PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya Propinsi Jawa Timur. Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran internsulair Kawasan Timur Indonesia. Terminal Nilam Timur Multipurpose merupakan terminal yang di peruntukkan kegiatan bongkar muat barang khususnya petikemas. Kegiatan bongkar muat petikemas di terminal Nilam Timur adalah kegiatan bongkar muat petikemas dimana salah satu terminal dengan tingkat operasional yang tinggi dibandingkan dengan terminal-terminal yang lain yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kegiatan operasional yang tinggi di Terminal Nilam Timur Multipurpose mengakibatkan banyaknya risiko yang terjadi berkaitan dengan kegiatan labuh dan sandar kapal, bongkar muat petikemas, kegiatan perpindahan petikemas dari dan ke kapal, perpindahan petikemas dari dan ke truk pengangkut, perpindahan petikemas di lapangan penumpukan dan proses bongkar muat petikemas yang lainnya. Oleh karena itu untuk mengantisipasi peningkatan arus barang khususnya petikemas dan untuk menghindari risiko yang terjadi baik itu kecelakaan kerja, biaya yang ditimbulkan dan waktu kegiatan di Terminal Nilam Timur Multipurpose maka perlu diadakan suatu kegiatan penelitian. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dlam penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kegiatan operasional bongkar muat petikemas dan menilai besarnya risiko yang terjadi serta bagaimana usaha yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut? Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi risiko yang terjadi dari seluruh kegiatan operasional bongkar muat petikemas. 2. Menilai risiko-risiko yang terjadi pada kegiatan bongkar muat petikemas. 3. Menentukan respon penanganan terhadap risiko yang tertinggi. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi manajemen untuk menentukan risiko yang terjadi pada kegiatan operasional bongkar muat petikemas serta respon penanganannya. Batasan Penelitian Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu meluas, serta memberikan arah yang jelas, sehingga dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka diberikan suatu batasan-batasan dalam ruang lingkup penelitian ini.
Batasan-batasan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya. 2. Responden yang diambil adalah pegawai Pelabuhan Cabang Tanjung Perak Surabaya setingkat Supervisor keatas. 3. Penentuan variabel risiko yang digunakan adalah berdasarkan hasil focus group. 4. Kriteria yang digunakan telah divalidasi oleh para Pakar dan Decision Maker. Asumsi 1. Para responden mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menentukan risiko, memberikan penilaian terhadap setiap variabel dalam penentuan kriteria. 2. Para decision maker mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menentukan nilai/tingkat kepentingan dan ketergantungan kriteria yang ada sehingga tidak perlu diragukan lagi kekonsistensian jawaban dari decision maker. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian lengkap disusun berdasarkan flow chart (Gambar 3.1) tentang langkah-langkah untuk menganalisa data yang diperlukan dalam rangka menyusun penelitian. Studi Literatur Identifikasi Resiko sebagai Variabel Penelitian Survey Pendahuluan Untuk mendapatkan variabel-variabel risiko yang relevan (Kuesioner Pendahuluan )
Penyebaran Kuesioner untuk mendapatkan nilai risiko terhadap peluang dan akibat (Kuesioner Utama) Data Penilaian Responden Peluang dan Akibat terhadap K3 Data Penilaian Responden Peluang dan Akibat terhadap Biaya Data Penilaian Responden Peluang dan Akibat terhadap Waktu Indeks Risiko K3 (P x I) Indeks Risiko Biaya (P x I) Indeks Risiko Waktu (P x I) Penentuan Bobot Kriteria antara Indeks K3, Biaya, dan Waktu Dengan Menggunakan Pairwise Comparison (Kuesioner Utama Satu) Indeks Risiko Total Tertinggi Penentuan Respon Risiko terhadap Indeks 5 (lima) Risiko Total Tertinggi (Kuesioner Utama Dua) Kesimpulan dan Saran Gambar 1.1 Diagram Alir Proses Penelitian HASIL DAN DISKUSI Pengumpulan Data Proses pengumpulan data yang dilakukan meliputi wawancara, focus group disscusion, dan kuesioner. Kuesioner yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali yaitu kuesioner survey pendahuluan dimana untuk memperoleh variabel risiko yang relevan dan untuk mengetahui secara deskriptif kategori risiko yang terjadi; kuesioner kedua adalah kuesioner survey utama yang bertujuan melakukan penilaian risiko terhadap peluang dan akibat, sehingga dapat diketahui besarnya tingkat risiko; kuesioner ketiga adalah kuesioner utama satu yang bertujuan untuk memperoleh bobot variabel K3, biaya dan waktu; yang tarakhir adalah kuesioner survey utama dua, dimana kuesioner ini bertujuan mendapatkan suatu bentuk respon terhadap risiko tertinggi dari kegiatan tersebut.
Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan sekaligus nilai dan penjelasannya. a. Kegiatan yang terjadi pada operasional bongkar muat petikemas adalah ketika kapal berada di Karang Jamuang atau 1 mil sebelum Bouy 5 pada alur pelayaran terdapat risiko kapal kemungkinan tabrakan/senggolan dengan kapal lain, kapal kandas, menabrak perahu nelayan yang ada di alur pelayaran, petugas pandu terjatuh; ketika kapal berada disepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede terdapat risiko kapal kandas, kapal kemungkinan tabrakan/senggolan dengan kapal lain; kapal berada di Rede terdapat risiko kapal kemungkinan tabrakan/senggolan dengan kapal lain, kapal larat; kapal tunda melayani penundaan terdapat risiko tali kapal tunda putus; kapal berada di dermaga terdapat risiko kapal menabrak dermaga, petugas pandu terjatuh, haluan kapal menabrak CC; TKBM bekerja diatas kapal terdapat risiko terpeleset, kejatuhan benda; loading/unloading container di dermaga terdapat risiko TKBM terjatuh dari ketinggian, tertimpa dan terkena petikemas, komponen kapal ditabrak spreader; pencemaran udara, CC roboh, CC tertabrak HT; pengoperasian CC terdapat risiko ergonomic, loading/unloading container; pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran; pengisian air ke kapal terdapat risiko penggunaan energi air berlebihan; perawatan & perbaikan terdapat risiko jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, limbah oli bekas; pencucian CC terdapat risiko terpeleset, tersandung dari ketinggian; loading/unloading container pada saat di lap.penumpukan terdapat risiko TKM tertabrak RTG, tertimpa petikemas, tertabrak stacker/forklift/side loader; pengoperasian RTG terdapat risiko ergonomic, RTG roboh, loading/unloading container, RTG tertabrak HT; pencucian RTG terdapat risiko terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian; pengoperasian stacker/forklift/side loader terdapat risiko ergonomic, loading/unloading container, tertbrak HT; pengoperasian HT terdapat risiko operator HT sakit, truk loading/lossing, haulage, tabrakan antar HT; gate in/out terdapat risiko tertabrak HT. b. Setelah didapatkan nilai rata-rata peluang dan variabel dari masing-masing K3, biaya dan waktu maka diperoleh indeks risiko dari dampak dengan metode Probability Impact Analysis dimana Indeks Risiko = Probabilitas (P) x Dampak (I). Dari hasil analisa didapatkan nilai rata-rata peluang dan dampak dari masingmasing variabel risiko K3, biaya dan waktu yaitu didapatkan 5 risiko tertinggi untuk penilaian K3 diantaranya kapal kemungkinan akan tabrakan/senggolan dengan kapal lain ketika kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan kapal berada di Rede yaitu dengan nilai indeks risiko 9,360 dan 9,620; kegiatan TKBM bekerja diatas kapal terdapat risiko terpeleset, tersandung, kejatuhan benda dengan nilai indeks risiko 10,800; kegiatan perawatan dan perbaikan terdapat risiko jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat dengan nilai indeks risiko 8,880; kegiatan loading/unloading container pada saat di lap. Penumpukan terdapat risiko TKBM tertabrak stacker/forklift/side loader dengan nilai indeks risiko 8,580; untuk penilaian biaya diantaranya kegiatan kapal kemungkinan akan tabrakan/senggolan dengan kapal lain ketika kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan kapal berada di Rede yaitu dengan nilai indeks risiko 9,880 dan 9,620; kapal berada di dermaga/sandar terdapat risiko kapal menabrak dermaga dengan nilai indeks risiko 8,360; kegiatan loading/unloading container pada saat di
dermaga terdapat risiko CC roboh dengan nilai indeks risiko 7,920; kegiatan pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan nilai indeks risiko 8,610; untuk penilaian waktu diantaranya kegiatan kapal kemungkinan akan tabrakan/senggolan dengan kapal lain ketika kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan kapal berada di Rede yaitu dengan nilai indeks risiko 10,400 dan 9,880; kegiatan TKBM bekerja diatas kapal terdapat risiko terpeleset, tersandung, kejatuhan benda dengan nilai indeks risiko 7,830; kegiatan loading/unloading container pada saat di dermaga terdapat risiko CC roboh dengan nilai indeks risiko 8,100; kegiatan pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan nilai indeks risiko 7,980. Penentuan Bobot Kriteria Setelah data dari kuesioner diperoleh selanjutnya penilaian perbandingan berpasangan diolah dengan menggunakan metode Pairwise Comparison, sehingga didapatkan bobot dari masing-masing variabel K3, biaya dan waktu adalah secara berurutan yaitu 42,857%, 42,857%, 14,286%. Kemudian masing-masing variabel tersebut dikalikan dengan bobot, dimana Indeks = Probabilitas (P) x Dampak (I) x Bobot untuk mendapatkan indeks risiko dari masingmasing variabel risiko tersebut. Setelah didapatkan nilai indeks risiko kemudian dilakukan penjumlahan dari masing-masing variabel K3, biaya dan waktu untuk mendapatkan nilai indeks risiko total dari setiap kategori risiko pada kegiatan tersebut. 5 (lima) nilai indeks risiko total tertinggi Hasil penjumlahan dari masing-masing variabel risiko K3, biaya dan waktu maka didapatkan 5 nilai indeks risiko total tertinggi yaitu risiko kapal tabrakan/senggolan dengan kapal lain ketika kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan kapal berada di Rede dengan nilai 9,731 dan 9,657; TKBM bekerja diatas kapal terdapat risiko terpeleset, tersandung, kejatuhan benda dengan nilai 9,103; pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan nilai 7,980; loading/unloading container pada saat di dermaga terdapat risiko CC Roboh dengan nilai 7,714. Penanganan/Respon Risiko Dari 5 nilai indeks risiko tertinggi didapatkan penanganan/respon risiko yaitu untuk masing-masing indeks risiko diantaranya mengalihkan/transfer risiko pada pihak ketiga yaitu pada pihak asuransi, dimana asuransi yang dikenakan bukan pada perusahaan tetapi kepada pihak ship owner untuk kegiatan kapal tabrakan/senggolan dengan kapal lain ketika kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan kapal berada di Rede; untuk kegiatan TKBM bekerja diatas kapal dengan risiko terpeleset, tersandung, kejatuhan benda, respon risiko adalah menghindari risiko dengan cara pemberian pelatihan/training tentang K3 khususnya kegiatan operasional bongkar muat petikemas di pelabuhan dan penempatan gambar-gambar atau rambu-rambu peringatan tentang bahaya kerja; kegiatan pengisian bahan bakar dengan risiko kebakaran, respon risiko yang terjadi adalah menghindari risiko dengan cara pemberian safety briefing kepada TKBM ketika akan melakukan pekerjaan atau waktu pergantian shift kerja; kegiatan loading/unloading container pada saat di dermaga terdapat risiko CC roboh dengan respon
risiko yang dihasilkan adalah dengan mentransfer risiko/mengalihkan risiko pada pihak ketiga atau asuransi. Pengendalian Risiko/Tindakan Mitigasi Untuk kegiatan kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede terdapat risiko kapal tabrakan/senggolan dengan kapal lain pengendalian risiko diantaranya komunikasi antar kapal, menggunakan semua alat navigasi yang ada, menggunakan lampu sorot (pada malam hari) untuk menghindari perahu-parahu nelayan yang masuk di alur pelayaran, memperhatikan bouys pada siang hari, memperhatian posisi pipa KODECO dari bouy 13 s/d 15, nahkoda yang akan keluar dan masuk kolam pelabuhan, dalam pengoperasian kapalnya harus mengikuti komando dan arahan dari petugas pandu; kegiatan kapal berada di Rede terdapat risiko kapal tabrakan/senggolan dengan kapal lain pengendalian risiko diantaranya memperhatikan arus/angin karena banyaknya kapal yang berlabuh/tambat di Rede, memperhatikan radio panggil di stasiun pandu Gapura Surya, memperhatikan wilayah perairan yang terdapat kerangka/bangkai kapal, memperhatikan posisi tambat yang sesuai dengan Draught kapal, memperhatikan jarak berlabuh diantara kapal lain, memperhatikan kabel bawah laut, memperhatikan posisi jangkar kapal yang lain; TKBM bekerja di atas kapal terdapat risiko terpeleset, tersandung, kejatuhan benda dengan pengendalian risiko diantaranya TKBM diharuskan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) antara lain Safety Shoes, Helm Pengaman, Rompi Skotlet, pelatihan handling petikemas secara berkala, safety briefing dilakukan setiap hari sebelum melakukan pekerjaan, pemberian rambu-rambu peringatan di deck kapal; kegiatan pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan pengendalian risiko diantaranya penyediaan alat pemadam kebakaran yang memadai (jenis, jumlah pemadam menyesuaikan dengan kondisi lapangan), setiap pengisian BBM harus dilakukan dengan aman sesuai prosedur pengisian bahan bakar, melakukan pelatihan pemadam secara rutin, memasang tanda larangan merokok; kegiatan loading/unloading container pada saat di dermaga terdapat risiko CC roboh dengan pengendalian risiko diantaranya memasang alat pengukur kecepatan angin/anemometer pada CC sebagai penanda/indikator kecepatan angin, apabila kecepatan angin melebihi batas toleransi yang ditentukan maka CC akan shutdown. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian analisis kegiatan operasional bongkar muat petikemas di Dermaga Multipurpose Nilam Timur Pelabuhan Cabang Tanjung Perak Surabaya adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisa data diperoleh beberapa kegiatan diantaranya kapal berada di Karang Jamuang atau 1 mil sebelum Bouy 5 pada alur pelayaran, kapal berada disepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan, kapal berada di Rede/Kolam Pelabuhan, kapal tunda melayani penundaan kapal, kapal berada di dermaga/sandar, pekerja/tkbm bekerja diatas kapal, Loading and Unloading Containers pada saat di dermaga, pengoperasian CC, Loading and Unloading pada saat di CY/Lap. Penumpukan, pengoperasian RTG, pencucian RTG, pengoperasian stacker/side loader/forklift, pengoperasian HT, gate in/out.
2. Hasil akhir penelitian didapatkan 5 risiko dengan nilai indeks risiko total tertinggi adalah risiko kapal berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan kapal berada di Rede dengan nilai risiko 9,731 dan 9,657, TKBM bekerja diatas kapal berisiko terpeleset,tersandung, kejatuhan benda di deck kapal dengan nilai risiko 9,103, pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan nilai risiko 7,980, dan loading and unloading containers pada saat di dermaga terdapat risiko CC roboh dengan nilai risiko 7,714. 3. Penanganan untuk risiko tinggi dengan perlakuan/tindakan atas risiko adalah perlu rencana penurunan (Mitigasi) risiko (Action Plan) menghindari risiko (Risk Avoid) dan/atau melakukan transfer risiko dan untuk moderate maka perlakuannya adalah perlu rencana penurunan risiko dan monitoring pelaksanaan oleh pemilik risiko. Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk kelanjutan dan pengembangan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dilakukan atas dasar pengamatan dan survey atas kegiatan operasional bongkar muat petikemas di Dermaga Multipurpose Nilam Timur dan mayoritas responden dari internal perusahaan. Kondisi tersebut bisa dikembangkan untuk penelitian pada beberapa perusahaan di daerah lain di Indonesia pada umumnya dan Surabaya pada khususnya dengan responden independen yang berkompeten di bidang masing-masing, sehingga hasil penelitian dapat terwakili lebih luas. 2. Bahwa 5 risiko tertinggi tersebut dapat dikurangi dengan cara memberikan tandatanda larangan, pemberian safety briefing kepada para TKBM, pembuatan perjanjian yang mengikat kepada pengguna fasilitas pelabuhan untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku. 3. Upaya mengurangi kerugian adalah dengan menghindari risiko tersebut dan mengalihkan kepada pihak ketiga yaitu keikutsertaan asuransi dan juga penerapan ISO (International Standard Organization) 9001 tentang mutu, dengan demkian diharapkan menghasilkan proses pelayanan yang baik dan kepuasan dari pelanggan. 4. DAFTAR PUSTAKA Heldman, K. (2005), Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbor Light Press, Alameda. Kerzner, H. (2006), Project Management A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling, 9 th Edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey. Kevin W. Knight, (2008), An Introduction to The Australian & New Zealand Risk Management Standard AS/NZS 4360:1999. PMI Committee (2004), A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), 3 rd Edition, American National Standard, Pennsylvania USA. Santoso., et al. (2003), Assessment of Risks in High Rise Bulding Construction in Jakarta, Engineering, Construction, and Architecural Management, Vol. 10, No. 1, hal. 43 55. Shen, L Y. (1997), Project Risk Management in Hong Kong, International Journal of Project Management, Vol. 15, No. 2, hal 101 105.
Saaty, T.L. (1993), Pengambilan keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam situasi yang kompleks, PT. Pustaka Binaan Pressindo.