EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA LAPORAN LABA RUGI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRACT. Gross Profit Analysis Role In Setting Product Selling Price: Studies on PD Alam Aneka Aroma

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

EVALUASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MIE KERING AYAM 2 TELOR PADA PT TIGA PILAR SEJAHTERA (STUDI KASUS PADA PT TIGA PILAR SEJAHTERA SRAGEN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT NUSA SARANA CITRA BAKTI LAHAT

BAB II BAHAN RUJUKAN

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

PENGAWASAN KOMPARATIF BIAYA PRODUKSI SESUNGGUHNYA DENGAN YANG DIANGGARKAN PADA PT DANLIRIS DI SUKOHARJO

PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN VOLUME PENJUALAN (STUDI KASUS PADA BAKSO DAN MIE AYAM MIDUN PALEMBANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DAN TINGKAT PROFITABILITAS PADA CV DIAN PRATAMA PALEMBANG

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL PADA PD MIE AYAM BERKAH PALEMBANG

PENGARUH BIAYA PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT ASTRA MOTOR MUARA ENIM

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB,

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PERHITUNGAN BEP (BREAK EVEN POINT) PRODUK KUSEN PINTU DAN DAUN JENDELA PADA DEPOT AL QISWAH PALEMBANG

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making. vii. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI KETEPATAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA ABADI ALUMINIUM, SAWIT

KARYA TULIS ILMIAH JARINGAN FORMAL PELAYANAN PUBLIK PERUM BULOG DIVRE DIY TERKAIT STABILISASI HARGA BERAS DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem

PENENTUAN PENERAPAN SISTEM ABC UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA CV. AULIA YASMIN JEPARA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KARYA TULIS ILMIAH KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA. Disusun oleh : Afrildus Antonius Hoere / Sosiologi

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PESANAN KHUSUS PADA CV RARIZ GRAFIKA PALEMBANG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ADMINISTRASI PENERIMAAN PREMI PERTAMA DAN PENAGIHAN BULANAN DI PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

PEMBEBANAN BOP DENGAN TARIF DEPARTEMEN PADA PT. NAGA SEMUT KEBUMEN SKRIPSI

ABSTRACT. Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati

ANALISIS PROFITABILITAS PADA PM. GUNUNG SARI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ASRI MUNFI ATUN PUTRI A

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. disebut juga sebagai rencana keuangan. Suatu anggaran perusahaan adalah suatu

ABSTRACT. Keywords: Standard cost, and cost production control. vii

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PENGRAJIN ROTAN KARYA ABADI PALEMBANG

ABSTRACT. Keywords: Budget Production, Production Costs, and Effectiveness of Production. vii. Universitas Kristen Maranatha

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

ANALISIS DAMPAK REVALUASI AKTIVA TETAP TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK PADA. PT SEPATU BATA Tbk. SKRIPSI. Program Studi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR.

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENCAPAI EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY DI SURAKARTA

HALAMAN PENGESAHAN. Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Skripsi dengan judul : PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Laba kotor = Penjualan - HPP

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS BIAYA PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA OPTIC GANDA PALEMBANG

Pada CV Sinar Jaya Palembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berjudul Budgeting, profit, planning and control,prentice hall, New Edition

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

Universitas Mercu Buana Yogyakarta Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh: TH. WEDHA RISANG A. NIM

PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

ANALISIS PENERAPAN METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PD PANCA MOTOR PALEMBANG

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Visensia Paschalina Ossot NIM : 051334016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

ii

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk Tuhan Yesus, Bunda Maria, Malaikat kecilku, bapa tercinta STEFANUS YULIO OSSOT dan mama tersayang ALBINA IMAN, kakakku tercinta CHRISTIANI KURNIAWATI OSMANTI, untuk adik-adikku yang sungguh aku kasihi AGUSTINUS KAYETANUS OSSOT ; IRENIUS MARIANO OSSOT ; MARIA STEPHANI NOVELIA OSMANTI, dan untuk Nana ge HERIBERTUS PRAYONO. iv

MOTTO Jangan berusaha menjadi lebih besar dari dirimu yang sebenarnya. Lebih bijaksana bersikap rendah hati dan berserah dengan sepenuh hati, dari pada berkeras kepala tetapi akhirnya hancur bila mendapat kesulitan. Belajarlah dari pengalaman hidup karena pengalaman hidup yang pernah kamu alami akan menjadi penopang langkah hidupmu selanjutnya. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 3 Juni 2009 Visensia Paschalina Ossot vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Visensia Paschalina Ossot Nomor Mahasiswa : 051334016 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Evaluasi Kinerja Departemen Produksi dan Depertemen Pemasaran dengan Menggunakan Analisis Selisih Laba Kotor beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 17 Juli 2009 Yang menyatakan Visensia Paschalina Ossot

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, serta Malaikat Kecilku yang telah membimbing dan menguatkan penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR, studi kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta. Adapun tujuan dari penulisan skipsi ini adalah untuk memenuhi syarat meraih gelar sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan dan bantuan baik materiil maupun moriil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma. vii

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi dan dosen penguji skripsi atas segala arahan dan bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis. 4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji skripsi atas segala arahan dan bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis. 5. Bapak Drs. F.X.Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapa & mama untuk segala dukungan, doa dan bimbingan yang telah membuat penulis merasa semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Kakakku yang termanis (Christiani Kurniawati Osmanti) dan adik-adikku yang tersayang (Agustinus Kayetanus Ossot, Irenius Mariano Ossot, Maria Stephani Novelia Osmanti) untuk segala hiburan, canda dan tawa yang selalu menguatkan hati penulis. 8. Ka Heri untuk segala hiburan dan candanya yang membuat penulis selalu bisa tertawa dan tersenyum. 9. Untuk seluruh keluarga besarku atas segala dukungan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. 10. Untuk teman-teman kos Narada 14 B ( Indah Sari Kencono Putri, Agnes Dwijayanti Ningrum, Ignasia Sely Soaputty, Lucia Rahayu Dwi Hastuti, Christina Ida Fitriani, Theresia Septi Wulandari, Francisca Indra Triana viii

Puspitasari, Christina Dely Soaputty) atas segala kebersamaan yang kita lalui selama ini. 11. Untuk warga arimbi 10, Un, Elen, Fat, Ira, Eren, ka Olin, ka Kris, ka Anchis, ka Eja, ka Nanek, Ocin, Nenak, dan semua sahabat-sahabatku atas segala dukungan dan kebersamaan yang sudah kita lalui bersama. 12. Untuk Amang Gode dan Amang Adi atas segala bantuan yang sudah diberikan kepada penulis. 13. Untuk teman-teman PAK angkatan 2005 atas segala dukungan dan bantuan yang sudah diberikan kepada penulis. 14. Untuk teman-teman Mitra perpustakaan USD atas dukungan yang diberikan kepada penulis. 15. Untuk semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini bisa lebih berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis, Visensia Paschalina Ossot ix

ABSTRAK EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta Visensia Paschalina Ossot Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2009 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) kinerja departemen produksi pada PT. Madu Baru Yogyakarta selama tahun 2004 2008, (2) kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru Yogyakarta selama tahun 2004 2008. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di PT. Madu Baru Yogyakarta Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul Yogyakarta, 55181 bulan Maret sampai April 2009. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis selisih laba kotor. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama adalah analisis selisih harga pokok penjualan, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua adalah analisis selisih penjualan. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) kinerja departemen produksi pada tahun 2004 2008 menurun atau buruk. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih harga-harga pokok penjualan yang merugikan. (2) kinerja departemen pemasaran berdasarkan selisih harga jual pada tahun 2004 dan tahun 2007 menurun atau buruk. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih harga penjualan yang merugikan. Sedangkan kinerja departemen pemasaran pada tahun 2005, 2006 dan 2008 berdasarkan selisih harga jual meningkat atau baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih harga jual yang menguntungkan. Kinerja depertemen pemasaran berdasarkan selisih kuantitas bersih pada tahun 2004 2008 secara umum meningkat atau baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih kuantitas bersih yang menguntungkan. x

ABSTRACT PERFORMANCE EVALUATION OF PRODUCTION AND MARKETING DEPARTMENT BY APPLYING ANALYSIS OF GROSS VARIANCE A Case Study in PT. Madu Baru Yogyakarta Visensia Paschalina Ossot Sanata Dharma University Yogyakarta 2009 The purpose of this research is to know: (1) performance of production department of PT. Madu Baru Yogyakarta from 2004 until 2008, (2) performance of marketing department of PT. Madu Baru Yogyakarta from 2004 until 2008. The research is a case study which took place in PT. Madu Baru Yogyakarta Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55181 from March until April 2009. The technique of collecting data is done through interview, while the technique of analyzing data is analysis of gross variance. The technique of analyzing data which is used in order to answer the first problem is the analysis of cost-selling price variance, while the second problem formulation is answered by using the analysis of selling cost variance. According to the output of data analysis, the conclusions are: (1) the performance of production department in 2004-2008 was bad. This is indicated by the lost in cost prices variance. (2) According to selling price variance in 2004, the performance of marketing department was bad or decreasing. It is indicated by the lost in selling price variance. While the performance of marketing department in 2004 was bad, its performance in 2005, 2006, and 2008 was increasing. The performance of marketing department in 2004-2008 on net quantity variance was generally good or increasing. This is indicated by the net quantity variance which is profitable. xi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... x ABSTRACT... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan Masalah... 3 C. Rumusan Masalah... 3 D. Tujuan Penelitian... 4 E. Manfaat penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 A. Anggaran Laba Kotor... 6 xii

1. Pengertian Anggaran Laba Kotor... 6 2. Kegunaan Anggaran Laba Kotor... 9 3. Hubungan Anggaran Laba Kotor dengan Manajemen... 10 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Laba kotor... 10 B. Analisis Selisih Laba Kotor... 13 1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor... 13 2. Teknik Analisis Selisih Laba Kotor... 17 C. Manfaat Analisis Selisih Laba Kotor... 30 BAB III METODE PENELITIAN... 33 A. Jenis Penelitian... 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian... 33 C. Subjek dan Objek Penelitian... 33 D. Teknik Pengumpulan Data... 34 E. Teknik Analisis Data... 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 43 A. Sejarah Perusahaan... 43 B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan... 46 C. Lokasi Perusahaan... 47 D. Struktur Organisasi Perusahaan... 47 E. Produksi... 59 F. Personalia... 65 G. Pemasaran dan Distribusi... 68 xiii

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 69 A. Deskripsi Data... 69 B. Analisis Data... 69 1. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004... 70 2. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005... 78 3. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006... 85 4. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2007... 93 5. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2008... 100 C. PEMBAHASAN... 110 1. Evaluasi Kinerja Departemen Produksi Berdasarkan Selisih Harga HPP... 110 2. Evaluasi Kinerja Departemen Pemasaran... 117 a. Berdasarkan Selisih Harga Jual... 117 b. Berdasarkan Selisih Kuantitas Penjualan... 126 c. Berdasarkan Selisih Kuantitas HPP... 135 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan... 145 B. Keterbatasan... 146 C. Saran... 146 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Selisih Laba Kotor... 108 xv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor... 29 Gambar 5.1. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004... 77 Gambar 5.2 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005... 84 Gambar 5.3 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006... 92 Gambar 5.4 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2007... 99 Gambar 5.5 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2008... 107 xvi

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Pedoman Wawancara... 150 Lampiran 2 Data Analisis Laba Kotor... 162 Lampiran 3 Perhitungan Realisasi Laba Kotor... 165 Lampiran 4 Analisis Selisih Laba Kotor... 168 Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian... 188 Lampiran 6 Surat Keterangan dari Perusahaan... 189 Lampiran 7 Pernyataan telah melakukan penelitian... 190 xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dewasa ini semakin meningkatkan persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan pangsa pasar. Persaingan tersebut semakin menuntut manajemen untuk tetap survive dan bahkan harus mampu meningkatkan perolehan pendapatan dan laba yang setinggi-tingginya. Agar tujuan tersebut tercapai, maka pihak perusahaan harus melakukan fungsi manajemen dengan baik. Salah satu fungsi manjemen adalah perencanaan. Perencanaan merupakan proses menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mancapai tujuan tidak semata-mata ditentukan oleh ada atau tidak adanya rencana. Faktor-faktor penentu lainnya adalah kemampuan manajemen dalam mengelola dan memanfaatkan kesempatan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan harus mampu memberdayakan potensi untuk merealisasikan rencana-rencananya. Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba (profit oriented). Laba merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan karena dengan laba dapat diketahui kinerja perusahaan khususnya pihak manajemen dalam mendayagunakan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Besarnya laba perusahaan dapat diperhitungkan 1

2 dengan membandingkan secara layak antara semua pendapatan atau penerimaan dengan semua biaya yang terjadi selama satu periode akuntansi (matching principle). Setiap perusahaan sudah pasti menginginkan perolehan laba yang optimal. Jumlah perolehan laba yang ingin dicapai oleh perusahaan biasanya disajikan dalam sebuah anggaran yaitu anggaran laba atau perencanaan laba. Perencanaan laba akan memudahkan manajemen dalam mengarahkan semua kegiatan perusahaan dan menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Laba kotor merupakan salah satu bagian dari perencanaan laba. Perencanaan laba kotor dapat berupa laba kotor yang dianggarkan atau laba kotor periode sebelumnya. Meskipun manajemen telah melakukan perencanaan laba kotor dengan baik, umumnya pihak manajemen akan menemukan penyimpangan antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor pada periode tersebut. Penyimpangan ini perlu dianalisis penyebabnya. Satu teknik yang sangat membantu untuk dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya penyimpangan tersebut adalah analisis selisih laba kotor. Yang dimaksudkan dengan analisis selisih laba kotor adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut. Analisis laba kotor bermanfaat untuk mengetahui kinerja perusahaan, khususnya departemen pemasaran dan departemen produksi dengan membandingkan

3 antara laba kotor yang dicapai dan laba kotor yang dianggarkan atau standar. Apabila perusahaan menyusun anggaran atau standar laba kotor, maka analisis laba kotor dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba kotor yang dicapai pada periode berjalan dan laba kotor periode sebelumnya. Perbedaan atau selisih laba kotor periode yang berjalan dan periode sebelumnya menunjukkan adanya perbedaaan kinerja perusahaan antara dua periode tersebut. Selisih atau perbedaan laba kotor antara yang dicapai dengan yang dianggarkan atau standar disebabkan adanya selisih hasil penjualan atau selisih harga pokok penjualan atau keduanya. Oleh karena itu, selisih laba kotor menjadi tanggung jawab baik departemen pemasaran maupun departemen produksi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Evaluasi Kinerja Departemen Produksi Dan Departemen Pemasaran Dengan Menggunakan Analisis Selisih Laba Kotor B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menganalisis laba kotor berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Analisis laba kotor mencakup kinerja departemen produksi dan departemen pemasaran pada PT. Madu BaruYogyakarta. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

4 1. Bagaimanakah kinerja departemen produksi PT. Madu Baru pada tahun 2004 sampai tahun 2008? 2. Bagaimanakah kinerja depertemen pemasaran PT. Madu Baru pada tahun 2004 sampai tahun 2008? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja departemen produksi pada PT. Madu Baru selama tahun 2004 2008. 2. Untuk mengetahui kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru selama tahun 2004 2008. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran titik-titik kelemahan dari kinerja perusahaan pada periode tersebut kepada pihak manajemen. Dengan demikian, pihak manajemen akan mampu untuk menguraikan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mengoreksi situasi. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi para mahasiswa khususnya yang tertarik untuk mempelajari akuntansi biaya

5 dan akuntansi manajemen dan untuk menambah literatur pada perpustakaan. 3. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan memberikan pengalaman nyata kepada penulis mengenai kenyataan yang benar-benar terjadi di dalam perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANGGARAN LABA KOTOR 1. Pengertian Anggaran Laba Kotor a. Pengertian Anggaran Anggaran atau sering disebut juga dengan budget merupakan salah satu cara untuk melakukan pengendalian dalam suatu perusahaan. Pengendalian ini disebut pengendalian anggaran yaitu penguasaan atau memimpin suatu perusahaan dengan suatu anggaran. 1) Menurut Munandar Anggaran (budget) adalah rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang (Munandar, 1986 : 1). 2) Menurut Ahyari Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan di dalam unit kuantitatif (moneter) (Ahyari, 1998 : 15). 3) Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan (Gunawan. A dan Marwan. A, 1992 : 6). 6

7 4) Menurut Polemi dan James A. dalam bukunya Cost Accounting II The budget is quantitative expression of management objectives and a tool used to analyze progress toward those objective. An effective budget should be properly coordinated with management and accounting system. Budgets may be short-term (1 year or less) or long term (greater than 1 year) (Polimeni and James A, 1984 : 1). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran (budget) adalah sebuah rencana yang bersifat kuantitatif dan diukur dalam unit moneter untuk jangka waktu tertentu dimasa datang sebagai bentuk tanggung jawab manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. b. Pengertian Laba Kotor Selisih antara pendapatan dan biaya dalam suatu periode tertentu merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan selama periode tersebut. Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya, maka perusahaan akan memperoleh laba. Sebaliknya, apabila biaya lebih besar daripada pendapatan maka perusahaan akan menderita kerugian. Atau dengan kata lain laba adalah selisih lebih pendapatan diatas biaya, sedangkan rugi adalah selisih lebih biaya diatas pendapatan. Adapun yang dimaksudkan dengan laba kotor menurut Ralph S Polimeni dan James A Cashin (1984 : 116), laba kotor adalah total penjualan (sales) dikurangi harga pokok penjualan (Cost of good sold). Sedangkan menurut Matz dan Usry (1990 : 205), laba kotor

8 adalah perbedaan atau selisih antara harga pokok penjualan dengan hasil penjualan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa laba kotor merupakan perbedaan atau selisih antara hasil penjualan dengan harga pokok penjualan. Dari defenisi tersebut dapat diketahui elemen-elemen yang membentuk laba kotor yaitu elemen penjualan dan elemen harga pokok penjualan. Yang dimaksudkan dengan penjualan adalah usaha meyakinkan gagasan kepada orang lain agar mereka mau melakukan sesuatu. Jadi inti dari kegiatan penjualan adalah membujuk atau meyakinkan orang lain agar mau membeli produk yang ditawarkan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan harga pokok penjualan adalah pengorbanan sumber ekonomis yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak langsung untuk memperoleh penghasilan. c. Pengertian Anggaran Laba kotor Setiap perusahaan tentunya membuat anggaran laba kotor untuk jangka waktu tertentu. Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang diharapkan dapat dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi tertentu (Supriyono, 2000 : 170). Besarnya anggaran laba kotor dapat dihitung dengan menselisihkan anggaran penjualan dengan anggaran harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan. Besarnya anggaran penjualan ditentukan oleh dua hal yaitu harga jual/satuan dan kuantitas atau volume penjualan. Perubahan penjualan bisa mempengaruhi laba kotor. Perubahan penjualan ini dipengaruhi

9 perubahan harga jual dan kuantitas produk yang di jual. Keadaan ini bisa di lihat dari perbandingan antara penjualan periode sebelumnya atau disebut juga penjualan yang dianggarkan dengan penjualan saat ini atau penjualan yang terealisasi. Anggaran harga pokok penjualan ditentukan oleh dua elemen yaitu harga pokok penjualan setiap satuan produk dan kuantitas atau volume penjualan. 2. Kegunaan Anggaran Laba Kotor Anggaran laba kotor merupakan bagian dari anggaran laba perusahaan sehingga dapat digunakan dalam merencanakan pengendalian perusahaan. Adapun manfaat dari anggaran laba kotor yaitu : a. Sebagai pedoman kerja Anggaran laba kotor dapat digunakan sebagai pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran laba kotor dapat digunakan sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian di dalam perusahaan dapat saling menunjang dan saling bekerja sama dengan baik untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. c. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran laba kotor dapat digunakan sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) kegiatan perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran laba kotor

10 dengan apa yang telah direalisasikan perusahaan, maka dapatlah di nilai apakah perusahaan telah sukses berkerja atau kurang sukses bekerja. 3. Hubungan Anggaran Laba Kotor dengan Manajemen Secara sederhana, manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan (directing), pengkoordinasian (coordinating) serta mengadakan pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Sedangkan manfaat dari anggaran laba kotor seperti yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. Bila dikaitkan dengan fungsi manajemen, manfaat anggaran laba kotor juga sudah tergabung dalam fungsi manajemen sehingga dapat dikatakan bahwa anggaran laba kotor memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Laba Kotor Suatu anggaran laba kotor dapat berfungsi dengan baik apabila semua komponen-komponen yang membentuknya dapat ditaksir secara akurat. Untuk melakukan penaksiran secara akurat diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran laba kotor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua macam, antara lain :

11 a. Faktor-faktor intern Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor intern adalah informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut antara laian : 1) Penjualan tahun-tahun lalu. 2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya. 3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. 4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan yang berhubungan dengan kualitas dan keahlian. 5) Finansial yang dimiliki perusahaan sebagai faktor yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap perencanaan yang telah disusun oleh business manager yang meliputi sumber modal kerja, return yang dikehendaki dari investasi dan tingkat perputaran yang dikehendaki. 6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan. 7) Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan tentang pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, bidang produksi, bidang pembelanjaan, bidang administrasi maupun bidan personalia. Faktor-faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang dapat dikendalikan (controllabel) sehingga perusahaan bisa menyesuiakan

12 dan mengendalikan faktor-faktor ini agar sesuai dengan yang diinginkan perusahaan di masa yang akan datang. b. Faktor-faktor ekstern Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor ekstern adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi memiliki pengaruh terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Keadaan persaingan 2) Tingkat pertumbuhan penduduk 3) Tingkat penghasilan masyarakat 4) Tingkat pendidikan masyarakat 5) Tingkat penyebaran penduduk 6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat 7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. 8) Keadaaan ekonomi nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya. Faktor-faktor ekstern ini sering disebut sebagai faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable ) sehingga perusahaan tidak dapat mengendalikan dan menyesuaikan faktor-faktor tersebut agar sesuai dengan keinginan perusahaan pada periode yang akan datang.

13 B. ANALISIS SELISIH LABA KOTOR 1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor Menurut RA Supriyono (2000:179), analisis selisih laba kotor merupakan bagian dari analisis laba, yang dimaksud analisis selisih laba kotor adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemenelemen tersebut. Analisis laba kotor dilakukan karena terdapat penyimpangan antara perolehan laba kotor (laba kotor sesungguhnya) dengan anggaran laba kotor. Penyimpangan ini harus dicari penyebabnya dengan maksud agar pihak manajemen dapat dengan segera mengambil tindakan koreksi agar terjadi perbaikan atau perubahan pada periode berikutnya. Sedangkan menurut Dwi Prastowo (2005 : 209) bahwa analisis laba kotor merupakan suatu proses yang kontinyu (berkesinambungan) dan intensif. Di dalam menganalisis perubahan laba kotor, pembandingan dapat dilakukan antara anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya analisis selisih laba kotor digunakan untuk mengetahui penyebab penyimpangan atau perubahan laba kotor dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya.

14 Penyimpangan yang terjadi antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor disebabkan karena beberapa faktor. Menurut Munawir (2002 : 216), penyimpangan atau perbedaan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor penjualan disebabkan oleh adanya : a. Perubahan harga jual per satuan produk b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau yang dihasilkan. Sedangkan perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor harga pokok penjualan disebabkan oleh adanya : a. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang di jual. RA Supriyono (2000 : 176) menyatakan bahwa penyimpangan realisasi laba dibandingkan dengan rencana laba dapat disebabkan karena elemen-elemen sebagai berikut : a. Penyimpangan jumlah realisasi laba kotor dibandingkan dengan rencana laba kotor yang dipengaruhhi oleh elemen penjualan dan harga pokok penjualan. b. Penyimpangan jumlah realisasi biaya distribusi (pemasaran) dibandingkan dengan anggaran biaya distribusi. c. Penyimpangan jumlah realisasi biaya administrasi dan umum dibandingkan dengan anggaran biaya administrasi dan umum. d. Penyimpangan jumlah realisasi penghasilan dan biaya di luar usaha dibandingkan dengan anggaran penghasilan dan biaya di luar usaha e. Penyimpangan jumlah realisasi pajak atas laba (yaitu pajak penghasilan atas laba perusahaan) dibandingkan dengan anggaran pajak atas laba.

15 Sedangkan menurut Abas Kartadinata (2000 : 226), faktor yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan atau perbedaaan dalam laba kotor adalah : a. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun pada tingkat biaya. b. Volume variance atau selisih volume yang disebabkan karena jumlah unit yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penjualan yang diperkirakan. c. Mix variance atau selisih komposisi yang disebabkan karena komposisi produk produk yang dijual tidak sama dengan komposisi yang diperkirakan. Analisis laba kotor bisa dilakukan dengan cara membandingkan dua laporan rugi laba suatu perusahaan dari laba kotor yang telah direncanakan atau dianggarkan dengan laba kotor yang terealisasi pada periode yang bersangkutan. Dari perbandingan tersebut, mungkin akan diperoleh hasil yang kurang berarti yang disebabkan laporan rugi laba tersebut tidak memuat informasi atau data yang jelas tanpa mengadakan analisa lebih lanjut. Informasi tersebut misalnya (Munawir, 2002 : 217) : a. Apa sebabnya penjualan berubah? 1) Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang dijual? 2) Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan harga produk jual itu? b. Apa sebabnya harga pokok penjualan berubah? 1) Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual? 2) Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan perubahan biaya atau harga pokok per satuan? Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga jual tidak dapat diidentifikasikan secara jelas karena harga jual berhubungan dengan pihak ekstern perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui

16 bahwa harga jual dipengaruhi oleh keadaan pasar. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual berhubungan langsung dengan bagian penjualan atau bagian pemasaran, sehingga tanggung jawab perubahan laba kotor berada pada departemen pemasaran. Adanya perubahan laba kotor yang dicapai yang disebabkan karena faktor penjualan akan menunjukkan kinerja dari departemen pemasaran. Apabila perusahaan mengalami peningkatan pada harga maupun volume penjualan yang menyebabkan peningkatan pada perolehan laba kotor, maka dapat dikatakan bahwa kinerja departemen pemasaran untuk periode yang bersangkutan baik atau lebih efektif dari pada periode sebelumnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga dan kuantitas harga pokok penjualan merupakan tanggung jawab departemen produksi. Departemen ini harus memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan selisih harga pokok penjualan : mengapa harga-harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan?, mengapa volume harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan?, mengapa biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan? Analisis terhadap penyimpangan antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor sangat penting untuk dilakukan. Berdasarkan

17 hasil analisis ini, maka pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka memperbaiki penyimpangan tersebut. Adapun tujuan dari analisis laba kotor ini adalah (RA Supriyono. 2000 : 175) : a. Memberikan petunjuk kepada manajer tentang elemen apa yang menyimpang, berapa jumlah penyimpangan dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, apa penyebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa penyimpangan tersebut terjadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut atau penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat kegiatan tertentu atau tidak. b. Memberikan petunjuk kepada manajer untuk menyusun anggaran laba periode berikutnya, dengan investasi terhadap penyimpangan yang timbul agar dapat menilai apakah rencana laba merupakan pengukur yang baik untuk menilai atau mengevaluasi realisasi laba. Apabila ternyata rencana laba tidak tepat maka akibatnya tidak dapat dipakai sebagai alat evaluasi dan dalam menentukan rencana laba periode berikutnya harus lebih teliti. 2. Teknik Analisis Selisih Laba Kotor Penyimpangan laba kotor merupakan selisih antara rencana atau anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor. RA Supriyono (2000 : 180) menyajikan teknik-teknik untuk menghitung penyimpangan tersebut. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut : a. Menghitung selisih laba kotor Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor untuk periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus : SLK = (PS HpS) (AP A Hp) Atau SLK = LKS ALK Dimana,

18 SLK PS = Selisih laba kotor = Penjualan sesungguhnya Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya AP = Anggaran penjualan A Hp = Anggaran harga pokok penjualan LKS = Laba kotor sesungguhnya ALK = Anggaran laba kotor Sifat selisih : Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable) LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable) b. Menentukan penyebab selisih laba kotor 1) Menghitung selisih penjualan Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dapat dihitung dengan rumus : SP = (KS x HJS) (KA x HJA) Atau SP = PS PA Dimana, SP KS HJS = Selisih penjualan = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya = Harga jual satuan sesungguhnya

19 KA HJA PS PA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan = Harga jual satuan dianggarkan = Penjualan sesungguhnya = Penjualan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, PS > PA, maka SP menguntungkan (favorable) PS < PA, maka SP merugikan (unfavorable) Selanjutnya, selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu : a) Selisih Harga Jual (Sales Price Variance) Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh perbedaaan antara harga jual sesungguhnya atau realisasi harga jual dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Apabila harga jual sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya menguntungkan. Sedangkan apabila harga jual sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya merugikan. SHJ = (KS x HJS) (KS x HJA) = KS (HJS HJA) Dimana, SHJ = Selisih harga jual

20 KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HJS HJA = Harga jual satuan sesungguhnya = Harga jual satuan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan (favorable) HJS < HJA, maka SHJ merugikan (unfavorable) b) Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan (Sales Quantity or Volume Variance) Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan penjualan yang disebabkan perbedaan antara kuantitas penjualan sesungguhnya atau volume penjualan sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan. Apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka selisih kuantitas penjualan sifatnya menguntungkan. Sedangkan apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisih merugikan. Selisih kuantitas penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SKP = (KS x HJA) (KA x HJA)

21 = (KS KA) HJA Dimana : SKP = Selisih kuantitas penjualan atanu selisih volume penjualan KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan HJA = Harga jual satuan menurut anggaran Sifat selisih : Apabila, KS > KA, selisih menguntungkan (favorable) KS < KA, selisih merugikan (unfavorable) c. Menghitung selisih harga pokok penjualan Selisih harga pokok penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya (realisasi) dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Selisih harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: SHp = (KS x H Hp S) (KA x H Hp A) = Hp S Hp A Dimana, SHp = Selisih harga pokok penjualan

22 KS H Hp S = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya = Harga harga pokok penjualan satuan yang sesungguhnya KA H Hp A Hp S Hp A = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan = Harga pokok penjualan per satuan dianggarkan = Harga pokok penjualan sesungguhnya = Harga pokok penjualan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, Hp S > Hp A, maka S Hp merugikan (unfavorable) Hp S < Hp A, maka S Hp menguntungkan (favorable) Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu : 1) Selisih Harga-harga Pokok Penjualan (Cost of Sales Price Variance) Selisih harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang disebabkan karena perbedaan antara hargaharga pokok penjualan sesungguhnya dengan harga-harga pokok penjualan yang dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Apabila harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan dengan harga-harga pokok penjualan yang dianggarkan, maka selisihnya sifatnya merugikan. Apabila harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan harga-harga penjualan dianggarkan maka

23 selisihnya menguntungkan. Selisih harga-harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SHHp = (KS x HHp S) (KS x HHp A) = KS (HHp S HHp A) Dimana, SHHp KS = Selisih harga-harga pokok penjualan = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HHp S = Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguhnya HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan Sifat selisih : Apabila HHp S > HHp A, maka S Hp merugikan (unfavorable) HHp S < HHp A, maka S Hp menguntungkan (favorable) 2) Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan (Cost of Sales Quantity on Volume Variance) Selisih kuantitas harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas atau volume penjualan yang

24 direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Sifat selisih kuantitas penjualan akan selalu berlawanan dengan sifat selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila selisih kuantitas penjualan merugikan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan menguntungkan, apabila selisih kuantitas penjualan menguntungkan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan merugikan. Dalam menghitung selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila kuantitas penjualan yang sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisihnya merugikan, sedangkan apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisihnya menguntungkan. Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SKHp = (KS x HHp A) (KA x HHp A) = (KS KA) HHp A Dimana : SKHp = Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya

25 HHp A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan, atau standar, atau periode sebelumnya KA = Kuantitas penjualan dianggarkan. Sifat selisih : Apabila, KS > KA, maka SKHp merugikan (unfavorable) KS < KA, maka SKHp menguntungkan (favorable) d. Menghitung selisih Kuantitas atau volume Bersih (Net Quantity or Volume Variance) Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan menjumlahkan selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas harga pokok penjualan. Apabila perusahaan menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam, selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam dua penyebab selisih, yaitu: 1) Selisih Komposisi Penjualan Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi yang dianggarkan. Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi

26 dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi dianggarkan, maka sifat selisih merugikan. Rumus perhitungan selisih komposisi penjualan, dimana rencana laba kotor didasarkan anggaran adalah sebagai berikut: SKm P = LKKm S LKKm A (KSJ x LKAJ) (TKS x LKR) Di mana, SKm P = Selisih komposisi penjualan LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan KSJ = Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual LKAJ = Laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan TKS LKR = Total kuantitas sesungguhnya yang dijual = Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan Selisih komposisi penjualan dapat pula dihitung untuk setiap jenis produk yang dijual dengan rumus sebagai berikut: SKm P = (Km S Km A) LKA

27 Di mana, SKm P Km S = Selisih komposisi penjualan = Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk Km A = Komposisi dianggarkan setiap jenis produk LKA = Laba kotor dianggarkan setiap produk Apabila, Km S > Km A, maka SKm P menguntungkan (favorable) Km S < Km A, maka SKm P merugikan (unfavorable) 2) Selisih Kuantitas Penjualan Final Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang dianggarkan dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode yang bersangkutan. Apabila laba kotor pada komposisi dianggarkan lebih besar dibandingkan laba kotor yang dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi dianggarkan lebih kecil dibanding laba kotor dianggarkan, maka sifat selisih merugikan. Rumus perhitungan selisih kuantitas penjualan final apabila dasar perbandingan adalah anggaran, yaitu:

28 SKPF = (TKS x LKR) (KA x LKs A) Di mana, SKPF TKS LKR KA = Selisih kuantitas penjualan final = Total Kuantitas penjualan sesungguhnya = Laba kotor Rata-rata dianggarkan = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk Atau dapat pula dihitung dengan rumus sebagai berikut: SKPF = (TKS x LKR) (TKA x LKR) = (TKS - TKA) LKR Di mana, TKA = Total Kuantitas penjualan di Anggarkan. Sifat selisih: Apabila, TKS > TKA, selisihnya menguntungkan (favorable) TKS < TKA, selisihnya merugikan (unfavorable

29 Gambar 2.1 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor Selisih Harga Jual Anggaran Laba Kotor Laba Kotor Sesungguhnya Selisih Laba Kotor Sumber : Supriyono (2000 : 194) Selisih Penjualan Selisih Harga Pokok Penjualan Selisih Kuantitas Penjualan Selisih Kuantitas HPP Selisih Harga HPP Selisih Kuantitas Bersih Selisih Komposisi Penjualan Selisih Kuantitas Penjualan Final

30 C. Manfaat Analisis laba kotor Manfaat analisis laba kotor bagi manajemen adalah : 1. Memberikan motivasi bagi manajemen untuk memulai suatu pemeriksaan yang memungkinkan dilakukannya tindakan koreksi, khususnya analisis yang menunjukkan perbedaan yang tidak menguntungkan (rugi) antara anggaran dan realisasi. 2. Analisis laba kotor yang di dasarkan pada anggaran dapat memberikan gambaran mengenai titik-titik kelemahan dari kinerja periode tersebut sehingga manajemen akan mampu menguraikan tindakan-tindakan perbaikan untuk mengoreksi. 3. Laba kotor menjadi tanggung jawab bersama dari fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi pemasaran harus dapat menjelaskan perubahanperubahan yang terjadi pada harga jual per unit, pergeseran komposisi penjualan dan penurunan total unit yang dijual. Sedangkan funsi produksi harus menjelaskan kenaikan harga pokok per unit maupun penurunan harga pokok per unit. 4. Untuk dapat menentukan selisih yang terjadi pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi perlu diteliti lebih lanjut agar dapat diketahui penyebabnya. Pada umumnya yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan pada laba kotor adalah :

31 1. Selisih harga jual Selisih ini disebabkan karena perusahaan telah menjual produk dengan harga jual yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini terletak pada pejabat perusahaan yang memiliki wewenang untuk menentukan harga jual, biasanya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran. Apabila harga jual ditentukan pemerintah, maka perusahaan harus mematuhi peraturan pemerintah tersebut sehingga tanggung jawab terjadinya selisih harga jual bukan pada departemen pemasaran. 2. Selisih kuantitas atau volume penjualan Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk dengan kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini pada umumnya terletak pada departemen pemasaran karena kuantitas yang di jual akan tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian pemasaran dalam menjual produk. Kedua faktor tersebut umumnya masih berada dalam jangkauan departemen pemasaran. Selisih kuantitas penjualan dapat bersifat di luar jangkauan departemen pemasaran misalnya karena hambatan atau kemacetan dalam produksi yang mengakibatkan kualitas yang dihasilkan menurun sehingga kuantitas yang dapat dijual juga menurun. Apabila penyebab

32 penyimpangan adalah faktor tersebut, maka tanggung jawab selisih ini tidak terletak pada depertemen pemasaran. 3. Selisih harga - harga pokok penjualan Selisih ini disebabkan karena harga harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil daripada yang dianggarkan. Selisih ini disebabkan karena di dalam kegiatan produksi telah terjadi penghematan atau pemborosan biaya. Pada umumnya, selisih ini merupakan tanggung jawab departemen produksi. 4. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan Penyebab selisih ini adalah sama dengan penyebab timbulnya selisih kuantitas penjualan sehingga selisih ini menjadi tanggung jawab departemen pemasaran. 5. Selisih komposisi penjualan Selisih ini disebabkan karena kuantitas penjualan secara keseluruhan berbeda dengan yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini terletak pada depertemen pemasaran.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus yang bersifat evaluatif pada PT. Madu Baru Yogyakarta. Yang dimaksudkan dengan studi kasus dalam penelitian ini adalah penelitian terhadap data-data mengenai laba kotor yang digunakan untuk mengetahui bagaimanakah kinerja departemen produksi dan departemen pemasaran pada PT. Madu Baru, apakah baik atau buruk. Data-data yang diperoleh selanjutnya di olah dan dianalisa kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada PT. Madu Baru dalam tahun 2004 2008 dan tidak berlaku untuk perusahaan lain. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Madu Baru Yogyakarta pada bulan Maret - April 2009. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sumber informasi mengenai data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pimpinan perusahaan atau staf yang mewakili, dalam hal ini adalah kepala departemen pemasaran, kepala departemen produksi, kepala bagian akuntansi dan keuangan dan kepala bagian umum. 33

34 Sedangkan yang dimaksudkan dengan objek penelitian adalah sesuatu hal yang ingin diteliti. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 1. Gambaran umum perusahaan. 2. Anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 3. Realisasi kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 4. Anggaran harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 5. Realisasi harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 6. Anggaran kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 7. Realisasi kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 8. Anggaran harga jual/satuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 9. Realisasi harga jual/satuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada pengurus atau pengelola

35 perusahaan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara ini akan dilakukan kepada pimpinan perusahaan atau staf yang mewakili, dalam hal ini adalah kepala departemen pemasaran, kepala departemen produksi, kepala bagian akuntansi dan keuangan dan kepala bagian umum. Adapun data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah : 1. Gambaran umum perusahaan. 2. Anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 3. Realisasi kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 4. Anggaran harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 5. Realisasi harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 6. Anggaran kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 7. Realisasi kuantitas penjualan produk gula dan spiritus pada tahun 2003 2008. 8. Anggaran harga jual/satuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008. 9. Realisasi harga jual/satuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 2008