digunakan untuk mengukur permodalan (capital) yaitu dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) (Iskandar dan Laila, 2016). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari aktivitas yang dilakukannya dan kemampuan bank dalam menandai kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi modal yang diinvestasikan dibank, maka semakin tinggi profitabiitas bank (Mokoagow dan Fuady, 2015). Diberlakukannya sistem penilaian dengan metode RGEC tersebut terlihat kinerja perbankan syariah pada tahun 2014 dan 2015 tidak stabil. Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tahun 2014 dan 2015 terjadi permasalahan yang muncul pada faktor risk profile. Permasalahan tersebut terjadi pada risiko kredit yang ditandai oleh semakin meningkatnya nilai Non Performing Financing (NPF) selama 2 tahun yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin meningkat. Permasalahan lain terjadi pada faktor Earning dengan adanya peningkatan nilai Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO). Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa efisiensi kinerja bank syariah semakin menurun. Selain itu faktor capital juga mengalami penurunan pada nilai Capital Adequacy Ratio (CAR), sehingga modal yang digunakan bank syariah semakin kecil yang mengakibatkan kinerja dan operasional bank menjadi menurun. Kondisi yang sama terjadi pada profitabilitas bank syariah tahun 2014 dan 2015 yang ditandai dengan adanya nilai Return on Assets (ROA) yang belum memenuhi standar, karena nilai ROA hanya sebesar 0,79% ditahun 2014 dan 0,84% ditahun 2015.

6 Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang paling baik untuk ROA yaitu lebih dari 1,25%. Sehingga dengan kondisi tersebut bank syariah dinilai tidak sehat. Karena bank yang memiliki profitabilitas (ROA) di bawah standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia akan dinilai tidak sehat. Berdasarkan fenomena tersebut maka dapat dilihat bahwa kinerja perbankan syariah pada tahun 2014-2015 yang tidak stabil disebabkan oleh adanya permasalahan yang muncul pada rasio-rasio keuangan yang merujuk pada faktor tingkat kesehatan bank dan faktor profitabilitas. Sehingga peneliti mengasumsikan bahwa permasalahan yang terjadi pada profitabilitas ada hubungannya dengan permasalahan yang terjadi pada faktor tingkat kesehatan bank. Maka dalam hal ini peneliti berusaha mengangkat permasalahan tersebut sebagai topik penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman apakah faktor tingkat kesehatan yang dilihat dari komponen profil risiko, GCG, rentabilitas dan permodalan berpengaruh terhadap permasalahan yang terjadi pada profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2014 dan 2015. Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sabir, dkk (2012) menguji pengaruh rasio kesehatan bank terhadap kinerja keuangan bank umum syariah dan bank konvensional di Indonesia. Hasilnya menunjukkan pada bank umum syariah rasio Non Performing Financing (NPF) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan pada Return on Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) serta Net Operating Margin (NOM) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA).

7 Penelitian lain yang dilakukan Astutik (2014) menguji pengaruh tingkat kesehatan bank menurut Risk Based Bank Rating terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia menyatakan bahwa dalam menilai kinerja perbankan tidak hanya diperlukan pengukuran secara finansial tetapi juga non finansial. Penelitian tersebut mengkombinasikan data rasio keuangan secara kuantitatif dan nilai komposit faktor Good Corporate Governance (GCG) untuk menilai pengaruh tingkat kesehatan bank umum syariah terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan rasio NPF, FDR, GCG, BOPO, NOM dan CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Namun secara parsial, hanya FDR dan NOM yang berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan FDR merupakan variabel yang paling dominan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sabir, dkk (2012), penelitian ini mengganti variabel NOM dengan Good Corporate Governance (GCG) dalam menilai tingkat kesehatan bank. Hal ini dikarenakan peneliti mengacu pada peraturan penilaian tingkat kesehatan bank terbaru yaitu metode RGEC dengan mengkombinasikan rasio keuangan dan nilai komposit faktor GCG. Selain itu obyek penelitian ini hanya pada bank syariah, sedangkan pada penelitian Sabir, dkk (2012) tidak hanya pada bank syariah tetapi juga menambahkan obyek penelitian pada bank konvensional. Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan Astutik (2014), dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk menilai rentabilitas hanya menggunakan rasio BOPO, sedangkan dalam penelitian Astutik (2014) menambahkan rasio NOM sebagai alat ukurnya.selain itu pada penelitian ini periode pengamatan dilakukan selama 5 tahun lebih lama dibandingkan kedua penelitian

8 tersebut, hal ini diharapkan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dari hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan permasalahan yang terjadi dan menurut penelitian terdahulu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana indikator penilaian tingkat kesehatan bank metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital) mampu mempengaruhi profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi inti pembahasan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia? 5. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?

9 6. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance (GCG), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. 6. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance (GCG), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) dan Capital Adequacy

10 Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Dapat menambah jumlah literatur yang nantinya dapat dijadikan referensi baru untuk pengembangan teori dalam bidang perbankan syariah khususnya bagi jurusan akuntansi sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, dosen, dan segenap lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2. Bagi Perbankan Syariah Dapat memberikan tambahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen banksyariah dalam menjaga tingkat kesehatan bank agar dapat meningkatkan profitabilitas yang lebih baik. 3. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan, tambahan pengetahuan, pembelajaran dan perluasan ilmu untuk menganalisis suatu permasalahan ekonomi Indonesia yang berkaitan dengan dunia perbankan, khususnya mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital) terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti berharap hasil dari penelitian ini berguna sebagai bahan acuan atau referensi untuk menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan tema yang sama.