BAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun mengalami tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.H DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK ) DI RUANGAN KANTHIL RSU BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Sudah semestinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kriteria Diagnosis Berdasaran IDSA/ESCMID :

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

Complication of Foley Catheter Is Infection the Greatest Risk. Oleh : dr. M. Gunthar A. Rangkuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL MELATI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme di dalam saluran kemih. angka prevalensi ISK sebesar 20% (Paul Bukitwetan, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan judul Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh agens infeksius. Kasus pneumonia tidak memiliki kriteria usia

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

INFEKSI SALURAN KEMIH

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. pada wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Bakteriuria pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak yang satu dengan yang lain mengingat latar belakang mereka berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping, dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). Masalah penyakit pada anak bermacam-macam namun akan dibahas tentang infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi saluran kemih dapat terjadi dengan atau tanpa gejala klinis. Akibatnya, kerap kali lokasi infeksi sulit ditentukan secara akurat. Berbagai istilah digunakan untuk menguraikan gangguan perkemihan antara lain : Bakteriuria yaitu keberadaan bakteri dalam urine, bakteriuria asimtomatik yaitu bakteriuria yang signifikan tanpa adanya gejala infeksi secara klinis, bakteriuria simtomatik yaitu bakteriuria yang disertai tanda-tanda fisik urinarius. ISK rekuren yaitu episode bakteriuria atau ISK simtomatik yang berulang, ISK persisten yaitu bakteriuria yang persisten sekalipun sudah dilakukan pengobatan antibiotik (Wong, 2008). 1

ISK merupakan penyakit infeksi yang sering di jumpai di Amerika dan membuat sekitar 7 juta orang berkunjung ke dokter dan 1 juta orang di rawat inap serta menghabiskan dana 1 milyar, sedangkan di Amerika utara terdapat 14.000 laki-laki dan 53.000 wanita terkena ISK. Pada beberapa kasus membutuhkan pengobatan jangka pendek dengan antibiotic narrow spectrum,tapi di lain kasus membutuhkan pengobatan jangka panjang dengan menggunakan antibiotika broad spectrum (Nguyen dalam Broudwald et al, 2004) Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2011,Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan, pada tahun 2010 ISK masuk dalam 10 besar Penyakit Tidak Menular (PTM) penyebab rawat inap di Indonesia. Tercatat 2,49% pasien dirawat karena ISK, sedangkan menurut Syamsuhidajat (2004), Infeksi Saluran Kemih merupakan infeksi sistem nomor dua paling sering setelah infeksi saluran nafas. Menurut WHO (2005), kehidupan pertama laki-laki lebih sering terkena ISK sebanyak 2,7% dibandingkan pada anak perempuan sebanyak 0,7%, sedangkan pada usia sekolah anak perempuan sering terkena ISK daripada laki-laki. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui gejala dan tanda klinis pada ISK. Behrman dkk (1996, dalam Soegijanto, 2005, p.181) mengemukakan keluhan ISK pada anak usia pra sekolah dan sekolah adalah polakisuria, disuria, urgency, nyeri perut dan kencing yang berbau.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Bergstrom dkk (1972, dalam Soegijanto,2005) melaporkan 26% anak-anak (laki-laki dan perempuan) berumur 1-16 tahun dengan ISK menunjukkan hematuria makroskopis, gejala umum yang muncul adalah disuria dan polakisuria sedangkan gejala lain yang muncul berupa ingin kencing, nyeri perut/pinggang dan demam. Hasil dari dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa nyeri adalah gejala yang biasa muncul pada pasien dengan ISK. Pada umumnya nyeri hebat terjadi akibat adanya infeksi akut yang mengenai organ padat (ginjal, prostat,dan testis) sedangkan infeksi pada organ berongga (buli-buli, ureter, dan pielum) memberikan keluhan yang lebih ringan.penyulit yang muncul akibat adanya ISK diantaranya gagal ginjal akut, nekrosis papila ginjal dan nefritis interstisialis, batu saluran kemih, dan abses ginjal. Keluhan yang berat dan adanya penyulit membutuhkan perawatan dirumah sakit guna perawatan lebih lanjut.(purnomo,2011). Dibutuhkan perawatan yang lebih lama.hal ini akan merugikan pasien karena membutuhkan biaya yang lebih banyak dari perawatan normal.peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan sangat diperlukan dalam perawatan klien dengan nyeri pada ISK, baik dalam tindakan keperawatan maupun tindakan kolaborasi agar tidak terjadi komplikasi yang dapat membahayakan dan merugikan pasien. Angka kejadian ISK bervariasi, tergantung umur dan jenis kelamin. Angka kejadian neonates kurang bulan adalah sebesar 3%, sedangkan pada neonates cukup bulan 1%. Pada anak kurang dari 10 tahun, ISK ditemukan pada 3,5% anak perempuan dan 1,1% anak lelaki (IDI, 2011).

Pada anak perempuan yaitu terdapat 3-5% pada masa bayi dan pada umur 18 bulan, pada anak laki-laki ialah 1%,pada anak laki-laki yang berusia 1 tahun dan kecenderungan anak laki-laki yang belum di khitan. Penyebab infeksi pada perempuan, 75-90% ialah E. coli, kemudian Klebsiella spp dan Proteus spp. Pada anak laki-laki ialah Proteus spp dan E. Coli sama banyak yaitu dengan Proteus 50% dan E. Coli 50% Staphylococcus saprophyticus dan enterococcus adalah pathogen untuk perempuan dan laki-laki. Infeksi virus terutama adenovirus sebagai penyebab sistitis. Secara klinik dibedakan 3 jenis infeksi saluran kemih, dan yang menimbulkan gejala demam ialah pielonefritis, sedang jenis sistitis dan bakteriuria asimtomatik tidak disertai dengan gejala demam (Widagdo, 2012). ISK merupakan penyebab demam kedua tersering setelah infeksi akut saluran napas pada anak berusia kurang dari 2 tahun. Escherechia coli dalam urine ditemukan pada segala usia, ras dan jenis kelamin akan tetapi lebih umum ditemukan pada wanita. Epidemiologi ISK di bagi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pada bayi yang baru lahir berumur 1 tahun, bakteriuria ditemukan pada 2,7% laki-laki dan 0,7% perempuan. Pada anak-anak berumur 1-5 tahun, bakteriuria ditemukan 0,5% pada laki-laki dan 4,5% pada perempuan konstan. Pada remaja, bakteriuria ditemukan 0,5% pada laki-laki dan 20% pada perempuan. Angka kejadian ISK meningkat drastis diusia 36-65 tahun (Nguyen dalam Broudwald et al, 2004). Menurut Wong (2008) gejala (ISK) dapat diketahui berdasarkan hasil temuan kasus pada pasien An. H mengalami demam kurang lebih 5 hari dan

suhu badan An. H yaitu 38,7 o C memunculkan diagnosa keperawatan yaitu hipertermi. Penyakit infeksi saluran kemih didapatkan pada pasien perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki karena secara struktur dan fungsi bentuk alat reproduksi perempuan dan laki-laki sangat berbeda. Organ vital perempuam cenderung lebih sensitif daripada laki-laki dan cara perawatan membersihkannya juga sangat lebih spesifik perempuan. Pada kasus pengkajian pada An. H ditemukannya masalah keperawatan yang muncul yaitu hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, cemas berhubungan dengan dampak hospitalisasi, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatsan kognitif, salah intepretasi. Data statistik dari Rumah Sakit Umum Banyumas pada 3 bulan terakhir pada bulan April, Mei, Juni 2014 penulis memperoleh data anak terkena (ISK) yaitu sebanyak 5 anak dengan prosentase 1,7%. Berdasarkan permasalahan diatas penulis akan melakukan tindakan keperawatan pada An. H, dari data-data yang ada dari pasien, akan dikembangkan dan diatasi dengan melakukan pengkajian sampai evaluasi di Rumas Sakit Umum Banyumas khususnya di Ruang Anak Kantil. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan adalah : a. Melakukan pengkajian pada An. H dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). b. Mengkaji analisis data dari pengkajian dan penetapan diagnose keperawatan pada An. H dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). c. Membuat penerapan rencana tindakan keperawatan pada An. H dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). d. Melakukan implementasi keperawatan pada An. H dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). e. Melakukan evaluasi pada pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada An. H dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). f. Membahas kesenjangan antara teori dan kasus. C. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan pada pasien infeksi saluran kemih dengan khususnya masalah utama hipertermi. Bagi klien diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai infeksi saluran kemih dan penanganan hipertermi. Bagi institusi laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien infeksi saluran kemih dengan masalah hipertermi. D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang kanthil RSUD Banyumas pada tanggal 6-7 Juni 2013.