BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian tindakan mengombinasikan tindakan subtantif dan prosedur penelitian; penelitian ini merupakan tindakan terdisiplin yang dikontrol oleh penyelidikan, usaha seseorang untuk memahami problem tertentu seraya terlibat aktif dalam proses pengembangan dan pemberdayaan.(david, Hopkins.2011) Gambar 3.1 Siklus Pendapat David, Hopkins (2011) 16
3.2 Prosedur Penelitian Proses penilaian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus). Pada penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam setiap siklus terdapat perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun rincian prosedur penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Tahap perencanaan ini meliputi: a) Mempersiapkan perencanaan pembelajaran kegiatan mozaik pada siklus I. b) Membuat rencana kegiatan harian. c) Menyiapkan ruang kelas dengan penataan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. d) Menyiapkan bahan main atau media yang akan digunakan. e) Membuat rancangan pembagian kelompok anak dalam permainan. f) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas anak didik dan kegiatan pembelajaran 2. Tindakan Tahap pelaksanaan di lapangan meliputi : a) Guru menyampaikan materi pokok bahasan pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan mozaik b) Guru memberi instruksi dan contoh kegiatan mozaik yang akan dilakukan. c) Masing-masing anak melakukan seperti yang dicontohkan tanpa bantuan guru. 17
d) Masing masing anak melakukan kegiatan tersebut dengan berbagai percobaan yang menyangkut materi. e) Melakukan pengamatan terhadap kinerja anak. 3. Observasi. Pada tahap ini peneliti juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan anak yang bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan mozaik yang diukur dalam pencapaian indikator-indikator yang telah ditentukan. 4. Refleksi Pada tahap refleksi peneliti segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir. Refleksi berkaitan dengan apa yang telah dicapai anak dalam peningkatan keterampilan motorik halus melalui media mozaik, apa yang belum dicapai anak dalam keaktifannya melakukan kegiatan mozaik dan Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam sikslus berikutnya. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Siklus II Pada siklus II kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja peneliti merubah dan memodifikasi beberapa kegiatan mozaik yang didasarkan pada permasalahan baru yang muncul pada siklus I. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar menyusun rencana perbaikan pembelajaran di RKH pada siklus II. 18
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Kandangan 2 yang beralamatkan di Purwodadi Kandangan Grobogan. Pada semester genap bulan Juni 2014 dan menyesuaikan jam pelajaran di TK Kandangan 2. 3.4 Subjek Penelitian Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah Taman Kanak-kanak Kandangan 2 di Purwodadi Grobogan. Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan observasi terkait kurangnya keterampilan motorik halus anak dan kurang bervariasinya dalam peningkatan motorik halus di sekolah tersebut. Subjek penelitian ini adalah Anak Umur 4-5 tahun Taman Kanak-kanak Kandangan 2 di Purwodadi Grobogan sebanyak 25 anak. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan motorik halus anak. Waktu yang dimanfaatkan untuk melakukan penelitian ini adalah bulan Juni 2014. 3.5 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data yaitu anak, guru yang mengajar, dan kepala sekolah. Adapun jenis data yang di gunakan dalam PTK ini adalah unjuk kerja, hasil karya dan tanya jawab. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Secara lebih lengkap diuraikan dibawah ini : 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu dari awal sampai akhir. Dalam hal ini peneliti ikut serta secara langsung dengan melihat dan mengamati kegiatan anak, dengan demikian data 19
tersebut dapat bersifat obyektif dalam melukiskan aspek aspek kepribadian anak menurut keadaan yang sebenarnya. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan anak. 2. Wawancara Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi terkait proses pelaksanaan tindakan terhadap seberapa jauh efek tindakan yang diberikan. Apakah tindakan tersebut telah memberikan hasil ataukah belum. Dalam penelitian ini direncanakan akan dilakukan wawancara yang akan ditunjukkan kepada guru dan fasilitator yang berkolaborasi dan jika memungkinkan kepala sekolah juga akan dijadikan sebagai informan dalam pelaksanaan penelitian ini. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa para informan yang ditunjuk di atas, merupakan pelaku utama dalam proses tindakan di sekolah yang akan diteliti dan sumber - sumber utama yang akan memberikan informasi terkait proses pelaksanaan tindakan terhadap seberapa jauh efek tindakan yang diberikan. 3. Studi Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, berbentuk hasil tes dan karya-karya anak yang berupa porto folio, laporan tugas anak, bagian - bagian dari buku tes yang digunakan dalam pembelajaran, dan foto kegiatan pembelajaran selama mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan kegiatan mozaik. Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi. 3.7 Teknik Analisa Data 20
Analisa data merupakan lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Untuk itu seseorang peneliti perlu memahami teknis analisis data yang tepat agar penelitiannya memiliki nilai tinggi. Beberapa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data aktivitas anak terhadap model pembelajaran dengan menggunakan kegiatan mozaik. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dan dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sodijono (2011) (dalam Apriani 2013), yaitu : Keterangan : f : frekuensi yang sedang dicari prosentasinya. N : number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) P : angka prosentase 3.8 Indikator Keberhasilan Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak, maka dipergunakan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut: 1. Lebih dari 70% dari jumlah keseluruhan kegiatan mozaik telah diterapkan oleh guru minimal dengan kategori baik. 2. Indikator hasil belajar anak, peneliti memberi target kenaikan keterampilan sebesar 75%. P = f x 100 % N 3.9 Indikator Hasil Belajar 21
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah peningkatan keterampilan motorik halus anak kelas A TK Kandangan 2 Purwodadi. Peningkatan keterampilan motorik halus anak selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat dari hasil karya anak melalui penerapan kegiatan mozaik dalam pembelajaran peningkatan keterampilan motorik halus menggunakan kriteria baik (B) anak memperoleh nilai sempurna artinya baik. Menurut peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar pendidikan anak usia dini (permendiknas 58 tahun 2009) dan program semester (promes) dari TK tersebut terdapat indikator keterampilan motorik halus pada usia 4-5 tahun yaitu : Tabel 3.2 Indikator Hasil Belajar No. Indikator Baik (B) 1. Membuat Bentuk (dengan teknik mozaik dengan memakai berbagai bentuk/bahan : segiempat, segitiga, lingkaran) 2. Menempel potongan kertas dengan tepat dengan pola gambar 3. Mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit Cukup (C) Kurang (K) 22