PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

LAPORAN KINERJA (LKJ)

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Rencana Umum Pengadaan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

A. Realisasi Keuangan

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

Bidang Tanaman Pangan

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Grafik 3.34 Produksi Hortikultura Unggulan Kabupaten Temanggung

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321)

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

DINAS PERTANIAN KOTA MADIUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014

PEMERINTAH KABUPATEN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IKU TAHUN 2017 SEKRETARIAT DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG. Indikator Kinerja Formulasi Penghitungan/Penjelasan Sumber Data

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 KEPALA SEKSI DISTRIBUSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum

SASARAN NO URAIAN INDIKATOR RUMUS/FORMULA TARGET 2015 TARGET 2016 KETERANGAN ton ,5 ton. penyediaan. produk dan. budidaya 2.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 2,960,500, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 28,248,041, BELANJA LANGSUNG 51,476,657,376.00

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1

AKUNTABILITAS KINERJA A. EVALUASI CAPAIAN KINERJA Indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan sehingga merupakan unsur utama akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran. rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja. Kerangka pengukuran kinerja mengacu pada Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Pelaporan rumus penghitungan capaian indikator kinerja dan katagori pencapaian sasaran sebagai berikut : Capaian Indikator Kinerja = Realiasasi x 100% Target/rencana Katagori Pencapaian sasaran: Urutan Rentang Capaian I. II. III. IV. Diatas 85 % 70% s/d kuarang dari 85% 55% kurang dari 70% Kurang dari 55% Katagori Capaian Sangat berhasil Berhasil Cukup berhasil Kurang berhasil Adapun capaian indikator kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga tahun 2016 adalah sebagai berikut : Sasaran 1 : Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil tanaman pangan/ hortikultura dan perkebunan. 2

Indikator kinerja utama 1. Prosentase capaian produktivitas padi a. Target tahun 2016 sebesar 6,18 ton/ha, terealisasi 6,38 ton/ha (produksi 9.089 ton), sehingga capaian indikatornya mencapai 103,24 % dengan kategori sangat berhasil. b. Pada tahun 2015 terealisasi sebesar 5,71 ton/ha, sehingga pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,67 ton/ha atau 11,73% c. Realisasi tahun 2012 : 5,73 ton/ha, tahun 2013 : 6,18 ton dan tahun 2014 : 5,63 ton/ha sedang tahun 2015 : 5,71 ton/ha. Sehingga apabila produktivitas padi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dengan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,45 ton/ha atau 7,85 % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sebesar 0,55 ton/ha atau 8,89 % dari tahun 2013 dan di tahun 2015 naik sebesar 0,08 ton/ha atau 1,42 % dari tahun 2014. Sedangkan dari target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 5,69 ton/ha, angka ini sudah tercapai. d. Target produksi nasional (Kementan) pada tahun 2016 sebesar 79,1 juta ton, terealisasi 76,2 juta ton, sehingga angka capaiannya 103,81%. Sedang Kota Salatiga sebesar 103,24%, angka capaiannya dibawah standart nasional dengan angka selisih 0,57% e. Analisa penyebab keberhasilan capaian produktivitas padi adalah sebagian besar petani sudah menerapkan teknologi budidaya padi sesuai anjuran teknis dan sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis, dengan faktor pendukung sebagai berikut : Bantuan benih padi ke kelompok tani sebesar 5.100 kg,dengan varietas Mekongga SLTHP padi Sosialisasi TYTO ALBA Kegiatan UPSUS padi Kegiatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pembangunan Rumah Burung Hantu (Rubuha) Peningkatan pembinaan petugas teknis dan PPL 3

f. Analisa efisiensi sumber daya baik personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia terus diupayakan secara optimal, sehingga target produktivitas padi tercapai. g. Program yang menunjang yaitu : Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan dan Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan. 2. Prosentase produktivitas tanaman salak a. Target tahun 2016 sebesar 5,82 kg/rumpun, terealisasi 6,00 kg/rumpun,sehingga capaian indikatornya hanya 103,09 % dengan kategori sangat berhasil. b. Realisasi tahun 2015 : 2,29 kg/rumpun, sehingga pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 3,71 kg/rumpun atau 162,01 % c. Realisasi tahun 2012 sebesar 5,58 kg/pohon, tahun 2013 sebesar 8,09 kg/pohon, di tahun 2014 sebesar 6,79 kg/pohon dan di tahun 2015 sebesar 2,29 kg/pohon. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 ada kenaikan sejumlah 2,51 kg/pohon atau 44,98 % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sebesar 1,3 kg/pohon atau 16,06 % dari tahun 2013 di tahun 2015 turun sebesar kg/pohon atau 51,98 %. Sedang 3,53 target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 5,70 kg/pohon, angka ini sudah tercapai di tahun 2013 dan 2014. d. Target nasional produktivitas buah salak tidak ada. e. Analisa penyebab berhasilnya capaian produksi salak sebagian besar petani sudah menerapkan teknologi budidaya padi sesuai anjuran teknis dan sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis, dengan faktor pendukung sebagai berikut : Pernah mendapat bantuan bibit dan SLPHT salak Peningkatan pembinaan oleh petugas teknis dan PPL f. Analisa efisiensi sumber daya baik personil, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan sudah diupayakan secara maksimal. Teknologi penerapan budidaya salak yaitu khususnya pemupukan petani salak belum menerapkan secara optimal g. Program yang menunjang yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan. 4

3. Prosentase produktivitas tanaman pisang. a. Target tahun 2016 sebesar : 23,31 kg/pohon teralisasi 27,00 kg/pohon,sehingga angka capaiannya 115,83% dengan kategori sangat berhasil. b. Realisasi tahun 2015 : 28,26 kg/pohon, sehingga pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1,26 kg/pohon minus 4,46 % c. Realisasi tahun 2012 sebesar 23,23, di tahun 2013 : 26,10 kg, di tahun 2014 : 21,11 kg dan di tahun 2015 : 28,12 kg/pohon. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah tahun 2013 ada kenaikan sejumlah 2,87 kg/pohon atau 12,35 % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sejumlah 4,99 kg/pohon atau 19,11 % dari tahun 2013 dan di tahun 2015 naik sejumlah 7,01 kg/pohon atau 33,20 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 23,31 kg/pohon, angka ini sudah tercapai di tahun 2013 dan 2015. d. Target nasional produktivitas buah pisang secara nasional tidak ada. e. Analisa penyebab keberhasilan produktivitas pisang adalah sebagian besar petani sudah menerapkan teknologi budidaya pisang anjuran teknis dan sesuai sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis, dengan faktor pendukung sebagai berikut : Pada tahun 2014 ada bantuan bibit tanaman pisang ke kelompok tani sejumlah 700 pohon dan SLPHT tanaman Pisang Peningkatan pembinaaan oleh petugas teknis dan PPL f. Analisa efisiensi sumber daya, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan terus diupayakan secara optimal dan meningkatkan penerapkan teknologi sesuai anjuran teknis.. g. Program yang menunjang yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan 4. Prosentase produktivitas durian. a. Target tahun 2016 sebesar 103 kg/pohon, terealisasi 40,00 kg/pohon. Sehingga angka capaiannya hanya 38,83 % dengan kategori kurang berhasil. b. Realisasi tahun 2015 : 25,16 kg/pohon sehingga pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan sebesar 14,84 kg/pohon atau 58,98 % 5

c. Realisasi tahun 2012 sebesar 100 kg/pohon, di tahun 2013 terealisir 61,16 kg/pohon, di tahun 2014 terealisir sebesar 23,31 kg/pohon dan di tahun 2015 terealisir 25,16 kg/pohon. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 38,84 kg/pohon atau 38,84 % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sejumlah 37,85 kg/pohon atau 61,88 % dari tahun 2013 dan di tahun 2015 naik sejumlah akhir 1,85 kg/pohon atau 7,93 %. Sedangkan target di RPJMD tahun 2016 sebesar 104 kg/pohon, angka ini belum tercapai dan akan diupayakan tercapai tahun 2016. d. Target nasional produktivitas buah durian secara nasional tidak ada. e. Analisa penyebab kurang berhasilnya capaian produksi durian yaitu : Alih fungsi lahan Anomali ikim, dimana pada tahun 2016 curah hujan tinggi sehingga penyerbukan durian tidak sempurna dan banyak bakal buah yang busuk. f. Analisa efisiensi sumber daya, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan diupayakan optimal dan bantuanbantuan kepada petani mulai berproduksi. g. Program yang menunjang yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan. Sasaran 2 : Meningkatnya hasil produksi Peternakan 5. Prosentase capaian populasi sapi perah. a. Target tahun 2016 sebesar 3.500 ekor, terealisasi 3.493 ekor, sehingga angka capaiannya indikatornnya 99,80% dengan kategori sangat berhasil. b. Realisasi pada tahun 2015 sebesar 3.475 ekor, sehingga pada tahun ini mengalami kenaikan 18 ekor (0,52 % ). c. Realisasi tahun 2012 sebanyak 4.996 ekor, di tahun 2013 : 3.413 ekor, di tahun 2014 : 3.420 ekor, dan di tahun 2015 : 3.475 ekor. Sehingga apabila tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu, di tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 1.583 ekor atau 31,68 % dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 7 ekor atau 0,20 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 naik sejumlah 55 ekor atau 1,60 %. 6

Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 3.469 ekor, angka ini sudah tercapai di tahun 2015. d. Target nasional populasi sapi perah tahun 2016 tidak ada e. Analisa penyebab keberhasilan populasi sapi perah yaitu sebagian besar petani sudah menerapkan budidaya pemeliharaan sapi perah sesuai anjuran teknis, sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah : Peningkatan pembinaan kepada kelompok tani. Bantuan sarana dan prasarana peternakan ( pakan, perbaikan dan peralatan kandang) Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) f. Analisa efisiensi sumber daya baik itu personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia terus diupayakan secara optimal f. Program yang menunjang Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, program peningkatan produksi hasil peternakan, dan program peningkatan penerapan teknologi peternakan 6. Prosentase pertumbuhan populasi sapi potong a. Target tahun 2016 sebesar 1.350 ekor, terealisasi sebesar 1.349 ekor, sehingga angka capaiannya 99,93 % dengan kategori sangat berhasil. b. Pada tahun 2015 tahun lalu terealisasi sebesar 1.350 ekor, sehingga pada tahun ini mengalami penurunan sejumlah 1 ekor minus 0,07%. c. Realisasi tahun 2012 sebanyak 1.603 ekor, di tahun 2013 sebanyak 1.229 ekor, di tahun 2014 sebanyak 1.354 ekor, dan di tahun 2015 sebanyak 1.354 ekor. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di 23,33 % tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 374 ekor atau dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 125 ekor atau 10,17 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 sama dengan tahun 2014. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1.251 ekor, angka ini sudah tercapai di tahun 2014 dan tahun 2015. d. Target nasional populasi sapi potong tahun 2016 tidak ada. 7

e. Analisa penyebab keberhasilan populasi sapi potong yaitu sebagian besar petani sudah menerapkan budidaya pemeliharaan sapi potong sesuai anjuran teknis, sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis dan beberapa Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah : Peningkatan pembinaan kepada kelompok tani. Peningkatan pelayanan IB (Inseminasi Buatan) Peningkatan pelayanan keswan (kesehatan Hewan) e. Analisa efisiensi sumber daya belum memanfaatkan baik itu personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia secara optimal f. Program yang menunjang Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan program peningkatan penerapan teknologi peternakan 7. Prosentase pertumbuhan populasi kambing a. Target tahun 2016 sebesar 3.361 ekor, terealisasi 3.250 ekor,sehingga angka capaiannya 96,70% dengan kategori sangat berhasil. b. Realisasi pada tahun 2015 : 3.370 ekor, sehingga pada tahun ini mengalami penurunan sejumlah 120 ekor atau minus 3,56%. c. Realisasi tahun 2012 sebanyak 3.665 ekor,di tahun 2013 sebanyak 3.375 ekor, di tahun 2014 sebanyak 3.480 ekor dan di tahun 2015 sebanyak 3.370 ekor. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 290 ekor atau 7,91 % dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 105 ekor atau 3,11 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 turun 110 ekor atau 3,16 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 3.775 ekor, angka ini belum tercapai. d. Target nasional populasi kambing tahun 2016 tidak ada. e. Analisa penyebab keberhasilan populasi kambing yaitu sebagian besar petani sudah menerapkan budidaya pemeliharaan kambing sesuai anjuran teknis, sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah : 8

Pada tahun 2015 ada bantuan bibit kambing kepada kelompok tani Penyuluhan pada kelompok tani e. Analisa efisiensi sumber daya baik itu personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia terus diupayakan secara optimal. f. Program yang menunjang adalah program peningkatan produksi hasil produksi peternakan 8. Prosentase Pertumbuhan populasi domba a. Target tahun 2016 sebesar 1.158 ekor, terealisasi 799 ekor, sehingga angka capaiannya 69,00% dengan kategori cukup berhasil. b. Tahun Lalu pada tahun 2015 jumlah sebesar 800 ekor, sehingga pada tahun ini mengalami penurunan sejumlah 1 ekor atau minus 0,13%. c. Realisasi tahun 2012 sebanyak 1.127 ekor, di tahun 2013 sebanyak 948 ekor, di tahun 2014 sebanyak 845 ekor dan di tahun 2015 sebanyak 800 ekor. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 179 ekor atau 15,88 % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sejumlah 3 ekor atau 0,31 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 turun 45 ekor atau 3,32 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1.158 ekor, angka ini belum tercapai. d. Target nasional populasi domba tahun 2016 tidak ada. e. Analisa penyebab belum maksimalnya angka capaian populasi domba yaitu alih fungsi lahan yang menyebabkan lahan pakan hijauan semakin berkurang dan merupakan usaha sampingan dengan jumlah kepemilikan ratarata 1 5 ekor dimana pendapatannya belum dapat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. f. Analisa efisiensi sumber daya belum memanfaatkan baik itu personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia secara optimal g. Program yang menunjang adalah program peningkatan produksi hasil produksi peternakan 9. Prosentase pertumbuhan produksi daging Sapi a. Target tahun 2016 sebesar 1.036.005 kg, terealisasi sebesar 912.425 kg, sehingga angka capainnya 88,07% dengan kategori sangat berhasil. 9

b. Realisasi pada tahun 2015 jumlah sebesar 1.036.005 kg sehingga pada tahun ini mengalami penurunan sejumlah 123.580 kg atau minus 11,93%. c. Realisasi tahun 2012 sebanyak 1.351.800 kg, di tahun 2013 sebanyak 1.265.705 kg, di tahun 2014 sebanyak 1.013.820 kg dan di tahun 2015 sebanyak 1.036.005 kg. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 86.095 kg atau 6,36 % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sejumlah 251.885 kg atau 19,90 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 naik 22.185 kg atau 2,18 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1.659.000, angka ini belum tercapai. d. Target produksi daging sapi secara nasional tahun 2016 tidak ada. e. Analisa penyebab keberhasilan produksi daging sapi yaitu adanya perbaikan sarana dan prasarana/ fasilitas di Rumah Potong Hewan (RPH) antara lain : gangway, railing sistem, bonning room, chilling room, coolstorage, ABF, pembangunan sumur artesis dan IPAL (Instalasi Penanganan Air Limbah). f. Analisa efisiensi sumber daya belum memanfaatkan baik itu personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia secara optimal. g. Program yang menunjang adalah program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan dan program peningkatan penerapan teknologi peternakan. 10. Prosentase pertumbuhan produksi susu sapi a. Target tahun 2016 sebesar 4.476.172 liter,terealisasi 4.814.323 liter, sehingga angka capaiannya 107,55% dengan kategori sangat berhasil. b. Realisasi pada tahun 2015 jumlah sebesar 4.476.172 liter, sehingga pada tahun ini mengalami kenaikan 368.151 liter atau 8,28 %. c. Realisasi tahun 2012 sebanyak 6.372.379 liter, di tahun 2013 sebanyak 4.452.894 liter, di tahun 2014 sebanyak 3.693.166 liter dan di tahun 2015 sebanyak 4.446.172 liter. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di 1.919.485 liter atau 30,12 tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah % dari tahun 2012, di tahun 2014 turun sejumlah 759.728 liter atau 17,06 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 10

naik 753.006 liter atau 20,38 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 4.526.320 liter, angka ini belum tercapai d. Target produksi susu sapi secara nasional tahun 206 tidak ada. e. Analisa penyebab keberhasilan produksi susu sapi yaitu sebagian besar petani sudah menerapkan budidaya pemeliharaan sapi perah sesuai anjuran teknis, sudah berorientasi pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah : Pembinaan kepada kelompok tani. Bantuan peternakan (bibit, pakan, perbaikan sarana dan prasarana dan peralatan kandang, pembangunan pos IB) Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) f. Analisa efisiensi sumber daya sudah memanfaatkan baik itu personil, sarana prasarana dan modal yang tersedia secara optimal. g. Program yang menunjang adalah program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, peningkatan produksi hasil peternakan dan Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif. Sasaran 3 : Meningkatkan produksi hasil perikanan 11. Prosentase produksi ikan konsumsi lele a. Target tahun 2016 sebesar 603,30 ton, terealisasi 654,20 ton, sehingga angka capaiannya 108,44 % dengan kategori sangat berhasil. b. Realisasi tahun 2015 sebesar 625,21 ton, sehingga pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 28,99 ton atau 4,64%. c. Realisasi tahun 2012 sebesar 424,31 ton, di tahun 2013 sebesar 650,56 ton, di tahun 2014 sebe6sar 809,26 ton dan di tahun 2015 sebesar 625,21 ton. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami kenaikan sejumlah 226,25 ton atau 53,32% dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 158,7 ton atau 11

24,39 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 turun sejumlah 184,05 ton atau 22,74 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 651,75 ton, angka ini sudah tercapai d. Target produksi ikan secara nasional tidak terperinci per komoditas atau konsumsi atau benih. e. Analisa penyebab keberhasilan sebagain besar petani ikan konsumsi lele sudah menerapkan teknologi sesuai anjuran dan sudah berpikir pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor pendukung yaitu : Pembinaan pada kelompok tani ikan Bantuan sapras perikanan (bibit, pakan, obat, pos pelayanan kesehatan ikan, serta peralatan pengolahan dan pemasaran ikan) f. Analisa efisiensi sumber daya, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan diupayakan secara optimal untuk mengevaluasi secara menyeluruh program kegiatan dan bantuan yang di serahkan kepada pokdakan dan poklaksar. g. Program yang menunjang yaitu Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan. 12. Prosentase Produksi ikan konsumsi nila a. Target tahun 2016 sebesar 23,40 ton, terealisasi 22,90 ton, sehingga angka capaian indikator kinerja 97,86% dengan kategori sangat berhasil b. Realisasi tahun 2015 : 55,75 ton, sehingga pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 32,85 ton atau minus 58,92%. c. Realisasi tahun 2012 sebesar 17,88 ton,di tahun 2013 sebesar 26,75 ton, di tahun 2014 sebesar 44,35 ton dan di tahun 2015 sebesar 55,75 ton. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami kenaikan sejumlah 8,87 ton atau 49,60 % dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 17,6 ton atau 65,79 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 naik sejumlah 11,4 ton atau 25,70 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 22,78 ton, angka ini sudah tercapai mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. d. Target produksi ikan secara nasional tidak terperinci per komoditas atau konsumsi atau benih. 12

e. Analisa penyebab keberhasilan sebagain besar petani ikan konsumsi nila sudah menerapkan teknologi sesuai anjuran dan sudah berpikir pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor pendukung yaitu : Pembinaan pada kelompok tani ikan Bantuan sapras perikanan (obat dan pos pelayanan kesehatan ikan) f. Analisa efisiensi sumber daya, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan belum optimal, bantuanbantuan kepada petani belum dievaluasi secara menyeluruh sehingga akan tepat sasaran, penerapan teknologi tepat guna belum optimal. g. Program yang menunjang yaitu Program Pengembangan Budidaya Perikanan. 13. Pertumbuhan produksi benih ikan lele a. Target tahun 2016 sebesar 8.624.167 ekor, terealisasi 10.565.000 ekor, sehingga angka capaiannya sebesar 122,50%,sehingga dikategorikan sangat berhasil. b. Realisasi tahun 2015 jumlah sebesar 12.012.515 ekor, sehingga pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1.447.515 ekor atau 12,05%. c. Realisasi tahun 2012 sebesar 6.237.130 ekor, di tahun2013 sebesar 7.477.000 ekor, di tahun 2014 sebesar 11.230.000 ekor dan di tahun 2015 sebesar 12.012.515 ekor. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami kenaikan sejumlah 1.239.870 ekor atau 19,87 % dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 3.753.000 ekor atau 50,19 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 naik sejumlah 782.515 ekor atau 6,96 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 8.513.244 ekor, angka ini sudah tercapai di tahun 2014 dan tahun 2015. d. Target produksi ikan secara nasional tidak terperinci per komoditas atau konsumsi atau benih. e. Analisa penyebab keberhasilan sebagain besar petani benih ikan lele sudah menerapkan teknologi sesuai anjuran dan sudah berpikir pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor pendukung yaitu : Pembinaan pada kelompok tani ikan 13

Bantuan sapras perikanan (bibit induk, pakan, obat, pos pelayanan kesehatan ikan, serta peralatan pengolahan dan pemasaran ikan). Tersedianya Balai Benih Ikan Tersedianya kawasan budidaya perikanan terpadu di Kelurahan Pulutan. f. Analisa efisiensi sumber daya, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan belum optimal, bantuanbantuan kepada petani belum dievaluasi secara menyeluruh sehingga akan tepat sasaran, penerapan teknologi tepat guna belum optimal. g. Program yang menunjang yaitu Program Pengembangan Budidaya Perikanan 14. Pertumbuhan produksi benih ikan nila a. Target tahun 2016 sebesar 1.500.101 ekor, terealisasi 1.550.000 ekor, sehingga angka capaiannya sebesar 103,33%, sehingga dikategorikan sangat berhasil. b. Realisasi tahun 2016 jumlah sebesar 1.763.345 ekor, sehingga pada tahun 201 mengalami penurunan sebesar 213.345 ekor atau minus 12,10 ekor. c. Realisasi tahun 2012 sebesar 1.095.920 ekor, di tahun 2013 sebesar 1.855.000 ekor, di tahun 2014 sebesar 3.608.000 ekor dan di tahun 2015 sebesar 1.763.345 ekor. Sehingga apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah di tahun 2013 mengalami kenaikan sejumlah 759.000 ekor atau 69,26 % dari tahun 2012, di tahun 2014 naik sejumlah 1.753.000 ekor atau 94,50 % dari tahun 2013, dan di tahun 2015 turun sejumlah 1.844.655 ekor atau 51,12 %. Sedangkan target di akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1.541.813 ekor, angka ini sudah tercapai mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. d. Target produksi ikan secara nasional tidak terperinci per komoditas atau konsumsi atau benih. e. Analisa penyebab keberhasilan sebagain besar petani benih ikan nila sudah menerapkan teknologi sesuai anjuran dan sudah berpikir pada pola usaha agribisnis dan beberapa faktor pendukung yaitu : Pembinaan pada kelompok tani ikan 14

Bantuan sapras perikanan (obat dan pos pelayanan kesehatan ikan) Tersedianya Balai Benih Ikan f. Analisa efisiensi sumber daya, kinerja Petugas Penyuluh Lapangan belum optimal, bantuanbantuan kepada petani belum dievaluasi secara menyeluruh sehingga akan tepat sasaran, penerapan teknologi tepat guna belum optimal. g. Program yang menunjang yaitu program Pengembangan Budidaya Perikanan. 15