BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Revisi SNI Daftar isi

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

Revisi SNI Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI T C. Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

RSNI T C. Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN

6.16 Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 3 PP Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 4 PP

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter

DAFTAR ISI. 6.9 Memasang 1 m 2 plesteran 1 PC :

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

6.38 memasang 1m² lantai mosaik ukuran (33 x 33) cm, campuran spesi 1pc: 3 PP...12

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado)

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

ANALISIS PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK RUMAH TINGGAL BERDASARKAN ANALISA BOW DAN SNI 2007

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya

Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan langit-langit

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL QUAD MAKASSAR MENGGUNAKAN METODE SNI

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW

6.26 Memasang 1m 2 labriziring dari papan kayu kelas I Memasang 1m 2 dinding lambrizing dari plywood ukuran (120x240) cm

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

PENGARUH RANCANGAN DENAH TERHADAP RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TIPE 36 DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

MODUL / MATERI PEMBELAJARAN

Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. E

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO

EBOOK PROPERTI POPULER

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

Tujuan Instruksional khusus

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

STUDI ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE BOW, SNI DAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Studi perbandingan tingkat..., Firmansyah, FT UI, 2008

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

dengan manajemen konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm

ANALISA BIAYA BANGUNAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA MENGGUNAKAN METODE HSPK DAN SNI

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 1

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab sebelumnya telah dibahas mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, pembatasan masalah dan sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dalam pembahasan bab ini nantinya diharapkan bisa memudahkan untuk pembahasan bab bab selanjutnya, dan dalam penyusunan tugas akhir ini mengarah kepada studi rencana anggaran biaya. Kegiatan rencana anggaran biaya merupakan salah satu proses utama dalam proyek kontruksi untuk menjawab berapa besar biaya yang harus disediakan untuk sebuah bangunan. Tingkat ketepatan biaya sebuah bangunan ditentukan oleh beberapa faktor yang datangnya bisa dari dalam atau luar proyek. Kegiatan rencana anggaran biaya merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan perhitungan dilakukan dengan lebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi bangunannya. Dalam hal ini perhitungan rencana biaya pembangunan, yang lebih dikenal dengan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ), adalah termasuk bagian dalam kelompok kegiatan perencanaan. Seperti diketahui perencanaan memegang peranan penting dalam siklus proyek, karena keberhasilan proyek akan sangat ditentukan oleh kualitas dari perencanaan. Untuk siklus proyek kontruksi dapat dilihat pada gambar 2.1. II-1

2.1 Sirklus Proyek Konstruksi PERENCANA UMPAN SASARAN TERCAPAI EVALUASI PELAKSANA PENGENDALI Gambar 2.1 Siklus Proyek Kontruksi (Sumber : Djoko Susilo, Rencana Anggaran Biaya ) 2.2 Lingkup Rencana Anggaran Biaya Dalam buku Rencana Anggaran Biaya, anggaran biaya merupakan perkiraan atau estimasi suatu rencana biaya sebelum bangunan / proyek dilaksanakan, diperlukan baik oleh pemilik bangunan atau owner maupun kontraktor sebagai pelaksanaan pembangunan. RAB yang biasa juga disebut biaya kontruksi dipakai sebagai ancer- ancer dan pegangan sementara dalam pelaksanaan. Karena biaya kontruksi sebenarnya ( actual cost ) baru dapat disusun setelah selesai pelaksaan proyek..(djoko Susilo,2004) Dalam buku Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran Biaya Bangunan, rencana anggaran biaya mempunyai pengertian sebagai berikut : Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan. Anggaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek ( gambar rencana ) pada suatu bangunan. II-2

Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda di masing-masng daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Biaya adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut : RAB =Σ ( Volume ) x Harga Satuan Pekerjaan Estimasi biaya kontruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran ( approximate estimates atau preliminary estimates) dan estimasi teliti atau estimasi detail (detailed esimates). Estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk pengusulan atau pengajuan anggaran kepada instansi atasan, misalnya pada pengusulan DIP ( Daftar Isian Proyek ), proyek proyek pemerintah, dan juga digunakan dalam tahap studi kelayakan suatu proyek. Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap yang dipakai dalam penilaian penawaran pada pelelangan, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. Estimasi detail pada hakekatnya merupakan RAB lengkap yang terperinci termasuk biaya-biaya tak langsung atau overhead, keuntungan kontraktor dan pajak. Biasanya biaya overhead, keuntungan dan pajak diperhitungkan berdasarkan persentase (%) terhadap biaya kontruksi ( Djoko Susilo,2004). Dalam buku Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, dalam menyusun biaya diperlukan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar II-3

upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan. Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar Pra Rencana dan gambar detail dasar dengan skala ( PU = Perbandingan Ukuran) yang lebih besar. gambar bestek merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat ( bestek ) pekerjaan. Gambar bestek merupakan kunci pokok ( tolak ukur ) baik dalam menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya. ( J.A. Mukomoko, 1987 ) Gambar Bestek terdiri dari : 1. Gambar situasi, PU 1 : 200 atau 1 : 500 terdiri dari : Rencana letak bangunan Rencana halaman Rencana jalan dan pagar Rencana saluran pembuangan air hujan Rencana garis batas 2. Gambar denah PU 1 : 100 Gambar denah melukiskan gambar tapak ( tampang ) setinggi ± 1,00 m dari lantai, hingga gambar pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar penerangan digambar dengan garis putus. Pada denah juga digambar garis atap dengan garis-garis putus lebih tebal dan jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai rumah induk dengan duga ( peil ) ditandai dengan ± 0.00. Gambar kolom ( tiang ) dari beton dibedakan dari pasangan tembok. II-4

3. Gambar Potongan PU 1 : 100 Gambar potongan terdiri dari melintang dan membujur menurut keperluannya. Untuk menjelaskan letak atau kedudukan sesuatu kontruksi, pada gambar potongan harus tercantum duga ( peil ) dari lantai, misalnya : dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu, tinggi langit-langit, nok reng balok / muurplat. 4. Gambar Pandangan PU 1 : 100 Pada gambar pandangan tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun tinggi bangunan. Gambar pandangan lengkap disesuaikan dengan perencanaan. 5. Gambar Rencana Atap PU 1 : 100 Gambar rencana atap menggambarkan betuk kontruksi rencana atap lengkap dengan kuda-kuda, nok gording, murplat / reng balok, hooker, keilkeper, talang air, usuk / kasau dan kontruksi penahanan dengan jelas. 6. Gambar Kontruksi PU 1 : 50 Gambar kontruksi terdiri dari : Gambar kontruksi beton bertulang Gambar konruksi kayu Gambar kontruksi baja ringan Lengkap dengan ukuran-ukuran dan perhitungan kontruksinya. 7. Gambar pelengkap terdiri dari : Gambar listrik dari PLN Gambar sanitary Gambar saluran pembuangan air kotor II-5

2.3 Dasar dan Peraturan Besar biaya proyek dapat diperkirakan atau diperhitungkan melalui beberapa cara dan metode. Metode estimasi biaya yang sering dipakai pada proyek adalah : 1. Metode Parametrik, dengan pendekatan matematik mencoba mencari hubungan antara biaya atau jam orang dengan karakteristik fisik tertentu ( volume, luas, berat, panjang, dsb); 2. Metode Indeks, menggunakan daftar indeks dan informasi harga proyek terdahulu ; indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada tahun tertentu terhadap harga pada tahun yang digunakan sebagai dasar; 3. Metode Analisis unsur-unsur, lingkup pekerjaan diuraikan menjadi unsurunsur menurut fungsinya; membandingkan berbagai material bangunan untuk memperoleh kualitas perkiraan biaya dan tiap unsur, kemudian dapat dipilih estimasi biaya paling efektif; 4. Metode Faktor, memakai asumsi terdapat korelasi atau faktor antara peralatan dengan komponen-komponen terkait; biaya komponen dihitung dengan cara menggunakan faktor perkalian terhadap peralatan; 5. Metode quantity take-off, disini estimasi biaya dilakukan dengan mengukur / menghitung kualitas komponen komponen proyek ( dari gambar dan spsifikasi ) kemudian memberi beban jam orang serta beban biayanya; 6. Metode harga satuan ( unit price ), dilakukan jika kualitas komponenkomponen proyek belum dapat diperoleh secara pasti atau gambar detail belum siap, biaya dihitung berdasarkan harga satuan setiap jenis komponen ( misalnya setiap m 3, m 2, m, helai, butir, dan lain-lain ). Dalam perhiungan RAB pekerjaaan sipil selama ini di Indonesia masih banyak II-6

Menggunakan analisis pekerjaan, mengikuti cara lama sejak masa kolonial, yakni Analisis BOW (Burgelijke van Openbare Wareken) yang berlaku mulai 1921. 2.4 Harga Satuan Pekerjaan Harga satuan pekerjaan ialah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Setiap bahan atau material mempunyai jenis atau kualitas tersendiri. Hal itu menjadi harga material tersebut beragam. Untuk itu sebagai potokan harga biasanya didasarkan pada lokasi daerah bahan tersebut berasal dan sesuai dengan harga patokan semen yang ditetapkan. Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Untuk menentukan upah pekerja dapat diambil standar harga yang berlaku dipasaran atau daerah tempat proyek dikerjakan yang sesuai dengan spesifikasi dari Kementrian Pekerjaan Umum. Dari ketiga metoda yang digunakan sudah termasuk peralatan kerja atau setiap pekerja harus mempunyai peralatan kerja sendiri yang mendukung keahlian masing-masing. Untuk menentukan harga bangunan dapat diambil standar harga yang berlaku di pasar atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dari Kementrian PU setempat Daftar Harga Satuan Bahan. Pada analisa ini sudah termasuk peralatan kerja atau setiap pekerja harus mempunyai peralatan kerja sendiri yang mendukung keahlian masing-masing. II-7

2.5 Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah tenaga kerja dan peralatan untuk membuat satu satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam pasal-pasal analisa BOW maupun SNI, dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk material, upah tenaga kerja dan peralatan segala jenis pekerjaan, Sedangkan analisis lapangan ditetapkan berdasarkan perhitungan kontraktor pelaksana. 2.6 Analisa Harga Satuan Bahan Analisa bahan suatu pekerjaan, ialah menghitung banyaknya / volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan bahan / material ialah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Kebutuhan bahan dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut Σ Bahan = Volume pekerjaan x Koefisien analisa bahan Indeks bahan merupakan indeks kuantum yang menunjukan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Analisa bahan dari suatu pekerjaan merupakan kegiatan menghitung banyaknya / volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan sedangkan indeks satuan bahan menunjukan banyaknya bahan yang diperlukan untuk menghasilkan 1 m3, 1 m2, volume pekerjaan yang dikerjakan. 2.7 Analisa Harga Satuan Upah Analisa upah suatu pekerjaan ialah, menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Kebutuhan tenaga kerja ialah besarnya jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk II-8

menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan, kecepatan dan penyelesaian suatu pekerjaan tergantung dari kualitas pekerjaan. Secara umum jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu volume perkerjaan tertentu dapat dicari dengan rumus : Σ Tenaga Kerja = Volume pekerjaan x Koefisien analisa tenaga kerja Indeks satuan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenagaa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satuan pekerjaan. 2..8 Penyusunan Anggaran Biaya Proyek Kegiatan estimasi dalam proyek kontruksi dilakukan dengan tujuan ertentu tergantung dari pihak yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan informsi sejelas jelasnya tentang biaya yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya. Hasil estimasi disebut dengan OE (Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate) dan pihak kontraktor membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek kontruksi. Kegiatan estimasi oleh pihak-pihakk dalam proyek dapat dilihat pada gambar 2.2 ESTIMASI ESTIMASI KONTRAKTOR OWNER PENAWARAN KOMPETITIF OWNER ESTIMATE Gambar 2.2 Kegiatan estimasi oleh pihak-pihak dalam proyek (Sumber : Wulfram Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi, 2005) II-9

Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan mendekati OE / EE. Dalam buku cara tepat menghitung biaya bangunan, untuk menentukan harga penawaran, kontraktor harus memasukan aspek-aspek lain yang sekiranya nanti akan berpengaruh terhadap proyek. Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung rencana anggaran biaya bangunan adalah mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang ada dalam proyek ang sedang dihitung. Setiap proyek tidak selalu sama jenis maupun jumlah item pekerjaannya tergantung pada jenis proyek, lokasi proyek dan tingkat kompeksitas proyek. Setelah proses ini selesai maka dilanjutkan dengan proses perhitungan kualitas setiap item pekerjaan. Tahap tahap yang dilakukan untuk menyusun angaran biaya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar untuk menyediakan bahan / material kontruksi secara berlanjut. 2. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini oleh seorang estimator. 3. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisis satuan pekerjaan dan daftar kualitas pekerjaan. 4. Membuat rekapitulasi II-10

Daftar Harga Satuan Bahan Daftar Harga Satuan Upah Daftar Harga Satuan Satuan Upah dan Bahan Daftar volume dan harga satuan pekerjaan Rekapitulasi Gambar 2.3.Tahapan pembuatan RAB (Sumber : Wulfram Ervianto, Cara Tepat Menghitung Biaya Bangunan, 2007) 2.8.1 Langkah Persiapan Sebagai langkah awal dalam perhitungan RAB perlu dilakukan upaya persiapan agar diperoleh angka yang tepat atau akurat. Pada hakekatnya penguasaan seluk beluk proyek dan lingkungannya secara komprehensif akan sangat mendukung perhitungan RAB yang tepat dan realistis. Perlu dipahami pula bahwa setiap proyek mempunyai hal-hal yang spesifik dan tidak mungkin sama dengan proyek lain walaupun proyek yang sejenis. Peranan pengamatan lapangan sangat pening sebagai pelengkap perhitungan biaya berdasarkan gambar desain agar diperoleh rencana biaya yang akurat. Petunjuk pengamatan lapangan ( area investigation guidelines ) akan mencakup : 1. Site Description ( data lapangan ), seperti : tanaman / tumbuhan, permukaan tanah,drainase, kedalaman top soil atau lapisan humus, bangunan dan sarana lain yang ada, dsb; II-11

2. Utility Serving Site ( fasilitas tersedia lapangan ), seperti : listrik, gas, air, jalan raya, jalan kabupaten / kampung, dsb;. 3. Building Department ( data gedung ), seperti : hubungan, telepon,, lisensi, jasa-jasa, dsb; 4. Labor union ( serikat pekerja ), mencakup : keanggotaan, ketenaga kerjaan, dan peraturan terkait, aturan pengupahan, dsb; 5. Recommanded Contractors ( kontraktor ter- rekomendasi ), merupakan daftar kontraktor umum, khusus, suppliers / leveransir, guna pertimbangan lebih lanjut; 6. Material and Methods ( material dan metode ), daftar harga material lokal / setempat, seperti : batu bata, pasir, beton cetak, kayu, bambu, dsb; 7. Equipment Rental ( persewaan alat ), berupa daftar harga sewa peralatan kerja setempat; 8. Climatological Data ( data klimatologi ) terdiri atas ; temperatur maksimum / minimum,curah hujan, bulan bulan hujan, dsb; 9. Other Project ( proyek lain ), kunjungan pada proyek berdekatan untuk mendapat : produktivitas kerja, metode pelaksanaan, subkontraktor, material setempat, keamanan, dsb; 10. General Apprasial ( taksiran umum ), memuat kesimpulan kunjungan lapangan serta rekomendasi. II-12

2.8.2 Dasar Perhitungan Perhitungan RAB pada prinsipnya diperoleh sebagai jumlah keseluruhan hasil kali volume tiap jenis pekerjaan yang ada dengan harga satuan masing-masing. Volume pekerjaan dapat diperoleh, membaca dan menghitung atas gambar desain. Telah disinggung dimuka bahwa unsur biaya kontruksi mencakup harga-harga bahan satuan, upah tenaga dan peralatan yang digunakan. Dan semua unsur biaya ditentukan harga satuan tiap jenis pekerjaan, dan untuk ini dapat digunakan analisis SNI. Secara umum prosedur perhitungan RAB disusun diatas dasar lima unsur harga berikut : 1. Bahan-bahan atau material bangunan; Dihitung kualitas ( volume, ukuran, berat, tipe, dsb ) masing-masing jenis bahan yang digunakan. Juga harga tiap jenis bahan itu sampai dilokasi pekerjaan ( termasuk ongkos sangkutan ), bahan kadang-kadang mencakup biaya pemeriksaan kualitas dan pengadaan gudang / tempat penyimpanan. 2. Upah tenaga kerja; Dihitung jam kerja yang dibutuhkan dan jumlah biaya / upah. Biasanya digunakan berdasar harian atau per hari sebagai unit waktu serta volume pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam unit waktu tersebut. Sebagai unit waktu dapat pula atas dasar tiap jam. Perlu diketahui bahwa kemampuan tiap tenaga kerja tidak sama tergantung ketrampilan dan pengalaman, demikian juga besar upahnya. 3. Peralatan Dihitung banyak dan jenis tiap peralatan yang diperlukan serta harga / biayanya ( beli atau sewa ), biaya peralatan termasuk ongkos angkut / II-13

mobilisasi, upaah operator mesin, biaya bahan bakar dan sebagainya. Kemampuan peralatan persatuan waktu perlu diketahui. 4. Overhead Biasa dikategorikan sebagai biaya tak terduga atau biaya tidak langsung, dan dibagi menjadi dua golongan, yakni yang pertama bersifat umum, serta kedua yang berkaitan dengan pekerjaan di lapangan. Overhead umum misalnya sewa kantor, peralatan kantor, listrik, telpon, perjalanan, asuransi / jamsostek, temasuk gaji / upah karyawan kantor yang terlibat kegiatan proyek. Sedangkan overhead lapangan merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan pada harga bahan-bahan, upah pekerja dan peralatan, sperti telepon di proyek, pengamanan, biaya perizinan, dan sebagainya. Biaya overhead keseluruhan ditetapkan berdasar pengalaman, biasanya sekitar 12 % sampai 30 % dari jumlah harga bahan, upah dan peralatan. 5. Keuntungan dan pajak Besarnya keuntungan tergantung pada besar- kecilnya proyek dan besarnya resiko serta tingkat kesulitan pekerjaan. Biasanya keuntungan berkisar antara 8 % sampai 15 % dari biaya kontruksi ( Bouwsom ). Sedangkan pajak besarnya tergantung pada peraturan Pemerintah yang berlaku, biasanya antara 10 % sampai 18% ( Djoko Susilo, 2004 ). 2.8.3 Perhitungan Volume Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi volume ( kubikasi ) suatu pekerjaan, bukanlah merupakan II-14

volume ( isi sesungguhnya ), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan Perhitungan volume dilakukan atas dasar gambar detail dari bestek yang tersedia, termasusk perubahan dan tambahan yang diberikan pada saat pemberian penjelasan atau aanwijzing sebelum pelelangan. Kelengkapan gambar detail sangat diperlukan, sebagai contoh pada bangunan gedung, akan mencakup gambar-gambar : 1. Gambar situasi ( skala 1 : 200 atau 1 : 500) : rencana tapak bangunan, halaman, jalan pagan, saluran pembuangan, garis batas tanah dan garis sempadan ( rooilijn ). 2. Gambar denah ( skala 1 : 100 ), lihat Gambar 2.4 : merupakan gambar tampang / potongan mendatar sedangkan jendela atas / penerangan tampak sebagai garis terputus-putus ; adanya kolom dan tembok serta elevasi atau peil, tanah dan lantai ; untuk rencana pondasi biasa dibuat denah tersendiri. 3. Gambar potongan / penampang ( skala 1 : 100 ), lihat gambar 2.5 ; terdiri dari potongan memanjang dan melintang sesuai dengan keperluan. 4. Gambar rencana atap ( skala 1: 100 ); menjelaskan kontruksi atap lengkap dengan kuda-kuda, nok, gording, usuk, talang dan sebagainya ; semua lengkap dengan ukuran ukuran ; kadang-kadang dilengkapi juga dengan rencana plafon. Gambar kontruksi detail ( skala 1 : 50 ); merupakan gambar penjelasan yang mencakup antara lain kontruksi beton ( penulangan ),semua lengkap dengan ukuran-ukurannya; termasuk juga gambar sanitair, instalasi listrik saluran air pembuangan dan lain-lain. 5. Gambar pandangan / tampak ( skala 1 : 100 ); merupakan gambar pelengkap tanpa ukuran, termasuk hiasan dan dekorasi yang diperlukan. II-15

2.9 Metode Perhitungan Sebelum menghitung harga satuan pekerjaan, maka harus mampu menguasai cara pemakaian analisa BOW, SNI dan cara Modern. Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu pekerjaan. Sedangkan SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW dengan kata lain bahwasannya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan bahan yang telah ditetapkan. Dari kedua koefisien tersebut akan didapat kalkulasi bahanbahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi, perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada suatu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga satuan upah yang berlaku saat itu. Analisa dengan metode SNI untuk kebutuhan bahan atau material dan kebutuhan upah sama dengan metode BOW, akan tetapi besarnya nilai koefisien bahan dan upah tenaga kerja berbeda dengan analisa BOW. 2.10 Perhitungan harga satuan pekerjaan dengan SNI Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan hasil penelitian analisa biaya kontruksi di pusat litbang permukiman 1988 1991. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yang diperoleh. Tahap pertama dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder analisis biaya yang diperoleh dari Kontraktor BUMN, dan analisis sebelumnya seperti BOW. Data yang terkumpul dipilih dari data modus terbanyak. Tahap kedua adalah penelitian lapangan untuk memperoleh data primer sebagai crosscheck terhadap data yang diperoleh dari II-16

tahap pertama. Penelitian lapangan berupa penelitian produktifitas tenaga kerja lapangan pada beberapa proyek pembangunan gedung dan perumahan serta penelitian lab bahan bangunan untuk komposisi bahan yang di gunakan pada setiap jenis pekerjaan dengan pendekatan kinerja dari jenis pekerjaan. 2.10.1 Pengertian tentang SNI Pada tahun 1987 sampai 1991, pusat penelitian dan pengembangan permukiman melakukan penelitian untuk mengembangkan analisa BOW. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu melalui pengumpulan data sekunder berupa analisa biaya yang dipakai oleh beberapa kontraktor dalam menghitung harga satuan pekerjaan. Di samping itu dilakukan pula data primer, melalui penelitian lapangan pada proyek-proyek pembangunan perumahan. 2.10.2 Ruang Lingkup SNI Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan yang dapat dijadikan acuan seragam bagi pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan gedung dan perumahan. 2.10.3 Acuan Normatif SNI Standar ini mengacu kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan dalam analisis BOW. II-17

2.10.4 Persyaratan Umum Perhitungan harga satuan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, berdasarkan harga, bahan dan upah dengan kondisi daerah setempat. Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi yang telah dibakukan. 2.10.5 Persyaratan Khusus Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan kepada gambar teknis dan RKS (Rencana kerja dan syarat-syarat). Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi dimana didalamnya angka susut yang besarnya tergantung dari jenis bahan dan komposisi adukan. 2.10.6 Cara Menggunakan Analisis SNI Misalnya untuk jenis pekerjaan pasangan dinding bata merah dengan campuran 1pc : 5psr. Tabel.2.1. Analisa pekerjaan pemasangan dinding bata merah 1 SP: 5 PP A.4.4.1.10 Pemasang 1 m2 dinding bata merah tebal 1/2 bata campuran 1 sp: 5 pp 1 m2 Pekerja L.01 Oh 0.300 102,920 Rp 30,876.00 Tukang batu L.02 Oh 0.100 121,230 Rp 12,123.00 Kepala Tukang L.03 Oh 0.010 139,574 Rp 1,395.74 Mandor L.04 Oh 0.015 157,901 Rp 2,368.52 Bata merah m 3 70.000 611 Rp 42,793.10 Semen portland kg 9.680 1,304 Rp 12,619.82 Pasir pasang m 3 0.045 282,536 Rp 12,714.12 Jumlah harga Rp 114,890.29 Profit +overhead 10% Rp 11,489.03 Total HSP Rp 126,379.32 Pembulatan Rp 126,380.00 (Sumber : SNI 2014,Kementrian Pekerjaan Umum Pedoman Analisis harga satuan pekerjaan bidang pekerjaan umum) II-18

Data dari indeks analisa gambar 1 : 5 tinggal dikalikan dengan volume pekerjaan yang telah dihitung, dan dapat diilustrasikan dalam skema berikut. HARGA ANALISA HARGA ANALISA HARGA SATUAN HARGA SATUAN HARGA SATUAN Gambar 2.4. Ilustrasi Skema Analisa (Sumber : Djoko Susilo, Rencana Anggaran Biaya, 2004) 2.11 Istilah dan Definisi 1. Bangunan gedung dan perumahan Bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan kehidupan bermasyarakat. 2. Harga satuan bahan Harga yang sesuai dengan satuan jenis bahan bangunan. 3. Harga ssatuan pekerjaan Harga yang dihitung berdasarkan analisis harga saatuan bahan dan upah. 4. Indeks Faktor pengali atau koefisien sebagai dasar perhitungan biaya bahan dan upah kerja. 5. Indeks bahan Indeks kuantum yang menunjukan kebutuhan bahan untuk mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan. II-19

6. Indeks tenaga kerja Indeks kuantum yang menunjukan kebutuhan waktu untuk mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan. 7. Pelaksanaan pembangunan gedung dan perumahan Pihak pihak yang terkait pembangunan gedung perumahan yaitu perencana. 8. Suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan kontruksi, yang dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah bahan kerja dan upah kerja dengan bahan bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan persatuan kontruksi. 9. Satuan Pekerjaan Satuan jenis pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan panjang, luas volume dan unit. II-20