KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS PENGEMBANGAN MULTI USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

MANAJEMEN USAHA TANI PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERTANIAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

Panel Petani Nasional (PATANAS): Analisis Indikator Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

KERAGAMAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETAHANAN PANGAN DI AGROEKOSISTEM LAHAN KERING. Rachmat Hendayana 1 dan Yusuf 2

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Eni Siti Rohaeni. Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

KERAGAAN SUMBERDAYA LAHAN, PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN BERBAGAI DAERAH DI SULAWESI SELATAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR) Kasmiyati, Amik Krismawati dan Dwi Setyorini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sebagai modal utama untuk usaha pertanian di Desa Klampok potensinya cukup tinggi, luasnya 665,73 ha meliputi lahan tegal 348 ha, sawah tadah hujan 159 ha dan sawah irigasi setengah teknis 93 ha. Adanya keragam agroekologi menyebabkan beragam sumber pendapatan rumah tangga di Desa Klampok. Tujuan kajian ini untuk mengetahui sumber dan struktur pendapatan rumah tangga dari berbagai matapencaharian. Metode kajian didekati dengan Pemahaman Pedesaan secara Partisipatif/Participatory Rural Appraisal (PRA), Sensus dan Baseline survey. Petani responden dipilh secara acak dengan Proportionate Stratified Random Sampling. Stratifikasi berdasarkan atas petani (40 orang) yang mempunyai kepemilikan lahan yaitu luas (pemilikan lahan > 0,35 ha0, sedang (luas pemilikan lahan 0,35 ha) dan sempit (luas pemilikan lahan <0,35 ha). Populasi petani di Desa Klampok 843 KK, petani yang dikatagorikan memiliki lahan luas 316 KK, lahan sedang 232 KK, lahan sempit 168 KK dan yang tidak mempunyai lahan 126 KK. Hasil sampling yaitu responden berlahan luas 15 orang, sedang 11 orang, lahan sempit 8 orang dan tidak memiliki lahan 6 orang. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sumber pendapatan dari sektor pertanian didominasi dari usahatani tanaman pangan (jagung, padi,kacang hijau, kacang tanah dan ubi kayu) sebesar 49,5%, dan dari usaha ternak (sapi, kambing, domba, ayam buras dan ayam ras) sebesar 19%. Desa Klampok dengan agroekosistem LKDRIK dengan kemampuan sumberdaya yang terbatas, sumber pendapatan rumah tangga di luar sektor pertanian juga cukup tinggi sebesar 20%. Kata kunci: ragam, sumber pendapatan, pedesaan, pertanian, non pertanian, ternak PENDAHULUAN Pembangunan sektor pertanian ditempatkan sebagai prioritas utama dalam pembangunan ekonomi daerah di samping sektor-sektor ekonomi lainnya yang secara bersama menentukan besarnya pertumbuhan ekonomi melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dilihat dari kontribusi terhadap pendapatan regional, kedudukan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Probolinggo sangat nyata. Program prima tani di kabupaten Probolinggo dititik beratkan pada komoditas mangga yang merupakan komoditas unggulan kabupaten Probolinggo. Hasil supervisi Bappeda dan Dinas Pertanian kabupaten Probolinggo, berdasarkan data statistik terpilih desa Klampok yang memiliki 511

populasi mangga tertinggi dibandingkan desa-desa yang ada di kabupaten Probolinggo. Desa Klampok memiliki agroekologi LKDRIK (lahan kering dataran rendah iklim kering). Kegiatan Prima Tani adalah mengimplementasikan (unit percontohan) inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan agribisnis di desa lokasi sasaran. Inovasi tersebut dapat dilakukan pada : (a) bidang komoditas yang meliputi aspek produksi, sarana produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil, (b) bidang pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, (c) bidang pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak dan pupuk, dan (d) bidang konservasi tanah dan air (Simatupang, 2004; Sudaryanto, 2005). Dari segi teknis inovasi yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kinerja teknologi yang dilakukan oleh praktisi agribisnis terutama petani. Dari segi kelembagaan inovasi yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan kinerja kelembagaan agribisnis yang selanjutnya berdampak pada peningkatan aksesibilitas petani terhadap pasar input, pasar output, permodalan dan teknologi unggul. Peningkatan kinerja pada kedua aspek teknis dan aspek kelembagaan agribisnis tersebut selanjutnya diharapkan akan berdampak positif pada kinerja hasil usahatani yang dicapai petani, dan bagi kehidupan masyarakat desa yang berupa peningkatan pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja pedesaan. Di samping itu diharapkan difusi inovasi yang diintroduksikan semakin luas pada petani lainnya. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sumber dan struktur pendapatan rumah tangga dari berbagai matapencaharian. METODOLOGI PENGKAJIAN Lokasi kegiatan dipilih secara Purposive Sampling (Soekartawi, 2003) yaitu lokasi Prima Tani di Desa Klampok, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo. Pengkajian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan Desember 2007. Metode kajian didekati dengan Pemahaman Pedesaan secara Partisipatif/ Participatory Rural Appraisal (PRA) dilakukan untuk mendapatkan data primer menggunakan metode wawancara dua arah yang melibatkan responden dalam suatu diskusi mengenai potensi, masalah, dan kendala dalam berusaha tani sampai dengan pemasaran hasil. Selain itu juga dilakukan observasi langsung ke lapangan (survei) untuk mendapatkan data primer melalui wawancara kepada petani responden menggunakan daftar pertanyaan berstruktur. Daftar pertanyaan disusun mulai dari informasi pemilikan/penguasaan lahan, potensi sumberdaya pertanian dan sumberdaya manusia. Petani responden dipilh secara acak dengan Proportionate Stratified Random Sampling. Stratifikasi berdasarkan atas petani (40 orang) yang mempunyai kepemilikan lahan yaitu luas (pemilikan lahan > 0,35 ha0, sedang (luas pemilikan lahan 0,35 ha) dan sempit (luas pemilikan lahan <0,35 ha). Populasi petani di desa Klampok 843 KK, petani yang dikategorikan memiliki lahan luas 316 KK, lahan sedang 232 KK, lahan sempit 168 KK dan yang tidak mempunyai lahan 126 KK. Pengkajian/Survei pendasaran dilaksanakan dalam kaitan untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan rumah tangga pedesaan di lokasi 512

Prima Tani, baik di dalam maupun di luar sektor pertanian serta ragam pendapatan maupun proporsi dari masing-masing sumber pendapatan. Dengan memahami kondisi awal pada variabel-variabel tertentu maka dapat ditelusuri bagaimana perubahan variabel-variabel tersebut setelah dilakukannya kegiatan Prima Tani. Variabel yang dimaksud pada dasarnya adalah seluruh variabel yang diperkirakan akan mengalami perubahan sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari pelaksanaan kegiatan Prima Tani. Dengan harapan pendapatan rumah tangga pedesaan dapat meningkat. Setelah itu dilakukan analisis data baik secara deskriptif, maupun tabulasi silang. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wilayah Desa Klampok memiliki wilayah seuas 665,73 ha, terdiri atas lima dusun, yaitu Krajan Lor, Krajan Kidul, Dawuhan, Kedung Batang dan Gunggungan, dengan jarak desa dengan Pusat Pemerintahan Kecamatan sekitar 8 km. Jumlah penduduk seluruhnya 3.425 orang, terdiri atas 1.654 orang laki-laki, 1.771 orang perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 924. Sebagian besar (2008 orang) penduduk desa ini berpendidikan SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan hanya 2 orang yang berpendidikan sarjana. Dari luas lahan yang ada (665,73 ha), sebagian besar (348 ha) berupa lahan tegal, sedangkan sawah tadah hujan 159 ha dan sawah irigasi setengah teknis 93 ha. Sumber air keberadaannya sangat terbatas, dan irigasi untuk pertanian berasal dari sungai Lawean dan dari stasiun sumur pompa yang berjumlah empat buah. Curah hujan sangat rendah dan jumlah hari hujan sangat pendek, hanya 4 bulan dan berfluktuatif. Terbatasnya sumber irigasi ini menyebabkan pada musim kemarau biaya pengairan melalui sumur pompa mencapai Rp.20.000-Rp.30.000 per jam. Komoditas pertanian sebagai penghasil utama masyarakat/petani adalah jagung, padi, kacang tanah, kacang hijau dan ubi kayu, masing-masing seluas 695 ha, 173 ha, 158 ha, 58 ha, 21 ha, dengan produktivitas umumnya masih rendah. Produksi padi sebagian besar untuk ketahanan pangan masyarakat desa selama setahun, hanya sebagian kecil yang dijual. Sebaliknya jagung, kacang hijau/kacang tanah sebagai sumber pendapatan petani. Sumber pendapatan dari tanaman tahunan adalah mangga, yang populasinya 5.893 pohon dengan melibatkan 828 orang petani dengan produktivitas masih sangat rendah, yaitu hanya 2,47 ton/ha. Jneis ternak yang diusahakan oleh sebagian besar petani/ masyarakat adalah sapi, kambing, domba, ayam buras serta ayam ras. Pola tanam setahun adalah padi jagung- bera atau padi jagung jagung/kacang tanah/kacang hijau. Usaha sebagai buruh tani dilakukan di dalam desa dan pada waktu musim kemarau dilakukan ke luar desa sebagai penebang tebu. Usaha di luar pertanian sebagai kuli/buruh bangunan, tukang, supir, bakulan, blantik, dagang, kios/ toko, persewaan. 513

Kondisi Pekerjaan Utama Rumah Tangga Pedesaan Berdasarkan bidang pekerjaan atau mata pencarian, sebagian besar penduduk Desa Klampok bermatapencaharian sebagai petani (Tabel 1). Di desa Klampok cukup banyak tersedia tenaga kerja dengan usia antara 27-40 tahun (725 orang), termasuk pada struktur muda. Yang berumur lebih dari 57 tahun berjumlah 663 orang. Hasil pengkajian dari jumlah responden 40 kepala keluarga, jumlah keluarga ada 150 jiwa. Keragaan jumlah keluarga per kepala keluarga rata-rata adalah 4 jiwa, sedangkan dari jumlah keluarga 150 jiwa, yang bekerja sebesar 71%, yang terdiri dari laki-laki sebesar 39% dan perempuan sebesar 32%.. Secara keseluruhan jumlah keluarga yang bekerja sebesar 71% atau 107 jiwa, yang terdiri dari wanita 32% atau 48 jiwa dan laki-laki 39% atau 59 jiwa. Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Klampok menurut jenis pekerjaan Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Pegawai Negeri Sipil/TNI-Polri 11 Swasta 14 Petani 915 Buruh tani 1.379 Pertukangan 96 Lain-lain 40 Sumber: Monografi desa tahun 2006 Karakteristik Rumah Tangga dan Penguasaan Aset Tahun 2007 desa Klampok dihuni oleh 843 KK, sebagian besar (85% atau 717 KK) memiliki lahan, sedangkan sisanya (15% atau 126 KK) sejumlah 717 KK (85%) tidak memiliki lahan. Matapencaharian KK yang tidak mempunyai lahan adalah sebagai buruh tani dan tebang tebu di luar desa pada waktu MK II (lahan bero) dan buruh lainnya (tukang, kuli bangunan atau buruh pabrik). Penguasaan lahan rata-rata rumah tangga petani di desa Klampok adalah 0,35 ha, rata-rata pemilihan lahan sawah 0,3 ha dan lahan tegal 0,45 ha, dengan status sebagai pemilik atau penggarap. Sumber air untuk lahan sawah dari air sungai dan pada musim kemarau dari air pompa, sedangkan untuk sawah tadah hujan dan tegal berasal dari hujan. Responden ber lahan luas mengusahakan lebih dari satu komoditas yaitu padi, jagung 2 kali, kacang hujau, kacang tanah, mangga dan usaha ternak dengan rata-rata kepemilikan 3 ekor. Usaha non pertanian ada 1 orang sebagai guru, 1 orang bakulan dan 2 orang mempunyai toko/kios. Responden berlahan sedang biasanya mengusahakan padi, jagung satu kali, kacang hijau, kacang tanah, mangga dan usaha ternak dengan rata-rata kepemilikan 2 ekor, serta 2 orang sebagai buruh tani. Usaha non pertanian sebagai usaha sampingan, sebnayak 3 orang memiliki kios, 1 orang sebagai supir, 1 orang usaha kerajinan, dan 1 orang sebagai blantik. Responden dengan lahan sempit yang utama diusahakan adalah jagung 1 kali, 514

padi, kacang hijau, sebagian kecil kacang tanah dan mangga, rata-rata kepemilikan ternak 1 ekor sebagian milik sendiri dan sebagian gaduhan juga usaha sampingan sebagai buruh tani 3 orang, serta sebagai tukang 2 orang Menurut Sugiarto (1997), KK dalam satu rumah tangga pedesaan mempunyai peranan penting dalam menentukan pilihan sumber mata pencaharian untuk memperoleh pendapatan rumah tangga. Kemampuan sumberdaya yang dimiliki KK digunakan untuk memilih sumber mata pencaharian seperti usaha pertanian, buruh pertanian atau usaha di luar pertanian. KK yang memiliki aset sumberdaya lahan dan modal, akan lebih leluasa untuk melakukan kombinasi pekerjaan di luar dan di dalam pertanian. Sebaliknya KK yang hanya memiliki aset yang berasal dari sumberdaya manusia, hanya keterampilan yang menjadi andalan untuk memperoleh pekerjaan. Pada Tabel 2 menunjukkan rata-rata kepemilikan ternak sapi 2 ekor per rumah tangga petani. Petani responden rata-rata memiliki ternak 6 ekor untuk skala lahan luas, skala sedang 3 ekor dan sempit rata-rata 2 ekor. Untuk buruh tani rata-rata memiliki sapi gaduhan 1 ekor dan memiliki kambing rata-rata 2 ekor. Tabel 2. Populasi ternak yang diusahakan oleh petani di Desa Klampok Jenis ternak Populasi (ekor) Sapi 1.393 Kambing 1.182 Domba 441 Ayam buras 5.271 Ayam ras 20.000 Sumber: Profil Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo, 2005 Keragaan Pendapatan Rumah Tangga Petani Keragaan pendapatan anggota rumah tangga petani responden untuk tanaman pangan (tanaman semusim) ditunjukkan pada Tabel 3. Kontribusi dari usaha tanaman pangan mencapai 50% dari seluruh pendapat kotor. Pendapatan kotor dari hasil usahatani tanaman semusim berasal dari padi sebesar 47%, jagung sebesar 38%, sisanya dari usahatani kacang hijau 10% dan kacang tanah sebesar 5%. Tabel 3. Pendapatan kotor responden dari usahatani tanaman pangan tahun 2006 Stratifikasi Padi (Rp) Jagung (Rp) K.Hijau (Rp.) K. Tanah (Rp.) Luas 77.622.250 58.470.000 15.560.000 6.805.000 Sedang 30.222.250 24.006.000 4.350.000 3.800.000 Sempit 6.594.000 10.107.500 4.560.000 800.000 Buruh Tani 0 0 0 0 Total 114.438.500 92.583.500 24.470.000 11.405.000 515

Pendapatan rumah tangga petani juga berasa dari usahatani tanaman mangga dan perkebunan, masing-masing sebesar 4 % dan 3% (Tabel 4). Tanaman mangga bisa memberikan kontribusi cukup besar terhadap pendapatan rumah tangga petani, tetapi karena tidak dipelihara dengan baik menyebabkan hasilnya sangat rendah, di samping banyak tanaman mangga yang disewakan atau ditebaskan. Lebih parah lagi banyak tanaman mangga yang ditebang diganti dengan tanaman kayu-kayuan. Menurut data BPS tahun 2006 populasi mangga di desa Klampok mencapai 22.892 pohon, data sensus potensi sumber daya pertanian tahun 2007 populasi mangga sebanyak 5.039 pohon. Tanaman perkebunan yang berkontribusi terhadap pendapatan petani adalah kapuk, asam, tembakau dan kayu-kayuan. Tabel 4. Pendapatan kotor responden dari usahatani mangga dan perkebunan tahun 2006 Stratifikasi Mangga (Rp) Perkebunan (Rp) Luas 12.120.000 11.060.000 Sedang 4.550.000 3.395.000 Sempit 3.600.000 2.235.000 Buruh Tani 0 0 Total 20.270.000 16.690.000 Pendapatan rumah tangga dari usahatani peternakan kontribusinya mencapai 19% dari total pendapatan kotor setahun (Tabel 5). Sumbangan terbesar berasal dari usaha ternak sapi diikuti kambing dan ayam. Usaha ternak utamanya adalah usaha ternak sapi bibit, dengan bangsa PO polulasinya cukup tinggi. Disamping itu ada juga bangsa limosin dan brahman dengan perbaikan genetik melalui kegiatan IB. Tabel 5. Pendapatan kotor responden dari usaha peternakan tahun 2006 Stratifikasi Peternakan (Rp) Luas 43.006.250 Sedang 14.940.000 Sempit 20.800.000 Buruh Tani 15.450.000 Total 94.196.250 Pendapatan kotor per tahun rumah tangga petani di samping dari usahatani, juga diperoleh dari usaha di luar pertanian (buruh tani) dan usaha non pertanian seperti hasil dari kios/toko/warung/wlijo, tukang bangunan, supir, buruh bangunan, sewa sounsistem. Kontribusi dari usaha di luar pertanian sebesar 4%, didominasi oleh buruh tani, petani berlahan sempit dan sedang. Sebaliknya kontribusi usaha non pertanian sebesar 20%, didominasi oleh pendapatan petani berlahan luas dari hasil toko, kios, sewa sounsistem dan guru; berlahan sempit dan sedang adalah hasil dari tukang, kuli, kiriman dan dagang. Keragaan 516

pendapatan kotor rumah tangga petani dari usaha di luar pertanian dan non pertanian ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Pendapatan kotor responden dari usaha luar pertanian dan non pertanian tahun 2006 Stratifikasi Usaha di luar Pertanian (Rp.) Usaha non pertanian (Rp) Luas 0 43.750.000 Sedang 6.130.000 20.050.000 Sempit 2.810.000 14.750.000 Buruh Tani 9.080.000 20.230.000 Total 18.020.000 98.780.000 Secara keseluruhan pendapatan kotor per tahun rumah tangga petani seperti ditunjukkan pada Tabel 7. Sumbangan tanaman pangan terhadap pendapatan rumah tangga petani sebesar 76%, berasal dari usahatani padi, jagung, kacang hijau dan kacang tanah. Sebaliknya dari kegiatan on farm hanya 4%, beasal dari buruh tani, terbesar adalah pada petani berlahan sempit dan buruh tani. Usaha di luar pertanian sumbangannya sebesar 20%, kontribusi kios/warung sebesar 9%. Tabel 7. Pendapatan kotor rumah tangga petani responden per tahun Kegiatan usaha Tahun 2006 Rp % Usaha pertanian (on-farm) Tanaman pangan Perkebunan Peternakan Hortikultura 6.072.425 417.250 2.354.906 506.750 49,5% 3,5 % 19% 4% Usaha off farm Buruh tani 450.500 4% Usaha luar pertanian 2.469.500 20% Kios 1.113.750 9% Supir 270.000 2% Buruh/tukang 320.000 3% Lainnya (kiriman) 765.750 6% Total pendapatan 100 12.271.331 KESIMPULAN 1. Struktur pendapatan rumah tangga di desa Klampok umumnya bersumber dari 3 matapencaharian yaitu pekerjaan pertanian, pekerjaan buruh tani dan pekerjaan non pertanian, masing-masing berkontribusi sebesar 76%, 4% dan 20% terhadap pendapatan rumah tangga. 2. Sumber pendapatan dari sektor pertanian (on farm) berasal dari usahatani tanaman pangan (sawah dan tegal) sebesar 49,5%; usahatani hortikultura terutama tanaman mangga dan perkebunan (pekarangan dan tegal) sebesar 4% dan 3,5%); dari usaha ternak sebesar 19% serta dari buruh tani (off farm) sebesar 4%. Sebaliknya sumber pendapatan rumah tangga di luar sektor 517

pertanian berasal dari usaha dagang/kios/toko/warung/bakulan sebesar 9%, sebagai supir sebesar 2%, sebagai buruh bangunan/pabrik/tukang sebesar 3%, dan dari usaha persewaan/mendapatkan kiriman sebesar 6%. DAFATAR PUSTAKA Monografi Desa Klampok. 2006. Desa Klampok, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo. Jawa Timur. Profil Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo. 2005. Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo. Jawa Timur. Simatupang, P. 2004. Prima Tani sebagai langkah awal pengembangan sistem dan usaha agribisnis industrial. Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Analisis Finansial dan Ekonomi. 29 Nopember-9 Desember di Bogor. Soekartawi. 2003. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. hlm 85-87. Sudaryanto, T. 2005. Pengembangan Pertanian Industrial dengan Pendekatan Agribisnis: Konsep dan Implikasinya. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional BPTP Jatim. 13 Nopember di Malang. Sugiarto, 1997. Ragam sumber pendapatan rumah tangga di pedesaan Provinsi Nusa Tenggara barat. Prosiding Agribisnis. Dinamika Sumberdaya dan pengembangan Sistem Usaha Pertanian. Pusat penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan penelitian dan pengembangan Pertanian. Departemen pertanian. Hal. 184. 518