PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODE PENELITIAN

Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS ULASAN FILM/DRAMA BERBASIS WEB UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA. Yulli Hariyani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Beberapan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

Penelitian dan Pengembangan R&D

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK SISWA SMK KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

PENGEMBANGAN KAMUS BERGAMBAR BERWAWASAN CINTA INDONESIA BERBASIS APLIKASI ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA PENUTUR ASING

BAB III METODE PENELITIAN. sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian dasar (basic research) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Research and Development

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB III BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa mobile

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON MULTILEVEL INTERACTIVE QUIZ FOR EXERCISING AL-QUR AN LETTER READING ON STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA Konradus Silvester Jenahut Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma silvesterjenahut@gmail.com Abstrak:Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menghasilkan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan untuk siswa kelas X SMA yang telah teruji kelayakannya, baik dari aspek isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan,serta mampu membantu siswa untuk dapat menulis teks eksposisi yang utuh dan menarik. Penelitian ini merupakan jenis penelitianreseacrhand Development (R&D),dengan mengadapatasi model pengembangan yang digagas oleh Borg &Gall. Model Borg &Gallkemudian disederhanakan menjadi empat tahapan prosedur pengembangan, yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) validasi produk, dan (4) uji coba lapangan. Berdasarkan analisis data dari hasil uji validasi produk, diperoleh persentase kelayakan bahan ajar dari ahli isi dan bahasasebesar 77%, dari ahli bahan ajar sebesar 85%, dari ahli desain pembelajaran sebesar 91%, dandari praktisi mendapatpersentase kelayakan sebesar 76%. Selanjutnya, analisis data dari hasil uji coba produk yang melibatkan 21 siswa kelas X SMA, diperoleh persentase kelayakan bahan ajar sebesar 93%. Berdasarkan hasil uji validasi dan hasil uji coba produk, dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan dikategorikan layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi. Kata-Kata Kunci: pengembangan, bahan ajar, teks eksposisi, strategi pemodelan PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diatur dalam struktur kurikulum 2013 di jenjang pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X, bahasa Indonesia dijadikan sebagai mata pelajaran wajib yang diajarkan kepada siswa (Permendikbud No.24 tahun 2016). Pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMA kelas X bertujuan untuk mengasah keterampilan berbahasa siswa agar siswa mampu menerapkan atau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berbahasa yang hendak dikuasai oleh siswa terdiri dari empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut tertuang dalam setiap kompetensi dasar yang diajarkan kepada siswa. Kompetensi dasar yang termuat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

di jenjang SMA kelas X pada kurikulum 2013, ditekankan pada pembelajaran berbasis teks. Artinya bahwa: (1) bahasa hendaknya di pandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentukbentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia, dan cara berpikir seperti itu direalisasikan melalui struktur teks (Kemendikbud, 2013). Melihat prinsip pembelajaran bahasa Indonesia seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, maka pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMA diarahkan agar siswa dapat menggunakan dan memproduksi teks, baik lisan maupun tulisan sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai sehingga siswa dapat mengonstruksi teks adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain (Tarigan, 2008:3). Untuk dapat menghasilkan atau memproduksi sebuah teks tentunya siswa dituntut untuk berlatih secara terus menerus. Salah satu kompetensi dasar yang berkaitan dengan keterampilan menulis pada jenjang SMA kelas X, yakni mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasa - lahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan. dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Teks eksposisi merupakan salah satu jenis teks yang di dalamnya memaparkan atau menjelaskan sejelasjelasnya mengenai sejumlah informasi tertentu kepada para pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian (Yunus dkk, 2014:6.5).Oleh karena itu, teks ini sangat penting untuk dipahami oleh siswa. Dalam materi menulis teks eksposisi siswa diharapkan memahami konsep teks eksposisi dengan struktur pembentuknya yang terdiri atas pembukaan (tesis), isi (argumentasi) dan penegasan ulang. Selain itu, pada materi ini siswa diharapkan juga dapat memahami unsur-unsur kebahasaan yang ada di dalam teks eksposisi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Malang, dapat diketahui bahwa siswa sering merasa kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan menjadi sebuah bentuk tulisan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor dalam diri siswa, seperti sikap malas dalam menulis ataupun faktor yang berasal dari luar, seperti kurangnya pembinaan kemampuan menulis dari orang tua maupun guru, kurangnya materi atau bahan untuk menulis, dan kurangnya latihan. Melihat fenomena permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan menulis teks eksposisi siswa SMA belum dapat dilakukan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mewujudkan proses pengembangan kemampuan menulis teks eksposisi siswa secara lebih baik. Selain dengan cara menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang bervariatif, upaya peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi siswa juga dapat dilakukan

dengan cara memanfaatkan bahan ajar sebagai sumber belajar untuk berlatih menulis terkhususnya menulis teks eksposisi. Pada umumnya, saat ini siswa kelas X dan guru di SMAN 3 Malang telah menggunakan buku teks yang didistribusikan dari pusat sebagai sumber belajar utama. Buku teks yang didistribusikan dari pusat memuat seluruh kompetensi dasar yang akan dipelajari siswa pada setiap kelas. Untuk SMA kelas X, kompetensi dasar menulis teks eksposisi juga termuat di dalamnya. Melalui buku itulah siswa memperoleh pengetahuan tentang menulis teks eksposisi selain dari penjelasan gurunya. Akan tetapi, keberadaan buku teks sering kali tidak mencukupi kebutuhan akan pengembangan menulis teks eksposisi peserta didik. Buku teks tersebut sering kali hanya menyajikan materi dasar tentang menulis teks eksposisi, dan tidak memfokuskan pada satu aspek keterampilan saja, sehingga siswa merasa bingung dan kurang mampu berlatih sendiri dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi. Bertolak dari persoalan yang sudah diuraikan sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah produk pendidikan berbentuk bahan ajar terkait keterampilan menulis teks eksposisi. Pengembangan produk bahan ajar pada dasarnya memiliki tujuan penting dalam menunjang proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Prastowo (2015:26), bahwa dengan adanya pembuatan bahan ajar, maka tentunya dapat membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, dan dapat dipastikan kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih menarik. Produk bahan ajar yang akan dikembangkan oleh peneliti, dirancang dan didesain dengan mengintegrasikan salah satu strategi pembelajaran, yaitu strategi pemodelan. Strategi pemodelan merupakan rangkaian kegiatan belajar dengan cara mendemonstrasikan atau memberi contoh mengenai cara melakukan sesuatu. Dalam hal menulis, strategi pemodelan dapat diterapkan dengan menjadikan sebuah contoh teks yang dijadikan sebagai model sehingga siswa dapat berlatih menulis teks eksposisi dengan model teks yang sudah dicontohkan. Menurut Bandura dalam Dahar (2011:28), ada empat fase belajar dari strategi pemodelan, yaitu fase perhatian (attentional phase), fase retensi (retention phase), fase reproduksi (reproduction phase), dan fase motivasi (motivational phase). Keempat fase ini secara prinsip diintegrasikan di dalam setiap komponen materi di dalam produk bahan ajar yang akan dikembangkan. Dengan mengintegrasikan empat fase tersebut, maka akan dihasilkan bahan ajar menulis teks eksposisi yang berkualitas karena dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan sebuah teks eksposisi yang utuh dan menarik. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sebagaimana yang diungkapkan Gay dkk (dalam Emzir 2016:263), bahwa jenis penelitian dan pengembangan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolahsekolah, baik itu bahan ajar, media pembelajaran, ataupun produk pendidikan lainnya.

Dalam penelitian dan pengembangan ini, produk yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan untuk siswa kelas X SMA. Produk bahan ajar ini dikembangkan dengan mengadaptasi model pengembangan yang digagas oleh Borg & Gall (dalam Setyosari, 2015: 282-283). Pemilihan model ini didasarkan atas beberapa pertimbangan peneliti; pertama, model Borg &Gall merupakan model pengembangan yang sering digunakan untuk menghasilkan produk-produk pendidikan termasuk bahan ajar untuk keperluan pembelajaran. Kedua, model ini merupakan model prosedural; artinya model ini memiliki alur berupa urutan langkah-langkah prosedural yang diikuti secara bertahap, lengkap dan jelas dari awal sampai akhir. Sebagai model prosedural, model pengembangan yang digagas dan dikembangkan oleh Borg&Gall (dalam Sukmadinata, 2016:169-170) terdiri atas sepuluh langkah pengembangan, yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), (5) merevisi hasil uji c oba (main product revision), (6) uji coba lapangan (main field testing), (7) revisi produk hasil uji lapangan (operasional product revision), (8) uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing), (9) revisi produk akhir (final product revision), dan ( 10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Kesepuluh langkah pengembangan tersebut disederhanakan kembali oleh peneliti menjadi empat tahapan pengembangan, dan kemudian dijadikan sebagai prosedur dalam pengembangan produk bahan ajar. Keempat tahapan pengembangan tersebut, di antaranya: (1) studi penda - huluan, (2) pengembangan produk, (3) validasi produk, dan (4) uji coba lapangan. Hasil pengembangan produk berupa bahan ajar kemudian diujicobakan. Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan dalam dua kategori, kategori pertama, yaitu uji coba produk dengan melibatkan para ahli dan praktisi, dan kategori yang kedua, yaitu uji coba lapangan dengan melibatkan siswa sebagai pengguna produk bahan ajar. Uji coba produk pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produkberdasarkan empat aspek kelayakan, yaitu:(1) kelayakan pada aspek isi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa, dan (4) aspek kegrafikan. Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini melibatkan ahli isi dan bahasa, ahli bahan ajar, ahli desain pembelajaran, guru sebagai praktisi, dan 21 siswa kelas X SMA Negeri 3 Malang sebagai pengguna produk bahan ajar. Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yakni data verbal berupa catatan, masukan, pendapat tertulis, dan juga hasil wawancara yang diperoleh melalui lembar instrumen penelitian. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari lembar angket yang diberikan kepada para ahli, praktisi dan siswa sebagai pengguna bahan ajar. Sesuai dengan jenis data yang ingin diperoleh, maka instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini, yaitu: (1) pedoman wawancara yang digunakan untuk mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Indonesia pada saat melakukan analisis kebutuhan guru,(2) angket analisis kebutuhan yang

digunakan untuk mengetahui minat, motivasi, dan kendala siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, (3) angket validasi bahan ajar yang dibagikan kepada para ahli dan praktisi, dan (4) angket penilaian bahan ajar yang juga dibagikan kepada siswa. Data-data yang diperoleh dari hasil uji coba produk kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. data berupa catatan, masukan, pendapat dan hasil wawancara dari para ahli, praktisi dan siswa dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan data dari hasil angket dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif disajikan dalam distribusi skor dan persentase terhadap kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Setelah penyajian dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskripsikan dan mengambil kesimpulan tentang masingmasing aspek penilaian. Produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan untuk siswa kelas XSMA Inidikatakan layak dan dapat digunakan apabila mencapaikriteria kelayakan dengan rentang skala persentase 75%-100%. HASIL PENGEMBANGAN Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi awal berkaitan dengan produk bahan ajar yang akan dikembangkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap studi pendahuluan, yaitu melakukan analisis kebutuhan siswa terkait minat, motivasi, dan kendala siswa terhadap proses pembelajaran menulis teks eksposisi, dan melakukan analisis kebutuhan guru terkait proses pengajaran materi menulis teks eksposisi dan sumber belajar yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis angket kebutuhan siswa, dapat disimpulkanbeberapa hal sebagai berikut: (1) siswa merasa pembelajaran menulis teks eksposisi menarik dan menyenangkan, (2) siswa memahamidengan baik pengertian, tujuan, struktur, ciri kebahasaan dan langkah-langkah dalam menulis teks eksposisi, (3) siswa masih merasa kesulitan dalam menentukan topik yang menarik ketika menulis teks eksposisi, (4) siswa juga masih merasa kesulitan dalam mengembangkan tesis, argumentasi dan penegasan ulang ketika menulis teks eksposisi, (5) siswa merasa sumber belajar yang digunakan sekarang ini belum membantu merekauntuk menulis teks eksposisi, dan (6) siswa setuju jika ada sumber belajar (bahan ajar) khusus menulis teks eksposisi yang dapat dijadikan sebagai panduan atau sumber belajar. Selain analisis kebutuhan siswa, analisis kebutuhan juga dilakukan dengan mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Indonesia terkait proses pengajaran materi menulis teks eksposisi, dan sumber belajar yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1) proses pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas pada dasarnya berjalan dengan baik, walaupun ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis tapi bisa dibimbing, dan juga dengan memberikan tugas atau latihan di rumah, (2) guru dan siswa kelas X SMA Negeri 3 Malang, pada dasarnya menggunakan buku paket terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan Republik Indonesia sebagai sumber belajar utama dalam pembel-ajaran menulis teks eksposisi, (3) guru dan siswa juga memanfaatkan sumber belajar lain

sebagai penunjang, seperti LKS dan buku-buku pembelajaran lainnya, (4) guru memberikan tanggap-an bahwa setuju jika ada sumber belajar atau bahan ajar lain yang lebih spesifik membahas tentang praktek menulis teks eksposisi. Di samping dapat membantu siswa untuk belajar, bahan ajar yang dikembangkan bisa memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan, dan (5) guru menegaskan bahwa jika bahan ajar yang ingin dikembangkan dengan strategi pembelajaran tertentu, sekiranya sesuai dengan kurikulum 2013, dan dapat memfasilitasi siswa untuk belajar sesuai kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang sudah diatur. Deskripsi Produk Hasil Pengembangan Deskripsi Produk pada Aspek Isi Pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan untuk siswa kelas X SMA, dikembangkan sesuai kompetensi dasar (KD) yang tertuang dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013, yaitu mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argu - men, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan. Produk bahan ajar ini dikem-bangkan sebagai salah satu alternatif sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk mempelajari materi menulis teks eksposisi. Di dalam produk bahan ajar ini, terdapat tiga unit atau bab yang perlu dipelajari oleh siswa untuk dapat menulis teks eksposisi, yaitu (1) berkenalan dengan teks eksposisi, (2) ayo menulis teks eksposisi, dan (3) menyunting dan memublikasi teks eksposisi. Pada unit pertama, materi berisikan tentang kegiatan pemodelan teks eksposisi dan pemahaman terhadap pengertian, tujuan, struktur, dan fitur bahasa teks eksposisi. Pada unit dua, materi berisikan tentang langkahlangkah dalam menulis teks eksposisi. Mulai dari menyusun tesis, argumentasi, penegasan ulang, dan pada akhirnya menyusun teks eksposisi yang utuh dan menarik. Sedangkan pada unit tiga, materi berisikan tentang langkahlangkah dalam menyunting teks eksposisi dan memublikasikan teks eksposisi di berbagai media. Di setiap awal unit, diawali dengan apersepsi. Apersepsi berfungsi untuk menarik perhatian dan membangkitkan minat siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Model-model teks yang terdapat di dalam bahan ajar semuanya bertemakan tentang pentingnya menjaga kesehatan. Terdapat tiga contoh teks yang dijadikan sebagai model yang akan dicermati oleh siswa; teks yang pertama berjudul Selamatkan Generasi Penerus Bangsa dari Bahaya Narkoba, teks yang kedua berjudul Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan, dan teks yang ketiga berjudul Dampak Negatif Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Anak. Ketiga model teks tersebut dilengkapi dengan gambar ilustrasi yang sekiranya dapat menarik perhatian siswa untuk membaca teks tersebut. Bahan ajar juga dilengkapi dengan dua fitur tambahan. Pertama, fitur Tahukah kalian? yang terdapat pada setiap awal unit atau bab. Fitur tersebut berfungsi untuk menambah pengetahuan siswa terhadap topik yang dibahas dalam bahan ajar. Kedua, fitur tambahan berupa ungkapan atau motivasi. Ungkapan atau motivasi tersebut berkaitan dengan topik pada setiap model teks yang dibaca oleh siswa.

Deskripsi Produk pada Aspek Penyajian Produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan dibagi atas tiga bagian penyajian, yaitu bagian pembuka, bagian inti dan bagian penutup. Pada bagian pembuka, terdiri atas halaman sampul sepan, halaman francis, kata pengantar, dan daftar isi. Pada bagian inti, memuat materi tentang pemahaman terhadap teks eksposisi, praktik menulis teks eksposisi, menyunting, dan memublikasikan teks eksposisi. Sedangkan pada bagian penutup, terdiri atas glosarium, daftar pustaka, biodata penulis, dan halaman sampul belakang. Pada bagian inti bahan ajar terdiri atas tiga unit pembelajaran. Judul pada unit satu, yaitu berkenalan dengan teks eksposisi. pada unit ini, kegiatan pembelajaran diawali dengan menyajikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh siswa. Kemudian disajikan apersepsi dan fitur tahukah kalian? sebagai pemicu perhatian (atensi dan retensi) dan minat siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, disajikan tiga sub materi yang akan dipelajari oleh siswa, yaitu: (1) mengamati model teks eksposisi, (2) memahami struktur dan fitur bahasa teks eksposisi, dan (3) menemukan struktur dan fitur bahasa teks eksposisi. Sub materi 1 dan 2 merupakan implementasi dari fase atensi dan retensi pada strategi pemodelan. Selanjutnya, di akhir sub materi terdapat tugas dan latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Pada pembelajaran unit dua, berjudul ayo menulis teks eksposisi. Secara keseluruhan, pembelajaran pada unit dua merupakan implementasi dari fase reproduksi pada strategi pemodelan. Kegiatan awal pada unit ini sama dengan pembelajaran unit satu, yaitu menyajikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, apersepsi, dan fitur tahukah kalian?. Selanjutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran, disajikan dua sub materi yang akan dipelajari oleh siswa, yaitu: (1) menyusun tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. dan (2) menulis teks eksposisi yang utuh dan menarik. Di setiap akhir sub materi terdapat tugas dan latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Pada pembelajaran unit tiga, berjudul menyunting dan memublikasikan teks eksposisi. Kegiatan awal pada unit ini, hampir sama dengan pembelajaran unit satu dan unit dua. Perbedaannya terletak pada fitur tahukah kalian? yang sengaja tidak dicantumkan. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada unit tiga berfokus pada kegiatan penyuntingan dan publikasi teks eksposisi. Pada unit ini, disajikan dua sub materi yang akan dipelajari oleh siswa, yaitu: (1) memahami langkah-langkah dalam menyunting teks eksposisi, dan (2) memublikasikan teks eksposisi di berbagai media. Penambahan sub materi memublikasikan teks eksposisi merupakan implementasi dari fase motivasi pada strategi pemodelan. Selanjutnya, di setiap akhir sub materi juga terdapat tugas dan latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Deskripsi Produk pada Aspek Bahasa Bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan untuk siswa kelas X SMA dikembangkan dengan kriteria kebahasaan, yaitu (1) kalimatnya sederhana, singkat, dan mudah dipahami, dan (2) tidak menggunakan kata-kata yang mengandung SARA, jorok dan kasar. Kalimat sederhana yang dimaksud adalah kalimat pendek tetapi jelas dan

sesuai dengan perkembangan pembaca yakni siswa SMA sederajat. Bahan ajar ini menggunakan ragam bahasa formal komunikatif, baik dalam pemaparan teori, penjelasan instruksi, penyajian contoh, latihan, dan tugas. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar ini juga mencerminkan komunikasi langsung dengan siswa. siswa dalam bahan ajar ini diposisikan sebagai orang pertama dan kedua, yakni menggunakan sapaan kita, kamu dan kalian. Hal ini dilakukan agar tampak keakraban ketika siswa membaca bahan ajar tersebut. Deskripsi Produk pada Aspek Kegrafikan Produk bahan ajar yang dikembangkan dicetak pada kertas berukuran B5 (17.6cm x 25cm). Ukuran ini disesuaikan dengan standar ISO ukuran buku teks. Selain itu, pemilihan ukuran B5 juga dikarenakan ukurannya yang relatif kecil, sehingga dari segi kepraktisannya mudah dibawa oleh siswa. Pada aspek tampilan, desain sampul luar dan isi bahan ajar diarahkan pada keharmonisan, keselarasan, dan ketepatan unsur letak, komposisi warna, dan huruf. Bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan memiliki desain sampul luar yang harmonis dan menarik. Peneliti memilih warna hijau muda sebagai warna dasar dalam mendesain sampul luar bahan ajar, dan menggunakan jenis huruf Boogaloo untuk menulis judul bahan ajar. Selain itu, desain isi bahan ajar memiliki tingkat keseimbangan yang baik dengan paduan warna yang harmonis dan menarik. Penulis menggunakan beberapa ornamen dan variasi warna pada setiap judul unit dan sub materi sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa ketika membaca bahan ajar. Jenis huruf yang digunakan dalam penulisan judul unit, sub materi, dan isi materi bahan ajar menggunakan beberapa variasi jenis huruf. Pada bagianjudul unit, penulis menggunakan jenis huruf arial dengan ukuran 14 poin, sedangkan pada bagian sub materi dan isi materi, penulis menggunakan jenis huruf mryad pro dengan ukuran 12 poin. Analisis Data Hasil Uji Validasi Produk hasil pengembangan berupa bahan ajar, kemudian divalidasi dengan melibatkan ahli isi dan bahasa, ahli bahan ajar, ahli desain pembelajaran, dan guru sebagai praktisi. Hasil validasi produk kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kelayakan produk, baik pada aspek isi, aspek bahasa, aspek penyajian, maupun pada aspek kegrafikan. Analisis Data Hasil Uji Validasi Produk oleh Ahli Isi dan Bahasa Ahli isi dan bahasa (selanjutnya disebut A1) memberikan memberikan penilaian terhadap tiga aspek kelayakan produk, yaitu: kelayakan pada aspek isi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. Pada aspek kelayakan isi, A1 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakansebesar 70%. Selanjutnya, pada aspek kelayakan penyajian, A1 memberikan penilaian dengan dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 89%. Sedangkan pada aspek kelayakan bahasa, A1 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakansebesar 78%. Dari ketiga aspek yang telah dinilai oleh A1, diperoleh persentase kelayakan produk secara keseluruhan sebesar 77%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi

pemodelan menurut A1 layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Analisis Data Hasil Uji Validasi Produk oleh Bahan Ajar Ahli bahan ajar (selanjutnya disebut A2) memberikan memberikan penilaian terhadap tiga aspek kelayakan produk, yaitu: kelayakan pada aspek isi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. Pada aspek kelayakan isi, A2 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 84%. Selanjutnya, pada aspek kelayakan penyajian, A2 memberikan penilaian dengan dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 96%. Sedangkan pada aspek kelayakan bahasa, A2 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 78%. Dari ketiga aspek yang telah dinilai oleh A2, diperoleh persentase kelayakan produk secara keseluruhan sebesar 85%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan menurut A2 sangat layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Analisis Data Hasil Uji Validasi Produk oleh Ahli Desain Pembelajaran Ahli desain pembelajaran (selanjutnya disebut A3) memberikan penilaian terhadap aspek kegrafikan produk bahan ajar yang meliputi kelayakan kegrafikan pada sampul buku dan kelayakan kegrafikan pada isi buku. Pada aspek kelayakan kegrafikan sampul buku, A3 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 88%, dan pada aspek kelayakan kegrafikan isi buku, A3 memberikan penilaian dengan dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 94%. Dari kedua aspek kegrafikan yang telah dinilai oleh A2, diperoleh persentase kelayakan produk secara keseluruhan sebesar 91%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan menurut A3sangat layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Analisis Data Hasil Uji Validasi Produk oleh Praktisi Guru sebagai praktisi (selanjutnya disebut A4) memberikan memberikan penilaian terhadap empataspek kelayakan produk, yaitu: kelayakan pada aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan Pada aspek kelayakan isi, A4memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 73%. Pada aspek kelayakan penyajian, A4 memberikan penilaian dengan dengan perolehan persentase kelayakansebesar 92%. Selanjutnya, pada aspek kelayakan bahasa, A4 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 66%.Sedangkan pada aspek kelayakan kegrafikan, A4 memberikan penilaian dengan perolehan persentase kelayakan sebesar 79%. Dari keempat aspek yang telah dinilai oleh A4, diperoleh persentase kelayakan produk secara keseluruhan sebesar 76%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan menurut A4 layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Analisis Data Hasil Uji Coba Lapangan Produk Bahan ajar yang telah divalidasi oleh para ahli dan praktisi, kemudian diujicobakan secara terbatas dengan melibatkan 21 siswa kelas X

SMA Negeri 3 Malang. Uji coba terbatas ini dilakukan untuk meminta tanggapan dan penilaian siswa terhadap produk bahan ajar. Penilaian yang dilakukan siswa mencakup empat aspek penilaian, yaitu aspek isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan Pada aspek isi bahan ajar, siswa memberikan penilaian dengan total persentase kelayakan sebesar 91%. Pada aspek penyajian, siswa memberikan penilaian dengan total persentase kelayakan sebesar 91%. Selanjutnya, pada aspek bahasa bahan ajar, siswa memberikan penilaian dengan total persentase kelayakan sebesar 92%. Sedangkan pada aspek kegrafikan, siswa memberikan penilaian dengan total persentase kelayakan sebesar 96%. Dari empat aspek yang dinilai oleh siswa, diperoleh persentase kelayakan produk secara keseluruhan sebesar 93%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan menurut siswa sangat layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. KAJIAN PRODUK DAN SARAN Kajian Produk Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan. Produk Bahan ajar ini dikembangkan sebagai salah satu alternatif sumber belajar bagi siswa untuk membantu mereka dalam menulis teks eksposisi yang memiliki kelengkapan struktur dan fitur bahasa. Setiap komponen materi pada bahan ajar ini diintegrasikan dengan strategi pemodelan, sehingga siswa dapat terbantu untuk berlatih menulis dengan mengamati model-model teks yang ada. Bahan ajar yang telah dikembangkantelah memenuhi kriteria kelayakan, baik kelayakan pada aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan. Hasil Analisis data validasi produk oleh para ahli dan praktisi menunjukkan bahwa bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis strategi pemodelan dapat digunakan dalam proses pembelajaran, terkhususnya pada pembelajaran menulis teks eksposisi. Selain itu, produk bahan ajar juga diujicobakan secara terbatas dengan melibatkan siswa sebagai pengguna bahan ajar. Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa produk bahan ajar menurut siswa sangat layak untuk digunakan. Saran Pemanfaatan Produk bahan ajar yang sudah dikembangkan pada dasarnya dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Bagi guru, bahan ajar ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi dalam pengajaran materi menulis teks eksposisi. Sedangkan bagi siswa, bahan ajar ini dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar terkhususnya pada materi menulis teks eksposisi. Bahan ajar ini memiliki struktur penyajian yang runtut dan tersistematis. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, siswa diharapkan mempelajari setiap sajian materi yang ada pada bahan ajar ini. DAFTAR RUJUKAN Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Prastowo, A. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenadamedia Group. Sukmadinata, N. S. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tarigan, H G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Yunus, M, dan dkk. 2014. Keterampilan Menulis. Tanggerang: Universitas Terbuka.

Halaman 12