KUALITAS DADIH BIJI KORO BENGUK DENGAN JENIS SUSU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

UJI ORGANOLEPTIK DAN KADAR PROTEIN DADIH SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS DAN LAMA PEMERAMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

Oleh: DANTIK SHOLEKAH A

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

KUALITAS DADIH KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK MANIS DAN JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang dikenal oleh masyarakat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi ternak dan pengetahuan peternak semakin

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

YUWIDA KUSUMAWATI A

KADAR PROTEIN, PH DAN JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT YOGHURT SUSU SAPI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN SARI DAUN KELOR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

PENINGKATAN CITA RASA DAN TEKSTUR YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH MARKISA DAN TERUNG BELANDA SKRIPSI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia, kebutuhan akan protein hewani

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN DADIH SUSU SAPI DENGAN INOVASI BAMBU KERING DAN SUHU YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS GULA TERHADAP SIFAT MORFOLOGIS PRODUK MAKANAN BERSERAT TINGGI NATA DE PINA

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN SUSU KAMBING (Capra aegagrus) DAN SUSU KEDELAI (Glycine max) PADA KEJU TRADISIONAL KHAS INDONESIA BERKADAR PROTEIN TINGGI NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PEMANFAATAN SUSU KAMBING ETAWA DAN KEDELAI DALAM PEMBUATAN DANGKE KEJU KHAS INDONESIA DENGAN KOAGULAN EKSTRAK JERUK NIPIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BAKSO BERBAHAN DASAR KOMPOSISI DAGING SAPI DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG BERBEDA

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

PEMANFAATAN KORO PEDANG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN DADIH DENGAN PENAMBAHAN SUSU DAN PEWARNA ALAMI MELALUI LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

UJI KADAR PROTEIN DAN ASAM TOTAL DADIH SUSU KAMBING ETAWA DENGAN VARIASI PENUTUP DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM DENGANN PEWARNA ALAMI KUNYIT (Curcuma domestica)

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata)

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

PEMANFAATAN SUSU KAMBING (Capra aegagrus) DAN SUSU KEDELAI (Glycine max) PADA KEJU TRADISIONAL KHAS INDONESIA BERKADAR PROTEIN TINGGI SKRIPSI

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

Transkripsi:

KUALITAS DADIH BIJI KORO BENGUK DENGAN JENIS SUSU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh : CINDY A SUKMAWATI A420130054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

KUALITAS DADIH BIJI KORO BENGUK DENGAN JENIS SUSU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA ABSTRAK Dadih merupakan salah satu produk olahan susu dan juga makanan khas dari Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan koro benguk sebagai bahan baku pengganti susu kerbau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar karbohidrat, organoleptik, dan daya terima masyarakat terhadap dadih koro benguk dengan penambahan sari jeruk nipis. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor yaitu jenis susu (susu sapi dan susu kambing) dan lama pemeraman 42 jam, 48 jam, dan 54 jam. Hasil penelitian menunjukkan kadar karbohidrat tertinggi pada perlakuan penambahan 60 ml susu sapi dan lama pemeraman 48 jam yaitu sebesar 60,56 g. Sedangkan kadar karbohidrat terendah pada perlakuan tanpa susu dan lama pemeraman 54 jam yaitu sebesar 28,86 g. Hasil uji organoleptik menunjukkan warna dan aroma sesuai dengan bahan baku yang digunakan, rasa asam, tekstur cukup lembut dan daya terima sedikit suka. Kata Kunci : dadih koro benguk, jenis susu, lama pemeraman, karbohidrat, organoleptik ABSTRACT Dadih is the one of food made from milk and also original food of West Sumatera. This research used koro benguk as a substitute buffalo milk. The purpose of this research was to know the levels of carbohydrate, organoleptic, and acceptance society test dadih formulation koro benguk and lemon extract. The method of this research used Completely Randomized Design (CRD) 2 factors that was various milk (cow milk and goat milk) and long fermenting 42 hours, 48 hours, and 54 hours. The results showed the highest carbohydrate levels at treatment adding 60 ml cow milk and long fermenting 48 hours is equal to 60,56 g. The other hand, the lowest carbohydrate levels at treatment without milk and long fermenting 54 hours is equal to 28,86 g. Organoleptic test results show the color and smell in accordance with the raw materials used, the sour taste, the texture is quite soft and the acceptance is less like. Keywords : dadih koro benguk, various milk, long fermenting, carbohydrate, organoleptic 1

1. PENDAHULUAN Salah satu jenis kacang-kacangan yang mempunyai nutrisi tinggi adalah koro benguk. Dalam 100 g koro benguk mengandung karbohidrat 55 g, protein 24 g, kadar air 15 g, kalori 332 kal, lemak 3 g, dan kalsium 130 g (Poedjiadi, 2009). Menurut Sunaryo (2009), dari 100 g biji koro benguk mengandung protein 28,94%, serat kasar 6,71%, lemak 12,73%, kalsium 1,5% dan energi metabolis 2925 kkal/kg. Pemanfaatan koro benguk ini sendiri masih terbilang jarang, padahal produksinya cukup banyak dan harganya relatif murah yaitu Rp 10.000/kg. Dadih merupakan salah satu produk olahan susu dan juga makanan khas dari Sumatera Barat. Secara tradisional dadih dibuat dari bahan dasar susu kerbau segar yang difermentasikan di dalam tabung bambu dan ditutup dengan daun pisang. Berdasarkan penelitian Surajudin (2008), mikroba dari bambu akan menggumpalkan susu menjadi bentuk seperti puding atau tahu putih. Cita rasa, aroma dan penampilan dadih khas karena adanya pencampuran antara aroma susu dan bambu. Dadih mempunyai rasa asam dengan warna putih kekuningan serta bertektur kental. Karena terbatasnya susu kerbau di daerah Jawa khususnya di Surakarta, maka pembuatan dadih ini menggunakan susu sapi dan susu kambing etawa yang juga memiliki nilai gizi tinggi. Menurut Arora et al (2013), dalam 100 g susu sapi mengandung 3,2 g protein; 3,9 g lemak; 4,8 g karbohidrat; 87,8 g air dan 120 g kalsium. Sedangkan dalam 100 g susu kambing mengandung 3,1 g protein; 3,5 g lemak; 4,4 g karbohidrat; 88,9 g air dan 100 g kalsium. Proses fermentasi dadih secara alami berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Hasil penelitian Melia dan Juliyarsi (2007) menunjukan bahwa semakin lama waktu fermentasi akan meningkatkan nilai keasaman pada susu yang diiringi penurunan kadar protein. Hal ini dapat terjadi karena selama fermentasi, protein yang merupakan makromolekul dikatabolisme menjadi bentuk sederhana yaitu berupa peptida-peptida rantai pendek terdiri dua atau 2

lebih asam amino yang dihubungkan dengan ikatan kovalen, sehingga menghasilkan komponen asam amino yang lebih mudah dicerna. Berdasarkan penelitian Lestari (2015), kadar protein tertinggi dari produk dadih didapatkan dengan lama pemeraman 48 jam yaitu sebesar 2,272 g /100 g. Jeruk nipis yang bernama latin Citrus aurantifolia Swingle ialah sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan dikembangkan di Indonesia. Kandungan Gizi dalam 100g buah jeruk nipis mengandung vitamin C sebesar 27 mg, kalsium 40 mg, fosfor 22 mg, hidrat arang 12,4 g, vitamin B1 0,04 mg, zat besi 0,6 mg, lemak 0,1 g, kalori 37 g, protein 0,8 g dan mengandung air 86 g (Lusi, 2013). Berdasarkan uraian di atas, kami akan melakukan penelitian Kualitas Dadih Koro Benguk dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis melalui Jenis Susu dan Lama Pemeraman yang Berbeda. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi, dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dilaksanakan dari bulan Maret 2017 sampai selesai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu, jenis susu dan lama pemeraman. 3

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian kadar karbohidrat pada dadih biji koro benguk dengan jenis susu dan lama pemeraman yang berbeda adalah sebagai berikut : Tabel 1 Rata-rata Karbohidrat dan Organoleptik Dadih Biji Koro Benguk dengan Jenis Susu dan Lama Pemeraman yang Berbeda Sampel Kriteria Penilaian Organoleptik Ratarata (g) Warna Aroma Rasa Tekstur Daya Terima J 0 L 1 29,13 Coklat Bau khas bambu Cukup Cukup Sedikit asam lembut suka J 0 L 2 33,45 Coklat Bau khas bambu Cukup Cukup Sedikit asam lembut suka J 0 L 3 28,86 ** Coklat Bau khas bambu Cukup Cukup Sedikit asam lembut suka J 1 L 1 54,17 Kekuningan Cukup harum Asam Lembut Sedikit susu sapi suka J 1 L 2 60,56 * Krem Harum susu sapi Asam Cukup Sedikit lembut suka J 1 L 3 53,99 Krem Cukup harum Asam Lembut Sedikit susu sapi suka J 2 L 1 32,70 Putih tulang Harum susu Asam Cukup Sedikit kambing etawa lembut suka J 2 L 2 36,04 Krem Harum susu Asam Cukup Sedikit kambing etawa lembut suka J 2 L 3 33,60 Putih tulang Harum susu Asam Cukup Sedikit kambing etawa lembut suka Keterangan : J 0 L 1 : 200 ml sari koro benguk + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 42 jam. J 0 L 2 : 200 ml sari koro benguk + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 48 jam. J 0 L 3 : 200 ml sari koro benguk + 7,5 ml sari jeruk nipisdengan lama pemeraman 54 jam. J 1 L 1 :140 ml sari koro benguk + 60 ml susu sapi + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 42 jam. J 1 L 2 :140 ml sari koro benguk + 60 ml susu sapi + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 48 jam. 4

J 1 L 3 : 140 ml sari koro benguk + 60 ml susu sapi + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 54 jam. J 2 L 1 :140 ml sari koro benguk + 60 ml susu kambing etawa + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 42 jam. J 2 L 2 :140 ml sari koro benguk + 60 ml susu kambing etawa + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 48 jam. J 2 L 3 :140 ml sari koro benguk + 60 ml susu kambing etawa + 7,5 ml sari jeruk nipis dengan lama pemeraman 54 jam. Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dadih koro benguk dengan perlakuan J 0 (tanpa susu) mempunyai kadar karbohidrat paling rendah dibanding perlakuan lain yaitu sebesar 28,86 g. Dadih koro benguk menggunakan koro benguk sebagai bahan dasar, di mana dalam 100 g koro benguk mengandung karbohidrat sebesar 55 g, namun setelah menjadi produk dadih kadar karbohidrat justru menurun. Hal ini terkait dengan penambahan susu sebagai perlakuan. Selain penggunaan koro benguk sebagai bahan dasar, produk dadih koro benguk ini juga menggunakan susu sapi dan susu kambing sebagai perlakuan. Faktor yang dapat menyebabkan perbedaan kandungan karbohidrat antara lain pada penelitian menggunakan susu sapi perah yang masih segar, sedangkan susu kambing yang digunakan merupakan susu botol yang telah mengalami pendinginan berhari-hari. Sehingga nutrisi pada susu kambing yang digunakan sudah mengalami penurunan. Menurut Ressang dan Nasution (1998) faktor yang menyebabkan kerusakan air susu yaitu apabila telah disimpan dalam kurun waktu yang telah melebihi batas yang ada. Faktor lain yang mempengaruhi nutrisi pada dadih adalah lama pemeraman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada lama pemeraman 48 jam dibandingkan dengan 42 jam dan 54 jam. Hal tersebut disebabkan oleh mikroba yang terlibat dalam proses fermentasi dadih yang didominasi 5

oleh bakteri Lactobacillus, yang mengubah laktosa menjadi asam laktat memiliki fase pertumbuhan, yang meliputi fase adaptasi, fase logaritma, fase pertumbuhan lambat dan fase kematian. Sehingga kemungkinan mikroba tersebut mengalami fase pertumbuhan lambat atau bahkan mati pada lama pemeraman 54 jam. Penggunaan sari jeruk nipis pada penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan aroma tidak sedap pada dadih. Selain itu kandungan asam atsiri dalam proses ini merupakan enzim rennet yang dapat membantu dalam penggumpalan susu menjadi dadih. Mengacu pada penelitian terdahulu, sari jeruk nipis yang digunakan sebanyak 7,5 ml. Namun produk dadih yang dihasilkan tidak memiliki aroma jeruk nipis, hal tersebut bisa disebabkan penggunaan sari jeruk nipis yang terlalu sedikit dibanding bahan baku yang lain, sehingga tidak memberikan pengaruh pada produk. Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan karena merupakan rangsangan pertama pada indera mata. Warna makanan yang menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Hasil uji organoleptik warna pada dadih koro benguk yang telah dilakukan sejalan dengan penelitian Afriani dkk (2011) yang menyatakan bahwa warna pada dadih ditentukan oleh bahan dasar yang digunakan. Jadi warna coklat, krem dan putih tulang dipengaruhi oleh bahan dasar dalam pembuatan dadih yaitu koro benguk, susu sapi, susu kambing, dan sari jeruk nipis. Aroma makanan banyak menentukan kelezatan makanan tersebut, oleh karena itu aroma merupakan salah satu faktor dalam penentuan mutu. Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga membangkitkan selera. Hasil pengujian organoleptik aroma pada dadih koro benguk dipengaruhi oleh adanya jenis susu yang digunakan. Hal ini ditunjukkan pada perlakuan J 0 (tanpa susu) yang memiliki aroma khas 6

bambu, J 1 (susu sapi) memiliki aroma khas susu sapi, dan J 2 (susu kambing) memiliki aroma susu kambing. Aspek rasa merupakan salah satu aspek organoleptik yang sangat mempengaruhi daya terima atau kesukaan panelis terhadap suatu produk. Artinya, suatu produk meskipun secara fisik mempunyai warna yang menarik, tekstur yang bagus dan aroma yang baik, namun jika rasanya kurang enak maka menyebabkan produk tersebut ditolak atau tidak disukai oleh panelis. Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 4.2 didapatkan rasa asam pada dadih koro benguk dengan penambahan sari jeruk nipis dan jenis susu yang berbeda. Menurut Nurtyas (2016), rasa asam yang timbul disebabkan adanya bakteri asam laktat yang berperan dalam pembentukan cita rasa dadih. Pada umumnya dadih memiliki tekstur lembut yang merupakan hasil hasil dari gumpalan kasein susu. Hasil uji organoleptik tekstur pada dadih koro benguk menunjukkan bahwa tekstur yang paling baik adalah perlakuan J 2 (susu kambing) karena membentuk gumpalan lembut dan kenyal. Menurut Nurtyas (2016), kenyal pada dadih disebabkan adanya penggumpalan kasein susu akibat aktivitas enzim dan mikrobia. Beberapa enzim tersebut antara lain oksidase, hidrolase dan transferase. Andarwulan (2011) menyatakan bahwa kasein merupakan protein kompleks yang terdapat pada susu dan memiliki sifat khas yaitu daoat menggumpal. Gumpalan tersebut terjaring lemak sehingga lembut dan tidak kering. Tabel 4.2 menunjukkan daya terima dari dadih koro benguk adalah sedikit suka. Daya penerimaan terhadap suatu makanan ditentukan oleh rangsangan yang ditimbulkan oleh makanan melalui indera penglihat, penciuman serta perasa atau pencecap bahkan mungkin pendengar. Walaupun demikian faktor utama yang akhirnya mempengaruhi daya penerimaan terhadap makanan yaitu rangsangan cita rasa yang ditimbulkan oleh makanan itu. Selain itu segi sosial budaya pangan berhubungan dengan konsumsi pangan dalam menerima atau menolak 7

bentuk atau jenis pangan tertentu. Nurani (2011) menyatakan bahwa daya terima konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor lingkungan, sosial budaya, kondisi emosional dan pengaruh dari produk tersebut. 4. PENUTUP Penambahan jenis susu dan lama pemeraman berpengaruh terhadap kadar karbohidrat dadih koro benguk dengan penambahan sari jeruk nipis. Kadar karbohidrat tertinggi pada perlakuan J 1 L 2 yaitu 60,56 g, sedangkan kadar karbohidrat terendah pada perlakuan J 0 L 3 yaitu 28,86 g. Dadih koro benguk dengan penambahan sari jeruk nipis menunjukkan warna dan aroma sesuai dengan bahan baku yang digunakan, rasa asam, tekstur cukup lembut dan daya terima kurang suka. PERSANTUNAN Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Aminah Asngad, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Afriani. (2008). Kualitas dan Potensial Dadih sebagai Tambahan PendapatanPeternak Kerbau di Kabupateb Kerinci. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 11(3), 115-120. Andarwulan, Nuri dkk. (2011). Analisis Pangan. Jakarta : Dian Rakyat. Arora, R., Bhojak, N., Joshi, R. (2013). Comparative Aspacts of Goat and Cow Milk. International Journal of Engineering Science Invention, 2(01), 07-10. Lestari, Muji. (2015). Uji Kadar Protein Dan Asam Total Dadih Susu Kambing Etawa Dengan Variasi Penutup Dan Lama Fermentasi Yang Berbeda.Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. 8

Lusi, I. N. (2013). Pemanfaatan Kandungan Air Jeruk Nipis (The Utilization ofcontent Water Lime). Jurnal UNEJ, 1(1), 1-4. Melia, Sri dan Juliyarsi, Indri. (2007). Potensi Dadih Susu Sapi Mutan Lactococcus lactis dengan Kandungan Bakteriosin terhadap Bakteri Patogen. Artikel Penelitian. Hal: 7-12. Nurani, H Agustina. (2011). Pengaruh Tepung Tahu Sebagai Bahan Pensubstitusi Daging Sapi Terhadap Kadar Protein dan Daya Terima Bakso. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nurtyas, Umi. (2016). Kadar Kalsium dan Uji Organoleptik Dadih Kombinasi Susu Kacang Merah dan Susu Sapi dengan Penambahan Ekstrak Nanas danjambu Biji. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. Ressang, A. A., dan Nasution, AM. (1998). Ilmu Kesehatan Susu (Milk Hygiene). Bogor : Institut Pertanian Bogor. Sunaryo. (2009). Performas Itik Pejantan Tegal Akibat Pemberian Ransum Yang Mengandung Berbagai Hasil Olahan Koro Benguk (Mucuna Pruriens Var Utilis). Surakarta : UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret. Surajudin. F R. (2008). Yoghurt : Susu Fermentasi yang Menyehatkan. Jakarta : Agomedia Pustaka. 9