BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia saat ini sangat pesat, dimulai dengan dibangunnya jembatan terpanjang di Indonesia yaitu jembatan Suramadu, diikuti dengan rencana pembangunan jembatan selat sunda, kemudian proyek pembangunan flyover yang sedang dilaksanakan di Ibukota DKI Jakarta. Metoda pelaksanaan yang dilaksanakan di Indonesia banyak mengadopsi dari negaranegara yang ahli dalam dunia perkembangan teknik sipil, seperti Kanada, Singapura, Belanda, dan masih banyak lagi yang lainnya. Proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol ( JLNT ) Antasari-Blok M dilaksanakan untuk mengatasi kepadatan lalaulintas Jl. Pangeran Antasari yang merupakan jalan utama bagi masyarakat Depok, Bekasi maupun Tanggerang menuju Blok M atau Senayan. Salain itu untuk mempermudah aksesibilitas pergerakan lalu-lintas wilayah-wilayah di Jakarta Selatan, pemerintah DKI Jakarta berinisiatif untuk membangun JLNT Antasari-Blok M sebagai salah satu solusi untuk mengurai kemacetan didaerah sekitar Jl. Anatasri menuju Blok M yang memang sangat padat terutama pada jam-jam sibuk. Selain ada pasar Cipete di jalur ini juga akses keluar masuk menuju daerah Kemang yang merupakan pusat perdagangan dan ekonomi ditambah lagi dengan pusat perbelanjaan Blok M. Proyek pembangunan JLNT Antasari-Blok M menggunakan biaya yang sangat tinggi. Untuk merealisasikan proyek ini dibutuhkan perencanaan anggaran biaya yang tepat, karena Perencanaan Anggaran Biaya dapat menentukan anggaran dari suatu proyek serta dapat meningkatkan nilai ekonomis tanpa mengurangi nilai mutu dari suatu proyek. Ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi yang sering terjadi pada suatu proyek konstruksi apalagi dalam pembangunan Jembatan atau Jalan layang yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengarui terjadinya hal tersebut adalah kelalaian dalam melakukan metoda kerja atau Ahmad D C, Rizky H D, Pelaksanaan dan Anggaran.. I-1
metoda pelaksanaan pembangunan konstruksi tersebut yang bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi dalam hal teknis dan non teknis. Box girder adalah gelagar memanjang pada struktur atas jalan layang serta memiliki fungsi yang sama dengan balok girder. Box girder adalah pengembangan dari balok girder, agar dapat menghemat material dan membuat bobotnya tidak terlalu berat. Pada proyek ini dipakai segmental box girder dengan lebar 8.75 m panjang 2.4 m dan tinggi 2.4 m dengan panjang bentang antar pierhead rata-rata dalam proyek ini adalah 40 m. Box girder yang dipakai adalah bentuk precast, bentuk ini memiliki beberapa kerugian dan keuntungan diantaranya : Kelebihan : waktu pelaksanaan dapat lebih cepat mutu lebih terjamin tidak menimbulkan limbah disekitar proyek lebih memacu perkembangan teknologi konstruksi, terutama alat angkut dan alat angkat Kekurangan : memerlukan alat angkat yang relatif lebih besar memerlukan ketelitian tinggi Metoda konstruksi yang telah dikenal untuk pemasangan segmental girder : Metoda Launching ( Jembatan Layang Pasupati-Bandung) Metoda Peluncur Bertahap ( Jembatan Layang Sudirman-Jakarta) Untuk Proyek JLNT Antasari- Blok M khususnya Paket Prapanca menggunakan metoda balance kantilever dengan alat Lifter yang terhitung baru dalam dunia konstruksi di Indonesia. Berikut gambar alat lifter ditunjukan gambar 3 (b). Diharapkan dengan alat tersebut dapat mengatasi masalah atau tantangan pembangunan konstruksi di perkotaan, yaitu : 1. Gangguan yang minimal selama pelaksanaan terhadap lalu lintas yang ada 2. Pelaksanaan pembangunan yang cepat dan aman 3. Konstruksi Jembatan dengan bentang yang makin panjang Ahmad D C, Rizky H D, Pelaksanaan dan Anggaran.. I-2
4. Besar dan kompleksitas proyek yang dilaksanakan 5. Kebersihan lingkungan dan fasilitas umum selama pelaksanaan Disamping kriteria tersebut mutu dan ekonomis tetap merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Dengan adanya metoda dengan alat yang terhitung baru tersebut serta metoda yang sudah dikenal atau sering digunakan mana yang lebih bisa memenuhi kriteria konstruksi untuk perkotaan. Oleh karena itu pada tugas akhir ini akan menganalisa atau mengidentifikasi pelaksanaan dan anggaran biaya pekerjaan box girder dengan metoda balance kantilever JLNT Antasari-BlokM Paket Prapanca. 1.2 Lokasi Pengamatan Jalan layang Antasari-Blok M paket prapanca memiliki panjang 1062 m dengan lebar jalan layang 17 meter dengan dua jalur dan ketinggian 10 meter dari jalan eksisting. Pekerjaan fisik untuk proyek ini ditargetkan selesai tahun 2012. Berikut adalah peta lokasi proyek Jalan Layang Non Tol Antasari Blok M paket Prapanca STA 3+496.550 STA 4+557.755, Jakarta: Sumber : Arsip Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jakarta Gambar 1.1 : Peta Lokasi Kegiatan. Ahmad D C, Rizky H D, Pelaksanaan dan Anggaran.. I-3
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dalam Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengidentifikasi alat pemasangan box girder dengan metode balance cantilever 2. Menghitung anggaran biaya pekerjaan box girder 3. Memilih alat yang tepat dalam metoda balance cantilever untuk pemasangan box girder. 1.4 Ruang Lingkup Pembahasan Masalah dan kajian yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu : 1. Proyek JLNT Antasari-Blok M Jakarta Selatan. 2. Paket Prapanca STA 3+496.550 STA 4+557.755. 3. Pelaksanaan pekerjaan box girder dengan metoda balance. Cantilever menggunakan alat Gantry Launcher dan Lifting Frame. 4. Perhitungan anggaran biaya pekerjaan box girder pada satu span. 5. Menghitung volume pekerjaan box girder untuk satu span. 6. Menghitung koefisien pekerjaan girder. 7. Menghitung analisa harga satuan Alat dan upah pekerja pekerjaan box girder. 8. Menggunakan analisa harga satuan (AHS ) Dinas Pekerjaan Umum ( PU ) DKI Jakarta. 1.5 Metoda Penyusunan Dalam penulisan ini metode penulisan berdasarkan atas : a. Observasi Lapangan Dalam observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan analisa yang dibahas. b. Metode Pepustakaan Digunakan untuk mendapatkan acuan dari buku-buku referensi. c. Metode Bimbingan Dilakukan dengan dosen mengenai masalah yang dibahas untuk mendapatkan petunjuk dalam pembuatan Tugas Akhir. Ahmad D C, Rizky H D, Pelaksanaan dan Anggaran.. I-4
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan laporan ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang pemilihan topik, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup pembatasan masalah, lokasi objek tugas akhir, metoda penyusunan,dan sistematika penulisan keseluruhan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi studi pustaka/literatur, memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang penyusunan/penelitian, meliputi pembahasan tentang topik yang akan dikaji lebih lanjut dalam tugas akhir. BAB III METODOLOGI Menguraikan tentang metodologi, yaitu metode yang digunakan untuk menyelesaiakan masalah/penelitian, meliputi prosedur, pengambilan sampel dan pengumpulan data, pengumpulan data, teknik analisis data atau teknis perancangan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi analisis data, perhitungan-perhitungan analisis atau perancangan, serta interpretasi dan pembahasan hasil perhitungan BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dari seluruh analisis data dan pembahasan hasil perhitungan/penelitian. Isi kesimpulan harus menjawab permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam tugas akhir. Serta berisi saransaran atau opini yang berkaitan dengan tugas akhir Ahmad D C, Rizky H D, Pelaksanaan dan Anggaran.. I-5