PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF UNTUK MENDORONG KETERLIBATAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM PROSES PELAYANAN BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

PANDUAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERIAN EDUKASI DAN INFORMASI

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF UNTUK MENDORONG KETERLIBATAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM PROSES PELAYANAN RSU MITRA SEHAT TANJUNG MORAWA BAB I DEFINISI

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN

PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Panduan KOMUNIKASI EFEKTIF

Ditetapkan Tanggal Terbit

mediasalamun Komunikasi Efektif Panduan Buku Saku Media Informasi RSAU dr. M. Salamun

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pelajaran 1: Melayani Pemesanan Kamar Hotel Melalui Tilpun.

PROSEDUR TETAP TENTANG PENGGUNAAN RADIO BASE STATION RADIO MOBIL DAN H T DILINGKUNGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

Plan Do Study Action

EVALUASI TERHADAP PROSEDUR PENYAMPAIAN INFORMASI

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

PERSETUJUAN UMUM PELAYANAN KESEHATAN ( GENERAL CONSENT )

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

PROGRAM IMPLEMENTASI POKJA PELAYANAN PASIEN

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

90 Januari Februari Maret Target Capaian

BUKU KUMPULAN SANDI SANDI PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Pelaksanaan Discharge

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Indikator Hospital Wide Tahun 2017 (Bulan Januari s/d Desember)

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kepuasan Pelanggan di Atas Segala-galanya. Hasil Capaian. Indikator Hospital Wide

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

Artikel Komunikasi Efektif SBAR

BAB II RUANG LINGKUP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB I DEFINISI KOMUNIKASI EFEKTIF A. PENGERTIAN

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014)

Panduan Identifikasi Pasien

Pokok bahasan. Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 2

HANDLING TELEPON. Evada El Ummah Khoiro, S.AB.,M.AB Prodi D3 Adm. Niaga Smt 2 Th ajaran 2016/2017

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI HAK & TANGGUNG JAWAB PASIEN BAB I DEFINISI

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB III RESUME KEPERAWATAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

ORIENTASI PASIEN BARU Oleh Mira Asmirajanti, SKp., MKep

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :. Umur :. Alamat :.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

JCI - PATIENT CENTERED STANDARDS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENCAPAIAN INDIKATOR KOMITE PMKP RS GRIYA HUSADA MADIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 DEFINISI. 1. untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN

November 2017 TIM PMKP

Transkripsi:

BAB I DEFINISI A. Pengertian Komunikasi Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran pikiran atau informasi. ( Komunikasi,1994 : Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koonz & Weihrich,1998) B. Proses Komunikasi Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu ( Hardjana, 2003 ) Gambar : Dia Mengerti.. Oh Saya Mengerti Komunikator Pesan Saluran Komunikan BAB II RUANG LINGKUP A. UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi terdiri dari beberapa unsure : 1. Sumber / komunikator ( dokter, perawat, petugas kesehatan lain, petugas administrasi, kasir dan lain lain ) 2. Isi pesan 1

3. Media / saluran ( Elektronik, lisan dan tulisan ) 4. Penerima / komunikan ( pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, petugas administrasi ) 1. Sumber / Komunikator Sumber ( yang menyampaikan informasi ) : adalah orang yang menyampaikan isi pertanyaan kepada penerima. Hal hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut diterima dengan baik. ( Konsil Kedokteran Indonesia, hal.8 ) Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara berbicara jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh penerima pesan ( komunikan ). 2. Isi Pesan ( Apa Yang Disampaikan ) Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya. 3. Media / Saluran ( Elektronik, Lisan dan Tulisan ) Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan, tertulis atau keduanya sekaligus. Pada saat kesempatan tertentu media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap ( Konsil Kedokteran Indonesia, hal 8 ). Media yang dapat digunakan : melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd ( peraga ). 4. Penerima / Komunikan Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim.umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi berlangsung dua arah. ( Konsil Kedokteran Indonesia, hal 8 ) 2

Pemberi / komunikator yang baik adalah pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal hal berikut ( Konsil Kedokteran Indonesia, hal 42 ) : 1) Cara berbicara ( talking ), termasuk cara bertanya ( kapan menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka ), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi. 2) Mendengar ( Listening ), termasuk memotong kalimat. 3) Cara mengamati ( Observation ) agar dapat memahami yang tersirat dibalik yang tersurat ( bahasa non verbal dibalik ungkapan kata / kalimatnya, gerak tubuh ) 4) Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan ( bahasa tubuh ) agar tidak mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh, raut muka dan sikap komunikator. B. SIFAT KOMUNIKASI Komunikasi bisa bersifat informasi ( asuhan ) dan edukasi ( Pelayanan promosi ). 1. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan didalam rumah sakit : a) Jam pelayanan b) Pelayanan yang tersedia c) Cara mendapatkan pelayanan d) Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. 2. Komunikasi yang bersifat edukasi ( Pelayanan Promosi ) a) Edukasi tentang obat b) Edukasi tentang penyakit c) Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari d) Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya pasca dari rumah sakit. e) Edukasi tentang gizi 3

BAB III TATA LAKSANA Komunikasi efektif adalah tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan ( kesalahpahaman ). Proses komunikasi yang efektif adalah : Pemberi pesan secara lisan memberi pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan. Isi pesan dibacakan kembali ( read back ) secara lengkap oleh penerima pesan. Penerima pesan melakukan konfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan. A. KOMUNIKASI SBAR Komunikasi khusus untuk pelaporan kondisi pasien oleh petugas kesehatan kepada dokter melalui telepon, rumah sakit mengadop system komunikasi SBAR ( Situation, Background, Assesment, Recommendation ), yang prosesnya adalah sebagai berikut : 1) Situation ( S ) Sebutkan identitas perawat dan ruangan atau unit RS tempat perawat bertugas dan sebutkan nama lengkap pasien, umur, kamar / ruangan serta masalah utama pasien saat ini, secara subyektif dan obyektif ( misalnya : sesak nafas, nyeri dada, badan panas dan lain lain ). 4

2) Background ( B ) Petugas pelapor menyebutkan : latar belakang pasien yaitu riwayat penyakit sekarang, alas an pasien dirawat inap ( bila dirawat ), pengelolaan pasien yang sudah berjalan, dan terapi yang diterima pasien sampai saat itu. Sebutkan diagnose dan data klinis pasien sesuai kebutuhan : Status kardiovaskuler ( nyeri dada, tekanan darah, EKG dan sebagainya ) Status respirasi ( frekuensi pernafasan, SPO2, analisis gas darah dan sebagainya ) Status gastrointestinal ( nyeri perut, muntah, perdarahan dan sebagainya ) Status neurogis ( GCS, pupil, kesadaran dan sebagainya ) Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya 3) Assessment ( A ) Pelapor menyebutkan penilaian kondisi pasien menurut dirinya. Sebutkan problem pasien tersebut : Problem kardiologi ( syok kardiogenik, aritmia, maligna dan sebagainya ) Problem gastrointestinal ( perdarahan massif, syok dan sebagainya ) 4) Recommendation ( R ) Pilih kebutuhan : a. Saya meminta dokter untuk : Memindahkan pasien ke ICU? Segera datang untuk melihat pasien? Mewakilkan dokter lain untuk dating? Perlu konsultasi ke dokter lain? b. Pemeriksaan atau terapi apa yang perlu dilakukan : Foto rontgen? Pemeriksaan laboratorium lain? Pemeriksaan EKG? Pemberian oksigen? Nebulezer? c. Apabila ada perubahan terapi, kemudian tanyakan : Seberapa sering diperlukan pemeriksaan tanda vital? Jika tidak ada respon terapi kapan harus menghubungi dokter lagi? d. Konfirmasi : Saya telah mengerti rencana tindakan untuk pasien. Gambar : 5 Jadi isi pesannya ini yah pak

Yah benar Dikonfirmasi Komunikator Isi Pesan Ditulis Dibacakan Komunikan Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan hurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu dengan kode kode Alfabeth International : CHARACTER A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W Alfa Bravo Charlie Delta Echo Foxtrot Golf Hotel India Juliet Kilo Lima Mike November Oscar Papa Quebeck Romeo Sierra Tango Uniform Victor Whiskey 6 TELEPHONY

X Y Z Xray Yankee Zulu B. KOMUNIKASI SAAT MEMBERIKAN EDUKASI KEPADA PASIEN DAN KELUARGA BERKAITAN DENGAN KONDISI KESEHATAN PROSES : 1) Tahap asesmen pasien : Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien dan keluarga berdasarkan : Keyakinan dan nilai nilai kepercayaan pasien dan keluarga Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan Hamabatan emosional dan motivasi (Emosional : depresi, senang dan marah) Keterbatasan fisik dan kognitif Ketersediaan pasien untuk menerima informasi 2) Tahap cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses komunikasinya mudah disampaikan. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan fisik ( tuna rungu dan tuna wicara ), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga kandung ( istri, anak, ibu, atau saudara kandung ) dan menjelaskannya kepada mereka. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien ( pasien marah atau depresi ), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien untuk membaca leaflet atau menyampaikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien. 3) Tahap cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang diberikan : Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah : menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan. Pertanyaannya adalah Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira kira apa yang bapak / ibu bisa pelajari? Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarga pasien dengan pertanyaan yang sama. 7

Pertanyaannya adalah Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira kira apa yang bapak / ibu bisa pelajari? Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan emosional ( marah atau depresi ), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasien mengerti tentang materi edukasi yang telah diberikan. Proses pertanyaan ini dilakukan via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang. Dengan diberikannya informasi dan edukasi kepada pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien. Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi formulir pemberian edukasi dan informasi dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter, perawat / petugas kesehatan lain dan pasien / keluarga pasien. Hal ini sebagai bukti 8

BAB IV DOKUMENTASI Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi formulir pemberian edukasi dan informasi dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter, perawat / petugas kesehatan lain dan pasien / keluarga pasien. Dan formulir tersebut disimpan dalam rekam medis pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga sudah diberikan edukasi dan ifnormasi yang benar 9