BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Tinjauan Umum Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT GAMPING ARTHA RAYA

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kuisioner untuk Responden Debitur dan Manajer Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Mengatasi Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

Bab 7 Manajemen Piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB IV PEMBAHASAN. perorangan maupun badan usaha non badan hukum dengan total exposure. a. Ketentuan Umum dalam melakukan penilaian agunan adalah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG A. PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

V GAMBARAN UMUM PT BPR MITRA DAYA MANDIRI (BPR MDM)

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

ABSTRAK PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO PERKREDITAN DI PT.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pemberian kredit dalam bentuk barang berupa kendaraan atau yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kebutuhan keuangan masyarakat terus meningkat. Peningkatan

III KERANGKA PEMIKIRAN

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya 4.1.1 Sejarah singkat PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) merupakan salah satu bank yang usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam betuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya sudah berdiri sejak 1993 dengan total asset tidak lebih atau dibawah 1 milyar. Selama kurun waktu sekitar limabelas tahun hingga tahun 2008 bank perkreditan rakyat ini tidak mengalami perkembangan. Di tahun 2008 itu pula sebagian saham dibeli dengan tujuan ada perubahan perkembangan. Namun, hingga tahun 2009 perkembangan tidak juga tampak. Total asset baru mencapai 1,2 milyar dan NPL mencapai 35%. Hal ini mengindikasi bahwa bank perkreditan rakyat ini merupakan bank yang tidak sehat dikarenakan NPL yang tinggi memberikan pengaruh negative pada bank salah satunya yaitu mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank. Untuk memperbaiki masalah tersebut, sangat dibutuhkan system manajemen yang baik dalam berbagai kegiatan operasional bank terutama untuk hal-hal yang terkait dengan kredit. Tujuannya yaitu agar mampu menjaga kestabilan kondisi bank. Pada tahun 2010 barulah semua saham dibeli dan perombakan seluruh system manajemen dilakukan 37

sehuingga berangsur-angsur memberikan ampak positif pada bank. Hingga saat ini (tahun 2016) total asset yang dimiliki PT. BPR Gamping Artha Raya mencapai 9,7 milyar rupiah dan NPL menjadi 7%. PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya memiliki visi yaitu menjadi lembaga keuangan mikro terpilih yang berorientasi kepada pengembangan usaha dan pemenuhan kebutuhan para pengusaha kecil daerah. Selain itu Bank Perkreditan Rakyat ini memiliki visi menjadi BPR-nya orang Jogja. Sedangakan misi dari PT. BPR Bank Perkreditan Rakyat Graha Artha Raya ini yaitu menyalurkan dana masyarakt kepada para pengusaha kecil daerah untuk meningkatkan produktivitas dan kontinuitas kemampuan memperoleh laba usaha secara terus menerus sehingga dapat dijadikan penyangga keberlangsungan usaha dan peningkatan nilai bank, yang pada akhirnya dimaksudkan dalam rangks memenuhi kepentingan seluruh pemangku kepentingan Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya. 4.1.2 Struktur Organisasi PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) Struktur organisasi merupakan alat bantu dalam mengetahui tugas serta wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki setiap divisi. Yang juga akan mempermudah dalam mencapai tujuan dari setiap perusahaan. Struktur organisasi Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) dapat dilihat pada gambar berikut: 38

STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR GAMPING ARTHA RAYA RUPS KOMISARIS DIREKTUR KABAG OPERASIONAL & PELAYANAN KABAG SDM & UMUM KABAG PEMBUKUAN & LAPORAN KABAG KREDIT TELLER PLUS PESURUH /CS PETUGAS JAGA MALAM ACCOUNT OFFICER PENAGIHAN Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya. 39

4.1.3 Produk Simpanan PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) mempunyai beberapa produk yang disediakan bagi para nasabahnya, yaitu sebagai berikut: a. Tabungan Produk Tabungan dari PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) memiliki keuntungan yang berbeda dengan produk tabungan dari bank lain. Keuntungan dari produk tabungan ini yaitu suku bunga menarik, setoran atau penarikan dapat dilakukan setia saat dan tabungan ini dijamin oleh pemerintah/ Lembaga Penjamin Simpanan. Adapun persyaratan untuk mendapatkan produk tabungan ini, yaitu: 1) Berlaku untuk perorangan, perusahaan atau yayasan. 2) Mengisi formulir yang disediakan. 3) Foto copy identitas diri yang masih berlaku. 4) Setoran awal minimum 50.000,00. 5) Saldo mengendap dalam satu bulan minimal 10.000,00. 6) Setoran tunai selanjutnya tidak ada ketentuan. Suku bunga tabungan yang diberikan PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya yaitu 6%. b. Deposito Berjangka Suku bunga menarik, kebebasan memilih jangka waktu penempatan (3, 6 dan 12 bulan), untuk jangka waktu 3 bulan bunga yang akan diberikan sebesar 8%, 40

jangka waktu 6 bulan yaitu 8,5% dan untuk jangka waktu 12 bulan akan diberikan bunga sebesar 9%, dapat digunakan sebagai jaminan kredit (PT. BPR Gamping Artha Raya), dana dijamin pemerintah/ Lembaga Penjamin Simpanan merupakan keuntungan yang akan diterima apabila menginvestasikan uang pada PT. Bank Perkreditran Rakyat Gamping Artha Raya. Untuk mendapatkan produk deposito berjangka ini, kita harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Berlaku untuk perorangan atau institusi. 2) Mengisi formulir yang disediakan. 3) Foto copy identitas diri yang masih berlaku. 4) Minimal penempatan 5.000.000,00 untuk semua jangka waktu c. Produk Pinjaman Berupa Kredit Produk kredit yang ditawarkan PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya terdiri dari kredit modal kerja, kredit konsumtif dan kredit Investasi. Keriga produk jredit tersebut memiliki keuntungan berupa: 1) Persyaratan mudah dan proses cepat 2) Suku bunga bersaing dan terjangkau. 3) Jaminan fleksibel 4) Jangka waktu sampai tiga tahun Fotocopy KTP Suami dan Istri, Kartu Keluarga, Surat Nikah, Slip Gaji, Surat keterangan dari instansi (untuk pegawai), NPWP dan ijin usaha (SIUP, TDP, HO) jika ada, SHM atau BPKB, STNK yang masih berlaku, PBB terakhir, kuitansi 41

jual beli, denah lokasi (rumah, tempat usaha dan jaminan/sertifikat tanah) menjadi persyaratan wajib yang harus dipenuhi apabila hendak mengajukan kredit. 4.1.4 Strategi Pelayanan kepada Nasabah Untuk memudahkan pelayanan, PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya (BPR GAR) pelayanan dengan system Jemput Bola, Customers Get Customers, dan Pembinaan terhadap Kelompok UKM. Strategi yaitu meningkatkan penyaluran kredit dengan memperhatikan sasaran pasar yang telah ditetapkan tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian. Memperluas pasar sumber dana untuk menghindarkan ketergantungan pada pihak tertentu. Meningkatkan kualitas pelayanan dan hubungan baik dengan nasabah. Mengoptimalkan kegiatan promosi. Sasaran pasar PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya yaitu Instansi Pemerintah seperti BUMN/BUMD, PTN/PTS, PT & Perusahaan Swasta, Hotel/Restoran, Dealer, Developer, Perdagangan, Jasa, Profesional, Dokter, Notaris, Perorangan, dan lain-lain. 4.1.5 Tingkat persentase kredit macet pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya Tingkat persentase kredit macet pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya pada tahun 2014 menunjukkan bahwa kinerja PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya terkontrol dengan baik, begitu juga dengan tingkat persentase data keuangan lainnya. Perhitungan Rasio Keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya tahun 2014 dan 2015 bisa dlihat pada tabel 1.4. 42

Tabel 1.4. Perhitungan Rasio Keuangan 2014-2015 PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya. No Uraian 2014 (%) 2015 (%) 1. NPL 12,00 7,37 2. Loan to Deposit Ratio (LDR) 89,77 92,28 3. Cash Ratio (CR) 7,78 28,97 4. Return on Assets (ROA) 1,3 3,14 5. Rasio Efisiensi (BOPO) 106,83 86,74 6. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 9,94 24,26 4.1.6 Realisasi keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya Realisasi keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya setiap tahun terus meningkat, Data Keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya Realisasi Tahun 2014 dan Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.4. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Dalam pemberian kredit, PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya memiliki prosedur yang harus dipenuhi oleh para debitur. Berdasarkan hasil observasi dengan memberikan angket kuisioner kepada 15 nasabah atau calon debitur PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya, didapat informasi mengenai prosedur dan syaratsyarat dalam meminjam pinjaman ke bank tersebut. Proses tersebut meliputi: 43

Tabel 2.4. Data keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya realisasi tahun 2014-2015. Rekening Realisasi Tahun Realisasi Selisih Pertumbuhan 2014 Tahun 2015 Asset 28,37% 6.969.196.000 8.946.471.000 1.977.275.000 Tabungan (26,45)% 1.038.188.000 763.573.000 (274.615.000) Deposito 8.96% 4.643.500.000 5.060.000.000 416.500.000 Penyaluran 27,03% Kredit 5.534.188.000 7.030.165.000 1.495.977.000 a. Permohonan kredit Debitur datang ke bagian kredit untuk mengajukan permohonan kredit dengan menyertakan data-data sebagai berikut: 1) Formulir permohonan kredit yang sudah diisi 2) Foto copy jaminan: Jika jaminan BPKB a) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar) b) Foto copy kartu keluarga (3 lembar) 44

c) Foto copy STNK (3 lembar) d) Foto copy BPKB (3 lembar) e) Esek nomor rangka Jika jaminan sertifikat tanah a) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar) b) Foto copy kartu keluarga (3 lembar) c) Foto copy sertifikat tanah (2 lembar) d) Sertifikat asli harus dibawa b. Analisis kredit Setelah debitur memenuhi syarat-syarat kredit yang lengkap, maka petugas kredit akan melakukan wawancara yang meliputi: 1) Jenis kredit yang akan diajukan 2) Tujuan penggunaan kredit 3) Penggolongan debitur berdasarkan modal yang dimiliki 4) Jaminan yang diberikan 5) Rencana pengembalian yang akan datang 6) Hubungan dengan bank Kunjungan atau survey terhadap debitur merupakan hal yang wajib dilakukan pihak bank dengan tujuan mendapatkan data atau informasi yang lebih detail dan rinci serta mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan permohonan kredit. Selain itu, seleksi terhadap nasabah atau calon debitur juga dapat berasal dari 45

rekomendasi berdasarkan kelayakan pendapatan dan tujuan pinjaman (Non Administratif). Data-data tambahan tersebut meliputi 6C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition dan compliance, serta 7P yaitu Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability, dan Protection dari debitur. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisa untuk mengetahui serta menentukan kesanggupan dan kesungguhan debitur dalam membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit. Setelah itu, petugas kredit akan menganalisa permohonan kredit tersebut berdasarkan analisis berbasis 6C+7P, serta aspek-aspek lainnya dalam penilaian kredit. c. Keputusan kredit Dari proses analisis permohonan kredit yang berbasis pada 6C+7P, maka keputusan kredit dapat diambil oleh petugas. Keputusan ini berupa apakah kredit tersebut akan disetujui, ditolak, dikurangi, ditambah atau diperpanjang. Peran penting dari manajer kredit dalam hal ini yaitu memperhatikan hasil uji mulai dari kelengkapan berkas-berkas debitur, hasil wawancara dengan debitur, baru kemudian dapat memutuskan debitur tersebut layak atau tidak untuk diberikan pinjaman. Begitu juga dengan manajer kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Gampuing Artha Raya, keputusan untuk layak atau tidak seorang debitur diberikan pinjaman sangat berpengaruh pada tingkat risiko kredit dari bank itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak bank (manajer/kabag kredit) PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya terdapat faktor-faktor yang dilihat 46

ketika akan memberikan kredit (seleksi) berdasarkan analisis 6C+7P adalah sebagai berikut: 1) Character: a) Memiliki sifat yang jujur, baik, bertanggung jawab, bisa dipercaya. Ini bias dilihat dari berapa sering atau sudah berapa kali debitur melakukan pinjaman danmelihat apakah pinjaman yang pertama berjalan lancar atau tidak. b) Memiliki hubungan yang baik dengan rekan bisnis dengan mengetahui informasi dari rekanan bisnis dan mencari tahu dari lingkungan sekitar tempat tinggal debitur. c) Memiliki pekerjaan yang tetap dan jelas. Dilihat dari bukti kepegawaian jika bekerja disebuah instansi, dan atau melakukan cek langsung ke tempat usaha debitur. d) Bank Indonesia (BI) cheking, pengecekan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh BI dalam memberikan kredit kepada debitur. e) Informasi dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai kejelasan debitur serta mengetahui jumlah keluarga dan tanggungan debitur. 2) Capacity: a) Analisa dari laba-rugi. Seberapa besar kemampuan usaha debitur dalam menghasilkan keuntungan, khususnya untuk mengembalikan pinjaman. b) Cash flows dari usaha. c) Kemampuan menjalankan usahanya dilihat dari mampu atau tidaknya mengatur pengeluaran dan pemasukan. 47

d) Kemampuan mengikuti permintaan pasar dan konsumen. 3) Capital: a) Modal yang dimiliki merupakan modal sendiri dan modal pinjaman b) Usahanya dapat menghasilkan laba perbulan yang mencukupi untuk mengembalikan kewajibannya. c) Aset yang dimiliki dari usaha d) Laporan keuangan atau neraca debitur yang menunjukkan keadaan finansial debitur. 4) Collateral: a) Kondisi jaminan baik dengan melakukan cek fisik kendaraan. b) Jaminan yang digunakan merupakan jaminan milik pribadi c) Taksiran jaminan d) Jaminan dibawa pada saat akan meminjam sebagai bukti kepemilikan jaminan. 5) Condition: a) Kondisi usahanya baik, baik dlihat dari letak atau posisi lingkungan usahanya dan objek usahanya. b) Usaha yang dilakukan bukan merupakan usaha yang bersifat merugikan dan memiliki prospek yang menguntungkan dimasa depan. c) Persaingan usaha yang sejenis yang ada disekitar lingkungan debitur yang harus diantisipasi keberadaannya terhadap usaha yang akan atau sudah dijalankan oleh debitur. 48

d) Penguasaan pasar produk. Debitur harus mampu menguasai permintaan pasar atau konsumen serta menguasai perkembangan teknologi. 6) Compliance: a) Tidak pernah melakukan pelanggaran hukum atau tindak pidana. b) Patuh terhadap hukum dan tidak pernah merugikan pihak manapun atau tidak pernah terlibat dalam perkara hukum yang merugikan orang lain. c) Kelengkapan berkas yang dibutuhkan secara lengkap. Dengan analisis 7P: 1) Personality : a) Tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari b) Informasi tentang kebiasaan dan kepribadian nasabah 2) Party : a) Golongan berdasarkan kemampuan debitur dalam membayar kewajiban dilihat dari modal yang dimiliki 3) Purpose : a) Melihat tujuan nasabah dalam meminjam kredit b) Kemampuan nasabah untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dari usahanya 4) Prospect : a) Melihat prospek usaha debitur dimasa sekarang dan seterusnya b) Melihat kemampuan debitur dalam membaca permintaan pasar dimasa yang akan datang 49

5) Payment: a) Kemampuan debitur dalam membayar dan mengembalikan pinjamannya dengan menganalisa cash flows usaha nasabah untuk memastikan pembayarannya 6) Profitabiliy: Menganalisa kemampuan usaha untuk menghasilkan keuntungan dari usahanya. 7) Protection: a) Nasabah diasuransikan b) Jaminan kendaraan diasuransikan c) Pengikatan secara noturil d) Akte Pemberian Hak Tanggungan (APHT) d. Mekanisme pemantauan kredit (Monitoring) Pemantauan kredit merupakan tindakan yang harus dilakukan pihak bank setelah permohonan kredit disetujui, tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya kredit bermasalah. Selain itu, pemantauan bukan hanya berusaha untuk mengukur dan mengawasi saja, akan tetapi seharusnya juga mengarah kepada analisa dan langkah tindak lanjut yang tepat untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah. Salah satu cara pemantauan yaitu dengan menghubungi para debitur setiap bulannya. Tujuanya yaitu mengingatkan debitur akan angsuran atau kewajiban meraka yang harus dipenuhi sebelum jatuh tempo dan angsuran kredit menjadi lancar. 50

Pada saat pemanataun kredit, faktor-faktor yang diperhatikan adalah perkembangan usaha dan pendapatan debitur setelah mendapat kredit dari bank, selain itu juga melihat keadaan jaminan yang menjadi agunan. Pemantauan lain juga dapat dilihat dari internal dimana dilakukan pemantauan oleh marketing bank berkaitan dengan kinerja pegawai dalam menganalisis dalam pemberian kredit, bagaimana pegawai mampu cepat mengidentifikasi adanya kesalahan yang berkaitan dengan data maupun informasi pemberian kredit, selain itu juga dilihat dari kondisi debitur dengan melakukan kunjungan secara periodik (berkala) atau mencari informasi dari lingkungan debitur apakah usahanya maju atau tidak, sehingga dapat diketahui kondisi usaha debitur dan bagaimana perkembangannya (on the spot). Untuk menambah keyakinan akan kemampuan debitur dalam usahanya akan dilakukan pengamatan yang berhubungan dengan persaingan usaha yang sejenis dengan debitur. e. Penanganan kredit bermasalah Ketatnya penyeleksian calon debitur kredit saat ini belum sepenuhnya menjamin tidak munculnya masalah yang berkaitan dengan pengembalian pinjaman atau kredit. Bank harus lebih teliti dalam menganalisa calon debiturnya dengan mencari tahu kemampuan dari usaha nasabahnya, kondisi cash flows usahannya dan juga nilai dari agunan atau jaminan yang diberikan nasabah. Juga mengenai permintaan pinjaman dari nasabah tidak selalu akan sesuai dengan yang diberikan bank, terlebih dahulu disesuaikan dengan hasil analisa kelayakan usaha dan analisa jaminan. Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh keadaaan internal BPR seperti adanya fraud pada bagian marketing dan analisa yang mengakibatkan salah analisa, dan 51

pengawasan yang kurang. Dari segi debitur contohnya produk yang dijual tidak laku, harga bahan baku meningkat terlalu tinggi, terjadi bencana/musibah. Selain itu terdapat keadaan eksternal yang bisa disebabkan oleh keadaan debitur yang usahanya menurun dan lain sebagainya. Tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu mengunjungi kembali tempat usaha yang dijalankan oleh debitur, memberikan surat peringatan kepada debitur, penyitaan barang jaminan, penjualan barang-barang jaminan untuk melunasi hutangnya, atau penjadwalan ulang dengan mengadakan perubahan syarat kredit yaitu menyangkut jadwal pembayaran beserta perubahan besarnya angsuran kredit. Klasifikasi kredit bisa dijelaskan sebagai berikut: 1) Lancar (Pass) 2) Dalam Perhatian Khusus (Special Mention) 3) Kurang Lancar (Substandard) 4) Diragukan (Doubtfull) 5) Macet (Loss) Dari klasifikasi diatas, kredit yang mulai bermasalah dikategorikan ke dalam klasifikasi no 3), 4) dan 5). Dimana pengembalian pinjaman dari debitur sudah mulai mengalami macet. Jika debitur sudah mulai menunjukkan perilaku seperti no 3), 4), dan 5) maka diperlukan tindakan untuk menyelamatkan. Tindakan-tindakan yang bisa diambil antara lain: - Penurunan suku bunga kredit - Perpanjangan jangka waktu kredit - Pengurangan tunggakan bunga kredit 52

- Pengurangan tunggakan pokok kredit - Penambahan fasilitas kredit; dan atau - Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara Tidak selamanya penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan secara damai atau secara hukum. Dalam penyelamatan kredit bermasalah, pihak bank akan memilih kreditkredit usaha yang lebih mudah diselamatkan terlebih dahulu. Bagi yang masih dapat diselamatkan dan diselesaikan, maka segera dilakukan langkah perbaikannya. Ciri-ciri terjadinya kredit bermasalah adalah mulai adanya keterlambatan pembayaran angsuran dan nominal pembayaran angsuran tidaklah lengkap. PT. Bank Perkreditan Rakyat memitigasi hal ini dengan cara memantau atau memberikan perhatian khusus kepada yang sudah menunggak sehingga dapat dilakukan penagihan rutin agar tidak masuk kredit macet. Dalam hal ini, PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya melakukan mitigasi dengan cara mendatangi secara langsung kerumah debitur. Kredit bermasalah dapat dimitigasi dengan berbagai cara, yaitu: 1) Penagihan langsung ke alamat debitur, ini dilakukan ketika debitur dalam hal ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bermasalah dalam mengembalikan pinjaman ke bank. 2) Surat tagihan atau peringatan yang akan diberikan ke nasabah sebagai pemberitahuan akan keterlambatan membayar kewajibannya. Kredit bermasalah akan berujung pada kredit macet dimana debitur sudah tidak bisa mengembalikan pinjaman atau kewajibannya. PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha 53

Raya pernah mengalami kredit macet yang disebabkan oleh menurunnya usaha debitur atau failed. PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya memitigasi atau mengurangi dan mengatasi kredit macet dengan cara melakukan kunjungan nasabah secara periodik sehingga sewaktu-waktu dapat segera diketahui apabila nasabah mendapat kesulitan dalam pembayaran angsurannya. Jika nasabah tidak mampu membayar pinjamannya PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya akan melakukan upaya penagihan dan menegeluarkan Surat Peringatan I sampai dengan III serta surat panggilan nasabah dengan tujuan debitur yang macet datan kekantor untuk memrundingkan apa dan bagaimana rencana penyelesaian. Apabila kredit macet ini sudah tak bias ditangani, maka hal yang harus dilakukan yaitu melalui jalur hukum atau melalui pelelangan agunan atau jaminan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKLN). Melalui KPKLN hanya dilakukan apabila debitur memiliki jaminan, apabila tidak memiliki jaminan maka akan dilakukan hapus buku dan diserahkan kepada bagian khusus. PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya mengukur tingkat risiko kreditnya berdasarkan konsep seleksi, monitoring dan penanganan kredit bermasalah dengan cara: 1) Selektif dalam pemilihan nasabah 2) Pengikatan jaminan secara noturiil dengan sempurna 3) Asuransi jiwa bagi debitur 4) Asuransi agunan 54

Penerapan konsep 5C+7P untuk menurunkan dampak kredit bermasalah sangat berpengaruh pada keputusan bank untuk memberikan kelayakan pinjaman kepada nasabah atau tidak. Bukti penerapan konsep ini bisa dibuktikan dengan NPL (Non Performing Loan) dari PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya yang terus menurun atau kecil. 55