BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pembangunan nasional. menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Sewa Kendaraan pada PT. Amico ABSTRAK

Prosedur Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) 23 Atas Sewa dan Jasa Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok

BAB I PENDAHULUAN. Negara untuk membiayai pembangunan, sebaliknya semakin kecil. penerimaan pajak yang diperoleh maka semakin kecil juga kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap pada CV. X Nama : Ida Ayu Mirah Sunari NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hidup rakyat, dan untuk memajukan bangsa. Pengeluaran-pengeluaran negara

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang Dasar Negara 1945 dan berasaskan Pancasila. Sekarang ini setiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara. Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Memperhatikan perkembangan perekonomian nasional yang saat ini sedang

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut yang harus diperhatikan adalah. dari sektor pajak sebagai penerimaan kas Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat. berasal dari iuran rakyat yang berdasarkan Undang Undang (dapat

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut pemerintah

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia di singkat RI adalah negara di Asia Tenggara, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Perpajakan merupakan disiplin ilmu yang dinamis, yang ketentuannya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan. sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. Menurut masyarakat umum pajak adalah iuran yang secara paksa dipungut dan

BAB I. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah dalam rangka menjalankan. pemerintah dalam memungut pajak dari masyarakat, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak merupakan harapan pemerintah untuk setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

ABSTRAK. Kata Kunci : PPh Pasal 23, Tatacara Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Bagi negara, pajak adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penulisan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Andalan sumber penerimaan negara yang selama ini terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik kesejahteraan material maupun

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

BAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang terjamin untuk menjalankan fungsi-fungsi pemerintah. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. masalah pembiayaan yang akan dibutuhkan dalam proses pembangunan tersebut. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu Negara. berkembang yang bertujuan untuk menjadi negara maju di masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 BULAN AGUSTUS 2015 PADA CV. SUAR LANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dimana dalam segi perekonomian didukung oleh instansi pemerintah serta perusahaan swasta, baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua aspek tersebut, baik instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan Negara Indonesia dalam rangka pembangunan nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materil maupun spritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan, sedangkan Bangsa Indonesia tidak mungkin selamanya mengandalkan sumber pendapatan negara dari sektor migas saja, sebab sumber daya alam Indonesia saat ini mulai menipis dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeksplorasinya dan bahkan mungkin tidak dapat diperbaharui lagi. Sumber pendapatan terbesar di Indonesia yaitu dari pendapatan pajak. Penerimaan perpajakan telah memberikan sumbangan yang sangat besar dalam penyediaan sumber dana bagi pembiayaan berbagai program penanggulangan krisis ekonomi dan pembangunan. 1

Pemerintah melalui Kementrian Keuangan yang menaungi Direktorat Jendral Pajak terus berusaha agar rencana penerimaan pajak yang telah ditetapkan tiap tahunnya dapat terus tercapai. Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan perpajakan terus disempurnakan agar pajak dapat lebih diterima oleh masyarakat. Berdasarkan UU RI No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu jenis pajak yang dikenal di Indonesia saat ini adalah Pajak Penghasilan. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang PPh disebut Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrnegara Bandung, selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang 2

bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrnegara Bandung telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984. PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrnegara Bandung adalah salah satu Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang bergerak di bidang jasa penerbangan. Dalam hal ini PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrnegara Bandung menerima penghasilan sehubungan dengan jasa yang ia berikan kepada maskapai penerbangan. Atas penghasilan dari jasa yang ia berikan itu maka dilakukan pemotongan PPh Pasal 23. PPh pasal 23 merupakan salah satu jenis uang muka PPh yang harus dibayar selama tahun berjalan oleh WP Dalam Negeri dan WP BUT melalui sistem pemotongan apabila mereka melakukan transaksi yang menimbulkan penghasilan berupa penghasilan dari modal atau dari jasa tertentu. PT Angkasa Pura (Persero) Cabang Husein Sastranegara Bandung dalam pelaksanaan pemotongan pajak PPh 23 atas jasa pendararatan ini menggunakan withholding tax system yang merupakan sistem dimana pihak ketiga baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan dalam negeri diberi kepercayaan oleh peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan kewjiban memotong atau memungut pajak atas penghasilan 3

yang dibayarkan kepada penerima penghasilan, dimana PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrnegara Bandung mempercayakan sepenuhnya pemotongan pajak pengasilah pasal 23 atas jasa pendaratan kepada rekanan sebagai pihak ketiga yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan kewajiban memotong pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada perusahaan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa pendaratan dipotong pada saat menerima pembayaran dari pihak yang menerima jasa tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dalam hal ini pembayaran dilakukan pada setiap bulannya sehingga setelah dilakukan proses pembayaran oleh rekanan, rekanaan wajib menerbitkan bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23 yang mereka potong atas jasa pendaratan pada setiap bulannya, bukti pemotongan tersebut digunakan sebagai alat untuk melaporkan kredit pajak wajib pajak badan pada SPT tahunan. Namun pada kenyataannya ada beberapa rekanan yang terlambat memberikan bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa pendaratan sehingga perusahaan melakukan pembayaran pajak penghasilan pasal 23 atas jasa pendaratan tersebut dua kali karena sudah jatuh tempo saat perusahaan harus melaporkan kredit pajak wajib pajak badan pada SPT tahunan. Sehingga akibat dari telatnya rekanan memberikan bukti pemotongan pajak tersebut perusahaan melakukan pembayaran pajak penghasilan pasal 23 atas jasa pendaratan dua kali, dimana seharusnya 4

pengeluaran atas penghasilan pasal 23 atas jasa pendaratan hanya sebesar 2% menjadi 4% dari penghasilan pasal 23 atas jasa pendaratan tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, saya sebagai penulis tertarik untuk menuangkan dalam bentuk Laporan Tugas Akhir dengan judul : ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN WITHHOLDING TAX SYSTEM TERHADAP PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA PENDARATAN PADA KANTOR CABANG PT ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka sebagai acuan pedoman dalam melakukan penelitian, penulis mengidentifikasikan masalah Bagaimana tingkat efektivitas pelaksanaan withholding tax system terhadap pelaporan pajak atas jasa pendaratan pada PT. Angkasa Pura (Persero) Cabang Husein Sastranegara Bandung? 1.3 Batasan Masalah Pada penulisan Tugas Akhir ini masalah yang akan di angkat mengenai tingkat efektivitas pelaksanaan withholding tax system terhadap pelaporan pajak, pengamatan hanya berfokus pada Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa pendaratan. 5

1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat efektivitas withholding tax system terhadap pelaporan pajak penghasilan pph 23 atas jasa pendaratan pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastranegara Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian Laporan Tugas Akhir yang dilakukan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Husein Sastranegara Bandung diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut : 1) Bagi Penulis 1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya dari Departemen Ekonomika dan Bisnis UGM 2. Untuk menerapkan ilmu pada adunia kerja sesuai dengan yang telah dipelajari penulis di bangku kuliah. 2) Bagi PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastranegara Bandung 1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun evaluasi serta tolak ukur terutama bagi pihak-pihak yang terkait langsung dalam Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa, khusunya Jasa Pendaratan sesuai ketentuan yang sebenarnya. 2. Untuk mengetahui keefektifan sistem yang telah ada 6

3) Bagi Pihak Lain 1. Untuk pihak lain penelitian ini dapat menjadi kepustakaan dan bahan bacaan atau sebagai referensi serta menambah pengetahuan mengenai bidang perpajakan di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang juga membahas tentang pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa pendaratan. 1.6 Kerangka Berpikir Analisis pelaksanaan PPh Pasal 23 atas jasa Pendaratan pada PT. Angkasa Pura II Husein Sastranegara Bandung Wawancara dan observasi Olah Data Penyesuaian dengan Perundang-undangan perpajakan dan pemangatan sistem Hasil Analisis Kesimpulan dan Saran Gambar 1.1.6 Kerangaka Berpikir Penjelasan: Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa pendaratan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastranegara Bandung dengan withholding system. Sesuai dengan gambar kerangka berpikir yang 7

telah ditampilakan, berikut akan diuraikan terkait kerangka berpikir penulis terhadap penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis melakukan pengambilan tema. Selanjutnya penulis menentukan objek penelitian sebagai titik perhatian dalam merealiasikan tema yang telah diambil, yang dalam hal ini adalah Pajak Penghasilan Pasal 23 khususnya Jasa Pendaratan. Setelah mendapatkan tema dan objek penelitian, selanjutnya penulis melakukan kegiatan pengumpulan data. Adapun jenis metode pengumpulan data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini yaitu metode penelitian wawancara, dokumentasi dan observasi di PT. Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrangara Bandung. Setelah data terkumpul dan dirasa telah cukup untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, maka penulis melaksanakan proses pengolahan data secara manual dengan cara mengklarifikasi data PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastrangara Bandung. Data yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan sumber teori. Data yang terkumpul diolah dan disusun secara sistematis. Setelah data selesai diolah dan telah disusun secara sistematis, data tersebut dianalisis untuk kemudian disimpulkan. 8

1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai alasan mengapa penulis membuat Tugas Akhir ini. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kerangka penulisan dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan kondisi umum perusahaan yang dijadikan objek penelitian. Selain kondisi umum, bab ini juga mrnguraikan mengenai landasan teori dan metodologi penelitian yang akan digunakan dalam Tugas Akhir ini. BAB III Analisis dan Pembahasan Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang analisa terkait pelaksanaan pemotongan Pajak, Penyetoran Pajak dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa pendaratan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Husein Sastranegara Bandung. BAB IV KESIMPULAN DAN SASARAN Dalam bab terakhir ini penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan yang ditarik dari pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Selain kesimpulan, pada bab ini penulis akan memberikan saran berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik dan diharapkan dapat menjadi bahan masukan ataupun evaluasi serta tolak ukur terutama bagi pihak-pihak yang terkait. 9