BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

-1- WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1.1 Gambaran Umum Pemerintahan Kota Serang. terletak antara Lintang Selatan dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Dinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame. Rumah Sakit Umum Daerah. Dinas Tata Kota & Perumahan. Uraian Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

WALIKOTA SEMARANG KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 480/219/2011 T E N TA N G

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG,

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA DUMAI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN...I.

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 3 TAHUN 2012 T E N T A N G

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG DEWAN SMART CITY DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH


PROVINSI JAWA TENGAH RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 3 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

URUSAN DESENTRALISASI

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2011 T E N T A N G RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI STAF AHLI BUPATI BUPATI BANTUL,

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KOTA DUMAI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN NOMOR 2/D, 2009

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIBUNGBULANG

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SERANG DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan menjadi Kota Serang pada tanggal 10 November tahun 2007. Secara administratif Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten memiliki total luas wilayah sebesar 266,74 Km 2. Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dan 46 desa, yang termasuk dalam 6 (enam) Kecamatan, yakni Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen. Data luas wilayah Kota Serang per Kecamatan pada dilihat pada tabel 2.1. dibawah ini : Tabel 2.1 Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang No Kecamatan Kel/Desa Luas Persentase Jumlah Kepadatan (Km2) (%) Penduduk (per km2) 1 Serang 12 25,88 9,70 207.065 8.001 2 Cipocok 8 31,54 11,82 80.862 2.564 Jaya 3 Taktakan 12 49,60 18,59 78.384 1.631 4 Kasemen 10 63,36 23,75 87.794 1.386 5 Curug 10 48,48 18,18 47.175 951 6 Walantaka 14 47,88 17,95 75.681 4.561 Jumlah 66 266,74 100 576.961 2.163 Sumber : SP BPS Tahun 2010 Kota Serang secara geografis terletak antara 50 99 60 22 Lintang Selatan dan 1060 07 1060 25 Bujur Timur. Apabila memakai koordinat sistem 13

14 UTM (Universal Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten, juga sebagai daerah alternative dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan. 2.1.1 Visi dan Misi Kota Serang Visi : Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Serang yang terpilih melalui pilkada langsung Kota Serang tahun 2008, maka visi pembangunan Kota Serang sampai dengan tahun 2013, adalah: Terwujudnya Landasan Kota Serang Yang Global Dan Berwawasan Lingkungan Yang Madani

15 Misi : Untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut, disusun Misi Kota Serang sebagai berikut: 1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima; 2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis; 3. Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat; 4. Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas; 5. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan. 2.2. Lingkup Bidang Organisasi Institusi di Kota Serang merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Di Kota Serang, terdapat 2 (dua) buah sekretariat yaitu sekretaris daerah dan sekretaris dewan. Selain itu juga terdapat 5 (lima) badan pemerintahan yaitu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana ( BPMPKB).

16 Pemerintahan Kota Serang juga diperkuat dengan adanya 11 (sebelas) dinas, antara lain: Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Pendidikan, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kelautan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Selain dari itu terdapat 5 (lima) kantor pelayanan antara lain : Kantor Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat, Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah, Kantor Inspektorat, Kantor Lingkungan Hidup dan Kantor Satpol Polisi Pamong Praja Kota Serang. Sampai saat sekarang, kelembagaan yang secara khusus menangani sanitasi di kota belum ada. Penanganan dilakukan secara bersama dan menjadi tanggung jawab beberapa lembaga atau instansi yang terkait. Dinas atau badan yang mengemban tugas di bidang sanitasi adalah antara lain: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang; 2. Kantor Lingkungan Hidup Kota Serang; 3. Dinas Pekerjaan Umum pada bidang Cipta Karya Kota Serang; 4. Dinas Pekerjaan Umum pada bidang Kebersihan Kota Serang; 5. Dinas Kesehatan Kota Serang; 6. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang; 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Serang; 8. Dinas Pendidikan Kota Serang.

17 2.3. Sumber Daya Yang Dimiliki Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2008 adalah 493,232 jiwa dan tahun 2014 adalah 576,961 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kota Serang diperkirakan sebesar 1,05 % per tahun. Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah Kecamatan Cipocok Jaya, yaitu 1,08 %. Laju pertumbuhan penduduk Kota Serang per Kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 2008 2009 2010 LPP (%) 1 Curug 42.346 41.095 47.175 1.03 2 Walantaka 61.451 64.749 75.681 1.07 3 Cipocok Jaya 62.293 68.298 80.195 1.08 4 Serang 185.627 180.055 207.065 1.04 5 Taktakan 63.762 67.472 78.384 1.07 6 Kasemen 77.753 76.241 87.794 1.04 Jumlah 493.232 497.910 576.961 1.05 Sumber : Profil Kota Serang Tahun 2008 2010 Sarana pendidikan yang terdapat di Kota Serang, baik negeri maupun swasta pada tahun 2014 antara lain 100 sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), 237 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 67 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), sebanyak 26 Sekolah Menengah Umum/Madrasah Aliyah (SMU/MA) dan 29 Sekolah Menengah Kejuruan. Sarana untuk masing-masing tingkatan sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta, digunakan oleh sejumlah murid yang mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun. Selama tahun 2010 terdapat murid TK sebanyak 4.350 siswa, murid SD/MI

18 sebanyak 78.694 siwa dan murid SMP/MTs sebanyak 24.287 siswa, murid SMU/MA sebanyak 8.901 siswa, sedangkan murid SMK berjumlah 12.235 siswa. Sementara tenaga guru yang tersedia pada tahun 2014 pada masing-masing sekolah adalah Guru Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 288 orang, Guru SD/MI sebanyak 3.351 orang, Guru SMP/MTs sebanyak 1.197 orang, Guru SMU/MA sebanyak 758 orang guru, serta Guru SMK sebanyak 899 orang. No Tabel 2.3 Sarana Pendidikan di Kota SERANG Tahun 2014 Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Murid Guru Rasio Murid : Guru 1 TK 100 4.350 288 15,10 2 SD/MI 237 78.694 3.351 23,48 3 SMP/MTs 67 24.287 1.197 20,28 4 SMU/MA 26 8.901 758 11,74 5 Kejuruan (SMK) 29 12.235 899 13,61 Sumber : Profil Kota Serang Tahun 2008 2010 Gambaran mengenai keseimbangan murid dan guru tahun 2014 ditunjukkan dengan rasio murid-guru dimana rasio murid guru TK adalah sebesar 15,10; rasio murid-guru untuk SD/MI dan SMP/MTs adalah masing-masing sebesar 23,48 dan 20,28 ; SMU/MA adalah sebesar 11,74, sedangkan untuk kejuruan sebesar 13,61. Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Serang yang optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan kesehatan yang memadai, serta kebijakan pembangunan kesehatan untuk melaksanakan berbagai program yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan terutama bagi lingkungan dan

19 perilaku masyarakat. Agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Kota Serang, saat ini pemerintah telah melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang terdiri atas rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu klinik bersalin dan puskesmas keliling. Pada tahun 2014, jumlah rumah sakit di Kota Serang adalah sebanyak 4 unit, yaitu: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang 2 unit, Rumah Sakit Bersalin 1 unit, Rumah Sakit Khusus 1 unit, jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu sebanyak 11 unit Puskesmas dan 13 puskesmas pembantu, Jumlah Poliklinik 11 unit, dan Apotek 48 unit, Posyandu 577 unit yang tersebar di 6 Kecamatan. Dengan keberadaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara optimal. Tenaga kerja merupakan faktor penting yang mendukung semakin membaiknya kondisi perekonomian suatu daerah. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk Kota Serang yang pada tahun 2010 mencapai 576,961 orang, maka dibutuhkan peningkatan pula dalam hal kualitas sumber daya manusia. Setiap sektor usaha dalam perekonomian Kota Serang terus mengalami peningkatan dalam hal kontribusi. Dengan demikian harus diikuti pula oleh kontribusi tenaga kerja yang berkualitas. Berikut adalah data penyerapan tenaga kerja tahun 2014 yang diklasifikasikan menurut jenis pekerjaan. 2.4. Tantangan Dimasa Yang Akan Datang Dalam penyelenggaraan Pemerintahan daerah membawa sebuah konsekewensi atau tantangan tersendiri bagi pemerintah Kota Serang. Penyediaan layanan dasar kepada masyarakat melalui penyediaan layanan pendidikan,

20 kesehatan dan penyediaan berbagai infra struktur serta program yang sangat penting yaitu penanggulangan kemiskinan. Keempat program tersebut menurut penulis menjadi hal yang penting untuk dilihat secara mendalam sehingga upaya upaya yang akan dilakukan dapat menjawab terhadap permasalahan yang tengah terjadi ditengah tengah masyarakat. Berbagai tantangan tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut : a. Tantangan dibidang penyediaan layanan pendidikan Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan yang belum merata, upaya pembangunan pendidikan di Kota Serang tidak terlepas dari 3 (tiga) Pilar pendidikan yang terdiri dari aspek pemerataan dan perluasan aksesibilitas, aspek peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta aspek tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Pada aspek pemerataan dan perluasan aksesibilitas, yang menjadi isu utama adalah penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Rancangan Wajib Belajar 12 Tahun. Kedua isu tersebut akan berimplikasi pada tantangan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, serta pembebasan biaya pendidikan khususnya pendidikan dasar. b. Tantangan dibidang penyediaan layanan kesehatan. Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang menjadi isu strategis bidang kesehatan adalah : 1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin.

21 2. Pemerataan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan belum sepenuhnya menunjang penyelenggaraan pembangunan kesehatan terutama pemenuhan tenaga Medis dan Non medis di Puskesmas. 3. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program, data dan informasi kesehatan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan serta hukum kesehatan serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi Lintas Sektor. 4. Masih rendahnya alokasi anggaran kesehatan terutama untuk upaya preventif dan promotif serta operasionalisasi dan mobilisasi Puskesmas. c. Tantangan dibidang penyediaan infra struktur 1. Perkembangan tata ruang kota yang tak terkendali akibat urbanisasi; pembangunan infrastruktur kalah cepat dengan perubahan tata ruang tersebut; 2. Berkurangnya daya dukung lahan, terutama daerah perkotaan; 3. Sumber daya air yang tidak dikelola oleh satu instansi, tapi dikelola oleh banyak instansi terkait; 4. Keterbatasan sumber dana pemerintah; 5. Rusaknya jalan-jalan Kota akibat menurunnya kualitas jalan, cuaca dan pembebanan yang diatas daya dukung perkerasan d. Tantangan dibidang penanggulangan kemiskinan 1. Kualitas hidup penduduk yang rendah

22 2. kecukupan dan mutu pangan terbatas 3. layanan kesehatan yang belum terjangkau secara merata, 4. dan layanan pendidikan yang berkualitas masih relatif mahal.